Anda di halaman 1dari 32

Sipat datar / Levelling/ Waterpassing

• Alat yang digunakan :

ALAT UKUR SIPAT-DATAR


Sipat datar
• Bertujuan menentukan beda tinggi antara
titik- titik di atas permukaan bumi.
• Metode sipat datar digunakan untuk
menentukan ketinggian titik-titik kerangka
dasar pemetaan pada pekerjaan rekayasa.
• Tinggi obyek di atas permukaan bumi
diperhitungkan dari suatu bidang referensi,
yaitu bidang yang ketinggiannya dianggap nol.
Dalam bidang geodesi disebut bidang GEOID.
• Yaitu bidang equipotensial yang berimpit
dengan permukaan air laut rata-rata (mean
sea level, msl), atau disebut juga bidang Nivo
Syarat penggunaan alat sipat datar : garis
bidik harus sejajar dengan garis arah nivo
Gambar rambu ukur
• Syarat – syarat seperti rambu ukur
untuk penyipat datar
▫ tidak boleh bergerak pada saat
digunakan
▫ berada pada posisi tegak lurus serta
▫ meletakkan alat harus pada titik yang
diamati.

• Pembacaan rambu ukur adakalanya


terjadi pemuaian dan penyusutan
pada skala rambu ukur akibat
perubahan temperatur yang akan
menyebabkan kesalahan dalam
pembidikan untuk pengambilan data.
Rambu ukur dilihat dari teropong
teodolit dan sipat datar

BB
RAMBU UKUR
• CARA MEMBACA RAMBU
UKUR
• a. ba = 0,875
• b bt = 0,795
• c. bb = 0,715
Koreksi bacaan =
Bt = ba+bb/2
Atau = 2 bt = ba+bb
CARA MENENTUKAN BEDA TINGGI
ANTARA 2 TITIK
Prinsip penentuan beda elevasi
Rumus dasar pada sipat-datar
Jarak diukur dari alat ukur ke rambu ukur
d = 100 x (ba-bb)

Beda tinggi antara dua titik/rambu ukur


∆H = bt.bel – bt. Muka

HA diketahui
HB = HA ± ∆HAB
MENYIPAT DATAR MEMANJANG
PENGUKURAN SIPAT-DATAR MEMANJANG
Pengukuran dilakukan pergi-pulang pada titik
yang sama atau double stand
• Dilakukan jika jarak antar titik Tetap terlalu
jauh (jarak bidik optimum alat sipat datar =
40-60 m)
• Jarak tersebut dibagi menjadi beberapa slag,
dan pengukuran dibuat secara berantai
• Seksi: pengukuran pergi-pulang dalam satu
hari pengukuran dalam jumlah slag yang
genap
• 1Trayek: gabungan beberapa seksi
PERHITUNGAN
• Beda tinggi pergi :
∆HAB = bt.bel A – bt. muka B (misal - )
∆HBC = bt.bel B – bt. muka C (misal + )
∆HCD = bt.bel C – bt. muka D (misal + )

• Beda tinggi pulang:


∆HBA = bt.bel B – bt. muka A (+)
∆HCB = bt.bel C – bt. muka B (- )
∆HDC = bt.bel D – bt. muka C (- )
• Beda tinggi rata-rata : tandanya sama dengan tanda pergi
∆H’AB = ( ∆HAB + ∆HBA )/2 (-)
∆H’BC = ( ∆HBc + ∆HCB)/2 (+)
∆H’CD = ( ∆HCD + ∆HDC )/2 (+)

Bila HA diketahui , maka


HB = HA ± ∆HAB
HB = HA - ∆H’AB
HC = HB + ∆H’BC
HD = HC + ∆H’CD
• Jarak pergi
dAB = 100(baA - bbA ) + 100(baB – bbB)
dBc = 100(baB – bbB ) + 100(baC– bbC)
dCD = 100(baC- bbC ) + 100(baD – bbD)
• Jarak pulang
dBA = 100(baB - bbB) + 100(baA– bbA)
dCB = 100(baC – bbC ) + 100(baB– bbB)
dDC = 100(baD - bbD ) + 100(baC– bbC)
• Jarak rata-rata :
d’AB = ( dAB + dBA )/ 2
d’Bc = (dBC + dCB )/ 2
d’CD = ( dCD + dDC )/ 2
TABEL PENGUKURAN
GAMBAR HASIL PENGUKURAN
PENGUKURAN SIPAT DATAR
PROFIL
Pada pekerjaan-pekerjaan rekayasa seperti perencanaan jalan
raya, jalan kereta api, saluran irigasi, lapangan udara, dll, sangat
dibutuhkan bentuk profil atau tampang pada arah tertentu untuk
perencanaan kemiringan sumbu proyek, maupun hitungan
volume galian atau timbunan tanah.

Profil dibedakan menjadi dua:


1. Profil memanjang searah sumbu proyek
2. Profil melintang dengan arah memotong tegak
lurus sumbu proyek pada interval /jarak tertentu
Pengukuran Sipat Datar Profil
Melintang

• Pengukuran sipat datar profil


melintang adalah pengukuran yang
dilakukan untuk menentukan tinggi
rendahnya tanah atau untuk
mendapatkan bentuk permukaan
titik sepanjang garis tertentu.
Gambar : Pengukuran sipat datar profil melintang
Pengukuran sipat datar profil
melintang
Kegunaan dari pengukuran ini adalah :
• 1. Sebagai dasar dalam menentukan volume
galian dan timbunan dalam perencanaan
pembuatan jalan raya, jalan kereta api, saluran
irigasi, dsb.

• 2. Untuk menentukan tinggi rendahnya tanah


sepanjang garis melintang yang tegak lurus
dengan garis sumbu proyek.
Penggambaran Sipat datar
DALAM PENGGAMBARAN SIPAT DATAR
MEMANJANG DAN PROFIL MEMANJANG SKALA
JARAK LEBIH KECIL DARI SKALA TINGGI UMUMNYA
SEPERSEPULUHNYA (1/10).
SKALA HORIZONTAL  1 : 1000
SKALA VERTIKAL  1 : 100

PADA PROFIL MELINTANG


SKALA JARAK = SKALA TINGGI.
Contoh perhitungan sipat-datar profil melintang
Sipat datar Luas/Lapangan
Contoh perhitungan
Pengukuran Bila direncanakan perataan tanah pada ketinggian 106 m
A1 =106,45 A1 = 106,45 – 106 = + 0,45
A2 =106,07 A2 = 106,07 – 106 = + 0,07
A3 =106,79 A3 = 106,79 – 106 = + 0,79
B1 =106,40 B1`= 106,40– 106 = + 0,40
B2 =105,62 B2 = 105,62 – 106 = - 0,38
B3 =105,50 B3 = 105,50 – 106 = - 0,50
C1 =106,74 C1 = 106,74 – 106 = + 0,74
C2 =105,90 C2 = 105,90 – 106 = - 0,10
C3 =104,83 C3 = 104,83 – 106 = - 1,17
D1 =106,75 D1 = 106,75 – 106 = + 0,75
D2 =105,60 D2 = 105,60 – 106 = - 0,40
D3 =105,30 D3 = 105,30 – 106 = - 0,70

Anda mungkin juga menyukai