Dalam perencanaan pendahuluan suatu sistem irigasi hal pertama yang perlu
dikerjakan adalah analisis hidrologi termasuk mengenai kebutuhan air
(consumative use), dimana jumlah kebutuhan air akan dapat menentukan
terhadap perencanaan bangunan irigasi.
Jenis tanaman
Cara pemberian air
Banyaknya curah hujan
Jenis tanah
Waktu penanaman
Keadaan iklim
Pemeliharaan saluran dan bangunan irigasi
Sedangkan untuk kebutuhan air di sawah untuk tanaman padi
ditentukan oleh faktor penyiapan lahan, penggunaan konsumtif,
perkolasi, penggantian air dan curah hujan efektif, yang secara
analitis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Kebutuhan total air di sawah (GFR)
Kebutuhan total air disawah adalah air yang diperlukan dari mulai penyiapan
lahan, pengolahan lahan, sehingga siap untuk di tanami, sampai pada masa
panen. Dengan kata lain, air yang di perlukan dari awal sampai selesainya
penanaman. Kebutuhan total air disawah dapat di hitung dengan rumus :
GFR = Etc + P + WLR
Dengan :
GFR = Kebutuhan total air di sawah (mm / hari atau Lt / hari . ha)
Etc = Evapotranspirasi tetapan (mm /hari)
WLR = Penggantian lapisan air (mm/hari)
P = Perkolasi
Kebutuhan air pengambilan (DR)
NFR
DR = 8.64 * ef
Dengan :
DR = Kebutuhan air di lahan (lt/det/ha)
NFR = Kebutuhan bersih air disawah (mm/hari)
ef = Efisiensi irigasi (nilai efisiensi diambil 65%)
Harga efisiensi irigasi didapat dari:
Ef = et x es x ep
Ef = 0.8 X 0.9 X0.9 - 0.648 ~ 0.6
Kebutuhan bersih air disawah (NFR)
Dengan :
NFR = Kebutuhan bersih air disawah ( mm/hari)
Re = Curah hujan efektif (mm/hari)
Perkolasi dan Perembesan
Perkolasi adalah gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh, yang terletak
diantara permukaan tanah sampai kepermukaan air tanah (zona jenuh).
Banyaknya air untuk perkolasi tergantung dari sifat-sifat tanah,
diantaranaya tekstur tanah, dan struktur di dalam lapisan tanah, elevasi
muka air tanah dan kedalaman lapisan kedap air.
Tabel Nilai-Nilai Perkolasi
Bulan Perkolasi (mm/hari)
Up Land 6 5 4 3 0
Low Land 3 2 2 1 0
Tabel Nilai-Nilai Perkolasi Berdasarkan
Ketentuan SDAP
Berat 2
Nilai perkolasi untuk tanaman padi dan palawija untuk daerah Garut
adalah sebagai berikut :
Tanaman Padi
Bulan ke 2 = 3 mm/hari
Bulan ke 3 = 3 mm/hari
Bulan ke 4 = 3 mm/hari
Tanaman Palawija
Bulan ke 1 = 3mm/hari
Bulan ke 2 = 3mm/hari
Bulan ke 3 = 0mm/hari
Penggantian Lapisan Air
R80% = n/5 + 1
Dengan :
n = Lamanya periode pengamatan
Maka untuk curah hujan efektifnya adalah :
Rc = 0.7xR80%
Selain rumus yang di atas dapat juga di gunakan rumus sebagai berikut
R = n-q x 100% n
Dengan :
R = Curah hujan andalan
n = Banyaknya pengamatan
q = Data yang lebih kecil dari data
Dalam analisis evapotranspirasi potensial digunakan metode Hamon, mengingat data yang tersedia pada Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan (SDAP) Kabupaten Garut tidak
Analisis Evapotranspirasi
Eto = Ch x D2 x Pt
Ch = Koefisien = 0.55
D = Durasi jam penyinaran matahari terhadap satuan 30 hari selama 12 jam/hari
(lihat tabel 3.4)
Yang mana dari persamaan diatas dapat diketahui kebutuhan air pengambilan baik
untuk rencana tanam maupun untuk realisasi tanam yaitu sebagai berikut, untuk bulan
November I, yaitu :
NFR
DR =
8,64 * ef
7,415 = 1,430363
DR =
8,64 * 0,6 mm/hari
Sehingga dengan cara yang sama dapat diketahui kebutuhan air pengambilan baik
untuk rencana tanam maupun untuk realisasi tanam.