Anda di halaman 1dari 30

PERENCANAAN PELAT DUA ARAH

(METODE PORTAL EKIVALEN)


1

TUJUAN UTAMA:
MAHASISWA MAMPU MERENCANAKAN PELAT LANTAI
DGN METODE PORTAL EKIVALEN
(EQUIVALENT FRAME METHOD) SESUAI SNI 2847

Perenc. Pelat 2 Arah


Asumsi (1)
2

☺ Struktur hrs dianggap terdiri dari rangka-rangka ekivalen


pd garis-garis kolom yg diambil dlm arah longitudinal &
transversal bangunan
☺ Masing-masing rangka terdiri dari sebaris kolom atau
tumpuan & lajur pelat-balok, dibatasi dalam arah lateral
oleh garis tengah panel pada masing-masing sisi dari sumbu
kolom atau tumpuan (Gambar.2.5)
☺ Kolom atau tumpuan dianggap dihubungkan pada lajur
pelat-balok oleh komponen puntir yg arahnya transversal
terhadap arah bentang yg ditinjau momennya dan
memanjang hingga grs tengah panel-panel pada masing-
masing sisi kolom

Perenc. Pelat 2 Arah


Asumsi (2)
3
☺ Rangka yg berdekatan & sejajar thd suatu tepi dibatasi oleh
tepi tsb dan grs tengah panel yg berada di dekatnya
☺ Setiap rangka ekuivalen dpt dianalisis sbg suatu kesatuan;
sbg alternatif, untuk perhitungan akibat beban gravitasi,
masing2 lantai dan atap dpt dianalisis secara terpisah dgn
menganggap bhw ujung2 jauh dari kolom adalah terjepit
☺ Bila pelat-balok di-analisis secara terpisah, dalam
menentukan momen pd suatu tumpuan, dpt dianggap bhw
tumpuan jauh pada dua bentang berikutnya adalah terjepit
selama pelat-balok adalah menerus melewati tumpuan jepit
tersebut

Nilai-nilai momen yg diperoleh, kemudian di-distribusikan


ke lajur kolom, lajur tengah dan balok dengan pen-
distribusian sebagaimana ”Metoda Disain Langsung “
Perenc. Pelat 2 Arah
Gambar 2.5
4

Perenc. Pelat 2 Arah


Gambar 2.5 (lanjutan)
5

Perenc. Pelat 2 Arah


Kolom Ekuivalen
6

☺Kolom dianggap menyatu dengan balok-pelat transversal


terhadap bentangan yang ditinjau melalui aksi torsi.
Balok pelat yang mengalami torsi ini membentang dari
garis sumbu-garis sumbu panel yang membatasi masing-
masing sisi dari balok pelat yang ditinjau, seperti
diperlihatkan pada Gambar 2.6
☺Aksi torsi dari balok-pelat transversal akan mengurangi
kekakuan lentur efektif dari kolom aktual. Efek ini
diperhitungkan dalam analisis dalam bentuk Kolom
Ekuivalen yang mempunyai kekakuan lentur lebih kecil
dari kolom aktualnya

Perenc. Pelat 2 Arah


Gambar 2.6 (a) Transfer Momen pelat -
kolom
7

(a) Transfer momen antara


pelat dan kolom
Perenc. Pelat 2 Arah
Gambar 2.6 (b) Kolom Ekivalen
8

(b) Kolom Ekuivalen


Perenc. Pelat 2 Arah
Kekakuan Lentur Kek
9

Besarnya nilai kekakuan lentur kolom ekuivalen dapat


ditentukan sbb :

1 1 1
  (1)
Kek  Kk Kt

dimana :
Kek = kekakuan lentur kolom ekuivale
SKk = jumlah kekakuan lentur kolom aktual dari
kolom atas dan bawah pelat.
Kt = kekakuan puntir dari penahan puntir (torsion
arm)

Perenc. Pelat 2 Arah


Kekakuan Torsi Kt
10

Nilai kekakuan torsi Kt dapat ditentukan sebagai berikut :


9E C
bp
K 
t   c 
3 (2)
L2  1  2 L 
 2

dimana :
Ebp = Modulus elastisitas balok pelat
c2 = ukuran kolom, kepala kolom dalam arah
L2 = lebar dari balok-pelat yang ditinjau
C = konstanta penampang untuk menentukan
kekakuan puntir

Perenc. Pelat 2 Arah


Konstanta C utk puntir
11

Konstanta penampang untuk menentukan kekakuan


puntir C dapat dihitung dengan rumus (3):

 x  x 3 .y
C    1  0,63



y  3
(3)

x : dimensi keseluruhan yang lebih pendek daribagian


persegi suatu penampang, (mm)
y : dimensi keseluruhan yang lebih panjang dari bagian
persegi suatu penampang, (mm)

Perenc. Pelat 2 Arah


Modifikasi Kt
12

Jika terdapat balok sepanjang garis kolom, nilai Kt pada


pers (1) harus dikalikan dengan faktor Ibp/Ip, sebagai
berikut :
1 1 1
 
K K I  (4)
bp
ek k Kt  Ip

 
 

dimana Ibp : momen inersia balok pelat


Ip : momen inersia pelat dari balok-
pelat yang ditinjau

Perenc. Pelat 2 Arah


Definisi x dan y
13

Nilai x dan y pada persamaan (3) dapat dilihat skematis pada


gambar berikut:

Perenc. Pelat 2 Arah


Momen terfaktor Negatif dan Positif
14

Kekakuan kolom ekuivalen (Kek), kekakuan balok pelat (Kbp)


kemudian digunakan untuk menentukan faktor distribusi
(Analisa struktur dengan Metode Cross) dari setiap elemen
struktur untuk mendapatkan momen-momen terfaktor
(momen negatif, momen positif dan momen ujung kolom)
pada masing-masing ujung batang
Distribusi Momen Terfaktor
Distribusi momen-momen terfaktor yang diperoleh dari hasil
analisis struktur kemudian di-distribusikan ke masing-masing
lajur kolom dan lajur tengah seperti pada Metoda Disain
Langsung

Perenc. Pelat 2 Arah


Transfer Beban Lantai ke Kolom
15

 Beban maksimum yang bekerja pada pelat dua arah, harus


mampu dipikul oleh kekuatan dari pertemuan pelat dan
kolom. Meskipun pelat yang ada mampu memikul beban
lentur yang disebabkan oleh momen akibat beban luar,
kemungkinan besar pelat tersebut tidak mampu memikul
gaya geser yang bekerja.
 Transfer beban dari lantai ke kolom terjadi pada bagian
daerah sekeliling kolom (perimeter of the column). Jika
pelat cukup tipis, luas daerah tersebut kecil dan tegangan
yang bekerja pada daerah tersebut cukup besar

Perenc. Pelat 2 Arah


Transfer Beban Lantai ke Kolom
16

 Pada kondisi tertentu, momen juga harus ditransfer dari


pelat lantai ke kolom. Momen yang ditransfer ini juga
akan menyebabkan gaya geser dan dijumlahkan dengan
gaya geser yang ditimbulkan oleh beban vertikal.
Tegangan-tegangan ini menjadi sangat besar pada kolom
luar (exterior column), dimana momen yang bekerja
hanya pada satu sisi.

Perenc. Pelat 2 Arah


Pelat dengan Balok-balok
17
Kapasitas geser balok, yang digunakan sepanjang garis kolom untuk
memperkuat pelat dua arah, mesti cukup kuat untuk memindahkan beban
pelat lantai tributary (segitiga atau trapesium) ke kolom, seperti
diperlihatkan pada Gambar 2.7

Gambar 2.7
Luas tributary yang
dipikul oleh balok
pada pelat dua
arah

Perenc. Pelat 2 Arah


Asumsi Transfer beban
18

Berikut ini asumsi yang dianut untuk transfer beban


dari balok ke kolom:
☺Jika kekakuan balok a1L2/L1 ≥ 1, maka balok di-
asumsikan menyalurkan semua beban lantai ke
kolom.
☺Jika tidak ada balok, dimana a1 = 0, maka semua
beban kolom di-salurkan ke kolom melalui pelat
lantai.
☺Jika 0<a1L2/L1< 1, maka distribusi dari beban
antara balok dan pelat lantai digunakan
interpolasi linier
Perenc. Pelat 2 Arah
Pelat Tanpa Balok
19

Beban vertikal dari pelat lantai akan diteruskan


dalam bentuk tegangan geser ke kolom. Beban pada
pelat lantai akan menyebabkan keruntuhan apabila
gaya geser yang bekerja pada daerah sekeliling
kolom melebihi kekuatan geser dari beton, dan juga
akan menyebabkan terjadi keretakan karena momen
yang timbul di tumpuan (kolom)
Gambar 2.8. memperlihatkan skematik transfer
beban pelat lantai ke kolom.

Perenc. Pelat 2 Arah


Gambar 2.8. Transfer beban ke kolom
20

(a). keruntuhan geser-pons


(b). tegangan geser pada bidang
vertikal dan tegangan tarik
diagonal
Perenc. Pelat 2 Arah
Penampang kritis utk Geser PONS
21

Gambar disamping
memperlihatkan
sejumlah penampang
kritis geser pons dari
beberapa bentuk
penampang kolom.

Gambar 2.9 Penampang kritis beberapa tampang kolom


Perenc. Pelat 2 Arah
Geser pons tampang Kolom segi empat
22

memperlihatkan penampang kritis dan tegangan geser yang


terjadi pada keruntuhan geser-pons untuk penampang segi-
empat

(a). tampak atas (b) tegangan geser pada penampang kritis

Gambar 2.10. Penampang kritis pada keruntuhan geser-pons


Perenc. Pelat 2 Arah
Kuat Geser Pons
23

Besarnya kapasitas geser beton pada keruntuhan geser-pons,


ditentukan dari nilai terkecil dari persamaan :

 2 
Vc  1 
 f c' b 0 d (5)

 βc 

α d
s
 f c' b0 d (6)
Vc    2
 b  12
 0 

1
Vc  f c' b0 d (7)
3
Perenc. Pelat 2 Arah
Kuat Geser Pons (lanjut)
24

dimana :
d =tinggi efektif pelat lantai
b0 = keliling dari penampang kritis
bc = rasio dari sisi panjang terhadap sisi pendek dari kolom
Untuk bc < 2, untuk kolom dalam
as : 40 untuk kolom dalam, 30 untuk kolom pinggir dan
20 untuk kolom sudut, dimana kata-kata dalam,
pinggir dan sudut berhubungan dengan sisi dari
penampang kritis

Perenc. Pelat 2 Arah


Buka-an pada pelat
25

1. Bukaan dengan segala ukuran dapat diizinkan pada sistem


pelat bila dapat ditunjukkan dengan analisis bahwa kuat
rencana pelat ≥ kuat perlu, dan bahwa semua persyaratan
layan, termasuk besar lendutan harus dipenuhi.
2. Sebagai alternatif, dapat diizinkan adanya bukaan pada
pelat tanpa balok dengan beberapa ketentuan tambahan
3. Bila bukaan pada pelat terletak pada jarak kurang dari
10 kali tebal pelat diukur dari daerah beban terpusat
atau reaksi, atau jika bukaan dalam pelat datar terletak
dalam lajur kolom, maka penampang pelat kritis untuk
geser yang harus disesuaikan seperti Gambar 2.11

Perenc. Pelat 2 Arah


Ketentuan tambahan:
26

Ketentuan tambahan untuk point (2) diatas adalah:


a) Bukaan dengan segala ukuran dapat diizinkan pada daerah pertemuan
antara dua lajur tengah selama jumlah total tulangan yang diperlukan
pelat tanpa bukaan harus tetap dipertahankan di sisi bukaan.
b) Pada daerah pertemuan antara dua lajur kolom, diizinkan adanya
bukaan dengan ukuran tidak lebih dari seperdelapan lebar lajur kolom
pada masing-masing arah; jumlah total tulangan yang diperlukan pelat
tanpa bukaan harus tetap dipertahankan di sisi bukaan
c) Pada daerah pertemuan antara lajur kolom dan lajur tengah, diizinkan
adanya bukaan dengan ukuran tidak lebih dari seperempat lebar lajur
pada masing-masing arah; jumlah total tulangan yang diperlukan pelat
tanpa bukaan harus tetap dipertahankan di sisi bukaan.
d) Persyaratan geser pada harus tetap dipenuhi

Perenc. Pelat 2 Arah


Gambar 2.11. Pengaruh bukaan dan tepi
bebas
27

Perenc. Pelat 2 Arah


Perkuatan dengan Shearhead
28

Pada konstruksi flat-slab, transfer beban lantai ke kolom


ditentukan oleh tegangan geser karena luas kontak yang
terbatas dari penampang kolom dengan pelatnya. Luas
kontak yang kecil disebabkan oleh pelat yang tipis dan
dimensi kolom minimum, akan menyebabkan tegangan geser
yang bekerja sangat besar dengan pola keruntuhan geser-
pons.
Untuk mengatasi hal ini, dilakukan dengan memperbesar
keliling dari penampang kritis yang menahan geser, yaitu
dengan memasang perkuatan shearheads (Gambar 2.12).
Shearheads merupakan perkuatan khusus untuk
meningkatkan besarnya beban vertikal yang mampu
disalurkan dari pelat ke kolom.
Perenc. Pelat 2 Arah
Bentuk & Fungsi Shear-head
29

Shearheads merupakan elemen seperti tanda tambah,


yang dibuat dari batang baja profil seperti balok C atau I
yang kaku, dan diletakkan diatas penampang kolom.
Shearheads ini digunakan untuk memperbesar luas efektif
penampang geser, dimana gaya geser disalurkan ke kolom
dengan pelat lantai disekelilingnya.

Perenc. Pelat 2 Arah


Gambar 2.12 Shear-head
30

Gambar 2.11. Perkuatan dengan shearhead


(a). tampak, (b). potongan

Perenc. Pelat 2 Arah

Anda mungkin juga menyukai