Anda di halaman 1dari 47

Asuhan Keperawatan pada Tn.

P dengan
Chronic Kidney Disease (CKD)
Ruang Rawat Inap Lt. 6 Selatan Teratai RSUP
Fatmawati

Oleh: Kelompok 2
Outlines
- Chronic Kidney Disease: Overview
- Hasil Pengkajian
- Analisa Data
- Rencana Asuhan Keperawatan
- Implementasi dan Evaluasi
- Kesimpulan
Chronic Kidney Disease:
Overview
WOC
Fungsi Ginjal

Mempertahankan Mengatur jumlah Mempertahankan


keseimbangan H2O dan konsentrasi ion keseimbangan asam
dalam tubuh CES basa tubuh

Mengeluarkan sisa
Menghasilkan Mengubah vitamin D
produk metabolisme
eritropoeitin → bentuk aktifnya
tubuh

Menghasilkan renin
Definisi

Gagal ginjal kronik (Smeltzer, 2010)


● penurunan fungsi ginjal dalam menjaga
keseimbangan cairan, elektrolit dan metabolisme tubuh,
dan akan menghasilkan azotemia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah) dan uremia

Gagal ginjal kronik (Bargman, & Skorecki, 2012)


• proses patofisiologis yang berhubungan dengan fungsi
ginjal yang abnormal dan penurunan GFR secara
progresif
Etiologi

glomerulonefritis
diabetes mellitus hipertensi
kronik

obstruksi pada penyakit polisistik


penyakit vascular
saluran kemih ginjal

infeksi
Klasifikasi
Manifestasi Klinis & Komplikasi
Komplikasi
Hipernatremia
• diakibatkan karena ginjal kehilangan kemampuan untuk mengeluarkan Na
• disebabkan juga karena terjadi penurunan GFR → RAAS → retensi

Hiperkalemia
• diakibatkan karena 90% kalium dieskresikan melalui ginjal
• adaptasi penurunan GFR → terjadi peningkatan eskresi K+ oleh nefron
• sebagai kompensasi dari asidosis metabolik

Gangguan metabolisme kalsium dan fosfat


• Ginjal → mengaktifkan vit D → membantu penyerapan kalsium →
pembentukan/regenerasi tulang
• Hipokalsemia → gangguan skeletal

Hiperfosfatemia
• regulasi pengeluaran fosfat diatur oleh ginjal
• penurunan fungsi ginjal → gangguan mengeluarkan fosfat → fosfat
meningkat
Komplikasi CKD
● Asidosis metabolik
Penurunan Fungsi ginjal H+ tidak dapat
jumlah nefron terganggu dikeluarkan

Asisdosis Bikarbonat
metabolik tidak dihasilkan

● Asidosis Gangguan Pada Kulit

Peningkatan
pruritus gatal
fosfat
Komplikasi CKD
● Perubahan Kardiovaskular
menyebabkan
Memicu pelepasan pembuluh darah Menurunkan tahanan
Kerusakan ginjal
renin angiotensin mengalami perifer
vasokontriksi

Mengakibatkan kerja Hipertensi


Gagal jantung Hipertrofi jantung jantung bertambah

● Uremia
Kerusakan
Penurunan jumlah
glomerulus Penurunan GFR
nefron
(glomerulusklerosis)

Terserap kembali ke
Gagal membuang sisa
Uremia dalam pembuluh
metabolik (BUN,Cr)
darah
Edema pada CKD
glomerulosklero Penurunan
hiperfiltrasi
sis jumlah nefron

Permeabilitas
mikroalbumin Hipertrofi
glomerulus
lolos glomerulus
meningkat

Penurunan
mikroalbumin tekanan onkotik
edema
uria di pembuluh
darah
Hasil Pengkajian
Data Demografi

• NAMA : Tn. P
• Tanggal Lahir : 12/04/1966 (52 th)
• Jenis kelamin : laki – laki
• Agama : Islam
• Pendidikan : Tamat SLTP
• Pekerjaan : Wiraswasta/ Pedagang
• Status Perkawinan : Menikah
• Tanggal Masuk : 09 November 2018
• Tanggal Pengkajian : 12 November 2018
• Diagnosa Medis Utama : Chronic Kidney Disease Std. V
• Diagnosa tambahan : Anemia, Hipoalbumin, Hiperkalemi
• Berat Badan : 62 Kg
Riwayat Keperawatan

Klien berobat jalan ke poli dengan keluhan:


lemas, pusing, pandangan berkunang – kunang, jalan
sempoyongan, aktifitas minimal Dilakukan pemasangan akses HD melalui
Cek darah : terdapat penurunan Hb Catheter Double Lumen (CDL) di klavikula
Dan peningkatan Ureum Creatinin sebelah kanan, lalu dilakukan HD dengan
Saran : Haemodialisa *Pasien menolak karena takut dan tranfusi PRC saat HD ±500cc
ingin minum obat di rumah saja
11/2018

08/09/18 12/11/18
09: Klien datang ke poli IPD dengan keluhan yang
sama dan sudah menyetujui untuk dilakukan cuci
darah/ haemodialisa
10: Klien mendapatkan tranfusi 2 kantong PRC,
dan direncanakan untuk pemasangan CDL dan HD
pertama tanggal 12/11/18
Riwayat Penyakit Terdahulu

● Hipertensi (+) 5 tahun yang lalu


● Asam Urat (+) 10 tahun yang lalu
● Stroke dengan kelemahan hemiparise sinistra dan di rawat selama 7
hari (+)pada tahun 2013
● Batu Ginjal (+) 3 tahun yang lalu
● Diabetes Mellitus (-)
Aktivitas/Istirahat Sirkulasi
- Klien biasanya berdagang, tapi sebulan - Klien mempunyai riwayat hipertensi ± 5
terakhir sudah jarang karena cepat tahun yang lalu tapi sudah rutin meminum
lemas obat hipertensi
- Klien tidak tidur siang karena - Tekanan darah : 140/90 mmHg, Nadi : 98
berdagang, tapi satu bulan terakhir tidur kali/menit, frekuensi pernapasan : 21
malam cepat (tidur : 21.00 dan bangun kali/menit Akral hangat, tidak ada sianosis,
pukul: 05.00) CRT <2 detik
Integritas Ego
Eliminasi
- Klien 1 bulan lalu sering merasa cemas - Klien mempunyai riwayat batu ginjal dan
dengan penyakitnya, tidak mau terus- ketika BAK keluar seperti pasir, tapi
terusan bergantung dengan terapi obat, sekarang sudah tidak ada keluhan
dan memikirkan keluarganya - BAB 1 kali per hari BAK dalam batas
- Saat ini klien sudah lebih menerima normal (urin normal :0,5 ml/KgBB/jam : 744
penyakitnya: ikhlas dan berusaha untuk ml/24 jam)
tetap sehat
Makanan/Cairan Kebersihan
Diri
- Klien 1 bulan terakhir merasa penurunan - Kebersihan diri Klien mandi 2x sehari, sikat
nafsu makan diakibatkan dari pantangan gigi gatal 2 kali perhari saat mandi, ganti
makan dari penyakit ginjal, asam urat, dan pakaian 2 kali per hari
hipertensinya. - Klien tampak rapih, tidak bau badan dan
- Selama 3 hari ini nafsu makan sudah mulai mulut, kuku panjang (punya keyakinan jika
membaik Tidak ada penurunan atau kuku tidak dipotong saat sakit)
penurunan BB secara drastis selama 3
bulan terakhir Makan 3 kali sehari dengan 1
porsi habis
- Minum dibatasi : 600ml/24 jam
Neurosensori
Nyeri/Ketidaknyamanan
- Klien merasa lemas, pusing sperti berputar- - Klien nyeri pada sendi lutut bagian kaki
putar namun hilang timbul, mata kanan, seperti ditusuk, tidak menyebar,
berkunang-kunang, jalan sempoyongan, skala 5, terus-terusan, berkurang jika tidak
sering kesemutan di ujung kaki. digerakkan dan minum obat
- Klien mempunyai riwayat hipertensi dan - lien mempunyai riwayat asam urat tinggi
stroke (hemiparase sinistra), keluhan tidak sejak 10 tahun lalu
berulang - Nyeri klien terllihat kemerahan, bengkak,
teraba hangat
Pernapasan
Keamanan
- Klien tidak mempunyai riwayat penyakit - Klien merasa gatal di seluruh tubuhnya,
pernapasan khususnya kaki, namun tidak menggaruk
- Pola napas regular, tidak ada retriksi dada, karena takut terjadi luka
tidak ada sumbatan di daerah hidung - Kulit klien tampak kering, bersisik, klien
- Frekuensi pernapasan : 19 kali/menit, tidak tampak tidak nyaman
ada sianosis - Kadar ureum : 216 mg/dL (normal 20-40
mg/dl)
Interaksi Sosial
Pembelajaran
Interaksi sosial Klien mempunyai Klien sudah mengetahui tentang
hubungan sosial yang baik dengan keadaan saat ini (tentang penyakit
tetangga dan saudaranya, saling ginjalnya) dan menerimanya.
membantu, dan menjenguk saat
sakit
Tambahan
● Saat dilakukan pengkajian, klien mengatakan masih merasa lemas, pusing (+), penglihatan
berkunang – kunang (+), klien mengatakan sering kesemutan pada area kaki. Klien tampak pucat,
konjungtiva anemis
● Klien juga mengatakan nyeri di daerah sendi lutut pada kaki kanannya, nyeri seperti ditusuk –
tusuk, nyeri tidak menyebar, skala nyeri dengan vass scale score 5 (0 -10) nyeri dirasakan hilang
timbul, berkurang jika tidak digerakkan dan minum obat, bertambah jika digerakkan
● Klien mengatakan sudah kurang lebih 1 bulan yg lalu merasa tidak nafsu makan, makan hanya
habis ½ porsi nasi tim, mual (+) dirasakan hilang timbul, namun klien mengatakan tidak ada
penurunan/ peningkatan BB secara drastis selama 3 bulan terakhir
● Klien mengatakan merasa gatal – gatal pada kulitnya, kemerahan pada kulit (-), kulit klien tampak
kering dan bersisik
Terapi Farmakologi

• Allopurinol 1 x 100mg/PO
• Bicnat 3 x 500mg/PO
• CaCO3 3 x 500mg/PO
• B 12 3 x 50mg/PO
• Ramipril 1 x 5mg/PO
• Clonidin 3 x 0,15mg/PO
DATA PENUNJANG
HASIL LABORATORIUM
TANGGAL JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

02/11/2018 Hb 5,3 gr/dL 13,2 – 17,3 gr/dL


Hematokrit 18% 33-45%
Eritrosit 1,69 4,40 – 5,90
Leukosit 7,4 ribu/ul 5-10 ribu/ul
SGOT 10 U/l 0-34 U/l
SGPT 9 U/l 0-40 U/l
HbsAg Negatif
Ureum 216 mg/dL 20-40 mg/dl
Kreatinin 11,3 mg/dL 0,6-1,5 mg/dl
Natrium 138 mmol/l 135-147 mmol/l
Kalium 6, 27 mmol/l 3,10-5,10 mmol/l
Klorida 113 mmol/l 95-108 mmol/l
Gula Darah Puasa 88 mg/dL 80-100 mg/dl
DATA PENUNJANG
HASIL LABORATORIUM
TANGGAL JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

09/11/2018 Hb 4,8 gr/dL 13,2 – 17,3 gr/dL


Hematokrit 16% 33-45%
Leukosit 6,1 ribu 5-10 ribu/ul
Trombosit 256ribu 150-440 ribu/ul
Eritrosit 1,57 juta 4,40 – 5,90 juta
APTT 43,6 s 26,3 – 40,3 s
PT 16,1 s 11,5 – 14,5 s
Ureum 223 mg/Dl 20-40 mg/dl
Kreatinin 10,8 mg/dL 0,6-1,5 mg/dl
Asam Urat 8,2 <7,0
Albumin 3,3 3,40-4,80 g/dl
HASIL LABORATORIUM
10/11/2018 Hb 6,5 13,2 – 17,3 gr/dL
Hematokrit 21% 33-45%
Eritrosit 2,19 juta 4,40 – 5,9
DATA PENUNJANG
HASIL LABORATORIUM
TANGGAL JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

13/11/2018 Hb 9,3 gr/dL 13,2 – 17,3


Hematokrit 28% 33 – 45
Leukosit 7,6 ribu/ul 5.0 – 10
Trombosit 220 ribu/ul 150 – 440
Eritrosit 3,15 juta/ul 4,40 – 5,90
Ureum 163 mg/dL 20 – 40
Kreatinin 7,4 mg/dL 0,6 – 1,5
Natrium 135 mmol/l 135 – 147
Kalium 4,45 mmol/l 3,10 – 5,10
Klorida 108 mmol/l 95 – 108
DATA PENUNJANG
HASIL LABORATORIUM
TANGGAL JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

13/11/2018 pH 7,455 7,370 – 7,440


Analisa Gas Darah pCO2 31,9 35 – 45
pO2 103,1 83,0 – 108,0
HCO3 21,9 21,0 – 28,0
O2 Saturasi 98 % 95 – 99%
BE (Base Excess) -1,0 02,5 – 2,5
Total CO2 22,9 19,0 – 24,0
Pemeriksaan Penunjang :
USG Ginjal, Buli – buli,
Prostat (13/11/2018)

Kesan:
- CKD Bilateral grade 3
- Tak tampak Hidronefrosis
- Cyst kecil di cortex renal bilateral (
Ren dextra diameter +/- 0,7 cm, Ren
sinistra diameter +/- 1,4 cm)
Pemeriksaan
Penunjang :
Rontgen Thorax
(09/11/18)
Kesan:
- Jantung tidak membesar
- Tidak tampak infiltrat di
kedua lapang paru
- Tidak tampak kelainan
radiologis pada jantung
dan pari
Analisis Data
ANALISIS MASALAH
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : - Program Risiko Ketidakseimbangan
DO : pengobatan/terapi volume cairan
Intake : (hemodialisis)
Infus : -
Minum : 600 cc/24 jam
Makan :
Output :
Diuresis: 0,5cc/kgBB/jam : 0,5 x 62 =
31cc/jam ; 31 x 24 = 744cc/24 jam
Urin pasien : 1100 cc/24 jam
BAB : 100 cc
IWL : (15 x BB)/ 24jam :
(15x62)/24 : 38,75/jam
: 38,75 x 24 = 930 ml/24 jam
Balance Cairan : 600 - 2130 =-1530 cc/24
jam
- Edema di kaki
- asietas
- Hasil foto toraks tidak ada tampak
kelainan radiologis pada jantung dan
paru
ANALISA MASALAH (2)
DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
DS : Agens cedera biologis (asam urat) Nyeri
-Klien mengatakan Nyeri pada
sendi lutut kaki kanannya, nyeri
dirasakan seperti ditusuk – tusuk,
nyeri tidak menyebar hanya di
sendi lutut saja, skala nyeri yaitu
nyeri sedang dengan
menggunakan Numeric pain
intensity scale didapatkan score
5 (0 – 10), nyeri dirasakan terus
menerus, berkurang jika tidak
digerakkan dan minum obat,
dan bertambah jika digerakkan

DO :
- Klien tampak meringis
- Sendi lutut pada Kaki kanan
Klien tampak kemerahan,
bengkak, dan teraba hangat
pada area lokalisasi nyeri
ANALISA MASALAH (4)
DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
DS : Imobilitas Intoleransi Aktivitas
- Klien merasa lemas, pusing
seperti berputar-putar namun
hilang timbul, mata berkunang-
kunang, jalan sempoyongan,
sering kesemutan di ujung kaki
- Klien mengatakan nyeri jika
sering bergerak
- Klien mengatakan mudah
kelelahan

DO :
- Sendi lutut pada kaki kanan,
tampak kemerahan, bengkak,
dan teraba hangat pada area
lokalisasi nyeri
- Hemoglobin 6,5
Rencana Asuhan
Keperawatan
Dx 1: Intoleransi Aktivitas
DIAGNOSA INTERVENSI DAN RASIONAL
Intoleransi Aktifitas • Kaji status kelelahan dan keterbatasan yang dialaminya → menentukan derajat dari efek
ketidakmampuan
• Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan/dibutuhkan →
Kriteria evaluasi : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi
• Identifikasi faktor stres/psikologi yang dapat memperberat → mungkin mempunyai efek
• Berpartisipasi pada akumulatif yang dapat diturunkan bila masalah dan takut diakui/diketahui
aktivitas yang diinginkan • Rencanakan periode istirahat adekuat → mencegah kelelahan berlebihan dan
menyimpan energi untuk penyembuhan.
• Terdapat penurunan • Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari dan ambulasi → mengubah energi,
tingkat kelelahan memungkinkan berlanjutnya aktivitas yang dibutuhkan/normal, memberikan keamanan
pada pasien.
• Tingkatkan tingkat partisipasi sesuai toleransi pasien → meningkatkan rasa
membaik/meningkatkan kesehatan.
• Monitor kadar elektrolit termasuk kalium, magnesium, dan kalsium → ketidakseimbangan
dapat mengganggu fungsi neuromuskular yang memerlukan peningkatan penggunaan
energi untuk menyelesaikan tugas dan potensial perasaan lelah.
Dx 2: Risiko Ketidakseimbangan Cairan
DIAGNOSA INTERVENSI DAN RASIONAL
Risiko Ketidakseimbangan • monitor intake dan output selama 24 jam
volume cairan • Monitor status hidrasi (membran mukosa lembab, denyut
nadi adekuat)
Kriteria evaluasi : • Monitor tanda-tanda vital
• Intake dan output • Monitor monitor indikasi kelebihan cairan (edema, asietas)
seimbang selama 24 jam • Kaji lokasi dan luas edema
• Turgor kulit baik • Pemberian diuretik (Kolaborasi)
• Penurunan kreatinin serum
• Elektrolit urin tidak
terganggu
DX 3: Nyeri Akut
DIAGNOSA INTERVENSI DAN RASIONAL
Nyeri • Kaji lokasi, durasi , frekuensi, dan tingkat nyeri →
Manajemen nyeri dilakukan dengan pengkajian tingkat nyeri
Tujuan : • Berikan informasi tentang manajemen nyeri yang tepat
• Menurunkan nyeri yang (nonfarmakologi dan farmakologi) → Manajemen nyeri yang
dialami klien tepat dapat menurunkan tingkat nyeri yang dialami klien
dengan menghindari efek samping berlebihan
Kriteria evaluasi : • Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam → Mengalihkan
• Melaporkan nyeri perasaan nyeri
berkurang • Kolaborasi pemberian anti nyeri (analgesik) jika diindikasikan
• Ekspresi nyeri pada wajah → Menurunkan nyeri hebat yang dialami klien dan
berkurang / tidak ada mencegah syok neurogenik
Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa 1: Intoleransi Aktivitas
Tanggal Implementasi Evaluasi

12/11/2 - Mengkaji Kebutuhan Istirahat dan aktivitas S: - klien mengatakan bahwa aktivitas dirumahnya adalah
018
pasien berdagang, sebelum sakit klien susah tidur siang, sulit tidur
- Mengkaji faktor yang menimbulkan kelelahan karena lelah
- Mengkaji kemampuan toleransi aktivitas klien - Klien mengatakan kelemahan yang dialaminya adalah
- Merencanakan periode istirahat yang cukup karena kurang darah, setelah cuci darah dia merasa agak
dan mendiskusikannya dengan pasien segar namun masih sempoyongan ketika berjalan
- Membantu pemenuhan ADL pasien O: Klien bedrest, dibantu saat ingin ke kamar mandi, terlihat
- Menganjurkan pasien untuk istirahat setelah lemas dan pucat serta
HD A: Masalah belum teratasi
- Kolaborasi dalam pemberian transfusi darah P: Lanjutkan intervensi, evaluasi kadar HB, evaluasi
pasien toleransi aktivitas pasien.

13/11/2 - Menginstruksikan pasien untuk bedrest S: Klien mengatakan lemasnya saat ini sudah tidak terlalu
018
- Memberikan informasi terkait pembatasan terasa seperti yang sudah-sudah
aktivitas pasien O: klien tampak lebih segar, Klien dapat duduk di tempat
- Membantu pemenuhan ADL pasien tidur tanpa sandaran, Hb pasien 6,5 pasca transfusi
- Kaji tingkat kelelahan pasien A: Masalah teratasi sebagian
P: evaluasi toleransi beraktivitas, monitor aktivitas yang
klien lakukan
Diagnosa 1: Intoleransi Aktivitas [Cont…]
Tanggal Implementasi Evaluasi

14/11/2 - Evaluasi tingkat kelelahan pasien S: - klien mengatakan lemasnya sudah tidak terlalu terasa,
018
- Evaluasi pola istirahat pasien klien mengeluhkan di RS tidak ada kegiatan jadi cepat
- Evaluasi kemampuan toleransi aktivitas mengantuk, klien mengatakan siang hari setelah makan
pasien langsung tidur, malam tidur dari jam 8 hingga 6 pagi
- Melatih melakukan aktifitas yang toleran O: klien tidak terlihat lemas, klien sudah mulai melakukan
pada pasien aktivitas harian secara mandiri (makan minum obat),
konjungtiva mulai berwarna PINK
A: Masalah teratasi sebagian
P: Monitor dan latih kegiatan yang mampu ditoleransi pasien

15/11/2 - evaluasi tingkat kelelahan pasien S: klien mengatakan sudah mulai dapat berjalan ke kamar
018
- Evaluasi aktivitas yang dapat ditoleransi mandi sendiri, lemas sudah tidak ada, namun mengantuk
pasien terus karena bosan, pusing sudah tidak ada
- Monitor kadar Hb pasien O: Klien sudah dapat melakukan ADL secara mandiri secara
- Motivasi klien dalam konsumsi makanan berangsur-angsur. TD 130/90, N 88x/m, RR 20x/m, S
sesuai diet pasien (rendah protein) 36,3x/m
A: diagnosa terselesaikan sebagian
P: lanjutkan Intervensi
Tanggal Implementasi Evaluasi

15/11/2
01
Diagnosa
- Monitor intake2: Risiko
dan output Ketidakseimbangan
24 jam pasien S: - Klien mengatakan BAK masihCairan
produksi banyak/normal
- Monitor status hidrasi - Klien mengatakan minuman dibatasi 600cc/24 jam
- Monitor tanda-tanda vital O:
- Monitor indikasi kelebihan cairan - Intake: hanya minum : 600 cc
- Kolaborasi pemberian cairan/diuresis - Output: Urin pasien : 1100 cc/24 jam BAB : 100 cc
- Balance Cairan : 600 - 2130 =-1530 cc/24 jam
- Edema (+) pada ekstremitas bawah
- Acites (+) minimal
- Turgor kulit normal
- Kulit kering dan bersisik, mukosa bibir kering
A: Masalah belum teratasi
P; Monitor status hidrasi serta monitor tanda-tanda
kelebihan dan kekurangan cairan
Tanggal Implementasi Evaluasi

12/11/2
018
Diagnosa
- Mengkaji Nyeri3: Nyeri
secara Akut
komprehensif (lokasi, S: - Klien mengatakan nyeri pada sendi lutut kaki kanan
karakteristik, durasi, dan intensitas) seperti ditusuk-tusuk , nyeri terlokalisasi, waktu muncul
- Mengobservasi tanda dan gejala nonverbal terus menerus, skala nyeri 5 dan dapat meningkat jika
yang menunjukkan nyeri digerakkan dan berkurang jika istirahat dan minum obat.
- Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam Klien merasa nyerinya sedikit berkurang setelah latihan
pada pasien relaksasi
- Kolaborasi pemberian obat anti nyeri kepada O: Klien tampak meringis jikadaerah sendi lutut dipegang
pasien atau digerakkan, tampak kemerahan pada sendi lutut,
bengkak, dan teraba hangat. TD 140/90, N 98x/m, S:
36,7oC, RR 23x/m
A: diagnosa terselesaikan sebagian
P: - Evaluasi nyeri pasien dan lanjutkan terapi farmakologi

13/11/2 - Evaluasi skala nyeri pasien S: Klien mengaku nyeri sudah berkurang menjadi skala 3
018
- Kolaborasi pemberian anti nyeri O: Klien terlihat tenang dan tidak meringis
A: diagnosa terselesaikan sepenuhnya
P: Evaluasi skala nyeri pasien 3x/24 jam serta berikan
pereda nyeri jika dibutuhkan
Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai