Anda di halaman 1dari 25

SHORT TERM MEMORY

DEASY PUJIASTUTI R
18.E2.0032
Memori Jangka
P e n d e k

Memori adalah elemen pokok dalam sebagian besar


proses kognitif. Salah satu model memori yang
paling lama bertahan adalah model yang dibuat
oleh William James. Model memori William James
menyatakan bahwa memori bersifat dikotomi :
manusia mengamati sejumlah objek, informasi
memasuki memori dan kemudian hilang, sedangkan
beberapa informasi menetap di memori selamanya.
Dengan demikian lahirlah konsep memori jangka
pendek.
01

02 Model-Model
Memori Ganda
03
William James
(1842-1910)
01 • James memori memiliki sifat dualistik, yaitu transitoris (sebagai
perantara) dan permanen.
• Sebuah item memasuki memori primer dan kemudian disimpan di
sana (melalui latihan pengulangan), atau dilupakan. Dengan
menggunakan pengulangan (rehearsal), item tersebut memasuki
James membedakan memori menjadi dua yaitu : memori sekunder dan selanjutnya menjadi bagian dari memory
1. Memori langsung (immediate memory) yang permanen.
disebut dengan memori primer (primary • Proses pemindahan informasi dari memori primer ke memori
memory). Memori primer-yang mirip (namun sekunder bisa dihambat (Weiskrantz, 1966).
tidak identik) dengan apa yang sekarang disebut • Suatu efek “awal dan akhir” (primacy and recency) dalam item-
memori jangka pendek (short term memory/ item sejajar diasosiasikan (paired associates) ditemukan oleh
STM) tidak meninggalkan kesadaran dan Marry Calkins.
senantiasa menyediakan “tayangan” peristiwa-
peristiwa yang telah dialami.
03 • Selain efek awal-akhir (primacy-recency effect), ada pula efek
von Restorff (von Restorff effect), adalah suatu item yang berada
2. Memori tidak langsung (indirect memory) yang di tengah-tengah rangkaian adalah item yang unik (dibandingkan
disebut dengan memori sekunder (secondary dengan item yang lainnya), item tersebut akan cenderung diingat.
memory). Memori sekunder, atau memori • Contoh suatu daftar terdiri dari 20 angka, tetapi ditengah-tengah
jangka panjang (long term memory/ LTM), daftar tersebut tersisip sebuah huruf (misalnya A. Sebagian besar
didefinisikan sebagai jalur-jalur yang “terpahat” (bila tidak semua) orang akan mengingat item unik yang berada
dalam jaringan otak manusia, dan setiap ditengah tersebut.
manusia memilki struktur jalur yang berbeda.
William James
(1842-1910)
01 • Ketika terdapat sejumlah besar informasi yang memasuki
sistem, sebagaimana dalam eksperimen mengingat daftar
yang disebutkan sebelumnya, informasi yang tersimpan dalam
STM (short term memory; memori jangka pendek) “tumpang
tindih” oleh informasi-informasi baru.
• Item-item tersebut memasuki (dan disimpan selama sesaat
• Kita dapat melacak kapasitas penyimpanan di) STM. Pengulangan (rehearsal) diperlukan untuk
(storage capacity) STM dengan mengenali mentransfer informasi dari STM ke LTM (long term memory;
batas saat kurva yang menandai timbulnya memori jangka panjang) sehingga item-item pertama dalam
efek akhir mulai muncul. Jumlah item dalam daftar memiliki lebih banyak waktu pengulangan dan memiliki
rentang efek akhir jarang melampaui delapan peluang lebih besar untuk ditransfer ke LTM. Saat item-item
item, sehingga memunculkan hipotesis 03 yang berada di tengah daftar memasuki STM, item-item
bahwa sistem STM memiliki kapasitas batas tersebut “berebut tempat” satu dengan yang lainnya (karena
(dan sekaligus menjadi dukungan bagi model jalur pemindahan ke LTM sedang digunakan oleh item-item
memori ganda). awal). Item-item yang masuk paling akhir tentu saja tidak
memiliki cukup waktu pengulangan, namun item-item
tersebut masih berada di STM pada saat partisipan mencoba
mengingat kembali item-item dari seluruh daftar.
• Waugh and Norman mempelajari apa yang terjadi
Waugh dan pada item-item dalam STM yang tidak diingat. Mereka
Norman (1965) 02 menyatakan bahwa item-item tersebut akan memudar
dan menghilang (decay) dari memori, atau memori
tersebut digantikan (atau dihambat) oleh angka-angka
(informasi-informasi) baru. Tujuan penyajian angka
• Model behavioral modern pertama
setiap detik (atau setiap seperempat detik) adalah
dikembangkan oleh Waugh and Norman (1965),
model tersebut disebut dengan model dualistik
untuk menentukan apakah kelupaan (forgetting)
yang mencakup memori primer dan memori terjadi akibat decay (yang terjadi dengan sendiriya
sekunder. seiring berlalunya waktu) atau akibat interferensi
• Model Waugh and Norman memberikan (interference) dari item-item yang lain. Jika kelupaan
kontribusi yaitu dengan memperkenalkan diakibatkan oleh decay, partisipan seharusnya
metaphor “kotak-kotak di kepala” (box in the mengingat lebih banyak item dalam penyajian empat
head), yang menggambarkan memori sebagai
suatu diagram flow-chart. 03 detik, dan mengingat lebih sedikit item dalam
penyajian satu detik. Jika kelupaan diakibatkan oleh
• Sistem penyimpanan jangka pendek diketahui
memiliki kapasitas yang sangat terbatas,
interferensi, seharusnya tidak didapati adanya
sehingga hilangnya informasi didalilkan terjadi perbedaan jumlah item yang diingat dalam kedua jenis
tidak hanya sebagai suatu proses yang terjadi penyajian tersebut. Tingkat kecepatan kelupaan (rate
“seiring berlalunya waktu”, namun terjadinya of forgetting) dalam dua jenis penyajian didapatkan
karena item-item baru “menindih” item-item serupa. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
lama saat ruang penyimpanan telah penuh. interferensi adalah faktor yang lebih berpengaruh
dibandingkan decay.
Atkinson dan
Shiffrin (1968) 03 • Dalam model Atkinson dan Shiffrin, memori memiliki
tiga area penyimpanan : (1) register sensorik, (2)
penyimpanan jangka pendek, dan (3) penyimpanan
jangka panjang.
• Penyimpanan jangka pendek dipandang sebagai suatu
• Menurut Atkinson dan Shiffrin (1968) sistem kerja (working system), yang didalamnya
mengemukakan model mereka disusun informasi-informasi yang masuk akan memudar dan
berdasarkan gagasan bahwa struktur- menghilang dengan cepat. Informasi yang disimpan
struktur memori bersifat stabil dan proses- dalam dalam penyimpanan jangka panjang dianggap
proses kontrol berupa faktor-faktor tak relatif permanen, sekalipun terkadang tidak dapat
tetap, menurut mereka ada lebih banyak diakses akibat adanya interfensi dari informasi-
subsistem dalam STM dan LTM.
• Atkinson dan Shiffrin membuat suatu 03 informasi baru.
• Kegunaan penyimpanan jangka panjang adalah
perbedaan penting antara konsep memori mengawasi stimuli dalam register sensorik (sehingga
dan konsep penyimpanan memori. Istilah mengendalikan informasi yang memasuki
“memori” mengacu pada data-data yang penyimpanan jangka pendek) dan menyediakan ruang
tersimpan, sedangkan “penyimpanan penyimpanan bagi informasi dalam penyimpanan
(store)” mengacu pada komponen jangka pendek
struktural yang berisi informasi.
Memori Jangka • Eksperimen Lloyd dan Margaret Peterson, para
partisipan membaca sebuah kluster yang terdiri dari tiga
Pendek huruf dan sekaligus menghitung mundur sebuah kluster
yang terdiri dari tiga angka. Sebagai contoh penguji
mengatakan “C-H-J, 5-0-6” dan selanjutnya partisipan
diminta menghitung mundur tiga angka dari 506 (“506,
• STM (short term memory) memiliki kapasitas yang
506, 500, …..”) sampai batas waktu tertentu terlampaui.
jauh lebih kecil dibandingkan LTM (long term
Selanjutnya para partisipan diminta mengingat kluster
memory), STM memiliki peranan penting dalam
tiga huruf tadi (dalam contoh diatas “CHJ”). Dengan
pemrosesan memori.
mengubah lamanya waktu penelitian, Lloyd dan
• Lloyd Peterson dan Margaret Intons-Peterson
Margaret Peterson mampu mengevaluasi seberapa lama
(1959) serta J.A. Brown (1958) melakukan
kluster tiga huruf bertahan dalam STM tanpa
penelitian hampir bersamaan, dan menemukan
pengulangan. Efek dramatik dari pencegahan
teknik yang disebut Teknik Brown-Peterson,
pengulangan, menunjukkan bahwa kemampuan
dimana teknik tersebut mendemonstrasikan
mengingat (recall) menurun drastis ketika partisipan
bahwa kapasitas kita untuk menyimpan informasi
tidak diizinkan mengulang kluster tiga huruf tersebut.
dalam suatu area penyimpanan sementara bersifat
Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa jika
sangat terbatas dan rentan terhadap memudarnya
informasi tidak diulangi, informasi tersebut terhapus dari
informasi dengan cepat – jika kita tidak memilki
STM. Penelitian karakteristik-karakteristik yang berbeda
kesempatan mengulang (rehearse) informasi
dengan tempat penyimpanan informasi yang permanen
tersebut.
(LTM).
Berdasarkan hasil penelitian suami-istri Peterson (dan penlitian-
penelitian lainnya), sejumlah gagasan yang mendukung
keberadaan dua penyimpanan memori dapat dirangkum sebagai
berikut :
Pengamatan sehari-hari menunjukkan
bahwa sejumlah hal diingat selama sesaat
01 sedangkan hal-hal lainnya diingat dalam
jangka waktu yang lama.

Eksperimen-eksperimen psikologi menunjukkan


bahwa pengambilan sejumlah informasi dalam
memori adalah karakteristik kinerja memori jangka
02 pendek, sedangkan pengambilan sejumlah
informasi yang lain adalah karakteristik kinerja
memori jangka panjang, misalnya terkait data awal
dan akhir (primacy and recency data)

Studi-studi fisiologis menunjukkan bahwa


03 kinerja memori jangka pendek dapat
mengalami hambatan, sedangkan kinerja
memori jangka panjang tampak tetap stabil
D u k u n g a n
Neuorsains Kognitif
• Penemuan-penemuan neorofisiologis menunjukkan bahwa kedua
penyimpanan memori yang berbeda tersebut memiliki letak
tertentu dalam struktur otak manusia.
• Sebuah kasus yang disajikan oleh peneliti Kanada bernama
Brendan Miller (1966), yaitu H.M. seorang penderita epilepsi yang
menjalani operasi pemotongan bagian lobus temporal (termasuk
hipokampus) sebagai prosedur medis untuk mengurangi simtom
epilepsinya. Meskipun epilepsi H.M. mereda, ia mengalami
amnesia dan tidak mampu menyimpan informasi baru dalam LTM.
Uniknya, STM-nya tidak terganggu, Memori-memorinya sebelum
operasi tetap utuh dan ia menunjukkan kinerja yang bagus dalam
tes IQ standar. Cedera pada otak H.M. (sebagai akibat operasi)
terdapat di lobus temporal dan hipokampus, sehingga logis bahwa
kedua area tersebut memilki struktur-struktur memori yang
penting.
• Hipokampus adalah sebuah tempat penyimpanan sementara bagi
LTM, yang memproses informasi awal dan memindahkan
informasi-informasi tersebut ke korteks serebral sebagai tempat
penyimpanan yang lebih permanen.
D u k u n g a n
Neuorsains Kognitif
• Para pasien dengan cedera lobus temporal, seperti H.M., dapat
mempelajari tugas-tugas implisit yang melibatkan keterampilan
perseptual dan motorik, namun tidak mampu memindahkan jenis-
jenis informasi lain ke dalam LTM.
• Pada kasus lain yang dipelajari oleh Warrington dan Shallince
(1969) adalah kasus K.F., dimana K.F. memiliki LTM yang berfungsi
dengan normal, namun ia mengalami kesulitan besar mengingat
serangkaian angka (mengindikasikan adanya masalah dengan STM-
nya). Hasil ini adalah penemuan yang menarik karena
menunjukkan fenomena disosiasi ganda (double dissociation).
• Disosiasi ganda digunakan untuk mendemonstrasikan keberadaan
dua proses yang terpisah, yaitu STM dan LTM. Contoh-contoh
disosiasi ganda yang lain didapati dalam mengenali orang dan
wajah-wajah asing (Malore dkk., 1952) dan kemampuan
menghapal verbal dan pengetahuan aritmatika (Dhaene & Cohen,
1997).
Model Memori Kerja
• Alan Baddeley seorang peneliti Inggris beserta rekan-rekannya
menyatakan suatu model memori kerja (working memory)
• Memori kerja (working memory), didefinisikan secara konseptual
sebagai suatu tipe meja kerja (workbench) yang secara konstan
mengubah, mengkombinasikan dan memperbarui informasi baru dan
lama.
• Baddeley mengajukan gagasan bahwa kita memiliki putaran fonologis
(phonological loop) yang berisi penyimpanan fonologis dan proses
artikulatoris, yang memampukan kita mengingat informasi sebanyak
yang kita dapat kita ulangi (rehearse) dalam durasi terbatas.
• Komponen memori kerja adalah putaran fonologi (phonological loop)
dan alas sketsa visuospasial (visuospatial sketchpad).
• Putaran fonologis dan alas sketsa visuospasial dikendalikan oleh
“eksekutif sentral” (central executive).
• Baddeley (2000) memperbarui modelnya dengan menambahkan
penahan episodik (episodic buffer). Penahan episodik adalah suatu
sistem berkapasitas terbatas yang menggabungkan informasi dari LTM,
dari alas sketsa visuospasial, serta dari putaran fonologis. Ke dalam
eksekutif sentral.
 STM dan Chunking Gagasan bahwa STM
memuat tujuh unit terlepas dari data apapun
yang masuk ke dalamnya, adalah gagasan
yang paradoks, Serangkaian kata, tentu saja,
mengandung informasi yang lebih besar
dibandingkan serangkaian huruf. Kapasitas
 Miler (1956) memberikan penjelasan
mengenai cara item disandikan dalam STM. STM
Miller menyatakan model memori yang
memuat tujuh chunk atau tujuh “bongkahan
unit” informasi.
 Meningkatnya kapasitas penyimpanan STM
dicapai melalui proses chunking, yaitu
mengubah huruf-huruf menjadi unit-unit kata
yang bermakna.
 Proses chunking adalah suatu proses penting
karena menjelaskan fenomena STM yang
mampu memproses sejumlah besar informasi
tanpa menyebabkan “kemacetan”
(bottleneck) dalam rangkaian pemrosesan
informasi.
 LTM dan chunking Kemampuan STM
menangani informasi dalam jumlah besar
diperlancar oleh kemampuan kita melakukan
chunking, yaitu mengubah informasi menjadi
Kapasitas
unit-unit bermakna.
 Chunking belum dapat terjadi hingga LTM
STM
memaknai unit-unit tersebut. Hubungan
antara LTM dan chunking diilustrasikan
dalam sebuah eksperimen yang dilakukan
Bower dan Springston (1970). Ditemukan
bahwa para partisipan lebih mudah
mengingat unit chunk yang terdiri dari huruf
yang bila digabungkan memiliki makna, Hal
tersebut menunjukkan peran LTM dalam
STM dan chunking.
Penyandian Informasi dalam STM

Metode penyandian yang paling dominan dalam


STM adalah metode auditorik. Dalam
eksperimen yang dilakukan Conrad, secara Sandi Auditorik (auditory code)
umum mengasumsikan bahwa memori yang
paling besar didapati pada partisipan yang STM juga menyandikan informasi menggunakan
mendapat stimuli suara sandi visual (visual code). Posner dan rekan-
rekannya, menemukan bahwa – setidaknya
dalam sebagian kecil waktu – informasi
Sandi Visual (visual code)
02 disandikan secara visual dalam STM. Dari
Sandi semantik (semantic code) adalah sandi yang eksperimen yang dilakukan , dapat disimpulkan
berhubungan dengan makna. PI (proactive bahwa informasi direpresentasikan dalam STM
inhibition) adalah sebuah fenomena ketika secara auditorik dan visual.
kemampuan mengingat dihambat oleh adanya
hubungan semantik antara daftar yang sedang 03 Sandi Semantik (semantic code)
diingat dengan daftar sebelumnya. Hipotesis
Wickens menyatakan bahwa pelepasa PI akan
terjadi paling besar pada kategori yang memiliki
hubungan semantik paling rendah.
Pengambilan Informasi
dari STM
• Teknik eksperimental yang dikembangkan oleh Saul Sternberg (1966, 1967, 1969), melibatkan
sebuah tugas pemindaian serial (serial scanning task) yang didalamnya partisipan mendapatkan
stimuli berupa berupa serangkaian item, misalnya angka, dengan jeda 1,2 detik setiap item
(disebut dengan tugas Sternberg), mengharuskan partisipan mencari angka-angka dalam suatu
daftar untuk menemukan jawaban yang tepat. Pencarian akan berhenti dengan sendirinya (self-
terminating) saat partisipan menemukan angka tersbut dan memberikan jawaban. Sebaliknya
partisipan mungkin melakukan pencarian menyeluruh terhadap daftar di memori sebelum
melaporkan jawabannya, terlepas ia menemukan angka itu atau tidak.
• Dari hasil eksperimen terdapat dua hasil yaitu yang pertama adalah bahwa waktu reaksi
berubah dengan seragam menurut jumlah item dalam daftar. Setiap item baru dalam daftar
meningkatkan waktu reaksi dalam kenaikan yang sama persis. Hasil kedua yaitu memiliki
dampak luas terhadap konsep mengenai cara kita mengambil infrmasi dari STM. Waktu reaksi
yang diperlukan partisipan untuk menemukan suatu angka (dalam daftar yang diingatnya)
hampiidentik dengan waktu reaksi yang diperlukan partisipan untuk menyadari bahwa angka
tersebut tidak ada dalam daftar. Seseorang harus melakukan pencarian menyeluruh sebelum
mampu menyatakan bahwa angka yang dilihatnya tidak ada dalam daftar di memorinya. Waktu
reaksi adalah identik bagi kedua jenis kondisi mengindikasikan bahwa proses pencarian yang
menyeluruh tetap dilakukan sekalipun item tersebut ditemukan dalam daftar.
TELAAH JURNAL
Ordered short-term memory
differs in signers and speakers :
Implications for Models of
short-term memory
• Penelitian awal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa kelebihan bahasa
lisan dibandingkan dengan bahasa isyarat dalam perihal pengulangan
kembali suatu seri informasi tidak dapat dijelaskan dengan faktor-faktor
seperti persamaan dan kompleksitas fonologis atau durasi pengucapan
(Bavelier, Newport, Hall, Supalla, & Boutla, 2006; Boutla, Supalla, Newport,
& Bavelier, 2004).
• Dalam penelitian ini, menguji hipotesis bahwa perbedaan rentang memori
• Ingatan jangka pendek (STM) linguistik mengacu antara pengguna bahasa Inggris lisan dan ASL mencerminkan perbedaan
kepada kemampuan individu untuk mengelola dalam urutan penyimpanan informasi yang saling berhubungan, bukan
dan memanipulasi informasi bahasa dalam mencerminkan perbedaan dalam penyimpanan item-item bahasa di dalam
jangka waktu yang pendek. Ciri khas dari STM memori jangka pendek secara keseluruhan.
linguistik adalah kapasitasnya yang terbatas, • Penutur bahasa lisan cenderung memproses informasi dalam urutan
dimana hanya sedikit item yang dapat diproses. waktu, sedangkan pengisyarat menggunakan cara-cara yang lebih
• Cara mengukur batas kapasitas STM adalah bervariasi, termasuk spatial encoding atau pemrosesan informasi secara
dengan digit span task, yaitu kegiatan dimana spasial.
subyek harus mengulang suatu daftar angka • Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilik kembali permasalahan
dalam urutan yang sama seperti yang rentang memori dan pengelolaan urutan temporal dalam pengisyarat dan
diperlihatkan sebelumnya. Kegiatan semacam ini penutur bahasa lisan (i) dengan mempertimbangkan efek dari
juga dikenal dengan istilah forward serial recall. pemilihan stimulus ketika mengadakan perbandingan antar bahasa, (ii)
• Pengguna American Sign Language (ASL – dengan menilai rentang berurutan dan terbalik dalam penutur bahasa
bahasa isyarat alami yang digunakan oleh para Inggris lisan dan pengisyarat ASL, dan (iii) dengan membedakan
tunarungu di Amerika Serikat dan beberapa pengulangan kembali item dengan informasi berurutan dalam pengisyarat
bagian Kanada) memiliki rentang memori yang dan penutur bahasa lisan.
lebih pendek daripada penutur bahasa Inggris –
yang menggunakan bahasa secara verbal.
 Stimuli menggunakan dua set rentang angka ASL dan rentang angka
Bahasa Inggris. Stimuli yang menggunakan rentang angka ASL diambil
dari WAIS dimana 1 set angka digunakan untuk urutan kedepan dan
satunya lagi untuk urutan kebelakang.
 Setiap partisipan diuji secara individual dengan melihat serangkaian uji
coba di mana daftar angka disajikan melalui rekaman video (dalam
bahasa Inggris untuk penutur bahasa Inggris lisan, dalam ASL untuk
Eksperimen 1 : Rentang angka – pengisyarat tunarungu pengisyarat), dan peserta harus mengulangi urutan angka dalam
vs pendengaran penutur bahasa lisan urutan yang sama seperti yang disajikan.
 Eksperimen 1 berfokus pada rentang berurutan dan  Eksperimen ini menggunakan analisa Anova, dengan bahasa (Bahasa
terbalik penutur Bahasa Inggris lisan dewasa dan
pengisyarat tunarungu ASL dewasa dengan
Inggris vs ASL) sebagai faktor antar subyek dan arah pengulangan
menggunakan rentang angka yang identik. (berurutan dan terbalik) sebagai faktor dalam subyek, menyatakan
Ekperimen ini untuk mengetahui apakah efek utama yang signifikan dari bahasa [F(1,30) = 11.92, p < .00.5, pꞂ2
penggunaan angka, dapat meningkatkan rentang = .284].
pengisyarat. Partisipan berjumlah 12 tunarungu  Ekperimen 1 membandingkan rentang berurutan dan terbalik pada
dewasa direkrut dari wilayah Rochester, NY dan di pengisyarat dan penutur bahasa lisan dengan menggunakan angka
Universitas Gallaudet, Washington, D.C. (usia rata- sebagai stimuli. Perbedaan kelompok ini tidak hanya diamati dari
rata = 22 tahun).
rentang berurutan, tetapi juga pada rentang terbalik.
 Semua peserta terpapar ASL sejak lahir (melalui
orang tua tuli atau saudara yang lebih tua yang tahu  Rentang memori jangka pendek sangat bergantung pada faktor
ASL). Semua peserta menganggap ASL sebagai fonolofis. Faktor ini perlu dikontrol ketika membandingkan berbagai
bahasa utama mereka dan menggunakan ASL setiap bahasa.
hari. 20 penutur Bahasa Inggris dewasa (usia rata-  Rentang lebih rendah yang tercatat dalam eksperimen 1 mungkin
rata = 20 tahun) juga dimasukkan dalam percobaan disebabkan karena berkurangnya kemampuan mnemonik dalam
ini. Para penutur bahasa Inggris direkrut dari populasi tunarungu, denagn membandingkan ASL dan rentang penutur
Monroe Community College dan dari University of lisan Bahasa Inggris pada individu yang sama.
Rochester (Rochester, NY).
 Eksperimen 2 dikendalikan untuk kemungkinan efek status
pendengaran pada rentang ukur dengan menilai rentang berurutan
dan rentang terbalik pendengaran bilingual ASL/Bahasa Inggris orang
dewasa.
 Partisipan adalah pendengar bilingual ASL/ Bahasa Inggris yang
Eksperimen 2 : Rentang huruf ASL vs rentang angka direkrut dari CoDAs dengan rata-rata umur 40 tahun. Semua partisipan
Bahasa Inggris – pendengaran, ASL dewasa/Bahasa terpapar ASL melalui orang tua yang tunarungu dan Bahasa Inggris
Inggris bilingual melalui interaksi mereka dengan populasi pendengar.
 Eksperimen 2 dirancang untuk mengukur rentang  Untuk menghindari chunking, urutan yang mengandung akronim
berurutan dan terbalik pada pengisyarat tungrungu dimodifikasi untuk menghasilkan string huruf yang tidak berarti.
asli ASL dewasa dengan mengendalikan Semua aspek lain dari stimuli identik dengan eksperimen 1.
kemungkinan dampak kesamaan fonologis yang
 Pada analisa Anova, dengan bahasa (Bahasa Inggris vs ASL) dan arah
lebih tinggi antara angka ASL daripada antara angka
Bahasa Inggris.
pengulangan (berurutan dan terbalik) sebagai faktor dalam subyek,
 Untuk mengontrol kemiripan fonologis, dipilih satu mengungkapkan pengaruh utama yang signifikan dari modalitas
set 9 huruf ASL yang dieja dengan jari untuk bahasa pada rentang serial [F(1.19) = 38.87, p < .001, pꞂ2 = .672].
meminimalkan kesalahan fonologis. Serangkaian 9  Rentang STM isyarat secara signifikan lebih pendek daripada yang
huruf yang dieja dengan jari ini digunakan sbagai diucapkan dalam bilingual ASL/Bahasa Inggris.
pengganti angka 1 – 9 dalam rentang ASL.  Hasil eksperimen dengan populasi (Bilingual-ASL vs tunarungu-
 Huruf ASL dipilih karena waktu pengucapannya eksperimen 1) dan arah ingatan (berurutan vs terbalik) menunjukkan
pendek dan durasinya sebanding dengan angka
bahwa rentang berurutan lebih besar dibandingkan rentang terbalik di
Bahasa Inggris (Boutla, dkk 2004). Durasi
pengucapan telah terbukti menjadi penentu tugas seluruh populasi.
rentang bahasa yang diucapkan (Elliott, 1992; Ellis &
Hennelly, 1980; Hosain & Salili, 1987).
 Partisipan sebanyak 20 tunarungu (10 perempuan, usia rata-rata 21
tahun) direkrut dari populasi tunarungu di Institut Teknis Nasional
untuk tunarungu (Rochester, N.Y.) dn di Universitas Gallaudet
(Washington, D.C.). Semua partisipan tunarungu kongenital dan
terpapar ASL sejak lahir melalui setidaknya satu orang tua tunarungu.
 Kelompok pendengar terdiri dari 20 penutur Bahasa Inggris dewasa (10
Eksperimen 3 : Rentang huruf – pengisyarat perempuan, usia rata-rata 18,9 tahun. Kelompok kontrol penutur
tunarungu vs pendengaran penutur bahasa lisan Bahasa Inggris direkrut dari Kampus Universitas of Rochester
 Eksperimen 3 dirancang untuk (Rochester, N.Y.).
membandingkan rentang berurutan dan  Rentang huruf Bahasa Inggris dibuat menggunakan satu set 9 huruf
terbalik dalam pengisyarat dan penutur Bahasa Inggris yang dipilih untuk meminimalkan kesamaan fonologis
bahasa lisan saat menggunakan item yang dalam Bahasa Inggris. Stimuli Bahasa Inggris berbeda dari bahan ASL
cocok secara semantik dan fonologis bahasa. dan WAIS hanya dalam satu hal : pada daftar panjang 9, bahan ASL dan
Meskipun kecocokan semantik dapat dicapai WAIS berisi satu urutan dengan tiga huruf berulang, sedangkan
secara memuaskan melalui terjemahan dari pengulangan seperti itu tidak ada dalam Bahasa Inggris.
satu bahasa ke bahasa lain, metode ini tidak  Rentang huruf yang ditandai pada individu tunarungu [rata-rata 4.85,
memastikan kecocokan fonologis yang tepat. SD = 1.23] secara signifikan lebih pendek daripada rentang huruf yang
 Untuk itu memilih dua set huruf yang diucapkan dalam kontrol pendengaran. Rentang terbalik Bahasa Inggris
tampaknya meningkatkan durasi pengucapan [rata-rata 4.08, SD = 1.06] secara signifikan lebih tinggi daripada rata-
yang sebanding dalam kedua bahasa. rata rentang terbalik ASL [rata-rata 4.10, SD = .97, F (1.38) = 4.77, p
 Untuk menunjukkan bahwa ini adalah dua set < .038, pꞂ2 = . 112].
setara dalam hal faktor fonologis lintas  Dengan demikian, percobaan ini menegaskan bahwa rentang terbalik
bahasa, durasi artikulasi dihitung untuk jauh lebih lama diamati untuk Bahasa Inggris daripada untuk ASL.
masing-masing kelompok.
 Partisipan sebanyak 17 pendengaran bilingual ASL/Bahasa Inggris
direkrut dari pendengaran Children of Deaf Adults (CoDAs, 10 wanita,
usia rata-rata = 23.l). Semua peserta terpapar ASL dari orangtua
tunarungu (15 memiliki dua orangtua tunarungu) dan untuk Bahasa
Eksperimen 4 : Pengaturan pesan sementara pada Inggris melalui interaksi mereka dengan populasi pendengaran.
ASL vs Bahasa Inggris – pendengaran bilingual  Jumlah rata-rata item yang diulang adalah sebanding antara ASL [rata-
Bahasa Inggris/ASL rata = 10.47, SD = 2.29] dan Bahasa Inggris [rata-rata 9.53, 1.84) (16)
 Eksperimen 4 membandingkan item dan 1.474, .16, pr2 = .12]. Sedikit perbedaan yang ada mengindikasikan,
pengulangan urutan sementara dalam tugas jika ada, tren kinerja yang lebih baik dalam ASL daripada dalam Bahasa
pengulangan kembali sebagai fungsi dari bahasa Inggris.
yang digunakan. Pengisyarat dan penutur bahasa  Skor urutan relatif rata-rata untuk ASL adalah 60,6%, yang secara
lisan cenderung berbeda dalam signifikan lebih rendah dari skor 70,9% dalam Bahasa Inggris. Tes
mempertahankan urutan sementara peringkat Wilcoxon memverifikasi bahwa urutan sementara relatif
memprediksi pengulangan item yang setara lebih mungkin dipertahankan dalam Bahasa Inggris daripada di ASL.
ketika menggunakan tanda dan ucapan, tetapi  Eksperimen 4 menetapkan bahwa ketika urutan pengulangan bebas,
konservasi informasi urutan sementara lebih penggunaan ASL mengarah ke kapasitas memori yang sebanding
besar ketika mengingat ucapan daripada tanda. dengan penggunaan bahasa Inggris, mendukung pandangan bahwa
 Pertama, penggunaan set item yang tertutup (9
rentang yang lebih rendah yang diamati dalam Percobaan 1–3 tidak
item) lebih memilih kesalahan urutan daripada
mencerminkan kemampuan memori yang lebih rendah secara umum
kesalahan item. Kedua, tes dalam eksperimen 1
– 3 diberikan dalam cara standar WAIS, yaitu dalam pengisyarat, tetapi lebih pada perbedaan dalam pemrosesan
pengujian berhenti setelah subyek gagal atau pemeliharaan informasi urutan sementara.
mengingat dalam urutan yang tepat pada setiap
coba daftar panjang yang diuji.
 Secara keseluruhan, hasil Eksperimen 1-3 konsisten dengan pandangan
bahwa setidaknya salah satu faktor yang relevan dengan perbedaan antara
pengisyarat dewasa dan penutur bahasa lisan dalam tugas memori
langsung adalah persyaratan untuk menyandikan dan menyimpan informasi
urutan sementara.
 Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa pengisyarat dan penutur bahasa lisan
 Penelitian ini menyelidiki hipotesis bahwa
berbeda ketika menggunakan tugas rentang serial linguistik, tetapi
pengisyarat dan penutur bahasa lisan berbeda
menunjukkan kinerja yang serupa untuk tugas memori langsung yang tidak
ketika diminta untuk mengingat stimuli linguistik
memerlukan urutan waktu.
dalam urutan waktu, tetapi menampilkan kinerja
 Meskipun hubungan antara kinerja tugas rentang serial dan pengembangan
yang setara pada tugas tanpa persyaratan urutan
kosa kata sering ditekankan dalam studi perkembangan, ada alasan untuk
waktu. Dalam Percobaan 1-3, ASL yang lebih
meragukan kegunaan kinerja rentang serial dalam memprediksi
kecil dari rentang Bahasa Inggris diamati untuk
kemampuan kognitif lainnya (Gathercole, 1999).
rentang berurutan dan terbalik, mengkonfirmasi
 Cowan et al. (2005) baru-baru ini berpendapat bahwa prediktor terbaik
perbedaan yang sebelumnya didokumentasikan
dari keterampilan kognitif dan kemampuan bahasa tampaknya bukan tes
dalam rentang serial antara pengisyarat dan
seperti tugas rentang serial, melainkan tugas yang menggabungkan
penutur bahasa lisan.
penyimpanan dan manipulasi informasi, seperti O-Span atau membaca
 Temuan-temuan ini menyatakan apakah stimuli
rentang tugas.
ASL terdiri dari digit atau huruf, dan apakah
 Laporan bahwa ukuran rentang semantik adalah prediktor yang lebih baik
populasi yang diuji adalah pengisyarat asli
dari pemahaman bacaan daripada ukuran rentang serial tradisional juga
tunarungu atau pendengar bilingual ASL/Inggris.
menyoroti peran yang lebih besar dari representasi konseptual dalam
Yang terakhir menunjukkan bahwa rentang yang
memori jangka pendek daripada yang disarankan oleh penelitian pada
lebih kecil berurutan dan terbalik bukan karena
rentang serial (Haarman, Davelaar, & Usher, 2003).
kemampuan mnemonik yang lebih rendah pada
pengisyarat tunarungu, tetapi lebih disebabkan
oleh efek modalitas bahasa.
 Temuan Eksperimen 1-4 mengangkat masalah penting untuk
pengaturan klinis dan pendidikan, di mana tugas rentang serial
tetap menjadi langkah yang paling umum digunakan untuk
pemrosesan STM (Pisoni, 2001).
 Sebagai contoh, baru-baru ini telah diusulkan bahwa langkah-
langkah rentang terbalik mungkin menjadi prediktor yang andal
dari kemampuan perhatian dan kognitif (Hale, Hoeppner, &
Fiorello, 2002; Ramsay & Reynolds, 1995). Demikian pula, tugas
rentang (terutama tugas rentang angka) sering merupakan
bagian dari deretan yang digunakan untuk menunjukkan
penurunan kognitif ringan dan untuk mendiagnosis demensia
pada orang tua (lihat, misalnya, Karlawish & Clark, 2003).
 Temuan rentang serial yang berbeda secara signifikan dalam
individu yang sama dengan fungsi bahasa yang diuji (seperti
yang ditunjukkan dalam Eksperimen 2) dengan jelas
menggambarkan bahwa tugas rentang serial tidak memberikan
ukuran yang valid dari keterampilan pemrosesan STM di
seluruh bahasa yang diucapkan dan diisyaratkan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai