Anda di halaman 1dari 7

Cara Kerja Sistem Pengapian

Elektronik
NAMA KELOMPOK :
FAJAR MAULANA GHIFARI
MOH. NANANG RIFAI
Cara kerja sistem pengapian
Cara kerja sistem pengapian dibagi menjadi 4 jenis,
yaitu :
• Cara kerja pengapian konvensional
• Cara kerja pengapian transistor
• Cara kerja pengapian DLI ( Distributor Less Ignition)
• Cara kerja pengapian CDI ( Capasitor Discharge
Ignition )
1. Cara kerja Pengapian Konvensional

• Sistem pengapian konvensional banyak digunakan pada mobil jadul seperti kijang
generasi awal dan colt. Cara kerja sistem pengapian konvensional cukup sederhana.
Saat kunci kontak berada pada posisi ON, maka arus dari baterai mengalir ke
Ignition coil dan keluar menuju platina. Karena mesin belum berputar (belum
starting) maka platina akan menghubungkan arus ke masa. Sehingga timbul
kemagnetan pada kumparan primer.
• Saat mesin starting, platina akan terputus saat cam menyentuh kaki platina. Akibatnya
kemagnetan pada kumparan primer bergerak ke kumparan sekunder dan menghasilkan
tegangan super tinggi mencapai 20 KV. Tegangan tersebut langsung disalurkan ke busi untuk
proses pemercikan. Ketika cam tidak menyentuh kaki paltina, maka platina kembali
tersambung sehingga proses kemagnetan pada kumparan primer kembali terjadi. Proses ini
berlangsung secara terus menerus selama mesin hidup.
2. Cara kerja sistem pengapian transistor
• Sistem pengapian transistor masuk dalam kategori semi elektronik. Sistem ini tidak lagi menggunakan
platina melainkan sebuah transistor. Fungsinya untuk menggantikan peran platina. Untuk prinsip kerja
sendiri, hampir sama dengan pengapian konvensional. Saat kunci kontak ON maka arus dari baterai
mengalir ke ignition coil dan output coil terhubung ke kaki transistor.
Transistor merupakan saklar elektronik yang memiliki tiga kaki. Saat kaki basis mendapatkan arus listrik
walau kecil, maka kaki colector dan emitor akan terhubung. Namun jika kaki basis tidak mendapat suplai
listrik, maka colector dan emitor akan terputus. Saat mesin belum menyala, kaki basis akan mendapatkan
suplai arus sehingga emitor dan colector terhubung. Akibatnya ada kemagnetan di ignition coil. Saat mesin
starting, komponen pulser akan mengirimkan sinyal dengan frekuensi tertentu yang menandakan timing
pengapian. Sinyal ini akan memutuskan dan menyambungkan arus basis dengan interval tertentu. Saat arus
basis terputus, terjadi induksi elektromagnetik pada coil. Hasilnya tegangan tinggi dari koil sekunder yang
disalurkan ke busi.
3. Cara kerja Sistem pengapian
DLI(Distributor Less Ignition)
• Sistem DLI juga merupakan tipe pengapian elektronik. Namun berbeda dengan pengapian
transistor, Sistem DLI tidak lagi menggunakan Distributor untuk membagi tegangan. Untuk
cara kerja pengapian DLI sama dengan sistem pengapian transisitor, bedanya arus dari koil
sekunder langsung di teruskan kebusi. Biasanya sistem ini memiliki banyak coil. Saat mesin
mulai berputar, sensor CKP dan CMP akan mengirimkan sinyal ke ECM. Di dalam ECM
sinyal tersebut akan dikombinasikan dengan data dari beberapa sensor lain untuk menentukan
timing pengapian.
Output dari sensor berupa sinyal yang akan memutuskan arus primer coil. Sehingga terjadilah
induksi elektrimagnetik. Model pengapian DLI banyak diaplikasikan pada kendaraan modern.
Selain lebih akurat, sistem ini juga dapat membuat kinerja mesin lebih efisien. Rangkaian
pengapian DLI terlihat lebih sederhana namun perlu keahlian tertentu untuk mendeteksi
kesalahan pada sistem ini.
4. Cara kerja pengapian CDI (Capasitor
Discharge Ignition)

• Untuk jenis pengapian terakhir, lebih populer digunakan pada sepeda motor. Meski memiliki prinsip yang
sama yaitu induksi elektromagnet, namun ada perbedaan pada cara kerja. Sesuai namanya, cara kerja
pengapian CDI menggunakan metode pengosongan arus (Discharging) menggunakan komponen capasitor
yang fungsinya mirip dengan baterai. Capasitor adalah komponen elektronika yang mampu menyerap
energi listrik dan menyalurkanya ke rangkaian kelistrikan. Saat kunci kontak pada posisi ON, arus dari
baterai atau spul menuju transformator untuk diperbesar teganganya, kemudian langsung diserap oleh
Capasitor. Ketika mesin starting, maka pulser akan mengirimkan sinyal ke CDI unit. Sinyal tersebut akan
mengubah arah arus capasitor menuju rangkaian ignition coil. Karena capasitor dalam keadaan terisi
tegangan penuh, maka terjadilah aliran listrik dari capasitor menuju ignition coil.
Sehingga menumbulkan kemagnetan yang akan menginduksi koil sekunder untuk menghasilkan tegangan
super tinggi. Rangkaian pengapian CDI berbeda dengan ketiga jenis pengapian sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai