Tension Pneumothorax (Nisa Auliya)
Tension Pneumothorax (Nisa Auliya)
Ischemia
Oleh : dr. Nisa Auliya
Pendamping : dr. Andriany Putri, dr. Nike Anggreni
Pembimbing : dr. Fadli Robby Amsriza, SpB
Outline
I LAPORAN KASUS
Prognosis
II TINJAUAN PUSTAKA
2
Laporan Kasus
3
Identitas Pasien
4
Anamnesis
Keluhan Utama
Luka kehitaman dan bengkak pada kaki kiri dan terasa nyeri sejak 1 minggu
yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Dua minggu yang lalu pasien mengeluh luka melepuh pada punggung ibu
jari kaki kiri, kesemutan (-), pucat (-), bengkak (-), rasa baal (-), nyeri (-),
demam (-), pasien berobat ke Puskesmas.
Satu minggu yang lalu pasien mengeluh luka pada punggung ibu jari kaki
kiri semakin meluas hingga ke pergelangan kaki, bengkak, dan berwarna
kehitaman, kesemutan (-), rasa baal (+), nyeri (+) awalnya dirasakan saat
kaki digerakkan dan berkurang saat istirahat, sekarang nyeri dirasakan terus
menerus, demam (+), pasien sulit menggerakkan kaki kirinya. Pasien berobat
ke Poli Bedah RSUD Arosuka.
5
Anamnesis
6
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum dan Tanda Vital (19 November 2018)
• Suhu : 37,5 ºC
• BB : 62 kg
• TB : 163 cm
10
Diagnosis
Acute Limb Ischemia
Penatalaksanaan
12
Prognosis
13
Follow Up
14
Follow Up
15
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
Subjektif :
Seorang pasien laki-laki umur 58 tahun datang ke IGD RSUD Arosuka pada tanggal 19 November 2017 pukul
12.16 WIB. Setelah diterima dan diperiksa di IGD RSUD Arosuka, pasien didiagnosa dengan Acute Limb Ischemia
(ALI). Awalnya pasien mengeluhkan Luka kehitaman dan bengkak pada kaki kiri dan terasa nyeri sejak 1 minggu
yang lalu. Demam (+). Pasien sulit menggerakkan kakinya.
Dua minggu yang lalu pasien mengeluh luka melepuh pada punggung ibu jari kaki kiri, kesemutan (-), pucat (-
), bengkak (-), rasa baal (-), nyeri (-), demam (-), pasien berobat ke Puskesmas.
Satu minggu yang lalu pasien mengeluh luka pada punggung ibu jari kaki kiri semakin meluas hingga ke
pergelangan kaki, bengkak, dan berwarna kehitaman, kesemutan (-), rasa baal (+), nyeri (+) awalnya dirasakan saat
istirahat dan berkurang saat kaki digerakkan, sekarang nyeri dirasakan terus menerus, demam (+), pasien sulit
menggerakkan kaki kirinya. Pasien berobat ke Poli Bedah RSUD Arosuka.
Pasien diketahui memiliki riwayat kencing manis sejak 1 bulan yang lalu dan rutin minum obat yang
didapatkan dari Puskesmas. Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak ± 15 tahun yang lalu, 1-2 bungkus per hari.
16
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
Objektif :
Pada pemeriksaan fisik yang presentan lakukan didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran composmentis cooperatif, tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 80 x/menit, nafas 20
kali/menit, suhu 37,50C.
Pada inspeksi regio pedis sinistra tampak jaringan nekrosis, edema (+), bula (+). Pada palpasi
pulsasi arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior tidak teraba, refleks sensorik (-), akral teraba
hangat.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan nilai Hb (11,8 g/dL), peningkatan nilai
leukosit (34.000 mm3), peningkatan ureum (113 mg/dL), peningkatan kreatinin (2,0 mg/dL) dan
peningkatan gula darah sewaktu (371 mg/dL).
Pada pemeriksaan rontgen pedis AP didapatkan kesan tampak atrofi pada otot-otot jaringan lunak.
17
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Assesment (penalaran klinis) :
Pada pasien ini data-data yang mendukung diagnosis ALI adalah adanya keluhan kehitaman dan
bengkak pada kaki kiri, nyeri (+), rasa baal (+) yang didukung dengan adanya faktor risiko riwayat
penyakit diabetes mellitus dan kebiasaan merokok, serta pada pemeriksaan fisik didapatkan jaringan
nekrosis, edema, bula, pulsasi arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior tidak teraba, refleks
sensorik (-), dan didukung dengan pemeriksaan rontgen pedis dengan kesan tampak atrofi pada otot-otot
yang menandakan bahwa otot mengalami iskemia. Untuk mengkonfirmasi diagnosis ALI pada pasien
ini diperlukan pemeriksaan angiografi, CTA, atau MRA untuk mengetahui letak obstruksi. Berdasarkan
tinjauan pustaka ALI adalah penurunan perfusi pada tungkai secara tiba-tiba yang menyebabkan
ancaman potensial terhadap viabilitas tungkai yang dimanifestasikan dengan nyeri yang dirasakan
ketika istirahat, ulkus ataupun gangren yang muncul dalam waktu dua minggu dari peristiwa akut.
18
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Assesment (penalaran klinis) :
Berdasarkan teori, etiologi ALI adalah adanya obstruksi pada arteri ekstremitas bawah yang dapat
disebabkan oleh trombus ataupun emboli. Pada pasien ini obstruksi kemungkinan disebabkan oleh
trombus karena pasien memiliki faktor risiko riwayat penyakit diabetes mellitus dan kebiasaan
merokok. Pada pasien juga didapatkan gejala klaudikasio yang menandakan bahwa obstruksi terjadi
akibat trombus.
Pasien sudah mengalami nekrosis pada tungkai yang ditandai dengan warna kehitaman pada inspeksi
kaki, serta pada palpasi tidak didapatkan denyut arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior, dan
refleks sensoris (-). Onset perjalanan penyakit pada pasien ini sudah berlagsung selama ± 2 minggu,
dimana pasien sudah melewati golden periode untuk dilakukan revaskularisasi karena berdasarkan
teori jika obstruksi terjadi lebih dari 6 jam maka akan terjadi perubahan irreversibel pada otot, dan
saraf perifer. 19
Tinjauan Pustaka
20
Definisi
• Acute limb ischemia (ALI) adalah penurunan perfusi pada tungkai secara tiba-
tiba yang menyebabkan ancaman potensial terhadap viabilitas tungkai (nyeri,
ulkus, ataupun gangren) yang yang muncul dalam waktu dua minggu dari
peristiwa akut.
• Pasien dengan manifestasi yang sama yang hadir lebih dari dua minggu dianggap
sebagai iskemia tungkai kritis.
21
Etiologi
Trombus Emboli
22
Faktor Risiko
23
Gejala Klinis
Pain Pallor
Pulseless Paresthesia
Paralysis Poikilothermia
24
Gejala Klinis
Trombus Emboli
• Tanda dan gejala yang muncul • Tanda dan gejala yang muncul
dapat tejadi dalam beberapa secara tiba-tiba dalam
jam sampai berhari-hari beberapa menit
• Ada klaudikasio • Tidak terdapat klaudikasio
• Ada riwayat atrial fibrilasi
25
Klasifikasi
26
Patogenesis
27
http://www.indjvascsurg.org
Patogenesis
28
http://www.indjvascsurg.org
Patogenesis
6-12 jam
Segera intervensi
29
Diagnosis Banding
30
Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Penunjang
31
Tatalaksana
Revaskularisasi golden periode 6 jam (risiko kerusakan jaringan irreversible)
• Heparin (5000-10 000 units) secara intravena.
antikoagulan dan mengurangi spasme pembuluh darah yang terkait.
• Teknik endovaskuler
Chemical trombolysis dengan TPA boleh dilakukan tetapi biasanya
memerlukan 24 jam atau lebih untuk memecahkan trombus. Alternatif yang
terbaik adalah dengan trombolisis dengan cateter-based mechanical.
• Intervensi pembedahan
Terapi pembedahan diindikasikan untuk iskemia yang mengancam
ekstremitas
32
Terima Kasih
33