Anda di halaman 1dari 22

Gangguan Sistem Muskuloskeletal

"FRAKTUR"
Presented by:
Kelompok 2 (B9A)
Desak, Era, Sintya P, Shinta, Ratna, Sulis
FRAKTUR ?
 Fraktur adl gangguan pada kontinuitas tulang,
tulang rawan, (sendi), dan lempeng epifisis (
Priantoro. Dkk, 2014 dalam kapita selekta
kedokteran)
 Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan
oleh trauma atau tenaga fisik dan sudut dari
tenaga tersebut, keadaan dari tulang itu sendiri
dan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu
lengkap atau tidak lengkap.( Price and Wilson,
2006)
Etiologi fraktur: akibat tekanan yang kuat / sedang
pd tulang.  o/k trauma langsung maupun tak
langsung & faktor patologik (cancer, kel.
kongenital)
KLASIFIKASI FRAKTUR
 Berdsarkan tempat  tibia, fibula, colles, dll
 Kekomplitan  komplit / tidak komplit
(buckle, green stick fraktur)
 Bentuk & jumlah garis patah  segmental,
komunitif, multiple fraktur
 Sifat fraktur (luka yg ditimbulkan)  fraktur
tertutup & terbuka
 Bdasarkan garis fraktur tranversal, oblik,
avulsi, spiral, kompresi
 Bdsar posisi  dibagi 3 bagian (1/3) distal,
proksimal, medial
Jenis Fraktur Yang Sering Pada Anak

 Fraktur Klavikula
 Fraktur proksimal humerus
 Fraktur suprakondiler humerus
 Fraktur kondilus lateral
 Fraktur kaput radialis
 Fraktur buckle atau torus
 Fraktur monteggia dan galeazzi
 Fraktur panggul, leher femur, dan batang femur
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari fraktur (Suriadi & Rita Yulianni, 2006):
 Nyeri atau tenderness
 Immobilisasi
 Menurunnya pergerakan
 Adanya krepitasi
 Ecchymosis dan eritema
 Spasme otot
 Deformitas
 Bengkak atau adanya memar
 Gangguan sensasi
 Hilangnya fungsi
 Menolak untuk berjalan atau bergerak
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Radiologi : Laboratorium :
Lain-lain :
X-Ray AP/PA atau CBC, Kalsium
Lateral serum, fosfor serum, Kultur resistensi
tomografi alkali phosfatase, pada fraktur
enzim otot (LDH-5, infeksius
Myelografi kreatinin kinase), biopsi tulang, dll.
arthrografi AST,
CT scan
PENATALAKSANAAN FRAKTUR
Prinsip Penanganan Fraktur: 4R Metode Penanganan Fraktur
(Rasjad, 2003):
 Recognition: diagnosis &
Konservatif  proteksi semata
penilaian fraktur anamnesis, (tanpa reduksi atau imobilisasi) ex:
pem.fisik & diagnostik/rad. sling (mitela), bidai, gips & traksi
 Reduction: mengembalikan Reduksi percutaneous K-
fungsi normal & mencegah Wire  membuat lubang kecil
komplikasi untuk memasukkan k-wire sbg
 Retention: immobilisasi fraktur fiksasi eksterna.
Open Reduction (Internal &
 Rehabilitatif : mengembalikan Eksternal fixation)  operable
aktifitas fungsional semaksimal Eksisi fragmen, penggantian
mungkin dgn protesis (bahan metalakrilat)
HAL YG HARUS DIPERHATIKAN ..
 Prinsip menejemen bedah fraktur peditri sangat berbeda
dengan prinsip fraktur remaja atau orang dewasa.
 Reduksi tertutup yang berulang kali untuk fraktur
epifisis merupakan kontra indikasi karena reduksi dapat
menyebabkan cedera berulang pd sel2 benih fisis /
growth plate.
 Jika fiksasi eksterna tetap harus digunakan diambil
sesegera mungkin apabila masalah dari soft tissue telah
terkoreksi fraktur stabil => sesegera mungkin digantikan
dengan gips.
PROSES PENYEMBUHAN TULANG
 St. I – Hematoma  berlangsung 24 – 48 jam dan perdarahan
berhenti o/k fibrin utk mlindungi tulang rusak& siap utk tumbuh
kapiler baru ‘fibroblast’
 St. II – Inflamasi & Proliferasi sel  berlangsung selama 8 jam
sampai selesai, tergantung frakturnya. Proliferasi sel tulang yg
rusak dan bone marrow  osteoblast regenerasi  osteogenesis
 St.III – Pembentukkan Kallus, osteoblast dan osteoklast
mengabsorbsi sel-sel tulang yang mati. Massa sel tebal dg tulang
imatur membntuk kallus 4 weeks stlh fraktur menyatu.
 St.IV – Konsolidasi :aktivitas osteoclast dan osteoblast berlanjut,
anyaman tulang berubah menjadi lamellar lambat, wkt
berbulan-bulan.
 St. V Remodelling  tulang baru menyatu sempurna
Perbedaan Tulang Anak & Dewasa
 Adanya growth plate (atau fisis) pada tulang anak-anak
merupakan satu perbedaan yang besar tersusun atas
kartilago, terletak antara epifisis tl. Anak (tmpat tumbang
sekunder tulang)
Beberapa karakteristik struktur dan fungsi tulang anak yang
membuatnya berbeda:
 Remodelling proses tl. immatur lbh byk, cpt sembuh
 Ligamen  “age resistant”. Struktur ttp sama usia
berapapun.
 Periosteum anak tebal shg mereduksi fraktur & sembuh cepat
KOMPLIKASI
Komplikasi awal :
 Kerusakan arteri
 Kompartemen syndrom
 Fat embolism syndrom
 Infeksi
 Syok
Komplikasi lanjut:
 Mal union
 Delayed union
 Non union
KONSEP ASKEP ANAK
FRAKTUR DG GIPS
PENGKAJIAN
Keluhan utama pada fraktur adalah nyeri bersifat menusuk, kaji
menggunakan metode PQRST.
 Provoking Incident: Hal yang menjadi faktor presipitas
 Quality Of Pain: Klien yang merasakan nyeri yang menusuk
(kualitas nyeri).
 Region, Radiation, Relief: Regio/daerah nyeri
 Severity (Scale) of Pain: Secara subjektif, klien merasakan nyeri
dengan skala 2-4 pada rentang 0-4.
 Time: Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah
bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.
Pengkajian cont..
Menurut Donna L.Wong (2003) :
 Dapatkan riwayat kejadian, cedera sebelumnya, pengalaman dengan
tenaga kesehatan.
 Observasi adanya manifestasi fraktur:
 Tanda-tanda cedera:
 Pembengkakan umum
 Nyeri atau nyeri tekan
 Penurunan penggunaan fungsional dari bagian yang sakit (pada
anak kecil yang menolak untuk berjalan atau menggunakan
ekstremitas atas sangat dicurigai terjadi (fraktur)
 Memar
 Kaku otot yang parah
 Krepitasi
 Pemeriksaan fisik ( general & lokalis)
General  head to toe, spt biasa
Lokalis  Look, feel & move
Look: inflammation sign & nyeri tekan. Perhatikan adanya
sindrom kompartemen. Apabila terjadi fraktur terbuka, ada tanda-
tanda trauma jaringan lunak sampai kerusakan intergritas kulit.
Fraktur oblik, spiral, dan bergeser mengakibatkan pemendekan
tulang. Kaji adanya tanda-tanda cedera dan kemungkinan keterlibatan
berkas neurovascular (saraf dan pembuluh darah), seperti
bengkak/edema. Pengkajian neurovascular awal sangat penting untuk
membedakan antara trauma akibat cedera dan komplikasi akibat
penanganan. Klien tidak mampu menggerakan ekstremitas dan
kekuatan otot menurun dalam melakukan pergerakan.
Feel : Kaji adanya nyeri tekan (tenderness) dan krepitasi pada
daerah cedera. Catat adanya:
 Perubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban
kulit. Capillary refill time  Normal > 3 detik.
 Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainan (1/3
proksimal, tengah, atau distal).
 Otot: tonus pada waktu relaksasi atau kontraksi, benjolan yang
terdapat di permukaan atau melekat pada tulang. Selain itu juga
diperiksa status neurovaskuler. Apabila ada benjolan, maka sifat
benjolan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya,
pergerakan terhadap dasar atau permukaannya, nyeri atau tidak,
dan ukurannya.
Move :Pencatatan rentang gerak ini perlu dilakukan agar
dapat mengevaluasi keadaan sebelum dan sesudahnya. Amati gerak
aktif dan pasif.  mengkaji kemampuan gerak
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak fraktur dengan
pemasangan Gips antara lain (Wong, 2003):
 Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik.
 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur,
pembengkakan jaringan, serta ketidakmampuan penggunaan otot
pada area yang tidak sakit.
 Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya
pemasangan gips yang ketat atau lama.
 Resiko cedera berhubungan dengan adanya pembengkakan
jaringan, kerusakan saraf, ketidakmampuan melakukan ROM
dengan tepat.
 Perubahan proses keluarga berhubungan dengan anak yang
menderita cedera fisik (fraktur dengan pemasangan gips).
RENCANA KEP.
@ word

Anda mungkin juga menyukai