Anda di halaman 1dari 25

• Omphalokel Adalah herniasis usus

yang persisten kedalam bagian ekstra


embrional tali pusat yang secara
normal dijumpai pada usia gestasi
antara minggu ke enam dan minggu ke
empat belas. Kadang-kadang usus
tidak kembali sempurna ke dalam
rongga abdomen, usus yang tetap di
luar rongga abdomen akan tampak
jelas pada saat lahir.
• Menurut Rosa M. Scharin (2004), etiologi dari Omphalokel
belum diketahui secara pasti, namun Beberapa teori telah
dipostulatkan, seperti:
1. Kegagalan kembalinya usus ke dalam abdomen dalam 10 -
12 minggu yaitu kegagalan lipatan mesodermal bagian
lateral untuk berpindah ke bagian tengah dan menetapnya
the body stalk selama gestasi 12 minggu.
2. Faktor resiko tinggi yang berhubungan dengan omphalokel
adalah resiko tinggi kehamilan seperti :
a. Infeksi dan penyakit pada ibu
b. Penggunaan obat-obatan berbahaya, merokok,
c. Kelainan genetik
d. Defesiensi asam folat
e. Hipoksia
f. Salisil dapat menyebabkan defek pada dinding abdomen.
g. Asupan gizi yang tak seimbang
h. Unsur polutan logam berat dan radioaktif yang masuk ke
dalam tubuh ibu hamil.
• Omfalokel disebabkan oleh kegagalan untuk dapat kembali ke
rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu
sehingga menyebabkan timbulnya omfalokel. Kelainan ini
dapat terlihat dengan adanya prostrusi dari kantong yang
serisi usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen
pada umbilicus (umbilicus terlihat menonjol keluar). Angka
kematian tinggi bila omfalokel besar karena kantong dapat
pecah dan terjadi infeksi. Pada 25-40% bayi yang menderita
omfalokel, kelainan ini disertai oleh kelainan bawaan lainnya,
seperti kelainan kromosom, hernia diafragmatika dan kelainan
jantung. (Ngastiyah 1997).
a. Omphalocel kecil hanya usus yang keluar atau menonjol,
b. Omphalocel besar : usus, hati atau limpa yang mungkin bisa
keluar dari tubuh yang sehat. Omphalocel memperlihatkan
sedikit pembesaran pada dasar tali pusat atau kantong
membrane yang menonjol pada umbilicus.
1. Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah
terjadi pada permukaan yang telanjang.
2. Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balans
cairan dan nutrisi yang adekuat misalnya dengan nutrisi
parenteral.
3. Dapat terjadi sepsis terutama jika nutrisi kurang dan
pemasangan ventilator yang lama.
4. Nekrosis
1. Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan Maternal Serum Alfa Fetoprotein(MSAFP).
2. Pemeriksaan Radiologi
Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan
genetik dengan memperlihatkan marker structural dari kelainan
kariotipik. Echocardiography fetus membantu mengidentifikasi
kelainan jantung.
1. Diagnosis omphalokel
Diagnosis omphalokel meliputi pemeriksaan fisik secara lengkap
dan perlu suatu rontgen dada serta ekokardiogram. Pada saat
lahir, omfalokel diketahui sebagai defek dinding abdomen pada
dasar cincin umbilikus. Defek tersebut lebih dari 4 cm (bila defek
kurang dari 4 cm secara umum dikenal sebagai hernia umbilikalis)
dan dibungkus oleh suatu kantong membran atau amnion.
2. Diagnosis Prenatal
Diagnosis prenatal terhadap omphalokel sering ditegakkan
dengan bantuan USG. Defek dinding abdomen janin biasanya
dapat dideteksi pada saat minggu ke 13 kehamilan, dimana
pada saat tersebut secara normal seharusnya usus telah masuk
seluruhnya kedalam kavum abdomen janin. Pada pemeriksaan
USG Omphalokel tampak sebagai suatu gambaran garis–garis
halus dengan gambaran kantong atau selaput yang ekhogenik
pada daerah tali pusat (umbilical cord) berkembang
3. Diagnosis Postnatal

Gambaran klinis bayi baru lahir dengan omphalokel ialah terdapatnya


defek sentral dinding abdomen pada daerah tali pusat. Defek bervarasi
ukurannya, dengan diameter mulai 4 cm sampai dengan 12 cm,
mengandung herniasi organ–organ abdomen baik solid maupaun
berongga dan masih dilapisi oleh selaput atau kantong serta tampak tali
pusat berinsersi pada puncak kantong. Kantong atau selaput tersusun
atas 2 lapisan yaitu lapisan luar berupa selaput amnion dan lapisan
dalam berupa peritoneum. Diantara lapisan tersebut terdapat lapisan
Warton’s jelly.
Penatalaksanaan Omphalokel
1. Penatalaksanaan Prenatal
Omphalokel pada masa prenatal maka sebaiknya dilakukan
informed consent pada orang tua tentang keadaan janin,
resiko tehadap ibu, dan prognosis. Keputusan akhir dibutuhkan
guna perencanaan dan penatalaksanaan berikutnya berupa
melanjutkan kehamilan atau mengakhiri kehamilan. Bila
melanjutkan kehamilan sebaiknya dilakukan observasi melaui
pemeriksaan USG berkala juga ditentukan tempat dan cara
melahirkan. Ascraft (1993) menyatakan bahwa beberapa ahli
menganjurkan pengakhiran kehamilan jika terdiagnosa
omphalokel yang besar atau janin memiliki kelainan
konggenital multipel.
2. Penatalaksanan Postnatal
Penatalaksannan postnatal meliputi penatalaksanaan
segera setelah lahir (immediate postnatal), kelanjutan
penatalakasanaan awal apakah berupa operasi atau
nonoperasi (konservatif) dan penatalaksanaan
postoperasi.
3. Penatalaksanaan Nonnoperasi (Konservatif)
Penatalaksanaan omphalocele secara konservatif dilakukan pada kasus
omphalocele besar . Beberapa obat yang biasa digunakan untuk merangsang
epitelisasi adalah 0,25 % merbromin (mercurochrome), 0,25% silver nitrat,
silver sulvadiazine dan povidone iodine (betadine). Obat tersebut berupa krim
dan dioleskan pada permukaan selaput atau kantong dengan elastik dressing
yang sekaligus secara perlahan dapat menekan dan menguragi isi kantong.
Tindakan nonoperatif lain dapat berupa penekanan secara eksternal pada
kantong. Beberapa material yang biasa digunakan ialah Ace wraps, Velcro
binder, dan poliamid mesh yang dilekatkan pada kulit.
4. Penatalaksanaan Dengan Operasi
Operasi dilakukan setelah tercapai resusitasi dan
status hemodinamik stabil. Operasi dapat dilakukan
dengan 2 metode yaitu primary closure (penutupan
secara primer atau langsung) dan staged closure
(penutupan secara bertahap).
1. Pengkajian
a. Fokus Pengkajian menurut Dongoes, M.F (1999):
• Mengkaji Kondisi Abdomen
• Kaji area sekitar dinding abdomen yang terbuka
• Kaji letak defek, umumnya berada di sebelah kanan umbilicus
• Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi/iritasi
• Nyeri abdomen, mungkin terlokalisasi atau menyebar,
akut/ironis sering disebabkan oleh inflamasi, obstruksi
• Distensi abdomen, kontur menonjol dari abdomen yang mungkin
disebabkan oleh pelambatan penyosongan lambung, akumulasi
gas/feses, inflamasi/obstruksi.
b. Mengukur Temperatur Tubuh
1) Demam, manifestasi umum dari penyakit pada anak-anak
dengan gangguan GI, biasanya berhubungan dengan
dehidrasi, infeksi atau inflamasi.
2) Lakukan pengukuran suhu secara kontinu tiap dua jam

c. Kaji Distress Pernafasan


1) Lakukan pengkajian fisik pada dada dan paru, terhadap
2) Frekuensi : Cepat (takipneu), normal atau lambat
3) Kedalaman : normal, dangkal (Hipopnea), terlalu dalam
(hipernea)
4) Kemudahan : sulit (dispneu), othopnea
5) Irama : variasi dalam frekuensi dan kedalaman pernafasan
6) Observasi adanya tanda-tanda infeksi, batuk, seputum dan
nyeri dada
7) Kaji adanya suara nafas tambahan (mengi/wheezing)
8) Perhatikan bila pasien tampak pucat/sianosis
1. Perawatan Pre Operatif
1) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penekanan rongga
abdomen
2) Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan immaturitas
3) Resiko infeksi berhubungan dengan isi abdomen yang keluar

2. Perawatan Post Operatif


1) Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera biologis,
prosedur pembedahan menutup abdomen.
2) Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma jaringan luka post op.
3) Cemas berhubungan dengan ancaman kematian

Anda mungkin juga menyukai