Anda di halaman 1dari 10

Elda Mardiani 1610212073

Nurefni azizah 1610213024


 Serbuk sari (pollen) menurut Arizona (2000)
adalah alat reproduksi jantan yang terdapat
pada tumbuhan.
 Serbuk sari berada dalam kepala sari (antera)
tepatnya dalam kantung yang disebut ruang
serbuk sari yang berukuran relatif besar.
 Mengkoleksi butiran pollen pada kondisi viable
merupakan persyaratan utama untuk menjamin
kesegaran polen dalam jangka waktu yang cukup
panjang. Polen yang dikoleksi pada masa awal
berbunga, pertengahan masa berbunga atau
akhir masa berbunga, akan memiliki variasi
lamanya polen dapat disimpan. Polen yang
dikoleksi pada pagi, siang atau sore juga
berespon berbeda terhadap lama penyimpanan.
Umumnya, polen yang diambil segera setelah
bunga mekar akan memiliki daya simpan terbaik
(Shivanna and Rangaswamy, 1992)
 Sebagai contoh adalah pengumpulan pollen
pada tandan bunga kelapa (Setiawan dan
Ruskandi, 2002):
 Pengambilan bunga jantan diawali dengan
memilih bunga jantan yang sudah masak,
yang ditandai dengan membukanya seludang
mulai dari bagian ujung bulir pada ujung
mayang, kemudian pangkal tangkai mayang
dipotong menggunakan golok yang tajam.
 Towill dan Walters (2000) menyatakan bahwa
polen disimpan dengan tujuan untuk
penyediaan bahan bagi program pemuliaan,
distribusi dan pertukaran plasma nutfah,
penyimpanan gen inti dalam plasma nutfah,
penelitian fisiologi dasar, biokimia dan
fertilitas serta penelitian ekspresi gen,
transformasi dan pembuahan in vitro.
 Siregar dan Utami (1994) telah melakukan
penyimpanan serbuk sari palem sebagai usaha
pelestariannya. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa penyimpanan pada suhu kamar selama 12
minggu, viabilitas serbuk sari masih cukup
tinggi. Untuk kegiatan hibridisasi dalam rangka
perakitan kelapa hibrida Hengki dan Gaghaube
(1999) telah melakukan pengawetan beberapa
kultivar kelapa. Lebih lanjut dilaporkan bahwa
penyimpanan serbuk sari beberapa kultivar
kelapa pada suhu dingin memperlihatkan daya
kecambah serbuk sari yang masih baik, rata-rata
di atas 40%.
 Dafni dan firmage (2000) mengemukakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
viabilitas serbuk sari adalah lingkungan,
morfologi serta faktor internal serbuk sari.
 Penyimpanan pollen jangka panjang dengan
criopreservation biasanya disimpan dengan
teknik desikasi karena kandungan air dalam
bahan tersebut relatif lebih sedikit. Teknik
desikasi merupakan teknik yang paling
sederhana, yaitu mengeringkan bahan
tanaman dalam laminar air flow cabinet, gel
silika atau flash drying hingga kandungan air
10-20%, kemudian diikuti oleh pembekuan
cepat.
 Suhu yang tepat untuk penyimpanan pollen,
berbeda antar spesies tapi biasanya dibatasi
oleh ketersediaan fasilitas seperti kulkas,
freezer atau ketersediaan nitrogen cair.
Kisaran suhu yang umum digunakan adalah
20-25 derajat Celcius (suhu ambient), 5-10
derajat Celcius (sejuk), 0(freezer), -10 - 20
derajat Celcius (deep freeze) dan -196
derajat Celcius (cryopreservation dengan
menggunakan nitrogen cair).
 Pengeringan bunga jantan aren yang baik
untuk prosesing polen adalah menggunakan
oven atau dehumidifier pada suhu 35oC -
37oC selama 30 jam. Rendemen polen aren
yang dihasilkan rata-rata sebesar 1.41%.
Polen aren baru mulai berkecambah setelah
dikultur pada media agar selama 14 jam dan
viabilitasnya semakin meningkat hingga 24
jam setelah kultur. Viabilitas polen aren
tertinggi pada penelitian ini adalah 26,60%

Anda mungkin juga menyukai