Anda di halaman 1dari 25

KEPERAWATAN ANAK

MARASMUS
Dosen Pembimbing : Kusmini Suprihatin. S.kep,M.kep.Sp.An

POLITEKNIK KEMENKES SURABAYA


PRODI D III KEPERAWATAN SIDOARJO
TAHUN AJARAN 2018/2019
Nama kelompok 17
2A

33 •Idilil Fitriyani
34 •Devia Putri O
DEFINISI
• Marasmus adalah MEP berat yang disebabkan oleh
defisiensi makanan sumber energi (kalori), dapat terjadi
bersama atau tanpa disertai defsiensi protein. Bila
kekurangan sumber kalori dan protein terjadi bersama dalam
waktu yang cukup lama maka anak dapat berlanjut ke dalam
status marasmik kwashiorkor.( Mochtar, 2001).
• Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan kalori protein.Marasmus adalah malnutrisi
berat pada bayi sering ada di daerah dengan makanan
tidak cukup atau higiene kurang. Sinonim marasmus
diterapkan pada pola penyakit klinis yang menekankan
satu ayau lebih tanda defisiensi protein dan
kalori.(Suriadi,2001:196)
Ciri- Ciri Terkena Penyakit Marasmus

1. Bayi cengeng dan sering merasa lapar.


2. Iga gambang dan perut cekung
3. Otot paha mengendor (baggy pant)
4. Ubun-ubun cekung pada bayi
5. Wajahnya tampak menua (old man /monkey face)
6. Atrofi jaringan, otot lemah terasa kendor/lembek ini dapat dilihat pada
paha dan pantat bayi yang seharusnya kuat dan kenyal dan tebal.
7.Oedema (bengkak) tidak terjadi.
8. Warna rambut tidak berubah.

9. Pada marasmus tingkat berat, terjadi retardasi pertumbuhan, berat badan


dibanding usianya sampai kurang 60% standar berat normal. Sedikitnya jaringan
adipose pada marasmus berat tidak menghalangi homeostatis, oksidasi lemak
tetap utuh namun menghabiskan cadangan lemak tubuh. Keberadaan persediaan
lemak dalam tubuh adalah faktor yang menentukan apakah bayi marasmus dapat
bertahan/survive.

10. Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan
kehilangan berat badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada
kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari
bantalan pipi.
11. Abdomen dapat kembung dan datar.

12. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat, kemudian lesu dan nafsu
makan hilang.

13.Biasanya terjadi konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe
kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi mucus dan sedikit.
KOMPLIKASI MARASMUS

1 Defisiensi
vitamin A 4 Diare kronis

2
Dermatosis
Tuberculosis
3
Kecacingan
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN MARASMUS

A. PENCEGAHAN
1. Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi
yang paling baik untuk bayi.
2. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6
tahun ke atas.
3. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan
kebersihan perorangan.
4. Pemberian imunisasi.
5. Mengikuti program keluarga berencana untuk mencegah kehamilan terlalu
kerap.
6. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat
merupakan usaha pencegahan jangka panjang.
B.PENGOBATAN

1. Atasi/cegah hipoglikemia (kadar gula dalam darah rendah)


2. Atasi/cegah hipotermia (suhu tubuh rendah)
3. Atasi/cegah dehidrasi
4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
5. Obati/cegah infeksi
6. Mulai pemberian makanan
7. Fasilitasi tumbuh-kejar (“catch up growth”)
8. Koreksi defisiensi nutrien mikro
9. Lakukan stimulasi sensorik dan dukungan emosi/mental
10. Siapkan dan rencanakan tindak lanjut setelah sembuh.
DIET MAKANAN MARASMUS
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
1. Sumber karbohidrat Nasi, Roti, mie, makaroni, cake,
tarcis, puding, pastri, dodol, ubi,
gula pasir.

2. Sumber Protein Daging sapi, ayam, ikan, telur, Dimasak dengan banyak minyak
susu, keju, yoghurt dan es krim atau kelapa/santan kental
3. Sumber protein Semua jenis kacang-kacangan, Dimasak dengan banyak minyak
nabati tempe, tahu dan pindakas
atau kelapa/santan kental

4. Sayuran Semua jenis sayuran, terutama Dimasak dengan banyak minyak


jenis bayam, daun singkong, atau kelapa/santan kental.
kacang panjang, labu siam, dan
wortel, dengan teknik pengolahan
direbus, dikukus dan ditumis
4. Buah-buahan Semua jenis buah segar, buah kaleng,
buah kering dan jus buah

5. Lemak dan minyak Minyak goreng, mentega, margarin, Santan kental


santan encer dan salad dressing.

6. Minuman Soft drink, madu, sirup, teh dan kopi Minuman rendah energi.
encer

7. Bumbu Bumbu tidak tajam seperti bawang Bumbu yang tajam seperti cabe
merah, bawang putih, laos, salam dan
kecap. dan merica.

Syarat Diet Penderita Marasmus Energi Tinggi Protein Tinggi (Etpt) :


 Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB.
 Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB.
 Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
 Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.
 Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal.
 Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna.
ASUHAN KEPERAWATAN
DEFINISI

• Marasmus ialah suatu bentuk kurang Kalori-protein yang berat.


Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara
kekurangan makanan dan penyakit infeksi. Selain faktor
lingkungan, ada beberapa faktor lain pada diri anak sendiri yang
dibawah sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya
marasmus.
ETIOLOGI
Menurut Behrman (1999: 122) etiologi marasmus antara lain :

1. Pemasukan kalori yang tidak mencukupi, sebagai akibat kekurangan


dalam susunan makanan.
2. Kebiasaan-kebiasaan makanan yang tidak layak, seperti terdapat pada
hubungan orang tua dan anak yang terganggu atau sebagai akibat
kelainan metabolisme atau malformasi bawaan.
3. Gangguan setiap sistem tubuh yang parah dapat mengakibatkan
terjadinya malnutrisi.
4. Disebabkan oleh pengaruh negatif faktor-faktor sosioekonomi dan
budaya yang berperan terhadap kejadian malnutrisi umumnya,
keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh diare
kronik malabsorpsi protein, hilangnya protein air kemih (sindrom
nefrotik), infeksi menahun, luka bakar dan penyakit hati.
Patofisiologi

• Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,
protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92).
Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk
mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi.
Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan,
karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai
bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat
sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan.
Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan
menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan
ginjal. Selam puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol
dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies
sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun.
Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi
seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. (Nuuhchsan Lubis an Arlina
Mursada, 2002:11).
P
A
T
H
W
A
Y
MANIFESTASI KLINIS

 Anak Cengeng, rewel,  Pertumbuhan dan  Vena superfisialis tampak


dan tidak bergairah perkembangan terganggu lebih jelas
 Diare  Terjadi pantat begi karena  Ubun-ubun besar cekung
terjadi atrofi otot
 Mata besar dan dalam  Tulang pipi dan dagu
 Jaringan lemak dibawah kelihatan menonjol
 Akral dingin dan kulit akan menghilang,
tampak sianosis kulit keriput dan turgor  Anoreksia
 Wajah seperti orang kulit jelek  Sering bangun malam
tua  Perut membuncit atau
cekung dengan gambaran
usus yang jelas
 Nadi lambat dan
metabolisme basal
menurun
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan Fisik
2) Mengukur TB dan BB
3) Menghitung indeks massa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi dengan TB (dalam
meter)
4) Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep)
ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur,
biasanya dangan menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit
banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada
laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
5) Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk memperkirakan jumlah
otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak berlemak).
6) Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit, Hb, Ht, transferrin.
PENATALAKSANAAN

1) Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang
kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein, mineral dan vitamin.
2) Pemberian terapi cairan dan elektrolit.
3) Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.
4) Pengkajian riwayat status sosial ekonomi, kaji riwayat pola makan,
pengkajian antropometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil
laboratorium, timbang berat badan, kaji tanda-tanda vital.
DIAGNOSA

1. Resiko infeksi b.d daya tahan tubuh menurun


2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
intake yang kurang
3. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan status nutrisi
INTERVENSI
1. Resiko infeksi b.d daya tahan tubuh menurun
NOC NIC

1. Immune status Infection Control (Kontrol Infeksi)


2. Knowledge : infection control 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai
3. Risk Control 2. Pertahankan teknik isolasi
Kriteria Hasil : 3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi tindakan keperawatan
2. Mendeskripsikan proses penularan 4. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
penyakit, factor yang mempengaruhi tangan
penularan serta penatalaksanaanya 5. Tingkatkan intake nutrisi
3. Menunjukkan kemampuan untuk 6. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
mencegah timbulnya infeksi lokal
4. Jumlah leukosit dalam batas normal 7. Berikan perawatan kulit pada area
5. Menunjukkan perilaku hidup sehat epidema
8. Dorong masukan nutrisi yang cukup
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
intake yang kurang
NOC NIC

Kriteria Hasil : 1. Kaji adanya alergi makanan


1. Adanya peningkatan berat badan sesuai 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
tujuan menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi dibutuhkan pasien
badan 3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi intake Fe
4. Tidak ada tanda malnutrisi 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan
5. Tidak terjadi penurunan berat badan protein dan vitamin C
5. Berikan substansi gula
3. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan status nutrisi
NOC NIC

Kriteria Hasil : 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan


1. Integritas kulit yang baik bisa pakaian yang longgar
dipertahankan (sensasi, elastisitas, 2. Hindari kerutan pada tempat tidur
temperatur, hidrasi, pigmentasi) tidak 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
ada luka/lesi pada kulit dan kering
2. Perfusi jaringan baik 4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
3. Menunjukkan pemahaman dalam setiap 2 jam sekali
proses perbaikan kulit dan mencegah 5. Monitor kulit akan adanya kemerahan
terjadinya cedera berulang 6. Oleskan lotion/minyak atau baby oil
4. Mampu melindungi kulit dan pada daerah yang terkena
mempertahankan kelembaban kulit dan 7. Monitor status nutrisi pasien
perawatan alami. 8. Memandikan pasien dengan sabun dan
air hangat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai