Anda di halaman 1dari 45

System reproduksi pria

Anna Lewi S, dr., MSi


SYSTEM REPRODUKSI PRIA
TERDIRI DARI :
1. TESTIS (2) di dalam scrotum (spermatozoa, testosteron)
2. MALE GENITAL DUCTS (2) :
a. TUBULI RECTI
b. RETE TESTIS
intratestikular
c. DUCTULI EFFERENTES
d. DUCTUS EPIDYMIDIS
e. DUCTUS DEFERENS
f. DUCTUS EJACULATORIUS ekstratestikular

3. ACCESSORY GLANDS ( semen) :


a. SEMINAL VESICLES (2)
b. PROSTATE (1)
c. BULBOURETHRA GLANDS.( GLANDS OF COWPER ) (2)
4. PENIS (organ kopulasi) (semen, urine)
SYSTEM REPRODUKSI PRIA
Testis
Testis
Bentuk oval: ± 4 cm, 2-3 cm, 3cm
Embriologi: retroperitoneal, posterior abd – saat turun
ke scrotum sebagian peritoneum ikut (tunika
vaginalis) = ruang serosa pd anterolateral (mobilitas
terbatas)
Kapsul testis
Kapsul testis
Tunika albuginea:
Kapsul padat
Jaringan ikat kolagen
Ireguler
Tunika vaskulosa:
Tepat di bawah tunika albuginea
Jaringan ikat longgar
Di dalamnya terdapat tubulus seminiferus dan sel
interstitial leydig
Pembuluh darah banyak, fibroblas, sel mast
Mediastinum testis
Bagian posterior tunika albuginea
Menebal
Membentuk septa jaringan ikat (septula testis) terbentuk ±
250 lobul testis (ruang, piramid, saling terhubung)
Rete testis (labirin)
LOBULI TESTIS :
Setiap lobule mengandung 1 hingga 4 tubulus
seminiferous (buntu) yang terletak didalam jaringan ikat
kendor intertubular
Jaringan ikat kendor intertubular :
sel – sel interstitlal leydig (endokrin) yang dapat
memproduksi hormon testosteron
Serat saraf dan pembuluh darah (tunika vaskulosa)
Dibatasi oleh septula testis
Lobulus testis & sel interstitial leydig
Arteri testis
Arteri iliaka eksterna – arteri testikular – bercabang-
kapsul testis-kapiler-vena- pleksus pampiniformis
(meliputi art testiskular)
Korda spermatika ( arteri, vena, duktus deferens)
lewat kanalis inguinalis
Pleksus pampiniformis:
Suhu lebih rendah (counter current heat exchange
system) 35 C
Hipertermia: infertilitas
Tubulus seminiferus
Tabung berkelok-kelok, panjang 30-70 cm, diameter 150-
250 μm
Dikelilingi jaringan kapiler
Dilapisi oleh epitel berlapis kubis termodifikasi (tunika
propria-lamina basal-epitel seminiferus)
Epitel seminiferus/epitel germinal :
1. Sel spermatogen / spermatogenic cells
2. Sel – sel penyangga dan nutrisi ( sel - sel sertoli )
pada apex dari lobule setiap seminiferous tubule
menjadi lurus disebut : tubuli – recti
Sel sertoli :
Merupakan sel – sel silindris tinggi seperti pilar
( pyramidal )
Basisnya melekat pada basal lamina
Batas – batas sel nya tidak teratur dan sukar di lihat
Intinya berbentuk ovoid pucat dan mempunyai nucleolus
yang besar, di tengah di dekat basal lamina
Sitoplasma:
kristaloid Charcot-Böttcher
ME: RES, mitokondria, apparatus golgi, RER<,
endolisosom
Fungsi sel sertoli
Menyokong, melindungi, transportasi, memberi makan
(fruktosa) sel – sel spermatogen
Memphagositer sisa sitoplasma selama spermiogenesis
Ikut membentuk blood testis barrier
Membentuk androgen binding protein: testosteron ,
mencegah keluar tubulus
Sintesis dan sekresi (embrio) hormon antiműllerian
Sintesis dan sekresi inhibin: penghambat FSH (hipofise
anterior)
Sintesis dan sekresi transferin testis, untuk pematangan
spermatogen
Blood testis barrier dibentuk oleh

1. Sel – sel sertoli


2. Peritubular tissue
Sel spermatogenik
Spermatogonia (diploid) – mitosis – spermatosit
primer – meiosis I – spermatosit sekunder – meiosis II
– spermatid (haploid) – spermatozoa (matang)
Tiga fase:
1. Spermatositogenesis: spermatogonia-spermatosit
primer
2. Meiosis: spermatosit primer (diploid) – spermatid
(haploid)
3. Spermiogenesis: spermatid – spermatozoa (sperma)
Sel – sel spermatogonik

A. Spermatogonia a dan b
B. Primary spermatocytes
C. Secondary spermatocytes
D. Spermatozoon
Spermatogonia
Sel diploid yang kecil
Letak : ruang basal, di atas basal lamina
Pada testis sebelum pubertas didalam tubuli seminiferi
hanya didapatkan spermatogonia saja
Nucleusnya mengandung cromosomes dalam jumlah
diploid (44 autosomes dan 2 sex – chromosomes, yaitu x
dan y) = 46 chr
Tiga kategori spermatogonia
1. Spermatogonia type A gelap :
 Sel kecil, θ 12 μm, spt kubah, inti oval, heterokromatin (padat)
 Sel cadangan
 Mitosis: spermatogonia tipe A gelap dan pucat
2. Spermatogonia type A pucat:
 Inti eukromatin – pucat
 Organel sedikit: mitokondria, app golgi RER, ribosom >
 Dirangsang testosteron – mitosis  spermatogonia tipe A pucat
dan spermatogonia tipe B
3. Spermatogonia type B :
 Inti bulat
 Mitosis  spermatosit primer
Primary spermatocytes
Migrasi ke ruang adluminal
Merupakan sel spermatogenik paling besar
Inti besar, vesikuler, kromosom memadat
Duplikasi DNA: 4n
Nucleusnya mengandung kromosom dalam jumlah diploid
= 2n
Meiosis I: DNA menjadi 2n, kromosom di inti sel menjadi
haploid = n
Meiosis II: DNA menjadi haploid, kromosom tetap haploid
Meiosis I, profase I
Selama 22 hari
Ada 4 tahap:
1. Leptoten: kromosom memadat membentuk lembaran
panjang
2. Zigoten: akan berpasangan
3. Pakiten: lebih memadat menjadi tebal = tetrad
4. Diakinesis: crossing over kromosom homolog
Metafase I:
Kromosom homolog yang berpasangan berbaris pada
lempeng ekuator
Anafase I:
Anggota masing-masing pasangan (homolog)berpisah
dan migrasi ke kutub berlawanan
Telofase I:
Inti sel terpisah, jembatan sitoplasma tetap ada
Dua spermatosit sekunder X dan Y
Spermatosit sekunder
Besarnya ½ - nya spermatosit primer
Usia singkat, tidak mudah terlihat, cepat ke proses
meiosis II  2 spermatid haploid
Letaknya lebih menjauhi basal lamina
Nucleusnya mengandung jumlah kromosom haploid (22
autosomes dan 1 sex – chromosome :x atau y )= 23
Sindrom klinefelter
Homolog XX tidak terpisah
Kromosom XXY
Infertil
Jangkung, kurus
Testis kecil
Retardasi mental
Spermatids :hasil meiosis II
Besarnya ½ - nya spermatosis sekunder θ 8μm
Letaknya didekat lumen tubular seminiferi
Nucleusnya mengandung jumlah kromosom haploid = 23
Tidak mengalami pembagian sel lagi
Sel –nya bulat, intinya bulat terletak ditengah sel
Akan mengalami diferensiasi extensive yang merubah sel
ini menjadi spermatozoon (proses ini disebut :
spermiogenesis)
Spermiogenesis
Empat fase:
1. Fase golgi
2. Fase tudung (cap)
3. Fase akrosom
4. Fase maturasi
Fase golgi
Enzim hidrolitik di dalam RER, akan dimodifikasi
pada app golgi menjadi granula pra-akrosom
Granula pra-akrosom (kecil)-menyatu = vesikel
akrosom yg terikat pd selubung inti membentuk
kutub anterior spermatozoa
Enzim hidrolitik = granula akrosom
Sentriol membentuk aksonema flagela, penghubung
Fase tudung (cap)
Vesikel akrosom bertambah besar, sebagian
membrannya melingkupi inti
Ukuran terakhir maka vesikel akrosom akan menjadi
akrosom (tudung akrosom)
Fase akrosom
Inti padat, sel memanjang, mitokondria berpindah
tempat
Kromosom memadat, mengecil, juga inti sel memipih
Mikrotubulus membentuk manset (silindris),
membantu pemanjangan spermatid
Manset akan menjadi anulus (cincin) pertemuan
bagian tengah spermatozoa dg bagian utama
Terbentuk sarung mitokondria, mengitari aksonema
bagian tengah ekor
Fase maturasi
Sitoplasma spermatid terlepas, difagositosis sel sertoli
Spermatozoa yang lepas akan ke lumen tubulus
seminiferus (spermiasi)
Spermatozoa baru – imotil, tidak dapat membuahi
oosit
Motil di dalam epididimis
Kapasitasi (mampu membuahi)setelah masuk sistem
reproduksi wanita
Matur spermatozoa

1. Head (kepala) :
• Pipih, panjang ± 5μm, dikelilingi plasmalema
• Inti yang memadat, kromosom 22+x atau 22+y
• Akrosom: melingkari anterior inti
• Akrosom terdiri dari: enzim neuraminidase,
hialuronidase, asam fosfatase,aril sulfatase, protease
(akrosin)
2. Ekor spermatozoa
Dibagi 4 bagian:
1. Leher:
 Panjang ± 5μm
 Menghubungkan kepala dan bagian ekor
 9 kolom silindris, melingkari ke 2 sentriol
2. Bagian tengah:
 Panjang ± 5μm
 Letak antara leher dan bagian utama
 Mengandung bagian tengah longitudinal filament dan
aksonema yang dikelilingi oleh mitochondrial sheath
 Berakhir pada anulus
3. Bagian utama:
• Panjang ± 45μm
• Bagian ekor yang terpanjang, dari anulus sampai
ujung
4. Bagian akhir:
• Panjang ± 5μm
• Aksonema (tengah) dikelilingi plasmalema
• Aksonema tdd 20 mikrotubulus
Sel – sel interstitial leydig

Sel yang besar bulat atau polyhedral θ 15μm


Inti tunggal, ditengah, bisa 2 (binucleate)
Sel steroid
Terletak dalam kelompok ( groups ) pada
intertubular loose connective tissue di angular
area diantara tubuli seminiferi
Fungsi : memproduksi testosteron
Sel interstitial leydig
Sitoplasma eosinophylic mengandung :
 RES >, mitokondria dengan krista tubular, app
golgi, RER <, butiran lemak > (lipid droplets).
Vesikel sekretorik –
Terdapat juga lisosom, peroksisom
Terutama pada pria tua didapatkan pigmen lipokrom
terkadang ada protein yang terkristalisasi (rod –
shaped crystalloids) = kristal reinke, ciri khas sel
interstitial manusia
Praktikum
Tubulus seminiferus
Tunika albuginea
Tunika vaskulosa
Mediastinum testis (Tubulus rektus, Rete testis)
Septum dan lobulus testis
Sel interstitial leydig
Sel sertoli
Sel spermatogonium
Sel spermatosit
Sel spermatid dalam proses spermiogenesis
Sel spermatid
Sel spermatozoa
Sekian
Terima kasih
Bersambung tanggal 28 april 2016

Anda mungkin juga menyukai