Anda di halaman 1dari 36

Pertemuan 4

PERATURAN PERUSAHAAN (PP)


DAN
PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)

Oleh : Drs. Albon Manik, M.Si

FAKUSTAS HUKUM
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
PERATURAN PERUSAHAAN

DASAR HUKUM

 UNDANG-UNDANG NO.13 TAHUN 2003 PSL 108-115

 KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN


TRANSMIGRASI R.I NO.48/MEN/2004
TENTANG TATA CARA PEMBUATAN PP
TUJUAN PERATURAN PERUSAHAAN

1. MEMBERIKAN KEPASTIAN SYARAT-SYARAT KERJA DI


PERUSAHAAN

2. MENINGKATKAN GAIRAH KERJA KETENAGAN


BERUSAHA

3. MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA, AKHIRNYA


AKAN MENINGKATKAN TARAF HIDUP PEKERJA DAN
KELUARGANYA
MATERI PERATURAN PERUSAHAAN

• HAK DAN KEWAJIBAN PENGUSAHA

• HAK DAN KEWAJIBAN PEKERJA/BURUH

• SYARAT-SYARAT KERJA

• TATA TERTIB PERUSAHAAN

• JANGKA WAKTU BERLAKUNYA


PEMBUATAN PERATURAN PERUSAHAN
1. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja sekurang-
kurangnya 10 orang wajib membuat PP
2. Memuat syarat kerja yang belum diatur dalam perundang-
undangan ketenagakerjaan
3. Merupakan kewajiban dan tanggungjawab perusahaan
4. Masukan yang disampaikan pekerja, sp/sb bersifat saran dan
pertimbangan, tidak dapat diperselisihkan
5. Hanya dibuat 1 PP yang berlaku di perusahan
6. Perusahaan yang memiliki cabang dapat dibuat PP turunan
yang berlaku di masing-masing cabang
7. P.P turunan berlaku setelah mendapatkan pengesahan
8. Jika ada group perusahaan, maka dibuat PP masing-
masing perusahaan
PROSES MENDAPATKAN
SARAN DAN PERTIMBANGAN

1. SEBELUM PENGESAHAN, PERWAKILAN PEKERJA HARUS


MENDAPATKAN NASKAH RANCANGAN P.P

2. SARAN DAN PERTIMBANGAN HARUS SUDAH DITERIMA


PENGUSAHA DALAM WAKTU 14 HARI SEJAK DITERIMA
NASKAH RANCANGAN P.P

3. DALAM 14 HARI KERJA, TIDAK MEMBERIKAN SARAN DAN


PERTIMBANGAN, PENGUSAHA DAPAT MENGAJUKAN
PENGESAHAN DISERTAI BUKTI
PERUBAHAN P.P

• PERUSAHAAN HARUS MENDAPATKAN


PENGESAHAN KEMBALI

• PERUBAHAN DIANGGAP TIDAK ADA APABILA


BELUM MENDAPATKAN PENGESAHAN
KETENTUAN P.P
1. Pengusaha yang mepekerjakan sekurangnya 10 orang
wajib membuat PP
2. Mulai berlaku sejak disyahkan
3. Masa berlakunya 2 tahun dan wajib diperbaharui setelah
habis masa berlakunya
4. Selama berlakunya PP pengusaha wajib melayani sp/sb
untuk pembuatan pkb
5. Selama perundingan belum mencapai kesepakatan, pp
berlaku sampai habis masa berlakunya
6. Materi PP tidak boleh bertentangan dengan undang-
undang yang berlaku
7. Perubahan PP hanya dapat dilakukan atas dasar
kesepakatan pengusaha dengan perwakilan pekerja
8. Perubahan PP harus mendapat pengesahan
9. Pengusaha wajib memberitahukan dan menjelaskan isi PP
serta memberikan naskah PP atau pembaharuannya
kepada pekerja
PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)

PENGERTIAN :

PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)


Perjanjian yang merupakan hasil Perundingan antara
Serikat - Pekerja/Serikat Buruh (SP/SB), atau
beberapa SP/SB yang tercatat pada Instansi yang
bertanggungjawab dibidang Ketenagakerjaan dengan
Pengusaha atau Perkumpulan Pengusaha yang
Berbadan Hukum yang isinya memuat syarat syarat
kerja, Hak dan Kewajiban kedua belah pihak
TUJUAN & MANFAAT PKB
TUJUAN PEMBUATAN PKB:
• Menciptakan Ketenangan Bekerja Bagi Pekerja Dan Ketenangan
Berusaha Bagi Pengusaha
• Meningkatkan Syarat-syarat Dan Kondisi Kerja
• Meningkatkan Kesejahtraan Pekerja Dan Keluarganya
• Meningkatkan Produktifitas Dan Keuntungan Perusahaan

MANFAT PKB:
• Memberikan Jaminan & Kepastian Hukum akan Hak & Kewajiban
para pekerja & pengusaha
• Sebagai pedoman/peraturan bagi perngusaha dan pekerja dalam
melaksanakan hak & kewajiban masing-masing
• Terciptanya hubungan kerja yang kondusif, dinamis dan
berkeadilan
DASAR HUKUM PEMBUATAN PKB

1. UUD 1945 pasal 28 tentang Hak berserikat

2. UU No.18 thn 1956 tentang Hak berorganisasi dan


berunding bersama (ratifikasi Konvensi ILO No. 98/1949)

3. UU No.21 tahun 2000 tentang SP/SB

4. UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

5. Keputusan Menakertrans No. Kep.48/Men/IV Tahun


2004 tentang Tata-cara Pembuatan dan Pengesahan
Peraturan Perusahaan dan pembuatan Perjanjian Kerja
Bersama

11
MATERI / ISI PKB

SEKURANG-KURANGNYA HARUS MEMUAT:


1. Nama dan alamat serta kedudukan para pihak
(SP/SB serta Nomor Pencatatan dan Pengusaha serta
Badan Hukumnya )
2. Hak dan Kewajiban para pihak (Hak dan Kewajiban
Pengusaha dan SP/SB) diatur secara jelas dan mudah
dimengerti
3. Ruang Lingkup PKB, (misalnya):
 Batasan jabatan yang boleh jadi Pengurus SP,
 Hal-hal yang dibicarakan dalam forum Bipartit
 PKB berlaku untuk seluruh perusahaan dan anak
cabangnya
4. Jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya PKB
5. Aturan Peralihan
6. Tanda tangan para pihak yang membuat PKB

12
KEDUDUKAN HUKUM & KEKUATAN PKB

1. Kedudukan hukum PKB, sebagaimana hukum perjanjian


pada umumnya adalah sebagai Undang- Undang bagi
para pihak yang membuatnya (PKB setara dengan UU)
2. Semua Perjanjian yang dibuat secara syah berlaku sebagai
Undang-undang bagi mereka yang mebuatnya (KUH
Perdata psl 1338)
3. Isi PKB yang bertentangan dengan Undang-Undang yang
berlaku, Batal demi Hukum dan yang berlaku adalah
Undang-Undang (psl 124 ayat 3 UUK 13/2003)
4. Isi Perjanjian Kerja yang dibuat oleh Pengusaha dengan
Pekerja yang bertentangan dengan isi PKB, batal demi
Hukum dan yang berlaku adalah isi PKB
5. Pengusaha dilarag mengganti PKB dangan Peraturan
Perusahaan, selama diperusahaan masih ada SP/SB
6. Apabila Pengusaha mengganti PKB dengan Peraturan
Perusahaan (SP/SB tidak ada lagi), isi Peraturan
Perusahaan tsb tidak boleh lebih rendah dari isi PKB

13
MASA BERLAKUNYA PKB

1. Berlaku hanya 2 (dua) tahun

2. Dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun atas


Kesepakatan tertulis dari para pihak

3. Perundingan pembaharuan dimulai 3 (tiga) bulan


sebelum berakhir

4. Apabila dalam perundingan pembaharuan PKB tidak


tecapai kesepakatan, PKB tetap berlaku paling lama 1
(satu) tahun

5. Isi PKB dapat dalakukan perobahan atas kesepakatan


para pihak
SYARAT MEMBUAT PKB

• Dibuat dan diajukan oleh salah satu atau masing masing pihak.

• SP/SB yg berhak membuat PKB, adalah SP/SB yang sudah


tercatat pada Instansi yang bertanggung jawab dibidang
Ketenagakerjaan dan mempunyai anggota 50% lebih , atau
mendapat dukungan dari 50% lebih dari seluruh pekerja (apabila
hanya terdapat 1(satu) SP/SB diperusahaan tsb)

• Apabila tidak tercapai dukungan 50%, perundingan PKB dapat


dilakukan oleh gabungan SP/SB yang ada diperusahaan tsb dan
jumlah anggota teamnya secara proporsinal
• Dimusyawarahkan oleh para pihak

• PKB harus dibuat dalam bahasa Indonesia dan bisa


diterjamahkan oleh penterjemah yg sudah disumpah
PENDAFTARAN PKB
1. PKB yang sudah ditandatangani wajib didaftarkan oleh pengusaha pada
instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan
Kabupaten/Kota (apabila perusahaan hanya dalam 1(satu) wilayah tsb)

2. Didaftarkan pada Instansi yang bertanggung jawab dibidang


ketenagakerjaan di Provinsi (apabila perusahaan terdapat pada lebih dari
satu Kabupaten/kota dalam 1 (satu) Provinsi)

3. Didaftarkan di Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial (apabila


perusahaan terdapat pada lebih dari 1 (satu) Provinsi)

4. PKB yg sudah didaftarkan diteliti oleh pejabat seperti tersebut diatas


dalam waktu paling lama 7(tujuh) hari sejak diterima

5. PKB yang sudah diteliti harus diberikan surat keputusan Pendaftaran, dan
apabila ada isi PKB yang bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan harus membuat catatan dalam surat keputusan tersebut.

16
PROSES PEMBUATAN PKB

1. PERSIAPAN
1. Pengurus SP/SP membentuk Team(Panitia) perumus
2. Team perumus mengumpulkan bahan/materi yang akan
dirundingkan dari lapangan /anggota
3. Masukan dari anggota dibahas oleh team bersama pengurus
dalam rapat untuk ditetapkan dan disususun menjadi
kosep/bahan materi perundingan
4. Dalam menentukan materi perlu dipertimbangkan masukan
(aspirasi) dari anggota, untuk dijadikan sksla prioritas dalam
perundingan
5. Hasil rumusan team di bahas kembali dalam rapat team dan
pengurus SP untuk ditetapkan menjadi materi perundingan
6. Bentuk team perunding dan tetapkan melalui rapat
pengurus dan perwakilan
7. Team perunding yang sudah disetujui dalam rapat tsb di
berikan SK oleh pengurus SP/SB

17
2. TEAM PERUNDING

TEAM PERUNDING MENGADAKAN RAPAT UNTUK :

1. Menentukan pembagian tugas antara lain siapa yang menjadi


ketua team, sekretaris dan anggota

2. Mepelajari kembali konsep materi yang akan dirundingan


serta menentukan strategi dalam perundingan

3. Membuat/menyusun tata tertib perundingan

4. Membuat dan mengajukan surat ke pimpinan perusahaan


untuk permohonan/pemberitahuan prundingan PKB (Surat
diajukan melaui pengurus SP/SB dan dalam surat tersebut
dicantumkan nama dan susunan team perunding

18
3. PRA PERUNDINGAN
Setelah Mendapat Jawaban dari Pimpinan
Perusahaan, Team Perunding mengadakan
pertemuan dengan Team Perunding Perusahaan
untuk membicarakan :

1. Konsep /materi yang akan dibahas dalam


perundingan baik dari SP/SB maupun dari
management
2. Dispensasi dan pasilitas untuk team perunding .
3. Menetapkan waktu dan tempat perundingan
4. Menyusun tata tertib perundingan
5. Hal-hal lain yang berkaitan dengan
perundingan
19
4. TATA TERTIB PERUNDINGAN

UNTUK KELANCARAN PERUNDINGAN, PERLU DIBUAT TATA


TERTIB PERUNDINGAN MEMUAT ANTARA LAIN:

1. Waktu dan tempat perundingan


2. Dispensasi dan pasilitas untuk team perunding
3. Pihak pihak yang berunding (nama-nama dan susunan team
perunding)
4. Jadwal perundingan (berapa kali dalam seminggu dan berapa
jam dalam setiap perundingan )
5. Sistim perundingan ( apakah melaui juru bicara dan siapa
yang menjadi notulen )
6. Sistim pembahasan materi ( untuk kelancaran perundingan
dapat di dahulukan dibahas materi yang lebih mudah
7. Konsep siapa yang dibahas dalam perundingan (apakah
konsep dari SP atau kedua-duanya)
20
8. Penundaan sidang/skors (berapa lama sidang ditunda/di skors)

9. Apabila perundingan mengalami jalan buntu/macet, (kepada


siapa/instansi mana meminta bantuan penyelesaian

10. Apabila perlu dilakukan konsulatasi (bagaimana cara


penyampaian hasil/jalannya perundingan

11. Mulaiberlakunya materi yang telah disepakati (apakah meteri


yang telah disepakati tersebut berlaku sejak PKB ditanda
tangani atau sejak berakhinya PKB yang lama (apabila
pembaharuan)

12. Pemeriksaan draff hasil perundingan sebelum penanda tanganan


PKB dan pencetakan( perlu diperiksa dan di paraf dan dimiliki
setiap deraff yang sudah disepakati oleh masing masing paihak)

21
PROSES PERUNDINGAN

1. Materi yang dibahas dalam perundingan, terbatas pada konsep


yang sudah disepakati dalam tata tertib
2. Masing masing team perunding supaya berpedoman atas tata
tertib yang sudah disepakati
3. Perundingan dilakukan dengan rasa kekeluargaan, jangagan
menyerang/ mendiskritkan pribadi
4. Masing masing team perunding dapat bergantian siapa yang
membuka perundingan
5. Setiap materi yang sudah disepakati perlu di paraff dan
dicantumkan tanggal persetujuannya.
6. Setiap akhir perundingan supaya saling mencocokan notulen
perundingan .
LAPORAN HASIL PERUNDINGAN

1. Setelah selesai dilakukan perundingan, team perunding


melaporkan hasilnya kepada pengurus SP

2. Pengurus SP mengadakan rapat pengurus dan perwakilan


untuk melaporkan hasil perundingan

3. Apabila ada kekurangan dan kegagalan team perunding


(tidak dapat memperjuangkan seluruh aspirasi), apabila
masih memungkinkan untuk dirundingkan kembali dengan
pihak management , maka perlu diupayakan oleh
pengurus SP agar management bersedia membahas
kembali, namum apabila tidak memungkinkan maka hal
tersebut dijadikan bahan evaluasi untuk perundingan PKB
berikutnya)

4. Hasil rapat tersebut menjadi keputusan organisasi yang


harus diterima oleh seluruh anggota
KERANGKA ISI PKB
A. MUKADIMAH

B. UMUM
1. istilah-istilah
2. Pihak-Pihak yang membuat Perjajian
3. Tujuan Perjanjian Kerja Bersama
4. Luasnya /Ruang lingkup PKB
5. Kewajiban pihak-pihak yang mengadakan Perjanjian

C. PENGAKUAN, JAMINAN DAN PASILITAS BAGI S P


1. Pengakuan hak-hak Pengsaha dan SP
2. Jaminan bagi SP
3. Fasilitas bagi SP
4. Fungsi ,dan keanggotaan LKS Bipartit

24
D. HUBUNGAN KERJA
1. Penerimaan Pekerja baru
2. Masa percobaan
3. Surat Keputusan Pengangkatan
4. Golongan dan Jabatan pekerja
5. Kesempatan berkarir
6. Pendidikan dan latihan kerja.
7. Mutasi ,alasan , tujuan dan prosedurnya
8. Penilaian Prestasi Kerja
9. Promosi

E. WAKTU KERJA, ISTRAHAT KERJA DAN LEMBUR


1. Hari Kerja
2. Jam Kerja, Isterahat, dan Kerja Shif
3. Lembur
4. Perhitungan upah lembur

25
F. PEMBEBASAN DARI KEWAJIBAN BEKERJA
1. Isterahat Mingguan
2. Hari libur resmi
3. Cuti tahunan
4. Cuti Besar
5. Cuti Haid
6. Cuti Hamil/melahirkan
7. Cuti Pernikahan
8. Cuti sakit
9. Ijin meninggalkan Pekerjaan

26
G. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KEJA (K 3)

1. Prinsip-prinsip K 3
2. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan
3. Pakaian kerja, sepatu kerja dan peralatan kerja
4. Alat Pelindung diri
5. Panitia dan Pembina K 3
6. Audit K3

27
H. PENGUPAHAN
1. Pengertian Upah
2. Komponen Upah
3. Pembayaran Upah
4. Pemotongan Upah
5. Systim Kenaikan upah dan Penyesuaian Upah
6. Upah minimun di peusahaan
7. Tunjangan Jabatan
8. Tunjangan Transport
9. Tunjangan Perumahan
10. Tunjangan untuk tempat kerja tertentu
11. Tunjangan Hari Raya agama
12. Premi Hadir
13. Premi Shif
14. Premi Produksi
15. Premi Perjalanan dinas luar perusahaan

28
H. PENGOBATAN DAN PERAWATAN
1. Poliklinik Perusahaan
2. Pengobatan diluar Poliklinik
3. Perawatan dan Biaya Perawatan di Rumah Sakit
4. Biaya Bersalin (melahirkan)
5. Biaya Pengantian Gigi
6. Biaya Penggantian Pembelian Kaca mata
7. Tata cara dan prosedur untuk mendapatkannya

J. JAMINAN SOSIAL
1. Jaminan Kecelaan Kerja
2. Jaminan Hari tua
3. Jaminan Kematian
4. Dana Pensiun

29
K. KESEJAHTRAAN
1. Fasilitas makan/kantin
2. Extra Fooding
3. Sumbangan Pernikahan
4. Sumbangan Kematian
5. Sumbangan/Bantuan Bencana alam
6. Tempat Ibadah
7. Koperasi
8. Rekreasi , olah raga dan kesenian
9. Penghargaan masa kerja
10.Pemilihan Pekerja teladan dan penghargaan.

L. TATA TERTIB KERJA


1. Aturan Kerja dan kewajiban setiap pekerja
2. Larangan-Larangan
3. Sanksi terhadap pelanggaran tata tertib/aturan kerja

30
M. PENYELESAIAN KELUH KESAH
1. Prinsip-prinsip
2. Tata cara penyelesaian keluh kesah
N. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
1. PHK dalam masa percobaan
2. PHK atas permintaan sendiri/mengundurkan diri
3. PHK karena Kecelakaan Kerja
4. PHK karena usia lanjut/Pensiun
5. PHK karena meninggal dunia
6. PHK karena sakit berkepanjangan
7. PHK karena Rasinalisasi, marger dan relokasi perusahaan
8. PHK karena Pensiun di percepat
9. PHK karena ditahan oleh pihakyang berwajib
O. PELAKSANAAN DAN PENUTUP
P. TANDA TANGAN PARA PIHAK

31
HAL - HAL LAIN YANG PERLU DIKETAHUI UNTUK
MEBUAT PERJANJIAN KERJA BERSAMA /PKB

A. SYARAT SYAHNYA SUATU PERJANJIAN (psl 1320 KUH Perdata)


1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
2. Cakap untuk membuat suatu perikatan
3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal

• Syarat 1 dan 2 disebut Syarat Subjektif


• Syarat 3 dan 4 disebut Syarat Objektif

Catatan:
Apabila syarat 1 & 2 tidak terpenuhi, Perjanjian dapat dibatalkan

Apabila syarat 3 & 4 tidak terpenuhi, Perjanjian tersebut batal


Demi Hukum

32
B. SYARAT UNTUK MEBUAT SUATU PERJANJIAN

1. PIHAK-PIHAK YANG MEMBUAT PERJANJIAN HARUS DALAM


KEADAAN SEHAT JASMANI DAN ROHANI

2. TIDAK BOLEH DI BAWAH UMUR ( HARUS SUDAH DEWASA )

3. TIDAK DALAM TEKANAN SALAH SATU PIHAK

4. DALAM MEMBUAT PERJANJIAN TERSEBUT TIDAK BOLEH


ADA TIPU DAYA DARI SALAH SATU PIHAK (maksud-maksud
pihak tertentu untuk merugikan salah
satu pihak )

33
KETENTUAN/ATURAN LAIN YANG MEMPERKUAT
KEDUDUKAN HUKUM PKB

• Dalam hal terjadi pembubaran SP/SB atau pengalihan kepemilikan


Perusahaan, maka PKB tetap berlaku sampai berakhirnya jangka
waktu PKB (psl 131 UUK 13/2003)

• Dalam hal terjadi marger (penggabungan perusahaan) dan masing


– masing perusahaan mempunyai PKB, maka PKB yang berlaku
adalah PKB yang menguntunkan pekerja/buruh (ayat 2)

• Dalam hal terjadi marger antara Perusahaan yang mempunyai


PKB dengan Perusahaan yang tidak mempunyai PKB, maka PKB
tersebut berlaku bagi Perusahaan yang bergabung sampai dengan
berakhirnya jangka waktu PKB (psl 131 ayat 3)

34
RUANG LINGKUP PKB
(Berdasarkan isi Kep:Men 48/2004)
• 1 (SATU) PKB berlaku untuk seluruh pekerja/buruh (psl 13 ayat 1)
• PKB induk berlaku untuk semua cabang perusahaan dan dapat
dibuat PKB turunan yang berlaku masing-mawsing cabang
Perusahaan ( psl 13 ayat 2)
• PKB induk yang berlaku diseluruh cabang Perusahaan dan PKB
turunan, memuat pelaksanaan PKB induk yang disesuaikan
dengan kondisi cabang Perusahaan masing-masing (ayat 3)
• Dalam hal PKB induk telah berlaku di Perusahaan, namun
dikehendaki adanya PKB turunan di cabang Perusahaan, maka
selama PKB turunan belum disepakati, tetap berlaku PKB induk
• Dalam hal beberapa Perusahaan tergabung dalam satu Group dan
masing-masing Perusahaan merupakan Badann Hukum sendiri-
sendiri, maka PKB dibuat dan dirundingkan oleh masing-masing
Pengusaha dan SP/SB masing-masig perusahaan (psl 14)

35
36

Anda mungkin juga menyukai