W100180015
DEFINISI ASURANSI SYARIAH (TAKAFUL)
Asuransi syariah dikenal dengan istilah takaful yang berasal dari bahasa arab
taka<fala-yataka<fulu-takaful yang berarti saling menanggung atau saling
menjamin. Asuransi dapat diartikan sebagai perjanjian yang berkaitan dengan
pertanggungan atau penjaminan atas resiko kerugian tertentu
SEJARAH ASURANSI SYARIAH
Praktik bernuansa asuransi tumbuh dari budaya suku Arab pada zaman
Nabi Muhammad saw yang disebut aqilah. Al-Aqilah mengandung
pengertian saling memikul dan bertanggung jawab bagi keluarga. Dalam
kasus terbunuhnya seorang anggota keluarga, ahli waris korban akan
mendapatkan uang darah (diyat) yang dibayarkan oleh angota keluarga
terdekat dari si pembunuh yang disebut aqilah. Aqilah mengumpulkan
dana secara bergotong royong untuk membantu keluarga yang terlibat
dalam perkara pembunuhan yang tidak sengaja itu.
• Setiap “peserta” (bukan tertanggung), memberikan “kontribusi” (bukan membayar premi) ke dalam
pool of fund (kumpulan dana kebajian = tabarru).
• Sebenarnya sesama Peserta melakukan akad Tabarru dengan peserta lain, untuk bersama-sama
mengumpulkan Dana Tabarru tersebut.
• Untuk melakukan pengelolaan Dana Tabarru, ditunjuklah Pengeloa Asuransi Syariah (Takaful
Operator).
• Pengelola Asuransi Syariah (Takaful Operator) melakukan analisa (baik secara matematis, statistik,
aktuaria, kondisi pasar, dsb) guna menentukan tarif yang (dianggap) sesuai dengan faktor risiko.
• Peserta melakukan akad Wakalah (agency) kepada Pengelola Asuransi Syariah. Dengan demikian,
Pengelola Asuransi Syariah sesuai dengan hasil kerjanya berhak atas upah (ujrah).
• Tentunya guna memenuhi nilai minimum statistik, tidak mungkin apabila dana tabarru itu hanya diisi
oleh seorang Peserta tadi. Dibutuhkan cukup banyak, sehingga dana tabarru itu cukup besar dan bisa
memberikan tarif yang adequate bagi masing-masing Peserta sesuai dengan tingkat risikonya.
Istilahnya Law of Large numbers.
• Apabila adalah salah seorang Peserta yang mengalami musibah, karena taqdir dari Allah SWT, maka
adalah tugas dari Pengelola Asuransi Syariah (mewakili seluruh Peserta) memberikan santunan
(manfaat).
• Prinsipnya, manfaat yang diterima oleh seseorang yang mengalami musibah adalah santunan dari
peserta lain.
AKAD-AKAD DALAM ASURANSI SYARIAH
• Akad tijarah adalah akad yang dilakukan untuk tujuan komersial. Bentuk akadnya menggunakan
mudhorobah. Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi jenis akad tabarru' bila pihak yang tertahan
haknya, dengan rela melepaskan haknya sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum
menunaikan kewajibannya. Akad tijarah ini adalah untuk mengelola uang premi yang telah diberikan
kepada perusahaan asuransi syariah yang berkedudukan sebagai pengelola (Mudorib), sedangkan
nasabahnya berkedudukan sebagai pemilik uang (shohibul mal). Ketika masa perjanjian habis, maka uang
premi yang diakadkan dengan akad tijaroh akan dikembalikan beserta bagi hasilnya (Fatwa DSN No.
21/DSN MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syari'ah).
• Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan dan tolong-menolong,
bukan semata untuk tujuan komersial. Kemudian akad dalam akad tabarru adalah akad hibah dan akad
tabarru’ tidak bisa berubah menjadi akad tijaroh. Dalam akad tabarru’ (hibah), peserta memberikan
hibah yang akan digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah. Sedangkan perusahaan
bertindak sebagai pengelola dana hibah (Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum
Asuransi Syari'ah).
MODEL WAKALAH DALAM TAKAFUL
Akad Wakalah bil Ujrah Akad Wakalah bil Ujrah adalah Akad Tijarah yang memberikan kuasa kepada Perusahaan
sebagai wakil Peserta untuk mengelola Dana Tabarru' dan/ atau Dana Investasi Peserta, sesuai kuasa atau wewenang yang
diberikan dengan imbalan berupa ujrah (fee).
Kedudukan dan ketentuan para pihak dalam Akad Wakalah bil Ujrah
a. Dalam akad ini, perusahaan bertindak sebagai wakil (yang mendapat kuasa) untuk mengelola dana
b. Peserta (pemegang polis) sebagai individu, dalam produk saving dan tabarru’, bertindak sebagai muwakkil (pemberi
kuasa) untuk mengelola dana
c. Peserta sebagai suatu badan/kelompok, dalam akun tabarru’ bertindak sebagai muwakkil (pemberi kuasa) untuk
mengelola dana
d. Wakil tidak boleh mewakilkan kepada pihak lain atas kuasa yang diterimanya, kecuali atas izin muwakkil (pemberi
kuasa)
e. Akad Wakalah adalah bersifat amanah (yad amanah) dan bukan tanggungan (yad dhaman) sehingga wakil tidak
menanggung risiko terhadap kerugian investasi dengan mengurangi fee yang telah diterimanya, kecuali karena
kecerobohan atau wanprestasi.
f. Perusahaan asuransi sebagai wakil tidak berhak memperoleh bagian dari hasil investasi, karena akad yang digunakan
adalah akad Wakalah (Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 52/DSNMUI/III/2006Tentang Akad Wakalah Bil Ujrah
Pada Asuransi Syari’ah Dan Reasuransi Syari’ah).
Pengelolaan investasi dana tabaru' atau dana Investasi peserta dengan Akad Wakalah bil Ujrah, perusahaan sebagai
pengelola tidak berhak mendapatkan bagian dari hasil investasi tetapi hanya mendapatkan
MODEL MUDHARABAH DALAM TAKAFUL
Di bawah konsep mudharabah (bagi hasil), para peserta takaful (rabbul- mal) memberikan dana kepada
operator takaful (mudarib), yang mengelola dana dan menghasilkan keuntungan melalui investasi atau
perdagangan yang sesuai dengan Syariah. Para pihak untuk transaksi takaful masuk ke dalam kerja sama
pembagian risiko dan pembagian keuntungan perjanjian. Operator takaful berbagi dalam keuntungan
yang diperoleh dari investasi tetapi tidak dalam kerugian; para peserta masing-masing menanggung
beban kerugian.
MODEL WAKALAH DENGAN WAKAF DALAM ASURANSI SYARIAH
Model wakalah-dengan-wakaf adalah penyempurnaan dari model wakalah dan disatukan badan
hukum terpisah yang dikenal sebagai wakaf untuk menyimpan sumbangan pemegang saham dan
kontribusi peserta. Wakaf pada dasarnya adalah hadiah tanah atau properti yang dimaksudkan untuk
tujuan keagamaan, pendidikan, atau amal, dan penggunaan wakaf adalah diterima praktik di sebagian
besar negara Muslim. Wakaf adalah entitas yang mematuhi Syariah yang dapat beroperasi di bawah
kepemilikan langsung atas aset wakaf atau, sebagai alternatif, dengan pihak ketiga yang memiliki aset.
Berbeda dengan model mudharabah dan wakalah, para peserta tidak memiliki dana takaful atau wakaf.
Dana wakaf dikelola berdasarkan biaya oleh manajer dana yang ditunjuk atau administrator.
Operator takaful, atau mudarib, memiliki pemegang saham sendiri dan, pada selain menerima biaya
untuk mengelola aset wakaf dan untuk mengelola takaful rencana, bagikan laba apa pun dari investasi
wakaf, yang didanai oleh keduanya sumbangan pemegang saham dan kontribusi peserta. Keuntungan
atau kerugian takaful Operator diteruskan ke pemegang sahamnya.
ASURANSI SYARIAH TERDIRI DARI DUA JENIS YAITU:
• Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa) adalah bentuk asuransi syariah yang memberikan perlindungan dalam menghadapi
musibah kematian dan kecelakaan atas diri peserta asuransi takaful. Produk asuransi takaful keluarga meliputi :
1. Takaful pembiayaan
2. Takaful pendidikan
3. Takaful dana haji
4. Takaful berjangka
5. Takaful kecelakaan siswa
6. Takaful kecelakaan diri
• Takaful Umum (asuransi Kerugian) adalah bentuk asuransi syariah yang memberikan perlindungan finansial dalam
menghadapi bencana atau kecelakaan atas harta benda milik peserta takaful. Produk-produk Asuransi Takaful umum
adalah :
1. Takaful kebakaran
2. Takaful kendaran bermotor
3. Takaful pengangkutan
4. Takaful Resiko Pembangunan
5. Takaful Resiko Pemasangan
6. Takaful Penyimpanan Uang
7. Takaful Gabungan
8. Takaful Aneka
Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional
Secara umum, ada beberapa perbedaan antara asuransi syariah dan konvensional, yakni : (Muhamad Syakir Sula,
2004 : 293-319).