Anda di halaman 1dari 43

SEMINAR HASIL

P E N G A R U H S E N A M O TA K T E R H A D A P F U N G S I K O G N I T I F
PA D A L A N J U T U S I A D I PA N T I S O S I A L
TRESNA WERDHA MINAULA KENDARI

M U H A M A D F A K L U N B A D R U N
K1A1 14 026
Pembimbing 1 : dr. Junuda RAF, Sp.KJ, M.Kes
Pembimbing 2 : dr. I Putu Sudayasa, M.Kes
Penguji 1 : Dr. dr. I Made Christian B., M. Repro, Sp. B (K) Onk
Penguji 2 : dr. Asmarani Dian Pratiwi, M.PH
Penguji 3 : dr. H. Jamaluddin, Sp.Jp., M.Kes
BAB 1


Latar Belakang
Rumusan Masalah
• Tujuan
• Manfaat
BAB 1
PENDAHULUAN

Gangguan fungsi kognitif merupakan penyebab terbesar


terjadinya ketidakmampuan dalam melakukan aktifitas
normal sehari-hari, dan juga merupakan alasan tersering
yang menyebabkan terjadinya ketergantungan terhadap
orang lain untuk merawat diri sendiri
3
Jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia
diperkirakan akan mencapai 36 juta jiwa.
2045

Jumlah penduduk lanjut usia 20,24 juta orang


atau 8,03% dari seluruh penduduk Indonesia.
2014

Terdapat 18,1 juta lansia atau


7,6% dari total penduduk.
2010 DI INDONESIA
Penyakit yang khas terdapat pada usia lanjut akan
meningkat. Salah satu masalah kesehatan yang akan
banyak dihadapi adalah gangguan kognitif .
4
D ATA G A N G G U A N K O G N I T I F

L ATA R DUNIA

BELAKANG Terdapat 47 juta orang


yang mengalami
INDONESIA gangguan kognitif.

Gangguan kognitif dengan


Alzheimer di Indonesia satu
juta orang. PSTW MINAULA KENDARI
Gangguan kognitif di PSTW
Minaula Kendari berjumlah 49
orang.
5
1. Bagaimana distribusi perubahan
fungsi kognitif lansia sebelum dan
sesudah diberikan senam otak di Panti
Sosial Tresna Werdha Minaula
RUMUSAN Kendari.
MASALAH 2. Bagaimana pengaruh senam otak
terhadap fungsi kognitif pada lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha Minaula
Kendari

6
UMUM KHUSUS (1) KHUSUS (2)
Mengetahui pengaruh Mengetahui distribusi Menganalisis pengaruh
senam otak terhadap perubahan gangguan senam otak terhadap
gangguan fungsi kognitif fungsi kognitif pada lanjut gangguan fungsi kognitif
pada lansia di Panti Sosial usia di Panti Sosial Tresna pada lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Minaula Werdha Minaula Kendari Tresna Werdha Minaula
Kendari. Kendari.

T U J U A N...
TEORITIS

APLIKATIF

METODOLOGIK

MANFAAT
BAB 2
• Kajian Umum Lansia
• Kajian Umum Gangguan Kognitif
• Kajian Umum Senam Otak
LANJUT USIA
DEFENISI

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998


(tentang Kesejahteraan Lanjut Usia), Lanjut Usia (lansia)
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas
10
S E N A M O TA K
DEFENISI

Senam otak merupakan kumpulan gerakan-gerakan sederhana dan


bertujuan untuk menghubungkan/menyatukan pikiran dan tubuh.

11
MEKANISME SENAM OTAK

DIMENSI
LATERALIS
Menstimulus otak kiri dan
kanan.
DIMENSI
PEMUSATAN
mengaitkan fungsi dari bagian DIMENSI
atas dan bawah otak, bagian PEMFOKUSAN
tengah sistem limbis (mid brain) Bagian belakang (occipital)
yang berhubungan dengan dan depan otak (frontal lobe).
informasi emosional serta otak
besar (cerebrum) untuk berpikir
yang abstrak.
12
GERAKAN SENAM OTAK

Cross crawl (gerak diagonal) Double doodle (menggambar


Alphabet 8s (abjad 8) dua tangan) Lazy 8 (8 malas)

Belly breathing Neck rolls (putar kepala) The rocker (pompa bokong)
(pernapasan perut)
The elephant (gajah)

13
LANJUTAN...

Cross crawl sit-up (gerak Energizer (kepala kobra) Arm activation (mengaktifkan
diagonal telentang) The owl (burung hantu) tangan)

The footflex (melenturkan sendi Calf pump (pompa betis) The gravity glider (bandul The grounder (kuda-kuda)
kaki) gravitasi)

14
LANJUTAN...

Brain buttons (tombol otak) Earth buttons (tombol bumi) Space buttons (tombol ruang) The thinking cap (pijat kuping)

Balance button (tombol The energy yawn (pijat otot Cook’s hook up (duduk angkat Positive points (titik positif)
keseimbangan) menguap) kaki jari bersentuhan)

15
FUNGSI KOGNITIF
DEFENISI

Konsep kognitif (dari bahasa Latin cognosere, untuk mengetahui atau


untuk mengenali) merujuk kepada kemampuan untuk memproses
informasi, menerapkan ilmu, dan mengubah kecenderungan.
16
ASPEK GANGGUAN KOGNITIF

FUNGSI KALKULASI
ORIENTASI BAHASA ATENSI MEMORI KONSTRUKSI & NALAR

Orientasi dinilai Kelancaran, Atensi merujuk pada Memori verbal Kemampuan Mengacu pada
dengan pengacuan Pemahaman, kemampuan dan memori seseorang untuk kemampuan untuk
pada personal, Pengulangan, seseorang untuk visual. membangun menghitung angka,
tempat dan waktu. Naming. merespon stimulus dengan sempurna. dan Kemampuan
spesifik dengan seseorang untuk
mengabaikan stimulus membedakan baik
yang lain diluar buruknya suatu hal,
lingkungannya. serta berpikir
abstrak.

17
SKRINING
GANGGUAN
KOGNITIF Alat skrining yang paling banyak
digunakan untuk mendokumentasikan
perubahan mental dalam status mental
adalah Mini-Mental State Examination
(MMSE).
KERANGKA
TEORI
KERANGKA
KONSEP
1. Terdapat perubahan
fungsi kognitif lansia
sebelum dan setelah
dilakukan senam otak.
HIPOTESIS 2. Terdapat pengaruh
senam otak terhadap
PENELITIAN perubahan fungsi
kognitif pada lansia di
Panti Sosial Tresna
Werdha Minaula
Kendari.
BAB 3
RANCANGAN PENELITIAN
Jenis penelitian quasi-experimental,
Desain one-group pretest-posttest design.

WAKTU & LOKASI PENELITIAN


Dilaksanakan selama bulan September sampai
Desember 2017 dengan tempat penelitian yaitu
DESAIN, Panti Sosial Tresna Werdha Kendari

WA K T U , POPULASI
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh

LOKASI lansia di Panti Sosial Tresna Werdha


Kendari yang berjumlah 95 orang.

POPULASI,
SAMPEL
SAMPEL, Sampel dalam penelitian ini ditentukan
dengan menggunakan total sampling.

23
INKLUSI & EKSLUSI
K R I T E R I A
INKLUSI EKSKLUSI

1. Penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Kendari. 1. Lansia yang tidak berada di PSTW Minaula Kendari
2. Bersedia menjadi sampel dan kooperatif 2. Lansia yang memiliki penyakit kronis dan cacat
muskuloskletal
3. Manula aktif dan mandiri usia 60-80 tahun
3. Tidak melakukan senam otak sebanyak 24 gerakan dan
4. Dapat mendengar, melihat dan berkomunikasi secara
sesuai waktu yang telah ditentukan
verbal
4. Mengalami gangguan fungsi kognitif berat menurut
5. Mengalami gangguan fungsi kognitif ringan dan sedang
interpretasi MMSE
menurut MMSE
5. Pengkonsumsi alkohol dan perokok aktif
24
T E K N I K P E N G U M P U L A N D ATA

DATA SEKUNDER INSTRUMEN DAN ALAT


Data yang dikumpulkan oleh Instrumen dan alat yang
instansi atau bada terkait yang digunakan pada penelitian ini
berhubungan dengan penelitian adalah Mini Mental State
Examination (MMSE) dan
instruktur senam otak.

DATA PRIMER
Diperoleh dari hasil pemeriksaan
secara langsung kepada lanjut usia SUMBER DATA
di Panti Sosial Tresna Werdha
Kendari dengan menggunakan
kuesioner Mini Mental State
Examination (MMSE).
25
S E N A M O TA K & G A N G G U A N K O G N I T I F

S E N A M O TA K GANGGUAN KOGNITIF

DEFENISI OPERASIONAL DEFENISI OPERASIONAL


Kemampuan seseorang yang terdiri
Kumpulan gerakan-gerakan
dari aspek orientasi, bahasa, atensi,
sederhana yang bertujuan untuk
DEFENISI memori, fungsi konstruksi, kalkulasi
menghubungkan/ menyatukan
OPERASIONAL dan penalaran yang di ukur dengan
pikiran dan tubuh yang dilakukan
menggunakan Mini Mental State
selama 2 minggu.
& Examination (MMSE)
KRITERIA
KRITERIA OBJEKTIF KRITERIA OBJEKTIF
Berhasil : Melakukan 24 gerakkan
OBJEKTIF
Skor 27 - 30: fungsi kognitif normal
sesuai panduan
Skor 21 - 26: gangguan kognitif ringan
Tidak berhasil : Tidak melakukan
Skor 11 - 20: gangguan kognitif sedang
gerakkan sesuai panduan.
Skor 0 -10 : gangguan kognitif berat

Skala pengukuran : interval


26
ALUR
PENELITIAN
T E K N I K A N A L I S I S D ATA

UNIVARIAT BIVARIAT
Normalitas : Kolmogorov smirnov test
Normal : Uji T berpasangan
Tidak normal : Wilcoxon
28
ETIKA PENELITIAN
1 2 3

Informed
Anonimity Confidentiality
consent

LEMBAR
PERSETUJUAN TA N PA N A M A KERAHASIAAN
Persetujuan antara peneliti Tidak memberikan atau Menjamin kerahasiaan dari hasil
dengan partisipan, dengan mencantumkan nama responden penelitian baik informasi maupun
memberikan lembar persetujuan pada lembar alat ukur dan hanya masalah lainnya, semua partisipan
(informed consent). menuliskan kode pada lembar yang telah dikumpulkan dijamin
pengumpulan data atau hasil kerahasiaannya oleh peneliti
penelitian yang disajikan.

29
BAB 4
PSTW MINAULA
KENDARI
LETAK GEOGRAFIS

SUMBER DAYA MANUSIA

SARANA

PEMBIAYAAN

Data Sekunder 31
Karakteristik Persentase
Jumlah (n)
Responden (%)

Jenis kelamin

ANALISIS Laki-laki
Perempuan
17
13
56,7
43,3

UNIVARIAT Usia
60-70 tahun 16 53,3
71-80 tahun 14 46,7
Total 30 100
Pretest Posttest
Fungsi
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Kognitif
(n) (%) (n) (%)

Normal 0 0 11 36,7
Ringan 19 63,3 14 46,7
Sedang 11 36,7 5 16,7

ANALISIS Total 30 100 30 100

UNIVARIAT Perubahan Fungsi


Kognitif
Pretest-posttest
Jumlah Persentase
(n) (%)
63,4
Ringan ke normal 14 46,7
%
Ringan ke ringan 6 20,0
Sedang ke ringan 5 16,7
36,7
Sedang ke sedang 5 16,7
%
Total 30 100
Persentase
Jumlah (n) P value
(%)
Pretest-
30 100 0.000
Posttest

Guslinda
ANALISIS dkk (2013)

BIVARIAT Setiawan
dkk (2014)

Aminuddin
(2015)
Lokasi penelitian yang terletak lumayan jauh dari kota,
sehingga pelaksanaan senam otak sering tidak tepat waktu.

Beberapa responden tidak kooperatif sehingga


harus di keluarkan sampel dari penelitian.

Pada saat pemberian terapi senam otak, banyak


lansia yang bukan merupakan sampel penelitan
ikut bergabung dalam senam otak.

KETERBATASAN PENELITIAN
35
BAB 5
SARAN
1. Agenda rutin senam otak
2. Rujukan penelitain lanjutan

SIMPULAN
1. Lansia yang mengalami perubahan fungsi
setelah dilakukan senam otak sebanyak 63,4%
dan yang tidak mengalami perubahan fungsi
kognitif sebanyak 36,7 %.
2. Senam otak berpengaruh terhadap fungsi
kognitif lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Minaula Kendari
LAMPIRAN
LEMBAR PENJELASAN

38
INFORMED
CONSENT

39
KRITERIA
SUBJEK

40
KUESIONER
MMSE

41
Wawancara Pretest
DOKUMENTASI

Senam Otak Konsumsi Wawancara Posttest

42
THANK YOU!
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai