Anda di halaman 1dari 29

HASIL HUTAN BUKAN KAYU

GAHARU
GAHARU??
 Sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang
khas,
 Memiliki kandungan kadar damar wangi,
 Berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil
gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati
sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi baik
secara alami atau buatan pada pohon tersebut
 Pohon penghasil gaharu umumnya merupakan
tumbuhan tingkat tinggi berkayu, Ada juga hasil dari
liana dan perdu.
GAHARU??
• Kualitas gaharu terbentuk berbeda-beda (jenis
pohon).
• Jenis perbedaan: bentuk (abu, damar, gubal),
ciri, sifat dan aroma (diketahui setelah
dibakar).
• Volume produksi dan kualitas gaharu
ditentukan oleh: kinerja mikroba penyakit
pembentuk gaharu (inokulan), umur pohon
dan masa inkubasi.
• Warna gaharu yang terkandung akan berbeda
sesuai masa produksi: hitam, coklat, coklat
merah, merah, kuning bergaris hitam dan putih
kekuningan.
Klasifikasi Tumbuhan Penghasil Gaharu

• Secara umum penghasil gaharu merupakan


tumbuhan tingkat tinggi berkayu.
• Botanis
– Kingdom : Plantae
– Divisi : Spermatophyta
– Sub Divisi : Angiospermae
– Kelas : Dycotyledon
– Sub Kelas : Archiclamydae
– Famili : Thymeleaceae
Euphorbiaceae
Leguminoceae
Klasifikasi Tumbuhan Penghasil Gaharu

– Genus:
» Aquilaria
» Aetoxylon
» Dalbergia
» Enkleia
» Excoccaria
» Gonystylus
» Gyrinops
» Wiekstroemia
Beberapa jenis tumbuhan penghasil gaharu dan daerah
penyebarannya di Indonesia (Dephut, 2002; Sumarna,2002; dan
Nama Tumbuhan Daerah Penyebaran Nama Tumbuhan Daerah Penyebaran
Produksi Produksi
Aquilaria Sumatera, Kalimantan Gonystylus bancanus Sumatera,
malacensis/agallocha Kalimantan
Aquilaria hirta Sumatera, Kalimantan Gonystylus Sumatera,
macrophyllus Kalimantan
Aquilaria filaria Nusa Tenggara, Maluku, Gyrinops cumingiana Nusa Tenggara,
Papua Papua
Aquilaria microcarpa Kalimantan, Sumatera Gyrinops rosbergii Nusa Tenggara

Aquilaria beccariana Sumatera, Kalimantan Gyrinops versteegii NTT, NTB

Aquilaria secundana Maluku, Papua Gyrinops moluccana Maluku, Halmahera

Aquilaria moszkowskii Sumatera Gyrinops decipiens Sulawesi Tengah

Aquilaria tomentosa Papua Gyrinops ledermanii Papua

Aetoxylon sympethallum Kalimantan, Papua, Maluku Gyrinops salicifolia Papua

Enkleia malacensis Sumatera, Nusa Tenggara, Gyrinops audate Papua


Papua
Wikstroemia poliantha Nusa Tenggara, Papua Gyrinops podocarpus Papua

Wikstroemia tenuriamis Sumatera, Bangka Dalbergia parviflora Sumatera,


Sifat Ekologi Gaharu
• Daerah penyebaran di daerah tropis Asia: mulai
dari India, Pakistan, Srilangka, Myanmar, Laos,
Vietnam, Thailand, Kamboja, China, Malaysia,
Philipina dan Indonesia.
• Daerah penyebaran di Indonesia: Sumatera,
Kalimantan, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, dan
Jawa.
• Ketinggian tempat: 0-2.400 m dpl
• Tipe Iklim: Tipe iklim A atau B
• Suhu: 28-34 derajat celcius
• Kelembaban: 80-90 %
• CH:1.000-2.000 mm/tahun
Sifat Ekologi Gaharu
• Kondisi Tanah:
– Struktur dan Tekstur: bervariasi (tanah
berlempung, lempung berpasir dan
bebatuan. Liat yang termasuk podsolik
merah kuning dengan kondisi remah,,
baik pada lahan yang subur, sedang
maupun ekstrim, solum yang dalam (> 1
m) .
• Penyebaran pada Ekosistem Hutan:
– ditemukan pada ekosistem hutan rawa
gambut, dataran rendah, atau hutan
pegunungan dengan tekstur tanah
berpasir, bahkan, dicelah-celah bebatuan.
PROSES TERBENTUKNYA GAHARU

Terbentuknya gaharu merupakan reaksi


BAGAIMANA
pertahanan pohon terhadap infeksi patogen
yangGAHARU
timbul karena
BISAadanya pelukaan atau
pengaruh fisik lain pada batang, cabang,
TERBENTUK??
ranting.

Terbentuknya gaharu merupakan reaksi


pertahanan pohon terhadap infeksi patogen
INFEKSI
yang timbulPOHON
PATOGEN
RESIN
karena adanya pelukaan atau
pengaruh fisik lain pada batang, cabang,
ranting. RESIN TERAKUMULASI
GUBAL
DAN MENGGUMPAL
GAHARU
DALAM JARINGAN KAYU
DUGAAN PENYEBAB TERJADI PROSES
PEMBENTUKAN GAHARU
1. Pelukaan
2. Infeksi Jamur
3. Degradasi oleh enzim patogen
4. Degradasi oleh senyawa kimia
5. Respon ketahanan terhadap infeksi patogen
1. PELUKAAN
• Pelukaan yang terjadi pada pohon penghasil
gaharu dapat memunculkan deposisi resin gaharu
pada sel-sel jaringan kambium vaskuler di sekitar
pelukaan
• Gaharu yang terbentuk tergantung dari kedalaman
pelukaan

2. Infeksi Jamur
• Infeksi jamur terjadi jika ada pelukaan
• Tidak semua cendawan yang menginfeksi
pohon pengsil gaharu akan menghasilkan resin
3. Degradasi oleh Enzim Patogen
• Adanya peran enzim yang dihasilkan oleh patogen
tertentu yang menyebabkan terpicunya sintesis resin
gaharu
• Sampai saat ini belum ada laporan yang menyatakan
jenis enzim, jenis patogen, dan jenis media tumbuh
yang dapat mendukung produksi enzim tersebut

4. Degradasi oleh Senyawa Kimia


• Pemberian senyawa kimia setelah pelukaan
dapat menghasilkan gaharu
5. Respon ketahanan terhadap infeksi
patogen

• Interaksi antara tanaman inang dan patogen


dalam induksi gaharu mampu menghasilkan
sintesis resin gaharu
• Akibatnya terjadi proses deposisi dan akumulasi
pada sel jaringan kambium vaskuler di batang
atau cabang di sekitar bagian yang terluka dan
terinfeksi oleh jenis patogen yang sesuai.
KLASIFIKASI GAHARU
• Kelas Gaharu secara umum:
– Gubal gaharu
– Kemedangan
– Abu gaharu

• Asosiasi Pengusaha Damar Gubal Gaharu


dan Kemedangan Indonesia:
– Damar gaharu
– Gubal gaharu
– Kemedangan
– Abu gaharu
Gubal gaharu Damar gaharu

kemedangan
• Damar gaharu:
gaharu berkualitas tinggi, berwarna hitam,
berbau harum, dan tidak mengandung kayu
• Gubal gaharu:
berwarna kecoklatan, berbau harum dan
gubalnya mengandung kayu
• Kemedangan:
kayu yang mengandung gaharu yang
menyebar dan baunya kurang harum
• Abu gaharu:
potongan kayu kecil hasil pengerokan atau
sisa penghancuran kayu gaharu
TEKNIK MEMPRODUKSI GAHARU

1. ALAMI
2. BUATAN
1. TRADISIONAL
2. REKAYASA TEKNOLOGI
TEKNIK MEMPRODUKSI GAHARU
1. ALAMI
• Proses infeksi penyakit pada pohon terjadi akibat
adanya luka alami pada batang, cabang, ranting,
dan akar.
• Luka pada bagian pohon menyebabkan terjadinya
serangan mikroba ke dalam jaringan kayu sehingga
terjadi infeksi pada kayu.
• Pohon yang telah terinfeksi bereaksi untuk
mempertahankan diri dengan membentuk zat
antibodi berupa fitoaleksin.
TEKNIK MEMPRODUKSI GAHARU
1. ALAMI
• fitoaleksin berfungsi sebagai pertahanan tanaman
terhadapa penyakit atau patogen serta pencegah
penyebaran penyakit ke jaringan kayu yang lain.

• Warna kayu pada jaringan xylem dan floem yang


terinfeksi berubah menjadi berwarna kecoklatan
sampai kehitaman dan berwarna harum

• Perubahan warna terjadi karena peningkatan


kadar resin gaharu yang terdeposisi dalam
jaringan kayu sebagai akibat proses infeksi
mikroba.
TEKNIK MEMPRODUKSI
GAHARU
2. BUATAN
TRADISIONAL
 Pohon dipaku seluruh batang
 Batang pohon dikuliti
 Batang dilukai dengan parang
TEKNIK MEMPRODUKSI GAHARU
2. BUATAN
TRADISIONAL
 Pohon dipaku seluruh batang
 Banyak dilakukan oleh petani gaharu di Pulau Lombok
NTB
 Rata-rat panen gaharu: 1-2 kg/ pohon (diameter pohon
15 cm)
TEKNIK MEMPRODUKSI GAHARU
2. BUATAN
TRADISIONAL
 Batang pohon dikuliti
 Tujuan pelukaan: agar terbentuk
gaharu
 Cara:
 Kulit batang pohon dikelupas
dari bawah sampai ke atas
hingga batang pohon tampak
licin

• Pohon gaharu yang


dikuliti
TEKNIK MEMPRODUKSI GAHARU
2. BUATAN
TRADISIONAL
 Batang dilukai dengan parang
 Cara ini dilakukan dengan
membacok-bacok batang pohon
dengan parang, sehingga batang
tampak penuh luka
 Cara ini dimaksudkan untuk
membuat pohon menjadi sakit
sehingga akan mengalami infeksi
dan diharapkan membentuk gaharu

• Pohon gaharu yang dibacok


dengan parang (NTB)
TEKNIK MEMPRODUKSI GAHARU
2. BUATAN
REKAYASA TEKNOLOGI

Terbentuknya gubal pada pohon gaharu


dapat dipercepat dengan adanya perlakuan
INOKULASI pada batang gaharu.
Keberhasilan proses inokulasi pada pohon
selain dipengaruhi teknologinya (inokulan
dan metode) juga sangat dipengaruhi oleh
kondisi pohon dan cuaca.
TEKNIK MEMPRODUKSI GAHARU
2. BUATAN
REKAYASA TEKNOLOGI

 Metode Suntik
 Metode Infus
 Metode Bamboo Stick / Tusuk Satai
 Metode Simpori
REAKSI PASCA REKAYASA
Setelah pohon gaharu diberi beberapa
perlakuan, biasanya dua bulan kemudian
dilakukan pemantauan apakah ada tanda-
tanda batang pohon membentuk gaharu.

Perubahan-perubahan yang biasanya terjadi


adalah:
1.Perubahan warna
2.Perubahan bau
Untuk mengetahui keberhasilan inokulasi, dua bulan setelah
inokulasi dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengupas kulit batang gaharu selebar 6 cm. Apabila
dijumpai warna kecokelatan atau kehitaman ada indikasi
inokulasi berhasil
2. Mengupas kayu sedalam 3 mm.
apabila ada warna hitam kecoklatan yang merambat
mengikuti serat kayu ada tanda-tanda inokulasi berhasil.

– Proses merambatnya warna kehitaman bisa dari dalam (xylem)


merambat ke bagian atas, maka hanya bagian kayu saja yang
jadi

– Jika inokulan dimasukkan lewat xilemyang menjadi kayu hanya


bagian kayu saja, jika inokulan dimasukkan lewat floem, warna
kecoklatan akan kelihatan ketika kulit dikelupas.
FAKTOR PENYEBAB GAGALNYA INOKULASI

1. Isolat yang digunakan


2. Sterilisasi peralatan
3. Masuknya air hujan ke dalam lubang
4. Recovery (pemulihan jaringan sel)
PENGOLAHAN HASIL PANEN
1. Minyak Atsiri
2. Dupa/Hio
3. Parfum
4. Campuran Kosmetik
5. Industri Obat
6. Teh Gaharu
7. Cinderamata

Anda mungkin juga menyukai