Anda di halaman 1dari 13

TEKTONIK REGIONAL

J A W A B A R AT

T H E R S I A YOAC H I N A M E O N G I S O, I P U T U
AU D I A N T I F I K A ,N O R I S L O L O DA , J H O N R I CH A R D
R A H AYA N
OUTLINE :

Pendahuluan
Sejarah Perkembangan Tektonik Pulau Jawa
Geologi Regional Jawa Barat
Tektonik Regional Jawa Barat
Potensi Mineralisasi
TEKTONIKA
Tektonika merupakan ilmu yang
mempelajari struktur dan gerak-
gerik kerak bumi dan semua
bagian yang memiliki kiaitan erat
dengannya.

Teori tektonika yang paling


popular adalah mengenai teori
tektonik lempeng, yang membagi
bumi kedalam beberapa lempeng
baik benua maupun samudra.
T E K TO N I K DA N
PERKEMBANGAN
T E K TO N I K D I
P U L A U J AWA
Pulau Jawa berada di tepi tenggara Daratan
Sunda (Sundaland). Pada Daratan Sunda ini
terdapat dua sistem gerak lempeng; Lempeng
Laut Cina Selatan di utara dan
Lempeng Samudera Hindia di selatan. Lempeng
Laut Cina Selatan (Eurasia) bergerak ke
tenggara sejak Oligosen (Longley,
1997), sedangkan Lempeng Samudera Hindia
yang berada di selatan bergerak ke utara sejak
Mesozoikum dan menunjam ke bawah sistem
busur kepulauan Sumatra dan Jawa (Liu dkk.,
1983).

Pulau jawa yang terlihat saat sekarang adalah


akibat adanya pergerakan dua lempeng yang
bergerak saling mendekat dan mengalami
tabrakan, dimana proses tersebut relatif
bergerak menyerong (oblique) antara lempeng
samudra hindia pada bagian barat daya dan
lempeng Benua Asia bagian tenggara (eurasian),
dimana lempeng samudra hindia akan
menyusup ke lempeng asia tenggara.
GEOLOGI
R E G I O N A L J AWA
B A R AT
Aktifitas geologi Jawa Barat
menghasilkan beberapa zona
fisiografi yang satu sama lain dapat
dibedakan berdasarkan morfologi,
Pada Zaman Kapur, Paparan Sunda yang merupakan bagian tenggara petrologi, dan struktur geologinya.
dari Lempeng Eurasia mengalami konvergensi dengan Lempeng Van Bemmelen (1949), membagi
Pasifik. Kedua lempeng ini saling bertumbukan yang mengakibatkan daerah Jawa Barat ke dalam 4
Lempeng Samudra menunjam di bawah Lempeng Benua. Zona besar zona fisiografi, masing-masing
tumbukan (subduction zone) membentuk suatu sistem palung busur dari utara ke selatan adalah Zona
yang aktif (arc trench system). Di dalam palung ini terakumulasi Dataran Pantai Jakarta, Zona
berbagai jenis batuan yang terdiri atas batuan sedimen laut dalam Bogor, Zona Bandung, dan Zona
(pelagic sediment), batuan metamorfik (batuan ubahan), dan batuan Pegunungan Selatan
beku berkomposisi basa hingga ultra basa (ofiolit). Percampuran
berbagai jenis batuan di dalam palung ini dikenal sebagai batuan
bancuh (batuan campur-aduk) atau batuan melange. Singkapan
batuan melange dari paleosubduksi ini dapat dilihat di Ciletuh
Sukabumi
T E K TO N I K
R E G I O N A L J AWA
B A R AT
Struktur geologi yang berkembang
di Jawa Barat pada dasarnya
dipengaruhi oleh aktivitas
tumbukan Lempeng Indo-
Auastralia yang menunjam di
bawah Lempeng Erasia (Hamilton,
1979). Akibat dari adanya aktivitas
tumbukan lempeng ini
menghasilkan elemen tektonik
utama di Jawa Barat berupa palung,
busur luar non volkanik, cekungan
depan busur, jalur magmatisma,
cekungan belakang busur dan
Paparan Sunda (Katili, 1973).
TEKTONIK REGIONAL
JAWA BARAT
Secara regional daerah jawa Barat merupakan
daerah yang terletak pada alur volkanik-
magmatik yang merupakan bagian dari Busur
Sunda (Soeria-Atmaja, 1998 op.cit Martodjojo,
2003). Busur Sunda ini membentang dari Pulau
Sumatera ke arah timur hingga Nusa Tenggara
yang merupakan manifestasi dari interaksi antara
lempeng Samudera Indo-Australia dengan
lempeng Eurasia. Interaksi ini bergerak ke arah
utara dan menunjam ke bawah tepian benua
Lempeng Eurasia yang relatif tidak bergerak
(Hamilton, 1979 op.cit Fachri, 2000). Akibat dari
interaksi lempeng-lempeng tersebut di daerah
Jawa terdapat tiga pola struktur yang dominan
(Martodjojo, 2003), masing-masing ketiga pola
struktur tersebut adalah Pola Meratus, Pola
Sunda dan Pola Jawa.
T E K T O NIK R E G IONA L
J AWA B A R AT

Pola Meratus

Mempunyai arah timurlaut-baratdaya


(NE-SW). Pola ini tersebar di daerah
lepas pantai Jawa Barat dan Banten.
Pola ini diwakili oleh Sesar Cimandiri,
Sesar naik Rajamandala, dan sesar-
sesar lainya. Meratus lebih diartikan
sebagai arah yang mengikuti pola
busur umur Kapuas yang menerus ke
Pegunungan Meratus di Kalimantan
(Katili, 1974, dalam Martodjojo, 1984).
TEKTONIK REGIONAL JAWA BARAT

Pola Sumatera

Mempunyai arah baratlaut-tenggara (NW-SE). Pola ini


tersebar di daerah Gunung Walat dan sebagian besar
bagian selatan Jawa Barat. Pola ini diwakili oleh Sesar
Baribis, sesar-sesar di daerah Gunung Walat, dan
sumbu lipatan pada bagian selatan Jawa Barat. Arah
Sumatera ini dikenal karena kesejajaranya dengan
Pegunungan Bukit Barisan (Martodjojo, 1984).
TEKTONIK REGIONAL
J AW A B A R AT
Pola Sunda

Mempunyai arah utara-selatan (N-


S). Pola ini tersebar di daerah lepas
pantai utara Jawa Barat
berdasarkan data-data seismik.
Arah ini juga terlihat pada Sesar
Cidurian, Blok Leuwiliang. Arah
sunda ini diartikan sebagai pola
yang terbentuk pada Paparan
Sunda (Martodjojo, 1984).

TERIMA KASIH
POTENSI MINERALISASI DI DAERAH JAWA BARAT

Kondisi geologi daerah Jawa


Barat menjadi faktor pendukung utama
keterdapatan mineral-mineral ekonomis.
Sebagaimana diketahui bahwa jalur
Pegunungan Selatan adalah jalur
mineralisasi, batuan penyusunnya adalah
batuan yang dikenal sebagai Old
Andesite, yaitu batuan andesit sejenis
dengan batuan gunungapi yang dikenal
sekarang, tetapi berumur tua yaitu
berumur Miosen, karena itu disebut
dengan Batuan Andesit Tua.
P O T E N S I M I N E R A L I S A S I D A E R A H J AW A B A R AT
Sebuah endapan emas yang cukup
potensial baru-baru ini telah ditemukan
dan sekarang sedang dibangun di G.
Pongkor, sebelah tenggara Bogor di jalur
Pegunungan Selatan. Diperkirakan
potensinya mencapai lebih dari 150 ton
dan diperkirakan cadangan baru akan
habis dalam jangka 30 tahun.
Sementara itu, indikasi endapan emas
lainnya telah ditemukan pula di banyak
tempat di daerah Banten Selatan, di
perbatasan antara Bogor, Banten dan
Sukabumi. Hampir di seluruh jalur
selatan ini ditemukan pula indikasi yang
sama seperti di Jampang, Salopa, Cineam,
dll. Sebagaimana lazimnya daerah
mineralisasi, maka asosiasi emas
terdapat pula di sini seperti perak,
tembaga, timah hitam dan seng. Selain
itu mineral logam seperti mangan sudah
lama diketahui dan ditambang di
Tasikmalaya Selatan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai