Nama : Ny. Re
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 29 Tahun
Alamat : Sawah Lebar
Status : Menikah
Tgl. MRS : 28 Februari 2018
Tgl. Pemeriksaan : 28 Februari 2018
ANAMNESA
Keluhan utama
Riwayat Pengobatan:
Belum pernah melakukan pengobatan sebelumnya
Riwayat Alergi:
Tidak ada keluhan/riwayat alergi.
Riwayat Psikososial:
Os tidak merokok dan mengonsumsi alkohol. Polah makan
bervariasi dengan frekuensi 2-3 kali sehari dan jarang berolahraga.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis :
Kesadaran : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign :
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 25x/menit
Suhu : 37,8°C
PEMERIKSAAN FISIK (CONT,,)
Hematokrit 40 42–52 %
Neutrofil 76 40-50 %
Limfosit 17 20-40 %
Monosit 5 2-8 %
Eosinofil 2 1-3 %
Basofil 0 0-1 %
URINALISIS 28 FEB 2018
Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Jernih Jernih
PH 6,0 4,5-8
Reduksi Negatif Negatif
Protein Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Berat jenis 1.025
Darah Samar Negatif Negatif
Urobinogen Negatif Negatif
Nitrogen Negatif Negatif
Leukosit Negatif Negatif
Sedimen
Eritrosit 0-1 <3/LPB
Leukosit 2-3 <3/LPB
Epitel 1-2 <3/LPB
Silinder Negatif Negatif
Kristal Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif
ALVARADO SCORE
Migration of pain to right lower quadrant 1
Anorexia 1
Nausea and vomiting 1
Tenderness in right lower quadrant 2
Rebound pain 1
Elevated temperature 1
Leukocytosis 2
Shift of white blood cell count to left 1
10
DIAGNOSIS KERJA
Apendisitis akut
RENCANA PENATALAKSANAAN
Terapi khusus: laparatomy
eksplorasi+appendectomy
Terapi umum:
Inf. RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxon 2x1gr IV
Inj. Ranitidin 2x50mg IV
Inj. Metronidazol 3x500mg IV
PROGNOSIS
Peranan lingkungan
Asupan rendah serat akan berkontribusi pada perubahan
motilitas, flora normal, dan kondisi lumen, yang selanjutnya
menjadi predisposisi terbentuknya fecalith.
Peranan Obstruksi (faktor dominan)
closed-loop obstruction, dimana fecalith menjadi penyebab
tersering.
Penyebab obstruksi lainnya ialah hiperplasia jaringan
limfoid pada mukosa dan submukosa, biji-bijian, neoplasma
seperti karsinoma dan tumor karsinoid terjadi pada sekitar
2% kasus, atau oleh benda asing, yang sangat jarang
terjadi serta bola cacing (Ascaris).
Peranan dari Flora Kolonik Normal
Aspirasi pada apendiks yang inflamasi sekitar 60% adalah
anaerob, Spesimen jaringan dari apendiks yang
inflamasi semua memperlihatkan hasil kultur E. Coli, sebab
lain latobacilus, pseudomonas, dll.
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Gejala
Bermula dari nyeri di daerah umbilikus atau
periumbilikus (nyeri bersifat severe dan steady)
beralih ke kuadran kanan bawah
Terdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan
demam yang tidak terlalu tinggi.
Biasanya juga terdapat konstipasi, tetapi kadang-
kadang terjadi diare, mual, dan muntah.
Bertambah nyeri pada pergerakan, berjalan, atau
batuk
Tanda-tanda
PE :
Tanda vital tidak terlalu berubah (bila berubah :
tanda-tanda komplikasi)
Demam ringan (37,5-38)
Defans muskuler
Tanda-tanda
Nyeri rangsangan peritoneum
tidak langsung
Rovsing sign:
Nyeri kanan bawah pada
tekanan kiri
Blumberg sign:
Nyeri kanan bawah bila
tekanan kiri dilepaskan
Nyeri kanan bawah bila
peritoneum bergerak seperti
nafas dalam, berjalan, batuk,
mengedan
PEMERIKSAAN FISIK
Rovsing’s sign
Obturator sign
Psoas sign
PEMERIKSAAN FISIK
Colok dubur: jangan terlewatkan!!!
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab Pencitraan :
Leukosit rata-rata Radiografi
10.000-
Berguna untuk mencari
18.000/mm3,>20.000/mm
gejala komplikasi
mungkin menunjukan
Memperlihatkanbaya
perforasi
ngan batu radiopak
Shift to the left, dominan
didaerah tersebut
PMN
LED (infilrat) USG
Gambaran: dilatasi
lumen, dinding tebal
ALVARADO SCORE
SYMPTOM :
Migrate point pain :1
•Nilai ≥7: appendisitis akut
ANOREXIA :1
yang perlu pembedahan
NAUSEA/VOMIT :1
dini
SIGN
•Nilai 5-6: possible
RLQ tenderness :2
appendisitis tidak perlu
Rebound :1
pembedahan antibiotik
Temperature :1
•Nilai 1-4: dipertimbangkan
Lab
appendisitis
Leukositosis :2
akutobservasi
Left shift :1
PENATALAKSANAAN
Terapi pilihan satu-satunya:pembedahan (apendektomi)
Operasi tergantung waktu
Apendisitis akutsegera, dilakukan persiapan operasi
Peritonitis sekunder
Peritonitis tersier
Penyebab
Peritonitis primer Peritonitis yang
peritonitis sekunder
Disebabkan oleh mendapat terapi
polimonobakterial.
invasi bakteri tidak adekuat,
Sering terjadi pada
hematogen dari superinfeksi
appendicitis,
organ peritoneal kuman dan akibat
perforasi gaster,
atau tindakan operasi
kolon akibat
monomikrobial sebelumya.
diverkulitis,
volvulus.
PEMBAHASAN
APAKAH PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN
PENATALAKSANAAN PASIEN SUDAH TEPAT ??
Penanganan Mengurangi
Diagnosis
yang cepat komplikasi
tepat
dan tepat yang terjadi
DASAR DIAGNOSIS PADA PASIEN
Anamnesis
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan
penunjang
Skoring
Alarado RIPASA
score (1989) (2010)
SKOR RIPASA
DASAR DIAGNOSIS PADA PASIEN
(CONT,,,)
Dari laporan kasus diatas diperoleh data seorang pasien atas nama
Ny.Re, usia 29 tahun (skor 1) dilakukan perawatan di instalasi rawat
inap bagian bedah dengan diagnosis appendicitis akut. Didapatkan
keluhan nyeri perut kanan bawah (skor 0,5), perpindahan nyeri (skor
0,5), penurunan nafsu makan (skor 1), mual dan muntah 1x (skor 1)
gejala dirasakan sejak 2 hari SMRS (skor 0,5). Dari pemeriksaan
fisik didapatkan tenderness di RIF 9 (skor 1), guarding (skor 2),
rebound tenderness (skor 1) rovsing sign (skor 1) demam 37,8 (skor
1) leukositosis 16.200 (skor 1), urinalisis negatif (skor 1) dari sistem
skoring RIPASA diperoleh jumlah skor 12,5 dinyatakan sebagai
apendisitis akut definite dan perlu dilakukan apendektomi, sehingga
diagnosis dan penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat.
Terima Kasih…!