Anda di halaman 1dari 16

DISUSUN OLEH :

1. Fitri Arda Rizqillah (13330007)


2. Egi Putro Prabowo (13330014)
3. Agung Tri Laksono (13330037)
4. Fandy Rezha Setiadi (13330045)
5. Ria Restiani Hayati (13330076)
6. Elfrida Sepriani (13330088)
7. Yonathan Tri A. (13330096)
8. Ayudita Emira Darayani (13330104)
9. Yohana P. Sidabutar (13330106)
10. Nurfajria (13330134)
11. Rudi Hartono (09210031)
 Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata
“etika” yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos
mempunyai banyak arti yaitu: tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir.
Sedangkan arti jamaknya yaitu ta etha adalah adat kebiasaan.

 Menurut Magins Suseno, etika adalah sebuah ilmu dan bukan


sebuah ajaran. Maksudnya etika hanya melakukan refleksi kritis atas
norma atau ajaran moral, sedangkan yang memberi kita norma tentang
bagaimana kita harus hidup adalah moralitas atau kita bisa juga
mengatakan bahwa etika adalah perwujudan secara kritis dan rasional
ajaran moral yang siap pakai.

 Menurut Bertens etika adalah suatu ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan oleh manusia atau ilmu tentang adab kebiasaan. Lebih dalam
lagi, Bartens mengartikan bahwa etika adalah ilmu tentang apa yang baik
dan apa yang buruk dan tentang kewajiban moral (akhlak). Dengan
demikian, etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, tetapi
mempersoalkan bagaimana manusia bertindak.
 Menurut Brandies profesi adalah pekerjaan yang memerlukan beberapa persyaratan

khusus :

a. Pekerjaan berorentasi pada jasa untuk orang lain juga untuk dirI sendiri.

b. Keberhasilan sebuah pekerjaan tidak selalu di ukur dengan uang melainkan

dengan seberapa jauh terpenuhinya kebutuhan orang lain.

 Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang

dilandasi pendidikan keahlian (Keterampilan atau kejuruan) tertentu.

 Menurut Arifin (2006), secara umum profesi memiliki 3 ciri yaitu :

a. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah

profesi.

b. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan.

c. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa penting kepada masyarakat


Istilah etika profesi terdiri dari dua kata, yaitu etika dan profesi. Etika

profesi berisi norma-norma atau peraturan yang harus dipatuhi dan dihindari

oleh anggota profesi pada waktu melakukan tugasnya sehingga berlaku suatu”

keharusan” dua pihak, yang disebut dengan hak dan kewajiban. Dengan

demikian, bagi anggota profesi, wajib mematuhi norma etika profesi dan bagi

yang melanggar norma yang berlaku tersebut, organisasi mepunyai hak

memberikan sanksi sesuai peraturan yang telah disepakati sebelumnya. Sanksi

ini dapat berbentuk hukuman disiplin (ringan, sedang, atau berat, administratif,

bahkan dapat menjadi suatu delik hukum (perdata atau pidana), tergantung pada

jenis dan beratnya pelanggaran yang di lakukan.


 Secara umum ada beberapa ciri atau kriteria yang selalu melekat
pada profesi, baik profesi pada umumnya ataupun profesi luhur
yaitu sebagai berikut:
1. Adanya pengetahuan khusus
2. Adanya kaedah dan standar moral yang tinggi
3. Mengabdi kepada kepentingan masyarakat
4. Ada izin khusus untuk bisa menjalankan suatu
profesi
5. Kaum profesional biasanya menjadi angggota
dari suatu profesi.
6. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan
teoretis
7. Asosiasi Profesional
8. Pendidikan yang Ekstensi
9. Ujian Kompetisi
10. Pelatihan institutional
11. Lisensi
12. Otonomi kerja
 Prinsip Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah satu prinsip
pokok bagi kaum profesional, orang yang
profesional sudah dengan sendirinya berarti
orang yang bertanggung jawab. Pertama,
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pekerjaannya dan terhadap hasilnya. Kedua,
ia juga bertanggung jawab atas dampak
profesinya itu terhadap kehidupan dan
kepentingan orang lain khususnya
kepentingan orang-orang yang dilayaninya.
 Prinsip Keadilan
Prinsip ini terutama menuntut orang yang
profesional agar dalam menjalankan profesinya
ia tidak merugikan hak dan kepentingan pihak
tertentu, khususnya orang-orang yang
dilayaninya dalam rangka profesinya demikian
pula. Prinsip ini menuntut agar dalam
menjalankan profesinya orang yang profesional
tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap
siapapun termasuk orang yang mungkin tidak
membayar jasa profesionalnya .
 Prinsip Otonomi
Ini lebih merupakan prinsip yang dituntut
oleh kalangan profesional terhadap dunia luar
agar mereka diberi kebebasan sepenuhnya dalam
menjalankan profesinya. Sebenarnya ini
merupakan kensekuensi dari hakikat profesi itu
sendiri. Karena, hanya kaum profesional ahli dan
terampil dalam bidang profesinya, tidak boleh ada
pihak luar yang ikut campur tangan dalam
pelaksanaan profesi tersebut. ini terutama
ditujukan kepada pihak pemerintah.
 Prinsip Moral
Berdasarkan hakikat dan ciri-ciri profesi di atas
terlihat jelas bahwa orang yang profesional adalah
juga orang yang punya integritas pribadi atau moral
yang tinggi. Karena, ia mempunyai komitmen pribadi
untuk menjaga keluhuran profesinya, nama baiknya
dan juga kepentingan orang lain dan masyarakat.
Dengan demikian, sebenarnya prinsip ini merupakan
tuntutan kaum profesional atas dirinya sendiri bahwa
dalam menjalankan tugas profesinya ia tidak akan
sampai merusak nama baiknya serta citra dan
martabat profesinya.
 Melibatkan kegiatan intelektual
 Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus
 Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan
sekedar latihan
 Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan
 Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
 Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi
 Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin
erat
 Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah
kode etik
 Kebutuhan individu contohnya masalah
korupsi merupakan alasan ekonomi.
 Tidak ada pedoman sehingga tak ada
panduan
 Perilaku dan kebiasaan individu contoh
kebiasaan yang terakumulasi tak dikoreksi
 Lingkungan tidak etis yang dipengaruhi
dari komunitas
 Perilaku orang yang ditiru merupakan efek
primordialisme yang kebablasan
Nama : Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM (K)
Tempat, Tanggal lahir : Jakarta, 11 April 1949 (umur 65 tahun)
Pekerjaan : Menteri Kesehatan Indonesia ke -20 pada
Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo.
: Ahli oftalmologi (ilmu penyakit mata)
: Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia (FKUI)
Selain menjadi dokter di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo Kirana, Nila F. Moelok juga menjadi
ketua umum Dharma Wanita Persatuan Pusat (2004-
2009), Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata
(Perdami), dan Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia
(YKI) periode 2011-2016. Dia sempat disebut-sebut
menjadi calon kuat Menteri Kesehatan pada Kabinet
Indonesia Bersatu II setelah mengikuti proses seleksi
calon menteri pada 18 Oktober 2009. Namun ia malah
ditunjuk oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menjadi Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia
untuk Millennium Development Goals. Tugasnya ialah
menurunkan kasus HIV-AIDS dan angka kematian ibu
dan anak.
Etika adalah suatu ilmu tentang apa
yang biasa dilakukan oleh manusia atau ilmu
tentang adab kebiasaan. Profesi adalah suatu
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan
keahlian (Keterampilan atau kejuruan)
tertentu. Jadi, etika profesi adalah norma-
norma atau peraturan yang harus dipatuhi
dan dihindari oleh anggota profesi pada
waktu melakukan tugasnya sehingga berlaku
suatu ”keharusan” dua pihak, yang disebut
dengan hak dan kewajiban.

Anda mungkin juga menyukai