130610031
Preceptor
dr. Muhammad Sayuti, Sp.B (K) BD
Balance cairan adalah hasil pemantauan
terhadap input ( masuk) dan output
(pengeluaran ) cairan selama 24 jam.
Balance cairan menggambarkan
keseimbangan antara input dan output
cairan teutama untuk yang memerlukan
pengawasan terhadap kelebihan atau
kekurangan cairan. 2
Defisit cairan perioperatif timbul sebagai akibat puasa pra-
bedah yang kadang-kadang dapat memanjang, kehilangan cairan
yang sering menyertai penyakit primernya, pendarahan,
manipulasi bedah, dan lamanya pembedahan yang
mengakibatkan terjadinya sequestrasi atau translokasi cairan.
Pada periode pasca bedah kadang-kadang perdarahan dan atau
kehilangan cairan (dehidrasi) masih berlangsung, yang tentu saja
memerlukan perhatian khusus.
3
Puasa pra-bedah selama 12 jam atau lebih dapat
menimbulkan defisit cairan (air dan elektrolit) sebanyak 1
liter pada pasien orang dewasa. Gejala dari defisit cairan
ini belum dapat dideskripsikan, tetapi termasuk
didalamnya adalah rasa haus, perasaan mengantuk, dan
kepala pusing. Gejala dehidrasi ringan ini dapat
memberikan kontribusi terhadap memanjangnya waktu
perawatan di rumah sakit.
4
5
Usia Kilogram Berat (%)
3 bulan 70%
6 bulan 60%
Dewasa 58 – 60%
6
Dewasa dengan obesitas 40 – 50%
7
Body 100%
8
Faktor-faktor preoperatif
9
Faktor Perioperatif
Induksi anestesi
Kehilangan darah yang abnormal
Kehilangan abnormal cairan ekstraselular ke third space
Kehilangan cairan akibat evaporasi dari luka operasi
10
Faktor postoperative:
11
1. Itake/input (Cairan Masuk)
Mulai dari infus, minum, kandungan air dalam makanan pasien,
volume obat-obatan suntik/injeksi, obat yang drip dan albumin.
-Infus =.....cc
-Transfusi WB (whole blood)=......cc
-Obat Injeksi =.....cc
-AM (Air Metabolisme) = .....cc
Total=
12
2. Output (Cairan Keluar)
Mulai dari urin 24 jam, jika pasien di pasang kateter maka hitung
dalam ukuran di urobag (sebuah kantong yang berfungsi untuk
menampung urin), jika tidak terpasang maka pasien harus
menampung urinya sendiri, muntah, cairan drainage, cairan NGT
terbuka, kemudian feses dan IWL (isensible water loss).
-Urine =........cc
13
3. IWL (Isensible water loss)
(15 X BB) = .....cc/Jam
24 Jam
-..... X 24= ..... cc/24 Jam
14
4. Rumus IWL jika mengalami Kenaikan suhu
-(10% X CM) X Jumlah kenaikan suhu + IWL normal
24 Jam
=.....
15
5. Rumus Baxter
Rumus baxter atau formula parkland adalah rumus yang digunakan
menghitung cairan resusitasi pada pasien luka bakar. Cairan yang digunakan
(Koloid, darah whole blood, plasma expander, kristaloid, Nacl fisiologi dan Ringer
Laktat.
- 4cc X BB(kg) X Luas luka bakar %= .....
4cc X 60 X 40% = 9.600 cc/24 Jam
Artinya kebutuhan cairan tersebut 9,6 Liter selama 24 Jam.
16
Pemberianya
17
Tetesan Infusnya
19
Pilihan Jenis Cairan
Sifat-sifat Kristaloid Koloid
perdarahan perdarahan 20
21
Balance cairan adalah hasil pemantauan terhadap input (
masuk) dan output (pengeluaran ) cairan selama 24 jam.
Balance cairan menggambarkan keseimbangan antara input
dan output cairan teutama untuk yang memerlukan pengawasan
terhadap kelebihan atau kekurangan cairan
Terapi cairan perioperatif merupakan pemberian cairan pada
periode sebelum, sesaat, dan setelah operasi. Terapi cairan
perioperatif dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi
kebutuhan cairan dan elektrolit dalam mempertahankan perfusi
jaringan yang adekuat, mencegah, dan mengoreksi adanya
defisit cairan.
.
22
Pemberian terapi cairan perioperatif dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu pre
operatif, intra operatif, dan post operatif. Cairan kristaloid, cairan koloid, maupun
darah, adalah jenis cairan yang digunakan dalam pemberian terapi cairan.
Pemilihan jenis cairan yang diberikan dibedakan oleh komposisi cairan yang
diberikan. Pemilihan rute pemberian cairan adalah hal yang perlu diperhatikan.
Pemilihan rute pemberian cairan didasari pada beberapa pertimbangan seperti
durasi pemberian cairan.
Dalam pemberian terapi cairan terdapat beberapa komplikasi yang dapat terjadi,
seperti gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, hingga terjadinya infeksi.
Pemberian terapi cairan sesuai dengan prosedur dapat mencegah terjadinya
komplikasi dan mempercepat penyembuhan pasien pasca operasi.
23
24