Fik Ui Ggk-Xerosis
Fik Ui Ggk-Xerosis
P dengan
Chronic Kidney Disease (CKD)
Ruang Rawat Inap Lt. 6 Selatan Teratai RSUP
Fatmawati
Oleh: Kelompok 2
Outlines
- Chronic Kidney Disease: Overview
- Hasil Pengkajian
- Analisa Data
- Rencana Asuhan Keperawatan
- Implementasi dan Evaluasi
- Kesimpulan
Chronic Kidney Disease:
Overview
WOC
Fungsi Ginjal
Mengeluarkan sisa
Menghasilkan Mengubah vitamin D
produk metabolisme
eritropoeitin → bentuk aktifnya
tubuh
Menghasilkan renin
Definisi
glomerulonefritis
diabetes mellitus hipertensi
kronik
infeksi
Klasifikasi
Manifestasi Klinis & Komplikasi
Komplikasi
Hipernatremia
• diakibatkan karena ginjal kehilangan kemampuan untuk mengeluarkan Na
• disebabkan juga karena terjadi penurunan GFR → RAAS → retensi
Hiperkalemia
• diakibatkan karena 90% kalium dieskresikan melalui ginjal
• adaptasi penurunan GFR → terjadi peningkatan eskresi K+ oleh nefron
• sebagai kompensasi dari asidosis metabolik
Hiperfosfatemia
• regulasi pengeluaran fosfat diatur oleh ginjal
• penurunan fungsi ginjal → gangguan mengeluarkan fosfat → fosfat
meningkat
Komplikasi CKD
● Asidosis metabolik
Penurunan Fungsi ginjal H+ tidak dapat
jumlah nefron terganggu dikeluarkan
Asisdosis Bikarbonat
metabolik tidak dihasilkan
Peningkatan
pruritus gatal
fosfat
Komplikasi CKD
● Perubahan Kardiovaskular
menyebabkan
Memicu pelepasan pembuluh darah Menurunkan tahanan
Kerusakan ginjal
renin angiotensin mengalami perifer
vasokontriksi
● Uremia
Kerusakan
Penurunan jumlah
glomerulus Penurunan GFR
nefron
(glomerulusklerosis)
Terserap kembali ke
Gagal membuang sisa
Uremia dalam pembuluh
metabolik (BUN,Cr)
darah
Edema pada CKD
glomerulosklero Penurunan
hiperfiltrasi
sis jumlah nefron
Permeabilitas
mikroalbumin Hipertrofi
glomerulus
lolos glomerulus
meningkat
Penurunan
mikroalbumin tekanan onkotik
edema
uria di pembuluh
darah
Hasil Pengkajian
Data Demografi
• NAMA : Tn. P
• Tanggal Lahir : 12/04/1966 (52 th)
• Jenis kelamin : laki – laki
• Agama : Islam
• Pendidikan : Tamat SLTP
• Pekerjaan : Wiraswasta/ Pedagang
• Status Perkawinan : Menikah
• Tanggal Masuk : 09 November 2018
• Tanggal Pengkajian : 12 November 2018
• Diagnosa Medis Utama : Chronic Kidney Disease Std. V
• Diagnosa tambahan : Anemia, Hipoalbumin, Hiperkalemi
• Berat Badan : 62 Kg
Riwayat Keperawatan
08/09/18 12/11/18
09: Klien datang ke poli IPD dengan keluhan yang
sama dan sudah menyetujui untuk dilakukan cuci
darah/ haemodialisa
10: Klien mendapatkan tranfusi 2 kantong PRC,
dan direncanakan untuk pemasangan CDL dan HD
pertama tanggal 12/11/18
Riwayat Penyakit Terdahulu
• Allopurinol 1 x 100mg/PO
• Bicnat 3 x 500mg/PO
• CaCO3 3 x 500mg/PO
• B 12 3 x 50mg/PO
• Ramipril 1 x 5mg/PO
• Clonidin 3 x 0,15mg/PO
DATA PENUNJANG
HASIL LABORATORIUM
TANGGAL JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
Kesan:
- CKD Bilateral grade 3
- Tak tampak Hidronefrosis
- Cyst kecil di cortex renal bilateral (
Ren dextra diameter +/- 0,7 cm, Ren
sinistra diameter +/- 1,4 cm)
Pemeriksaan
Penunjang :
Rontgen Thorax
(09/11/18)
Kesan:
- Jantung tidak membesar
- Tidak tampak infiltrat di
kedua lapang paru
- Tidak tampak kelainan
radiologis pada jantung
dan pari
Analisis Data
ANALISIS MASALAH
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : - Program Risiko Ketidakseimbangan
DO : pengobatan/terapi volume cairan
Intake : (hemodialisis)
Infus : -
Minum : 600 cc/24 jam
Makan :
Output :
Diuresis: 0,5cc/kgBB/jam : 0,5 x 62 =
31cc/jam ; 31 x 24 = 744cc/24 jam
Urin pasien : 1100 cc/24 jam
BAB : 100 cc
IWL : (15 x BB)/ 24jam :
(15x62)/24 : 38,75/jam
: 38,75 x 24 = 930 ml/24 jam
Balance Cairan : 600 - 2130 =-1530 cc/24
jam
- Edema di kaki
- asietas
- Hasil foto toraks tidak ada tampak
kelainan radiologis pada jantung dan
paru
ANALISA MASALAH (2)
DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
DS : Agens cedera biologis (asam urat) Nyeri
-Klien mengatakan Nyeri pada
sendi lutut kaki kanannya, nyeri
dirasakan seperti ditusuk – tusuk,
nyeri tidak menyebar hanya di
sendi lutut saja, skala nyeri yaitu
nyeri sedang dengan
menggunakan Numeric pain
intensity scale didapatkan score
5 (0 – 10), nyeri dirasakan terus
menerus, berkurang jika tidak
digerakkan dan minum obat,
dan bertambah jika digerakkan
DO :
- Klien tampak meringis
- Sendi lutut pada Kaki kanan
Klien tampak kemerahan,
bengkak, dan teraba hangat
pada area lokalisasi nyeri
ANALISA MASALAH (4)
DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
DS : Imobilitas Intoleransi Aktivitas
- Klien merasa lemas, pusing
seperti berputar-putar namun
hilang timbul, mata berkunang-
kunang, jalan sempoyongan,
sering kesemutan di ujung kaki
- Klien mengatakan nyeri jika
sering bergerak
- Klien mengatakan mudah
kelelahan
DO :
- Sendi lutut pada kaki kanan,
tampak kemerahan, bengkak,
dan teraba hangat pada area
lokalisasi nyeri
- Hemoglobin 6,5
Rencana Asuhan
Keperawatan
Dx 1: Intoleransi Aktivitas
DIAGNOSA INTERVENSI DAN RASIONAL
Intoleransi Aktifitas • Kaji status kelelahan dan keterbatasan yang dialaminya → menentukan derajat dari efek
ketidakmampuan
• Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan/dibutuhkan →
Kriteria evaluasi : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi
• Identifikasi faktor stres/psikologi yang dapat memperberat → mungkin mempunyai efek
• Berpartisipasi pada akumulatif yang dapat diturunkan bila masalah dan takut diakui/diketahui
aktivitas yang diinginkan • Rencanakan periode istirahat adekuat → mencegah kelelahan berlebihan dan
menyimpan energi untuk penyembuhan.
• Terdapat penurunan • Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari dan ambulasi → mengubah energi,
tingkat kelelahan memungkinkan berlanjutnya aktivitas yang dibutuhkan/normal, memberikan keamanan
pada pasien.
• Tingkatkan tingkat partisipasi sesuai toleransi pasien → meningkatkan rasa
membaik/meningkatkan kesehatan.
• Monitor kadar elektrolit termasuk kalium, magnesium, dan kalsium → ketidakseimbangan
dapat mengganggu fungsi neuromuskular yang memerlukan peningkatan penggunaan
energi untuk menyelesaikan tugas dan potensial perasaan lelah.
Dx 2: Risiko Ketidakseimbangan Cairan
DIAGNOSA INTERVENSI DAN RASIONAL
Risiko Ketidakseimbangan • monitor intake dan output selama 24 jam
volume cairan • Monitor status hidrasi (membran mukosa lembab, denyut
nadi adekuat)
Kriteria evaluasi : • Monitor tanda-tanda vital
• Intake dan output • Monitor monitor indikasi kelebihan cairan (edema, asietas)
seimbang selama 24 jam • Kaji lokasi dan luas edema
• Turgor kulit baik • Pemberian diuretik (Kolaborasi)
• Penurunan kreatinin serum
• Elektrolit urin tidak
terganggu
DX 3: Nyeri Akut
DIAGNOSA INTERVENSI DAN RASIONAL
Nyeri • Kaji lokasi, durasi , frekuensi, dan tingkat nyeri →
Manajemen nyeri dilakukan dengan pengkajian tingkat nyeri
Tujuan : • Berikan informasi tentang manajemen nyeri yang tepat
• Menurunkan nyeri yang (nonfarmakologi dan farmakologi) → Manajemen nyeri yang
dialami klien tepat dapat menurunkan tingkat nyeri yang dialami klien
dengan menghindari efek samping berlebihan
Kriteria evaluasi : • Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam → Mengalihkan
• Melaporkan nyeri perasaan nyeri
berkurang • Kolaborasi pemberian anti nyeri (analgesik) jika diindikasikan
• Ekspresi nyeri pada wajah → Menurunkan nyeri hebat yang dialami klien dan
berkurang / tidak ada mencegah syok neurogenik
Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa 1: Intoleransi Aktivitas
Tanggal Implementasi Evaluasi
12/11/2 - Mengkaji Kebutuhan Istirahat dan aktivitas S: - klien mengatakan bahwa aktivitas dirumahnya adalah
018
pasien berdagang, sebelum sakit klien susah tidur siang, sulit tidur
- Mengkaji faktor yang menimbulkan kelelahan karena lelah
- Mengkaji kemampuan toleransi aktivitas klien - Klien mengatakan kelemahan yang dialaminya adalah
- Merencanakan periode istirahat yang cukup karena kurang darah, setelah cuci darah dia merasa agak
dan mendiskusikannya dengan pasien segar namun masih sempoyongan ketika berjalan
- Membantu pemenuhan ADL pasien O: Klien bedrest, dibantu saat ingin ke kamar mandi, terlihat
- Menganjurkan pasien untuk istirahat setelah lemas dan pucat serta
HD A: Masalah belum teratasi
- Kolaborasi dalam pemberian transfusi darah P: Lanjutkan intervensi, evaluasi kadar HB, evaluasi
pasien toleransi aktivitas pasien.
13/11/2 - Menginstruksikan pasien untuk bedrest S: Klien mengatakan lemasnya saat ini sudah tidak terlalu
018
- Memberikan informasi terkait pembatasan terasa seperti yang sudah-sudah
aktivitas pasien O: klien tampak lebih segar, Klien dapat duduk di tempat
- Membantu pemenuhan ADL pasien tidur tanpa sandaran, Hb pasien 6,5 pasca transfusi
- Kaji tingkat kelelahan pasien A: Masalah teratasi sebagian
P: evaluasi toleransi beraktivitas, monitor aktivitas yang
klien lakukan
Diagnosa 1: Intoleransi Aktivitas [Cont…]
Tanggal Implementasi Evaluasi
14/11/2 - Evaluasi tingkat kelelahan pasien S: - klien mengatakan lemasnya sudah tidak terlalu terasa,
018
- Evaluasi pola istirahat pasien klien mengeluhkan di RS tidak ada kegiatan jadi cepat
- Evaluasi kemampuan toleransi aktivitas mengantuk, klien mengatakan siang hari setelah makan
pasien langsung tidur, malam tidur dari jam 8 hingga 6 pagi
- Melatih melakukan aktifitas yang toleran O: klien tidak terlihat lemas, klien sudah mulai melakukan
pada pasien aktivitas harian secara mandiri (makan minum obat),
konjungtiva mulai berwarna PINK
A: Masalah teratasi sebagian
P: Monitor dan latih kegiatan yang mampu ditoleransi pasien
15/11/2 - evaluasi tingkat kelelahan pasien S: klien mengatakan sudah mulai dapat berjalan ke kamar
018
- Evaluasi aktivitas yang dapat ditoleransi mandi sendiri, lemas sudah tidak ada, namun mengantuk
pasien terus karena bosan, pusing sudah tidak ada
- Monitor kadar Hb pasien O: Klien sudah dapat melakukan ADL secara mandiri secara
- Motivasi klien dalam konsumsi makanan berangsur-angsur. TD 130/90, N 88x/m, RR 20x/m, S
sesuai diet pasien (rendah protein) 36,3x/m
A: diagnosa terselesaikan sebagian
P: lanjutkan Intervensi
Tanggal Implementasi Evaluasi
15/11/2
01
Diagnosa
- Monitor intake2: Risiko
dan output Ketidakseimbangan
24 jam pasien S: - Klien mengatakan BAK masihCairan
produksi banyak/normal
- Monitor status hidrasi - Klien mengatakan minuman dibatasi 600cc/24 jam
- Monitor tanda-tanda vital O:
- Monitor indikasi kelebihan cairan - Intake: hanya minum : 600 cc
- Kolaborasi pemberian cairan/diuresis - Output: Urin pasien : 1100 cc/24 jam BAB : 100 cc
- Balance Cairan : 600 - 2130 =-1530 cc/24 jam
- Edema (+) pada ekstremitas bawah
- Acites (+) minimal
- Turgor kulit normal
- Kulit kering dan bersisik, mukosa bibir kering
A: Masalah belum teratasi
P; Monitor status hidrasi serta monitor tanda-tanda
kelebihan dan kekurangan cairan
Tanggal Implementasi Evaluasi
12/11/2
018
Diagnosa
- Mengkaji Nyeri3: Nyeri
secara Akut
komprehensif (lokasi, S: - Klien mengatakan nyeri pada sendi lutut kaki kanan
karakteristik, durasi, dan intensitas) seperti ditusuk-tusuk , nyeri terlokalisasi, waktu muncul
- Mengobservasi tanda dan gejala nonverbal terus menerus, skala nyeri 5 dan dapat meningkat jika
yang menunjukkan nyeri digerakkan dan berkurang jika istirahat dan minum obat.
- Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam Klien merasa nyerinya sedikit berkurang setelah latihan
pada pasien relaksasi
- Kolaborasi pemberian obat anti nyeri kepada O: Klien tampak meringis jikadaerah sendi lutut dipegang
pasien atau digerakkan, tampak kemerahan pada sendi lutut,
bengkak, dan teraba hangat. TD 140/90, N 98x/m, S:
36,7oC, RR 23x/m
A: diagnosa terselesaikan sebagian
P: - Evaluasi nyeri pasien dan lanjutkan terapi farmakologi
13/11/2 - Evaluasi skala nyeri pasien S: Klien mengaku nyeri sudah berkurang menjadi skala 3
018
- Kolaborasi pemberian anti nyeri O: Klien terlihat tenang dan tidak meringis
A: diagnosa terselesaikan sepenuhnya
P: Evaluasi skala nyeri pasien 3x/24 jam serta berikan
pereda nyeri jika dibutuhkan
Kesimpulan