Anda di halaman 1dari 35

ANGGOTA

KELOMPOK
1 1.TRI SETYO NINGSIH
(K100160176)
2.ANDIKA PERMANA
(K100160179)
3.ASHARI WAHYU BUDI AJI
ASMA (K100160188)

1
ETIOLOGI
Ada banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya asma, diantaranya :
1. Infeksi saluran pernafasan
2. Alergen
3. Lingkungan
4. Emosi
5. Exercise
6. Obat-obatan
7. Pekerjaan
8. Host faktor

2
PATOFISIOLOGI

Perbandingan bronkus normal Mekanisme inflamasi


dengan yang terkena inflamasi

3
KASUS
Ny. TU 50 tahun (170 cm, 70 kg) datang ke UGD dengan riwayat Penyakit asma sejak 3 tahun yang
dikontrol dengan Salbutamol tablet. Biasanya gejala asmanya cukup ringan (beliau biasanya mengalami
sesak nafas 2x per bulan, dan tidak mengganggu aktivitas sehari-harinya). Pagi ini ia datang ke rumah
sakit karena keluhan sesak nafas. Selain itu Ny. TU mengeluh batuk dan terjadi peningkatan dahak. Ia
mengalami batuk sepanjang malam kemarin, nafas terengah-engah, dan mengi.

Sudah 1 minggu ini Ny. TU mengalami batuk-pilek. Dalam 2 hari ini beliau mengalami sesak nafas dan
gejalanya biasanya memburuk pada malam hari. Ny. TU mengatakan bahwa ia sudah menggunakan
Salbutamol tab 4mg 3x sehari untuk mengatasi keluhannya. Akan tetapi keluhan yang ia rasakan tidak
kunjung membaik.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu diobati dengan HCT 25 mg per oral sekali sehari

Riwayat pengobatan
Salbutamol tablet 3 x 4mg
HCT 1 x 25 mg pagi hari
4
HASIL PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan LAB
 TD = 130/80 mmHg FEV1 = 45% (normal ≥80%)
 HR = 110 X /min PaO2 = 60 mmHg (normal= 85-100 mmHg) Assesment
 severe
 RR = 27X/min PaCO2 = 50 mmHg (normal= 35-45 mmHg) exacerbation
 T = 38OC SaO2 = 75% (normal ≥95%)  Hipertensi

Hb = 21 gr/dL (normal= 14-18 gr/dL)


Eritrosit = 3,0 jt/mm3 (normal= 4,6 – 6,2 jt/mm3)
Leukosit = 11 x 103/µL (normal= 5-10 x 103/µL)
Eosinofil = 8% (normal= 0-3%)
Dahak = purulen

5
TERAPI

 Di UGD pasien diberikan terapi: Salbutamol Nebuliser 5


mg setiap 20 menit dan oksigen.
 Dokter merencanakan memberikan terapi: Aminofillin IV
400 mg.

6
SUBYEKTIF
SAAT MRS Riwayat Penyakit Sekarang
1 minggu ini batuk pilek, 2 hari ini sesak
nafas dan gejala memburuk pada malam hari.
Keluhan Utama :
 Sesak nafas 2 hari yang lalu Riwayat Penyakit Terdahulu
 Batuk dan terjadi peningkatan dahak  Asma sejak 3 tahun yang lalu
 Batuk sepanjang malam
 Hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
 Nafas terengah-engah
Riwayat Penyakit Keluarga
 Mengi
Tidak ada.

Riwayat Sosial
Tidak ada.
7
OBYEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK KONDISI KLINIS
Tanggal - Kondisi klinis -
Sesak nafas 
TD (mmHg) 130/80
Batuk dan tejadi peningkkatan dahak 
Suhu (oC) 38
Batuk sepanjang malam 
Nadi (/menit) 110 X
Nafas terengah-engah 
RR (/menit) 27 X Mengi 
1 minggu terakhir mengalami batuk pilek 

8
DATA LABORATORIUM
HEMATOLOGI
Parameter Satuan Nilai Hasil pemeriksaan
rujukan
Eritrosit Juta/µL 4,0 – 5,0 (P) 3,0 (R)
(Sel darah 4,5 – 5,5 (L)
Merah)
Hemoglobin (Hb) g/dL 12,0 – 14,0 21 (T)
(P)
13,0 – 16,0
(L)
Eosinofil % 1,0 – 3,0 8 (T)
Leukosit 103/µL 5,0 – 10,0 11x103
(Sel Darah Putih)

9
DATA LABORATORIUM
ANALISIS GAS DARAH

Parameter Satuan Nilai Rujukan Hasil pemeriksaan


Saturasi Oksigen (SaO2) %O2 95-99 75 (R)
Tekanan Parsial Oksigen (PaO2) mmHg 75-100 60 (R)
Tekanan Parsial CO2 (PaCO2) mmHg 35-45 50 (T)

LAIN-LAIN

Parameter Satuan Nilai rujukan Hasil pemeriksaan


FEV1 % ≥80% 45
Dahak - - Purulen

10
RIWAYAT PENGOBATAN
Salbutamol Hidroclorothiazide

Indikasi : Asma dan kondisi lain Indikasi : Edema, Antihipertensi


yang bersangkutan dengan obstruksi saluran (DIH 17th Edition)
nafas yang reversible (DIH 17th Edition) Dosis : 25 mg
Dosis : 4 mg Rute : Peroral
Rute : Peroral Frekuensi : 1xsehari pagi hari
Frekuensi : 3xsehari Lama Penggunaan : Sejak 5 tahun yang
Lama Penggunaan : Sejak 3 tahun yang lalu
lalu Efek/Kesulitan :-
Efek/Kesulitan : Keluhan yang
dirasakan Ny. TU tak kunjung membaik

11
TERAPI PASIEN

SABUTAMOL NEBULIZER OKSIGEN AMINOFILIN

Rute : Inhalasi Rute : Intravena


Dosis : 5 mg Dosis : 400 mg
Frekuensi : Setiap 20
menit

12
MEKANISME KERJA MASING-MASING OBAT
OBAT SEBELUMNYA
SABUTAMOL

Relaksasi otot polos bronkus melalui aksinya


pada reseptor beta2 dengan efek yang kecil
pada denyut jantung (DIH 17th Edition).
HIDROCHLOROTHIAZIDE

Menghambat reabsorpsi natrium pada tubulus


distal yang menyebabkan peningkatan ekskresi
natrium dan air serta potasium dan hidrogen
(DIH 17th Edition).

13
MEKANISME KERJA MASING-MASING OBAT
OBAT SEKARANG
SABUTAMOL AMINOFILIN

Relaksasi otot polos bronkus melalui aksinya Menyebabkan bronkodilatasi, diuresis, CNS dan
pada reseptor beta2 dengan efek yang kecil stimulasi jantung, dan sekresi asam lambung
pada denyut jantung (DIH 17th Edition). dengan memblok fosfodiesterase yang
meningkatkan konsentrasi jaringan cAMP yang
pada gilirannya meningkatkan stimulasi
ketokolamin dalam lipolisis, glikogenolisis, dan
menginduksi pelepasan epinefrin dari sel
medula adrenal (DIH 17th Edition).

14
MEKANISME KERJA MASING-MASING OBAT
OBAT YANG DIREKOMENDASI
IPARTROPIUM BROMIDA PREDNISON

Mengeblok aksi asetikolin pada parasimpatetik Mengurangi peradangan dengan penekanan


di otot bronkus halus sehingga menyebabkan migrasi leukosit polimorfonuklear dengan
bronkodilatasi (DIH 17th Edition). pembalikan peningkatan permeabilitas kapiler,
menekan sistem kekebalan tubuh dengan
mengurangi aktivitas dan volume sistem
PARASETAMOL limfatik (DIH 17th Edition).

Menghambat sintesis prostaglandin di sistem syaraf


pusat dan menghalangi perifer menimbulkan impuls
nyeri, menghasilkan antipiretik dari penghambatan
hipotalamus sebagai pusat pengatur panas.
(DIH 17th Edition).
15
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Severe exacerbation
Subyektif : Terapi
 Sesak nafas
 Peningkatan dahak  Salbutamol Nebuliser 5 mg setiap 20
 Batuk sepanjang malam menit.
 Nafas terengah-engah  Oksigen.
 Mengi  Aminofilin IV 400 mg.
 Batuk pilek

Obyektif :
 FEV1 = 45%
 PaO2 = 60 mmHg
 PaCO2 = 50 mmHg
 SaO2 = 75%

16
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Analisis

Oksigen

Pemberian oksigen pada pasien dengan indikasi


severe exaserbation sudah tepat indikasi, karena
berdasarkan algoritma Dipiro 10th Edition, salah satu
penanganannya adalah dengan diberi oksigen.

17
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Analisis

SALBUTAMOL AMINOFILIN
Pasien diindikasikan severe exacerbation di Pasien diindikasikan severe exacerbation di mana,
mana, dalam algoritma Dipiro 10th, dalam algoritma Dipiro 10th, pengobatannya adalah
pengobatannya adalah dengan SABA + dengan SABA + ipratropium (tiap jam), kemudian
ipratropium (tiap jam), kemudian digunakan digunakan pula oral sistemik kortikosteroid. Selain
pula oral sistemik kortikosteroid. Penggunaan itu, dapat juga diberikan obat golongan Xantin
salbutamol sudah tepat indikasi, karena yang dapat merelaksasi secara langsung otot polos
salbutamol merupakan salah satu obat bronkhi dan pembuluh darah pulmonal. Sehingga,
golongan SABA. penggunaan aminofilin sudah tepat indikasi.

TEPAT INDIKASI

18
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Analisis

SALBUTAMOL AMINOFILIN
Berdasarkan algoritma Dipiro 7th Edition, pasien Berdasarkan Dipiro 7th Edition, pemberian
dengan nilai FEV1 atau PEF <50% (dalam kasus ini aminofilin untuk pasien severe exaserbation,
45%) pengobatannya adalah dengan tidak direkomendasikan karena efikasinya yang
menggunakan SABA tiap jam, atau dilanjutkan belum cukup bukti. Selain itu, pada studi yang
dengan ditambah inhalasi antikolinergik. Selain itu, dilakukan justru dijumpai adanya peningkatan
digunakan pula oksigen dan kortikosteroid sistemik. efek samping pada penggunaan aminofilin.
Pemberian salbutamol sudah tepat obat karena Sehingga, didasarkan pada hal tersebut
salbutamol merupakan golongan SABA, dan aminofilin tidak tepat obat.
merupakan drug of choice pada pasien severe
exacerbation.

TEPAT OBAT

19
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Analisis

SALBUTAMOL AMINOFILIN
Pasien menderita hipertensi dan ditreatment Aminophyllin IV dapat digunakan untuk
dengan HCT 25 mg satu kali sehari. pasien dengan penyakit hipertensi, karena
Pemberian salbutamol, sudah tepat pasien tidak dikontraindikasikan dengan
karena salbutamol tidak memiliki kontaindikasi hipertensi (DIH 17th Edition). Sehingga
dengan pasien hipertensi. pemberian aminophyllin IV tepat pasien
untuk Ny. TU.

TEPAT PASIEN

20
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Analisis

SALBUTAMOL AMINOFILIN
Dosis salbutamol nebulizer yang diberikan Dosis aminofilin adalah 6 mg/kgBB, lebih
adalah 5 mg setiap 20 menit. Dosis tersebut dari 20-30 menit, dengan kecepatannya
sudah tepat dosis, sesuai dengan DIH 17th 25 mg/menit (DIH 17th Edition).
Edition, dimana pasien dengan severe Ny. TU dengan BB 70 kg, seharusnya
exaserbation diberi salbutamol nebulizer diberi aminofilin dengan dosis 420 mg,
dengan dosis 2,5-5 mg tiap 20 menit (3x), bukan 400 mg. Sehingga, pemberian
kemudian dilanjutkan dengan 2,5-10 mg tiap aminofilin tidak tepat dosis.
1-4 jam jika dibutuhkan, atau 10-15 mg/jam.

TEPAT DOSIS

21
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
DRP(s) Rekomendasi

 Diperlukan obat tambahan untuk  Obat ditambah dengan antikolinergik nebulizer


terapi severe eksaserbasi. yaitu ipratropium bromide nebulizer (0,25
 Penggunaan aminofilin tidak tepat mg/ml), dan obat golongan kortikosteroid yaitu
obat dan tidak tepat dosis. prednisone 60-80 mg.
 Diperlukan obat untuk pemeliharaan  Penggunaan aminofilin dihentikan.
jangka panjang.

22
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Monitoring
Salbutamol Prednison
Efektivitas: Efektivitas:
FEV1, fungsi pulmo; TD, heart Gas darah, elektrolit
rate; CNS; kadar glucose, serum
potassium; gejala asthma; gas ESO:
darah. Hipercortism, dan hipotalemia.
ESO: bronkospasme dan
hipersensitivitas.
Ipratropium bromida
Efektivitas:
gejala asthma;

ESO:
bronkospasme dan hipersensitivitas.

23
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Hipertensi
Subyektif : Terapi
-
Obyektif :  HCT 25 mg
TD = 130/80 mmHg

24
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Analisis
Tepat Indikasi Tepat Obat
Berdasarkan algoritma pengobatan hipertensi, Berdasarkan algoritma pengobatan hipertensi,
pasien yang tidak memiliki kontraindikasi pasien yang tidak memiliki kontraindikasi
dengan beberapa penyakit diantaranya; gagal dengan beberapa penyakit diantaranya; gagal
jantung dengan penurunan fraksi ejeksi, post jantung dengan penurunan fraksi ejeksi, post
myocardial infark, coronary arteri disease, myocardial infark, coronary arteri disease,
diabetes, chronic kidney disease, reccurent diabetes, chronic kidney disease, reccurent
stroke prevention, firstline pengobatannya stroke prevention, firstline pengobatannya
adalah ACEi, ARB, CCB, atau Thiazid (Dipiro adalah ACEi, ARB, CCB, atau Thiazid (Dipiro
10th Edition). Ny. TU diindikasikan menderita 10th Edition). Ny. TU diterapi dengan
hipertensi sehingga pemberian hidroklortiazid hidroklortiazid, yang sudah sesuai dengan drug
sudah tepat indikasi. of choice penderita hipertensi. Sehingga,
pemberian HCT sudah tepat obat.
25
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Analisis
Tepat Pasien Tepat Dosis
Pemberian HCT pada Ny. TU sudah tepat Dosis hidroklortiazid dengan rute
pasien, karena HCT tidak memiliki peroral, yaitu 12,5 – 50 mg per hari
kontraindikasi dengan penderita asma (DIH (DIH 17th Edition). Ny. TU diterapi
17th Edition). dengan hidroklortiazid 25 mg 1 x 1
tablet, sehingga sudah tepat dosis.

26
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
DRP(s) Rekomendasi

- Terapi HCT dilanjutkan

Monitoring

Yang perlu di monitoring diantaranya :


Tekanan darah.
Efek samping HCT (kemungkinan kejadian 1-10%), diantaranya:
hipotensi, fotosensitivitas, hipokalemia, dan anoreksia (DIH 17th Edition).

27
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Demam
Subyektif : Terapi
-
Obyektif : -
Suhu = 380C

28
PROBLEM MEDIK DAN DRPs
Analisis Rekomendasi
Berdasarkan pemeriksaan tanda vital Pasien Ny. TU diterapi dengan
Ny. TU, pasien mengalami demam Paracetamol 500 mg 4 - 6 kali sehari
dengan suhu tubuh 380C dimana (DIH 17th Edition).
normal suhu tubuh untuk orang
dewasa adalah 370C. Sehingga Ny. TU
membutuhkan terapi untuk
menurunkan suhu tubuhnya.

DRP(s) Monitoring
Penurunan suhu tubuh
Indikasi tanpa pengobatan

29
DRUG RELATD PROBLEMs
DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PERTANYAAN YES NO KOMENTAR
Korelasi obat dg masalah medis Adakah obat tanpa indikasi medis? 
(Correlation between drug therapy & Adakah masalah medis yang tidak  - Pada pasien dengan severe
medical problem) diobati exaserbation, perlu pemberian
inhalasi antikolinergik dan juga
oral sistemik kortikosteroid.
- Pasien demam, sehingga harus
diterapi dengan antipiretik

Ketepatan Pengobatan (Appropriate Apakah obat yang digunakan efektif/  Ya, untuk obat hipertensi. Karena
Therapy) mencapai hasil yang diinginkan TD pasien sudah berada pada
(therapeutic outcome)? capaian TD yang diharapkan.
Apakah obat yang digunakan 
dikontraindikasikan untuk pasien?
Apakah obat yang digunakan 
merupakan drug of choice?
Apakah terapi non-obat diperlukan?  Diperlukan terapi dengan
menggunakan oksigen
30
DRUG RELATD PROBLEMs
Drug Regimen Apakah besaran dosis sudah tepat untuk pasien? 
Apakah frekuensi pemberian sudah tepat? 
Apakah lama pemberian obat sudah tepat? 
Duplikasi terapi/Polifarmasi Adakah terjadi duplikasi terapi? 
Adverse Drug Reactions Adakah gejala/ masalah medis yang disebabkan oleh 
obat?
Interaksi Obat Adakah interaksi obat-obat yg berdampak klinis?  Penggunaan kortikosteroid dapat
mempengaruhi efek diuretika namun
tidak perlu dilakukan penggantian obat,
cukup dilakukan monitoring kadar kalium
pada pasien.
Adakah interaksi obat- makanan yg berdampak klinis? 
Adakah interaksi obat- pemeriksaan laboratorium yang 
berdampak klinis?
Alergi Obat/ Intoleransi Apakah terjadi alergi /intoleransi terhadap obat? 
Adherence/ Compliance Adakah masalah ketidak patuhan pasien terhadap 
penggunaan obat?
Apakah pasien mengalami hambatan/ kesulitan dalam 
penggunaan obat?

31
KESIMPULAN REKOMENDASI
 Obat ditambah dengan golongan antikolinergik nebulizer yaitu ipratropium bromide nebulizer (0,25

mg/ml), oksigen dan obat golongan kortikosteroid yaitu prednisone 60-80 mg.

 Rencana pemberian terapi aminofilin IV dihentikan.

 Obat ditambahkan paracetamol 500 mg 4-6 kali sehari untuk menurunkan demam.

32
KONSELING
 Obat digunakan sesuai dengan yang diinstruksikan.

 Monitoring hidrasi pasien (kadar air dalam tubuh), sehingga harus menjaga asupan elektrolit.

 Monitoring efek samping dari obat-obatan yang digunakan.

33
DAFTAR PUSTAKA
American Pharmacist Association. 2011. Drug Information Handbook A Comprehensive Resource for

all Clinicians and Healthcare Proffesionals. Lexicomp. USA.

Dipiro, J.T., dkk. 2008. Pharmacotherapy Approach, 7th edition, Mc. Graw Hill Medical, New York.

Dipiro, J.T., dkk. 2017. Pharmacotherapy Approach, 10th edition, Mc. Graw Hill Medical, New York.

34
THANK YOU!
ANY QUESTION(s)?

35

Anda mungkin juga menyukai