Anda di halaman 1dari 18

KANKER

SERVIKS
Nama Anggota Kelompok 3 :

1. Nabhan Muna 1711B0050


2. Nindi Nia Mayasari 1711B0054
3. Risca Argadhi Putri 1711B0064
4. Sely Febriandani. I 1711B0067
5. Norci Hayati Banamtuan 1811B0059
6. Sesi F. W Smanaob 1811B0091
7. George Imanuel Bolu 1811B0098
Definisi

Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma


serviks uterus merupakan kanker pembunuh wanita
nomor dua di dunia setelah kanker payudara.
Klasifikasi

 Stage 0 : Casrsinoma insitu = Ca intraepithelial = Ca


preinvasif.
 Stage 1 : Ca terbatas pada cerviks.
 Stage 1 a : Disertai invasi daro stoma (preclinical-Ca)
yang hanya diketahui secara histology.
 Stage 1 b : Semua kasus-kasus lainnya dari stage 1.
 Stage 2 : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum
sampai ke panggul, telah mengenai dinding vagina tapi
tidak melebihi 2/3 bagian proximal.
 Stage 3 : Sudah sampai dinding panggung dan sepertiga
bagian bawah vagina.
 Stage 4 : Sudah mengenai organ-organ yang lain.
Gejala Klinis

1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar dari vagina
ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
2. Perdarahan setelah sanggama (post coital bleeding) yang kemudian berlanjut
menjadi perdarahan yang abnormal.
3. Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.
4. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau
dan dapat bercampur dengan darah.
5. Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.
6. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang
panggul. Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah, kemungkinan terjadi
hidronefrosis. Selain itu, bisa juga timbul nyeri di tempat-tempat lainnya.
7. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema
kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah
(rectum), terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal, atau timbul
gejala-gejala akibat metastasis jauh.
Faktor yang Mempengaruhi

 Faktor penyebab :
HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak.
Sebagai tambahan perokok sigaret telah ditemukan sebagai
penyebab juga.
 Faktor resiko :
1. Pola hubungan seksual
2. Paritas
3. Merokok
4. Kontrasepsi oral
5. Defisiensi gizi
6. Sosial ekonomi
7. Pasangan seksual
Epidemiologi

 Distribusi menurut umur :


Menurut Snyder (1976), NIS umumnya ditemukan pada
usia muda setelah hubungan seks pertama terjadi. Selang
waktu antara hubungan seks pertama dengan ditemukan
NIS adalah 2-33 tahun. Sedangkan menurut Cuppleson LW
dan Brown B (1975) menyebutkan bahwa NIS akan
berkembang sesuai dengan pertambahan usia, sehingga NIS
pada usia lebih dari 50 tahun sudah sedikit dan kanker
infiltratif meningkat 2 kali.
 Distribusi menurut tempat :
Frekwensi kanker rahim terbanyak dijumpai pada negara-
negara berkembang seperti Indonesia, India, Bangladesh,
Thailand, Vietnam dan Filipina.
Patologi

Tumor dapat tumbuh :


1. Eksofitik. Mulai dari SCJ kearah lumen vagina
sebagai massa proliferatif yang mengalami infeksi
sekunder dan nekrosis.
2. Endofitik. Mulai dari SCJ tumbuh kedalam stroma
serviks dan cenderung infitratif membentuk ulkus.
3. Ulseratif. Mulai dari SCJ dan cenderung merusak
struktur jaringan pelvis dengan melibatkan
fornices vagina untuk menjadi ulkus yang luas.
Penyebaran

Pada umumnya secara limfogen melalui pembuluh


getah bening menuju 3 arah : a) ke arah fornices
dan dinding vagina, b) ke arah korpus uterus, dan
c) ke arah parametrium dan dalam tingkatan yang
lanjut menginfiltrasi septum rektovaginal dan
kandung kemih. Melalui pembuluh getah bening
dalam parametrium kanan dan kiri sel tumor dapat
menyebar ke kelenjar iliak luar dan kelenjar iliak
dalam (hipogastrika).
Diagnosis

1. Keputihan merupakan gejala yang paling sering


ditemukan, berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis
jaringan.
2. Pendarahan kontak merupakan 75-80% gejala
karsinoma serviks. Perdarahan timbul akibat
terbukanya pembuluh darah, yang makin lama makin
sering terjadi diluar senggama.
3. Rasa nyeri, terjadi akibat infiltrasi sel tumor ke
serabut saraf.
4. Gejala lainnya adalah gejala-gejala yang timbul
akibat metastase jauh.
Tiga komponen utama yang saling mendukung
dalam menegakkan diagnosa kanker serviks

1. Sitologi : tes pap sangat bermanfaat untuk mendeteksi lesi


secara dini.
2. Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan
kolposkop, yaitu suatu alat seperti mikroskop bertenaga
rendah dengan sumber cahaya di dalamnya.
3. Biopsi dilakukan di daerah abnormal di bagian yang telah
dilakukan kolposkopi.
Pengobatan

1. Pembedahan
Pada karsinoma ini situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling
luar), seluruh kanker seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau
bedah ataupun melalui LEEP.
2. Terapi penyinaran
Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif
yang masih terbatas pada daerah panggul. Ada 2 macam radioterapi,
yaitu : ( Radiasi eksternal & Radiasi internal ).
3. Kemoterapi
Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk
menjalani kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk
membunuh sel-sel kanker.
4. Terapi biologis
Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem
kekebalan tubuh dalam melawan penyakit.
Pencegahan dan Penanganan

Pengendalian kinder serviks dengan pencegahan dapat dibagi


menjadi tiga bagian, yaitu pencegahan primer, pencegahan
sekunder, dan pencegahan tersier Strategi kesehatan masyarakat
dalam mencegah kematian karena kanker serviks antara lain adalah
dengan pencegahan primer dan pencegaan sekunder.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan kegiatan uang dapat dilakukan
oleh setiap orang untuk menghindari diri dari faktor-faktor yang
dapat menyebabkan timbulnya kanker serviks.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder kanker serviks dilakukan dengan deteksi
dini dan skrining kanker serviks yang bertujuan untuk
menemukan kasus-kasus kanker serviks secara dibni sehingga
kemungkinan penyembuhan dapat ditingkatkan.
Contoh kasus dan askep pada
pasien dengan kanker serviks
Ny. C 47 tahun, sudah menikah 3x. Datang ke RS dengan keluhan nyeri perut
bawah, nyeri bertambah pada saat berkemih. Ny. C mengatakan sering merasakan
nyeri punggung dan keluar lendir berbau dari vagina. Sesudah koitus terjadi
perdarahan. 2 tahun yang lalu Ny. C pernah melakukan pemeriksaan pap smear
dengan hasil lesi intra epitel skuamosa tingkat sedang. Hasil pengkajian Ny. C
menarche usia 15 tahun, lama menstruasi 5-7 hari dengan siklus 28 hari teratur. Ny.
C menggunakan KB suntik 3 bulanan. Ny. C sering muntah bila saat makan, nyeri
perut tanpa disertai mual. Tidur sangat kurang karena nyeri perut dirasakan sangat
mengganggu.
Hasil pemeriksaan fisik :
Tingkat kesadaran : compos mentis
TB : 160 cm, BB : 40 kg
TTV :
TD : 130/90 mmmHg, N : 120x/menit, RR : 20x/menit, S : 36,5oC
Jantung, paru, penglihatan, penciuman, perabaan, dalam batas normal. Saat BAK
kadang bercampur dengan darah dan terlihat seperti bunga kol di vagina serta
berbau busuk.
A. Analisa Data
No. Tanggal Data Etiologi Masalah
/jam
1. DS : Agen cedera Nyeri akut
1. Klien datang dengan keluhan nyeri perut bawah. biologis
2. Klien mengatakan nyeri bertambah saat berkemih. (kanker)
3. Klien mengatakan sering merasakan nyeri punggung
DO :
TD : 130/90 mmHg
Nyeri datang tanpa disertai mual
2. DS : Obstruksi Hambatan
1. Klien datang dengan keluhan nyeri perut bawah. anatomik eliminasi
2. Klien mengatakan nyeri bertambah saat berkemih. urin
3. Klien mengatakan keluar lendir berbau dari vagina.
DO :
Saat BAK kadang bercampur darah
Terlihat seperti bunga kol di vagina serta berbau busuk
3. DS : Faktor Ketidakseim
1. Klien mengatakan sering muntah bila saat makan. biologis bangan
2. Nyeri perut tanpa disertai mual. nutrisi :
DO : kurang dari
TB : 160 cm kebutuhan
BB : 40 kg tubuh
B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera


biologis (kanker).
2. Hambatan eliminasi urin berhubungan dengan
obstruksi anatomik.
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
biologis.
C. Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV.
berhubungan keperawatan selama 3x24 2. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
dengan agen jam diharapkan : termasuk lokasi, kerakteristik, durasi, frekuensi,
cedera biologis 1. Nyeri perut berkurang. kualitas, dan faktor presipitasi.
(kanker). 2. Nyeri punggung 3. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri,
berkurang. seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan.
4. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
2. Hambatan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV.
eliminasi urin keperawatan selama 3x24 2. Tentukan jumlah dan jenis intake/asupan cairan serta
berhubungan jam diharapkan : kebiasaan eliminasi.
dengan obstruksi 1. Nyeri saat berkemih 3. Monitor berat badan.
anatomik. berkurang. 4. Monitor asupan dan pengeluaran.
2. Darah dalam urine 5. Konsultasikan ke dokter jika pengeluaran urine
tidak ada. kurang dari 0,5 ml/kg/jam atau asupan cairan orang
dewasa kurang dari 2000 dalam 24 jam.
3. Ketidakseimbanga Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV.
n nutrisi : kurang keperawatan selama 3x24 2. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
dari kebutuhan jam diharapkan : 3. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
tubuh 1. Tidak muntah saat 4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
berhubungan makan. jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan.
dengan faktor 2. Nutrisi terpenuhi. 5. Berikan makanan terpilih (sudah dikonsultasikan
biologis. dengan ahli gizi).
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai