Anda di halaman 1dari 52

Refleksi Kasus

GNAPS + HIPERTENSI GRADE II


Disusun oleh :
Dwi Yunisari Priyono
12 16 777 14 156
Pembimbing : dr. Christina Kolondam, Sp.A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU
2017
Pendahuluan

Glomerulonefritis merupakan penyakit ginjal dengan suatu inflamasi dan


proliferasi sel glomerulus.1,2 Peradangan tersebut terutama disebabkan
mekanisme imunologis yang menimbulkan kelainan patologis glomerulus
dengan mekanisme yang masih belum jelas

Glomerulonefritis akut pasca streptokokus (GNAPS) merupakan sindroma nefritik


akut yang ditandai dengan timbulnya hematuria, edema, hipertensi, dan penurunan
fungsi ginjal (azotemia). Gejala tersebut timbul setelah infeksi bakteri Streptokokus
beta hemolitikus golongan A di saluran nafas bagian atas atau di kulit.
Pada umumnya GNAPS sering menyerang anak usia sekolah dan jarang menyerang
anak usia <3 tahun. Selain itu pada Laki-laki lebih sering dibandingan perempuan.

Agung RE, dkk. Profil glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak yang dirawat
dibagian ilmu kesehatan anak RSUP Prof. Dr. R.D Kandouw Manado, 2016
Pendahuluan
Gejala glomerulonefritis bisa berlangsung secara mendadak
(akut) atau secara menahun (kronis) seringkali tidak diketahui
karena tidak menimbulkan gejala. dan 10% berakibat fatal.3,4,5

Gejalanya dapat berupa mual-mual, kurang darah (anemia), atau


hipertensi. Gejala umum berupa sembab kelopak mata, kencing
sedikit, dan berwarna merah, biasanya disertai hipertensi.

Penyakit ini umumnya (sekitar 80%) sembuh spontan, 10%


menjadi kronis, dan 10% berakibat fatal.

Antonius H, dkk. Glomerulonefrtitis Akut Pasca Streptokokus pada Anak. PPM Idai, 2010 hal.89
Wahab A. Samik. Ilmu Kesehatan Anak Nelson vol 3, Ed 20, Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus. Jakarta : EGC. 2014
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
Masuk rumah sakit tanggal 24/12/2017/19.32 Wita
Identitas Pasien
• IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. A
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Lahir pada tanggal : 05 November 2008
• Usia : 9 tahun
• Kebangsaan : Indonesia
• Agama : Islam
• Suku Bangsa : Kaili
• Nama Ayah : Tn. A, Usia : 43 tahun
• Pekerjaan : Petani
• Pendidikan terakhir : SMP
• Nama Ibu : Ny. I, Usia : 38 tahun
• Pekerjaan : URT
• Pendidikan terakhir : SMP
• Alamat : Desa Tulo
• Tanggal masuk ruangan/jam : 24 Desember 2017/19.32 Wita
• Tanggal keluar ruangan/jam : 03 Desember 2017
• Jumlah hari perawatan : 10 hari
• Ruangan perawatan : Nuri Bawah
• Diagnosis : Susp. GNAPS
• Anamnesis diberikan oleh : Kedua orang tua pasien
Anamnesis :

• Keluhan Utama : bengkak

• Riwayat penyakit sekarang:

Pasien laki-laki masuk rumah sakit diantar oleh bapaknya dengan keluhan Bengkak . bengkak

dikeluhkan pasien sejak ± 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Bengkak pertama kali di rasakan

pada kelopak mata, lalu keesokan harinya bengkak pada wajah. Bengkak paling parah terutama

dirasakan pasien ketika bangun tidur pagi hari. Bengkak dimata menyebabkan sulit membuka

mata. Selain diwajah ada bengkak ditempat lain yaitu bengkak terjadi pada bagian bawah

perut, tungkai sampai alat kelamin pasien. Pasien juga merasakan nyeri tenggorokan tapi

nyerinya hilang timbul sejak 1 minggu yang lalu sebelum masuk rs. Batuk (+), batuk berlendir

sejak ± 3 hari yang lalu sebelum masuk RS. Pasien mengeluh sakit perut kanan bawah, sakit

seperti tertusuk-tusuk yang dirasakan ± 5 hari yang lalu. lemas (+). keluhan lain seperti demam

(-), mual (-), muntah (-), Nafsu makan berkurang (+). BAK kuning keruh seperti teh (+) dan

BAB lancar.
• Riwayat penyakit dahulu:
Pasien belum pernah dirawat dengan keluhan yang sama seperti ini
sebelumnya. Tapi sering merasakan nyeri tenggorokan yang hilang timbul
(+).

• Riwayat penyakit keluarga :


Riwayat penyakit yang sama dengan pasien (-), HT (-), asma (-), DM (-)

• Riwayat sosial-Ekonomi :
Menengah kebawah

• Riwayat kebiasaan dan lingkungan :


Anak tinggal bersama orang tua dan saudaranya di sebuah rumah berukuran
± 4×10 m2 dengan 2 kamar, 1 dapur, 1 wc, dan 1 ruang tamu. Ventilasi
udara dan cahaya cukup. Jarak rumah dengan tetangga + 1 meter. Keperluan
mandi, mencuci, BAK, BAB, memasak dan minum menggunakan air
PDAM. Pembuangan sampah di tempat sampah.
Kesimpulan : kualitas lingkungan cukup baik
• Riwayat Kehamilan dan persalinan :
Anak ke 1 dari 2 bersaudara. Perawatan antenatal care (ANC) ibu rutin. Penyakit selama kehamilan
tidak ada. Lahir normal, cukup bulan di bidan, bayi lahir langsung menangis, tidak ada kelaianan.
Berat badan lahir (BBL) 2900 gram, panjang badan lahir (PBL) tidak diketahui.
Kesimpulan : Riwayat Antenatal Ibu pasien baik.

• Penyakit yang Sudah Pernah dialami:


Morbili :-
Varicella :-
Pertusis :-
Diare :+
Cacing :-
Batuk/Pilek : Pernah

• Kepandaian/Kemampuan Bayi:
Membalik : 3 bulan
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 6 bulan
Merangkak : 8 bulan
Berdiri : 12 bulan
Berjalan : 15 bulan
Tertawa : 3 bulan
Berceloteh : 8 bulan
Memanggil papa : 11 bulan
Saat ini : Pasien Sekarang duduk dikelas 4 SD, tidak ada masalah dengan pelajaran dan menerima
pelajaran dengan baik.
Kesimpulan :Riwayat tumbuh kembang pasien baik.
• Anamnesis makanan :
Umur 0 – 3 bulan : anak mendapat ASI
Umur 7-12 bulan : anak mendapat makanan pendamping ASI
Umur 1-2 tahun : anak mendapat nasi lembek sesuai keinginan anak.
Umur 3-sekarang : anak mendapatkan makanan seperti nasi dan lauk-pauk tiga kali sehari.
Kesimpulan : kualitas dan kuantitas makanan cukup.

• Riwayat Imunisasi:

Nama Dasar Ulangan


(umur dalam hari/bulan) (Umur dalam bulan)
BCG + -
Polio + + + + -
Hepatitis B + + + -
DPT + + + -
Campak + -

• Kesimpulan : Riwayat imunisasi dasar anak lengkap, tetapi ibu lupa waktunya.
• Anamnesis kebiasaan, lingkungan dan sosial:
Sering konsumsi makanan yang berbumbu, seperti mie goreng,
maupun makan snack saat disekolah. Anak tinggal di desa
tulo. Lingkungan rumah dekat jalan, lingkungan rumah padat
penduduk dan berpolusi. Status sosial ekonomi anak masuk
dalam kategori menengah kebawah. Pembiayaan perawatan di
rumah sakit menggunakan kartu dari pemerintah.
Pemeriksaan fisik
• (Tanggal: 26 Desember 2017)
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• GCS :4–5–6
• Pengukuran
• Tanda vital :
• TD :130/100 mmHg
• Nadi : 100 kali/menit, reguler, kuat angkat
• Suhu : 37,5° C
• Respirasi : 28 kali/menit
• Berat badan : 29 kg
• Panjang badan : 126 cm
• Status gizi : Gizi Baik
• CDC:
Status gizi :
• BB = BBS x 100 % = 29 x 100% = 100 %
U BB pada P50 29
Kesan : (Gizi Baik)

• TB = TB X 100 % = 126 x 100 % = 94 %


U TB pada P50 134
Kesan : (Mild Stunting)

• BB = BB x 100% = 29 x 100% = 92 %
TB TB 25
Kesan : (Gizi Lebih)
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Suhu : 37,5o C
Sianosis : (-)
Keadaan Mental : baik
Anemia : (-/-)
Ikterus : (-/-)
Kejang : (-)
Tipe : (-)
Lamanya : (-)
Kulit : Warna : Kuning langsat Turgor : Baik
Efloresensi :- Tonus : Baik
Pigmentasi :- Oedema: (+)
Jaringan parut : -
Lapisan lemak : -
Lain-lain : -
Kepala
Bentuk : Normosefal
Ubun-ubun besar : Tertutup
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Mata :
Exophtalmus / Enophtalmus : (-/-)
Tekanan bola mata : Tidak dilakukan Lensa : Jernih
Konjungtiva : Anemia -/- Fundus : tidak
dilakukan
Sklera : Ikterik -/- Visus : tidak
dilakukanRefleks Kornea : Tidak dilakukan Palpebra : Udem (+/+)
Pupil : Isokor, RCL (+/+) RCTL (+/+)
Telinga : Otore (-)
Hidung : Rinore (-)
Mulut :
Bibir : Kering (-) kebiruan (-) Selaput mulut : Stomatitis (-)
Lidah : Kotor (-) Gusi : Perdarahan (-)
Gigi : Normal Bau napas : (-)
Tenggorokan : Hyperemia (-) Tonsil : T2 /T2 hiperemis (-)
Pharynx: hiperemis (-)
Leher Trachea : Letak ditengah
Kelenjar : Pembesaran parotis (-/-)
Kaku kuduk : Tidak ada
Lain-lain : Pembesaran Tiroid (-/-)
Thorax Bentuk : Simetris bilateral
Rachitis rosary :- Xiphosternum :-
Ruang intercostals : - Harrion’s groove : -
Precordial bulging : - Pernafasan paradoxal : -
Lain-lain :- Retraksi : -
Paru-paru
Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi (-), massa (-)
Palpasi : Vokal fremitus ki=ka, massa (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : Bunyi vesikular (+), Ronkhi basah halus (-), Wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak Nampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, linea midklavikularis sinistra
Perkusi : Batas jantung dalam keadaan normal
Auskultasi : BJ I/II murni reguler, Bising (-), Suara tambahan (-)
• Abdomen
Inspeksi : cembung, massa (-), distensi (-), sikatriks (-)
Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
Perkusi : redup (+), Shifting dullness (+)
Palpasi : Nyeri tekan abdomen (+) pada regio lumbal kanan
Massa (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
• Genital : edema pada scrotum (+)
• Kelenjar : Tidak ada pembesaran
• Anggota gerak
Ekstremitas atas : Akral hangat (+/+),edema (-/-)
Ekstremitas bawah : Akral hangat (+/+),edema (+/+)
• Tulang-belulang : Tidak ada kelainan
• Otot-otot : Eutrofi (+)
• Reflex – reflex : Fisiologi (+), patologis (-)
Tanggal
(24 Desember 2017)
Darah Lengkap
Jenis Hasil Nilai
Interpretasi
Pemeriksaan Pemeriksaan Normal
WBC 7,6 x 103 /uL 4,8 – 10,0 Normal
RBC 3,4 x 106 /uL 4,0 – 5,50 Normal
HGB 9,2 g/dl 12,0 – 18,0
HCT 26,7% 30,0 – 47,0 Normal
PLT 302 x 103/uL 150 – 450 Nornal
Tanggal
25 Desember 2017
Urinalisis
• PH 5,0 Nilai rujukan 4,8-8,0
• BJ 1,020 Nilai rujukan 1,003 - 1,022
• Protein +2 Nilai rujukan Negatif
• Reduksi – Nilai rujukan Negatif
• Urobilinogen – Nilai rujukan Negatif
• Bilirubin – Nilai rujukan Negatif
• Sedimen
– Leukosit 5-10/LPB Nilai rujukan 0-5
– Eritrosit 0-1/LPB Nilai rujukan 0-3
– Kristal Ca Oxalat – Nilai rujukan Negatif
– Granula – Nilai rujukan Negatif
– Epitel sel + Nilai rujukan Negatif
– Hyfa – Nilai rujukan Negatif
– Amoeba - Nilai rujukan Negatif
• Keton – Nilai rujukan Negatif
• Nitrit - Nilai rujukan Negatif
• Blood – Nilai rujukan Negatif
• Leukosit + Nilai rujukan Negatif
• Vitamin C +3
Tanggal
(28 Desember 2017)
Imunologi-Serologi

ASO/ASTO >200 POSITIF


RESUME
RESUME
Anak laki-laki, umur 9 tahun masuk RS dengan keluhan edem. edem
dikeluhkan pasien sejak ± 5 hari sebelum masuk rumah sakit. edem pertama kali
di rasakan pada palpebra, lalu keesokan harinya pada pada wajah. edem paling
parah terutama dirasakan pasien ketika bangun tidur pagi hari. Bengkak di
palpebra menyebabkan sulit membuka mata. Selain diwajah ada edem
ditempat lain yaitu edem terjadi pada bagian bawah perut, tungkai sampai alat
kelamin pasien (skrotum). Pasien juga merasakan nyeri tenggorokan tapi
nyerinya hilang timbul sejak 1 minggu yang lalu sebelum masuk rs. Batuk (+),
batuk berlendir sejak ± 3 hari yang lalu sebelum masuk RS. Pasien mengeluh
sakit perut regio lumbal kanan, sakit seperti tertusuk-tusuk yang dirasakan ± 5
hari yang lalu. keluhan lain seperti demam (-), mual (-), muntah (-), anoreksia
(+), malaise (+). BAK kuning keruh seperti teh (+) dan BAB lancar.
Pemeriksaan fisik didapatkan edem pada palpebra (+), abdomen (+),
scrotum (+), pretibial (+), nyeri tekan abdomen (+) pada lumbar kanan. TD
130/100 mmhg. Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap didapatkan
leukositosis (HGB: 9,2 x 103 /uL) dan pemeriksaan urin didapatkan Protein +2,
leukosit +, vit C +3, dan sedimen urinalisis didapatakan Leukosit 5-10/LPB,
eritrosit tidak terhitung, epitel sel (+).
• DIAGNOSIS KERJA
Glomerulonefritis akut post streptokokus

• TERAPI
IVFD RL 10 tpm
Inj. Ceftriaxone 500 mg/12 jam/iv
Captopril 3x12,5 mg
Inj. Furosemid 20 mg/24 jam
Elkana syr 1x1 cth

• ANJURAN
Pemeriksaan ASTO
FOLLOW UP • Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, linea midklavikularis sinistra
• Perkusi : Batas jantung dalam keadaan normal
26 Desember 2017 • Auskultasi : BJ I/II murni reguler, Bising (-), Suara
tambahan (-)
S : bengkak pada kelopak mata, perut, tungkai bawah, scrotum (+)
demam (-), batuk (+), Sakit perut kanan bawah (+), BAB dan BAK Abdomen :
biasa. • Inspeksi : cembng (+)
O: • Auskultasi : peristaltik usus (+) kesan normal
Keadaan umum : Sakit sedang • Perkusi : Redup (+), Shifting dullness (+)
Kesadaran : Kompos mentis • Palpasi : Nyeri tekan regio lumbal kanan (+)
Tekanan Darah :150/110 mmHg • Ekstremitas :
Suhu 0
: 36,5 C • Atas : akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)
Nadi : 80 kali/menit • Bawah : akral hangat (+), edema (+/+), sianosis (-)
Pernapasan : 22 kali/menit P:
Kulit : Warna kuning langsat, efloresensi (-), ruam (-) - diit nasi lauk 1500kkal/hari
Kepala-Leher : - diit rendah garam 0,5 gr/hr , cukup protein.
- Bentuk : normosefal - IVFD KDN 1 12 tpm
- Rambut : warna hitam tidak mudah dicabut - IVFD RL 10 tpm (mikro drip)
- Mata : Edem palpebra (+), pupil bulat isokor (+/+), RCL (+/+), RCTL - inj. Cefotaxim 500mg/8jam/iv (1)
(+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-). - inj. Ranitidin 30mg/8jam/iv
- Telinga : nyeri (-), sekret (-) otorrhea (-) - inj. furosemid 30mg/8jam/iv
- Hidung : rinorrhea (-), epistaksis (-), pernapasan cuping hidung (-) - captopril 12,5mg 3 dd 1 tab
- Mulut : bibir kering (-), sianosis (-) lidah kotor (-), tonsil T2/T2, faring - puyer batuk : ambroxol 30mg
hiperemis (-) Salbutamol 0,5mg 3dd1 pulv
- Leher : tiroid ikut gerakan menelan (-), pembesaran KGB (-) - Elkana syr 1x1 cth
- transfusi albumin 20% 100cc
Thorax :
• Inspeksi : simetris bilateral (+)
• Palpasi : vokal fremitus (D=S), massa (-)
• Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
• Auskultasi : Ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
• Inspeksi : Ictus cordis tidak Nampak
FOLLOW UP • Auskultasi : BJ I/II murni reguler, Bising (-), Suara
tambahan (-)
Abdomen :
27 Desember 2017
• Inspeksi : cembng (+)
S : bengkak pada kelopak mata, perut, tungkai bawah, scrotum (+)
demam (-), batuk (+), sakit kepala (+) Sakit perut kanan bawah (+), • Auskultasi : peristaltik usus (+) kesan normal
BAB dan BAK biasa. • Perkusi : Redup (+), Shifting dullness (+)
O: • Palpasi : Nyeri tekan regio lumbal kanan (+)
Keadaan umum : Sakit sedang • Ekstremitas :
Kesadaran : Kompos mentis • Atas : akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)
Tekanan Darah :140/110 mmHg • Bawah : akral hangat (+), edema (+/+), sianosis (-)
Suhu 0
: 36,5 C P:
Nadi : 84 kali/menit - diit nasi lauk 1500kkal/hari
Pernapasan : 24 kali/menit - diit rendah garam 0,5 gr/ , cukup protein.
Kulit : Warna kuning langsat, efloresensi (-), ruam (-) - IVFD KDN 1 12 tpm
Kepala-Leher : - IVFD RL 10 tpm (mikro drips)
- Bentuk : normosefal - inj. Cefotaxim 500mg/8jam/iv (2)
- Rambut : warna hitam tidak mudah dicabut - inj. Ranitidin 30mg/8jam/iv
- Mata : Edem palpebra (+), pupil bulat isokor (+/+), RCL (+/+), RCTL - inj. furosemid 30mg/8jam/iv
(+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-). - captopril 12,5mg 3 dd 1 tab
- Telinga : nyeri (-), sekret (-) otorrhea (-) - puyer batuk : Ambroxol 30mg
- Hidung : rinorrhea (-), epistaksis (-), pernapasan cuping hidung (-) Salbutamol 0,5mg 3dd1 pulv
- Mulut : bibir kering (-), sianosis (-) lidah kotor (-), tonsil T2/T2, faring - Elkana syr 1x1 cth
hiperemis (-) - transfusi albumin 20% 100cc
- Leher : tiroid ikut gerakan menelan (-), pembesaran KGB (-) - ASTO
Thorax : - USG Abdomen
• Inspeksi : simetris bilateral (+)
• Palpasi : vokal fremitus (D=S), massa (-)
• Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
• Auskultasi : Ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
• Inspeksi : Ictus cordis tidak Nampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, linea midklavikularis sinistra
• Perkusi : Batas jantung dalam keadaan normal
FOLLOW UP • Auskultasi : BJ I/II murni reguler, Bising (-), Suara
tambahan (-)
Abdomen :
28 Desember 2017
• Inspeksi : cembng (+)
S : bengkak pada kelopak mata (-), perut (-), tungkai bawah (+), scrotum
(+) demam (-), batuk berlendir (+), Sakit perut kanan bawah • Auskultasi : peristaltik usus (+) kesan normal
berkurang, BAB dan BAK biasa. • Perkusi : Redup (+), Shifting dullness (+)
O: • Palpasi : Nyeri tekan regio lumbal kanan (+)
Keadaan umum : Sakit sedang • Ekstremitas :
Kesadaran : Kompos mentis • Atas : akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)
Tekanan Darah :110/800 mmHg • Bawah : akral hangat (+), edema (+/+), sianosis (-)
Suhu 0
: 36,5 C P:
Nadi : 84 kali/menit - diit nasi lauk 1500kkal/hari
Pernapasan : 24 kali/menit - diit rendah garam 0,5 gr/hr, cukup protein.
Kulit : Warna kuning langsat, efloresensi (-), ruam (-) - IVFD KDN 1 12 tpm
Kepala-Leher : - IVFD RL 10 tpm (mikro drips)
- Bentuk : normosefal - inj. Cefotaxim 500mg/8jam/iv (3)
- Rambut : warna hitam tidak mudah dicabut - inj. Ranitidin 30mg/8jam/iv
- Mata : Edem palpebra (-), pupil bulat isokor (+/+), RCL (+/+), RCTL - inj. furosemid 30mg/8jam/iv
(+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-). - captopril 12,5mg 3 dd 1 tab
- Telinga : nyeri (-), sekret (-) otorrhea (-) - puyer batuk : ambroxol 30mg
- Hidung : rinorrhea (-), epistaksis (-), pernapasan cuping hidung (-) Salbutamol 0,5mg 3dd1 pulv
- Mulut : bibir kering (-), sianosis (-) lidah kotor (-), tonsil T2/T2, faring Elkana syr 1x1 cth
hiperemis (-) minum 1500cc/24jam
- Leher : tiroid ikut gerakan menelan (-), pembesaran KGB (-) kontrol albumin post transfusi
Thorax :
• Inspeksi : simetris bilateral (+)
• Palpasi : vokal fremitus (D=S), massa (-)
• Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
• Auskultasi : Ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
• Inspeksi : Ictus cordis tidak Nampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, linea midklavikularis sinistra
• Perkusi : Batas jantung dalam keadaan normal
FOLLOW UP • Perkusi : Batas jantung dalam keadaan normal
• Auskultasi : BJ I/II murni reguler, Bising (-), Suara
tambahan (-)
29 Desember 2017
Abdomen :
S : bengkak pada kelopak mata (-), perut (-), tungkai bawah (+), scrotum
bengkak pada kelopak mata, perut, tungkai bawah (+), scrotum (-) • Inspeksi : datar( +)
demam (-), batuk berledir (+), Sakit perut kanan bawah (+), BAB dan • Auskultasi : peristaltik usus (+) kesan normal
BAK biasa. • Perkusi : tympani (-), Shifting dullness (-)
O: • Palpasi : Nyeri tekan regio lumbal kanan (+)
Keadaan umum : Sakit sedang • Ekstremitas :
Kesadaran : Kompos mentis • Atas : akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)
Tekanan Darah :100/70 mmHg • Bawah : akral hangat (+), edema (+/+), sianosis (-)
Suhu : 36,6 0C P:
Nadi : 80 kali/menit - diit nasi lauk 1500kkal/hari
Pernapasan : 26 kali/menit - diit rendah garam 0,5 gr/hr, cukup protein.
Kulit : Warna kuning langsat, efloresensi (-), ruam (-) - IVFD KDN 1 12 tpm
Kepala-Leher : - IVFD RL 10 tpm (mikro drips)
- Bentuk : normosefal - inj. Cefotaxim 500mg/8jam/iv (4)
- Rambut : warna hitam tidak mudah dicabut - inj. Ranitidin 30mg/8jam/iv
- Mata : Edem palpebra (-), pupil bulat isokor (+/+), RCL (+/+), RCTL - inj. furosemid 30mg/8jam/iv
(+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-). - captopril 12,5mg 3 dd 1 tab
- Telinga : nyeri (-), sekret (-) otorrhea (-) - puyer batuk : ambroxol 30mg
- Hidung : rinorrhea (-), epistaksis (-), pernapasan cuping hidung (-) Salbutamol 0,5mg 3dd1 pulv
- Mulut : bibir kering (-), sianosis (-) lidah kotor (-), tonsil T2/T2, faring - Elkana syr 1x1 cth
hiperemis (-)
- Leher : tiroid ikut gerakan menelan (-), pembesaran KGB (-)
Thorax :
• Inspeksi : simetris bilateral (+)
• Palpasi : vokal fremitus (D=S), massa (-)
• Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
• Auskultasi : Ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
• Inspeksi : Ictus cordis tidak Nampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, linea midklavikularis sinistra
FOLLOW UP • Auskultasi : BJ I/II murni reguler, Bising (-), Suara
tambahan (-)
Abdomen :
30 Desember 2017
• Inspeksi : cembung(+)
S : bengkak pada kelopak mata (-), perut ( ), tungkai bawah , scrotum
(-) demam (-), batuk (+), Sakit perut kanan bawah (+), BAB dan BAK • Auskultasi : peristaltik usus (+) kesan normal
biasa. • Perkusi : tympani (-), Shifting dullness (-)
O: • Palpasi : Nyeri tekan regio lumbal kanan (+)
Keadaan umum : Sakit sedang • Ekstremitas :
Kesadaran : Kompos mentis • Atas : akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)
Tekanan Darah :100/60 mmHg • Bawah : akral hangat (+), edema (+/+), sianosis (-)
Suhu 0
: 36,2 C P:
Nadi : 86 kali/menit - diit nasi lauk 1500kkal/hari
Pernapasan : 22 kali/menit - diit rendah garam 0,5 gr/hr , cukup protein.
Kulit : Warna kuning langsat, efloresensi (-), ruam (-) - IVFD KDN 1 12 tpm
Kepala-Leher : - IVFD RL 10 tpm (mikro drips)
- Bentuk : normosefal - inj. Cefotaxim 500mg/8jam/iv (5)
- Rambut : warna hitam tidak mudah dicabut - inj. Ranitidin 30mg/8jam/iv (k/p)
- Mata : Edem palpebra (-), pupil bulat isokor (+/+), RCL (+/+), RCTL - inj. furosemid 30mg/12jam/iv (tapering)
(+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-). - captopril 12,5mg 3 dd 1 tab
- Telinga : nyeri (-), sekret (-) otorrhea (-) - puyer batuk : ambroxol 30mg
- Hidung : rinorrhea (-), epistaksis (-), pernapasan cuping hidung (-) Salbutamol 0,5mg 3dd1 pulv
- Mulut : bibir kering (-), sianosis (-) lidah kotor (-), tonsil T2/T2, faring - Elkana syr 1x1 cth
hiperemis (-) - inj. omeprazole 30mg/12jam/iv
- Leher : tiroid ikut gerakan menelan (-), pembesaran KGB (-) - pralax syr 2dd1/2 cth
Thorax :
• Inspeksi : simetris bilateral (+)
• Palpasi : vokal fremitus (D=S), massa (-)
• Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
• Auskultasi : Ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
• Inspeksi : Ictus cordis tidak Nampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, linea midklavikularis sinistra
• Perkusi : Batas jantung dalam keadaan normal
FOLLOW UP • Auskultasi : BJ I/II murni reguler, Bising (-), Suara
tambahan (-)
Abdomen :
31 Desember 2017
• Inspeksi : cembng (+)
S : bengkak pada kelopak mata (-), perut (-), tungkai bawah , scrotum (-)
demam (-), batuk ( ), Sakit perut kanan bawah ( ), BAB dan BAK • Auskultasi : peristaltik usus (+) kesan normal
biasa • Perkusi : Redup (+), Shifting dullness (+)
O: • Palpasi : Nyeri tekan regio lumbal kanan (+)
Keadaan umum : Sakit sedang • Ekstremitas :
Kesadaran : Kompos mentis • Atas : akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)
Tekanan Darah :100/70 mmHg • Bawah : akral hangat (+), edema (+/+), sianosis (-)
Suhu 0
: 36,6 C P:
Nadi : 80 kali/menit - diit nasi lauk 1500kkal/hari
Pernapasan : 26 kali/menit - diit rendah garam 0,5 gr/hr , cukup protein.
Kulit : Warna kuning langsat, efloresensi (-), ruam (-) - IVFD KDN 1 12 tpm
Kepala-Leher : - IVFD RL 10 tpm (mikro drips)
- Bentuk : normosefal - inj. Cefotaxim 500mg/8jam/iv (6)
- Rambut : warna hitam tidak mudah dicabut - inj. Ranitidin 30mg/8jam/iv (k/p)
- Mata : Edem palpebra (-), pupil bulat isokor (+/+), RCL (+/+), RCTL - inj. furosemid 30mg/24jam/iv (tapering)
(+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-). - captopril 12,5mg 2 dd 1 tab
- Telinga : nyeri (-), sekret (-) otorrhea (-) - puyer batuk : ambroxol 30mg
- Hidung : rinorrhea (-), epistaksis (-), pernapasan cuping hidung (-) Salbutamol 0,5mg 3dd1 pulv
- Mulut : bibir kering (-), sianosis (-) lidah kotor (-), tonsil T2/T2, faring Elkana syr 1x1 cth
hiperemis (-) inj. omeprazole 30mg/12jam/iv  stop
- Leher : tiroid ikut gerakan menelan (-), pembesaran KGB (-) pralax syr 2dd1/2 cth
Thorax :
• Inspeksi : simetris bilateral (+)
• Palpasi : vokal fremitus (D=S), massa (-)
• Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
• Auskultasi : Ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
• Inspeksi : Ictus cordis tidak Nampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, linea midklavikularis sinistra
• Perkusi : Batas jantung dalam keadaan normal
FOLLOW UP • Auskultasi : BJ I/II murni reguler, Bising (-), Suara
tambahan (-)
Abdomen :
01 Januari 2018
• Inspeksi : cembng (+)
S : bengkak pada kelopak mata (-), perut (-), tungkai bawah, scrotum (-)
demam (-), batuk ( - ), Sakit perut kanan bawah (-), BAB dan BAK • Auskultasi : peristaltik usus (+) kesan normal
biasa. • Perkusi : Datar(+), Shifting dullness (-)
O: • Palpasi : Nyeri tekan regio lumbal kanan (-)
Keadaan umum : Sakit sedang • Ekstremitas :
Kesadaran : Kompos mentis • Atas : akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)
Tekanan Darah :100/40 mmHg • Bawah : akral hangat (+), edema (-/-), sianosis (-)
Suhu 0
: 36,2 C P:
Nadi : 72 kali/menit - diit nasi lauk 1500kkal/hari
Pernapasan : 28 kali/menit - diit rendah garam 0,5 gr/hr , cukup protein.
Kulit : Warna kuning langsat, efloresensi (-), ruam (-) - IVFD KDN 1 12 tpm
Kepala-Leher : - IVFD RL 10 tpm (mikro drips)
- Bentuk : normosefal - inj. Cefotaxim 500mg/8jam/iv (7)  terakhir
- Rambut : warna hitam tidak mudah dicabut - inj. Ranitidin 30mg/8jam/iv (k/p)
- Mata : Edem palpebra (-), pupil bulat isokor (+/+), RCL (+/+), RCTL - inj. furosemid 30mg/24jam/iv (tapering) -> stop
(+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-). - captopril 12,5mg 2 dd 1 tab
- Telinga : nyeri (-), sekret (-) otorrhea (-) - puyer batuk : ambroxol 30mg
- Hidung : rinorrhea (-), epistaksis (-), pernapasan cuping hidung (-) Salbutamol 0,5mg 3dd1 pulv
- Mulut : bibir kering (-), sianosis (-) lidah kotor (-), tonsil T2/T2, faring Elkana syr 1x1 cth
hiperemis (-) inj. omeprazole 30mg/12jam/iv  stop
- Leher : tiroid ikut gerakan menelan (-), pembesaran KGB (-) pralax syr 2dd1/2 cth
Thorax :
• Inspeksi : simetris bilateral (+)
• Palpasi : vokal fremitus (D=S), massa (-)
• Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
• Auskultasi : Ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
• Inspeksi : Ictus cordis tidak Nampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, linea midklavikularis sinistra
• Perkusi : Batas jantung dalam keadaan normal
FOLLOW UP • Auskultasi : BJ I/II murni reguler, Bising (-), Suara
tambahan (-)
Abdomen :
02 Januari 2017
• Inspeksi : cembng (+)
S : bengkak pada kelopak mata (-), perut (-), tungkai bawah , scrotum (-)
demam (-), batuk (-), Sakit perut kanan bawah (-), BAB dan BAK • Auskultasi : peristaltik usus (+) kesan normal
biasa. • Perkusi : Datar(+), Shifting dullness (-)
O: • Palpasi : Nyeri tekan regio lumbal kanan (-)
Keadaan umum : Sakit sedang • Ekstremitas :
Kesadaran : Kompos mentis • Atas : akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)
Tekanan Darah :100/60 mmHg • Bawah : akral hangat (+), edema (-/-), sianosis (-)
Suhu 0
: 36,2 C P:
Nadi : 86 kali/menit - diit nasi lauk 1500kkal/hari
Pernapasan : 22 kali/menit - diit rendah garam 0,5 gr/hr , cukup protein.
Kulit : Warna kuning langsat, efloresensi (-), ruam (-) - IVFD KDN 1 12 tpm
Kepala-Leher : - IVFD RL 10 tpm (mikro drips)
- Bentuk : normosefal - inj. Cefotaxim 500mg/8jam/iv (7)  terakhir
- Rambut : warna hitam tidak mudah dicabut - inj. Ranitidin 30mg/8jam/iv (k/p)
- Mata : Edem palpebra (-), pupil bulat isokor (+/+), RCL (+/+), RCTL - inj. furosemid 30mg/24jam/iv (tapering) -> stop
(+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-). - captopril 12,5mg 2 dd 1 tab
- Telinga : nyeri (-), sekret (-) otorrhea (-) - puyer batuk : ambroxol 30mg
- Hidung : rinorrhea (-), epistaksis (-), pernapasan cuping hidung (-) Salbutamol 0,5mg 3dd1 pulv
- Mulut : bibir kering (-), sianosis (-) lidah kotor (-), tonsil T2/T2, faring Elkana syr 1x1 cth
hiperemis (-) inj. omeprazole 30mg/12jam/iv  stop
- Leher : tiroid ikut gerakan menelan (-), pembesaran KGB (-) pralax syr 2dd1/2 cth
Thorax :
• Inspeksi : simetris bilateral (+)
• Palpasi : vokal fremitus (D=S), massa (-)
• Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
• Auskultasi : Ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
• Inspeksi : Ictus cordis tidak Nampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, linea midklavikularis sinistra
• Perkusi : Batas jantung dalam keadaan normal
FOLLOW UP • Auskultasi : BJ I/II murni reguler, Bising (-), Suara
tambahan (-)
Abdomen :
03 Januari 2017
• Inspeksi : cembng (+)
S : bengkak pada kelopak mata (-), perut (-), tungkai bawah, scrotum (-)
demam (-), batuk (-), Sakit perut kanan bawah (-), BAB dan BAK • Auskultasi : peristaltik usus (+) kesan normal
biasa. • Perkusi : Datar(+), Shifting dullness (-)
O: • Palpasi : Nyeri tekan regio lumbal kanan (-)
Keadaan umum : Sakit sedang • Ekstremitas :
Kesadaran : Kompos mentis • Atas : akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)
Tekanan Darah :110/800 mmHg • Bawah : akral hangat (+), edema (-/-), sianosis (-)
Suhu 0
: 36,5 C P:
Nadi : 84 kali/menit - diit nasi lauk 1500kkal/hari
Pernapasan : 24 kali/menit - diit rendah garam 0,5 gr/hr , cukup protein.
Kulit : Warna kuning langsat, efloresensi (-), ruam (-) - IVFD KDN 1 12 tpm
Kepala-Leher : - IVFD RL 10 tpm (mikro drips)
- Bentuk : normosefal - inj. Cefotaxim 500mg/8jam/iv (7)  terakhir
- Rambut : warna hitam tidak mudah dicabut - inj. Ranitidin 30mg/8jam/iv (k/p)
- Mata : Edem palpebra (-), pupil bulat isokor (+/+), RCL (+/+), RCTL - inj. furosemid 30mg/24jam/iv (tapering) -> stop
(+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-). - captopril 12,5mg 2 dd 1 tab
- Telinga : nyeri (-), sekret (-) otorrhea (-) - puyer batuk : ambroxol 30mg
- Hidung : rinorrhea (-), epistaksis (-), pernapasan cuping hidung (-) Salbutamol 0,5mg 3dd1 pulv
- Mulut : bibir kering (-), sianosis (-) lidah kotor (-), tonsil T2/T2, faring Elkana syr 1x1 cth
hiperemis (-) inj. omeprazole 30mg/12jam/iv  stop
- Leher : tiroid ikut gerakan menelan (-), pembesaran KGB (-) pralax syr 2dd1/2 cth
Thorax :
• Inspeksi : simetris bilateral (+)
• Palpasi : vokal fremitus (D=S), massa (-)
• Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
• Auskultasi : Ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
• Inspeksi : Ictus cordis tidak Nampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V, linea midklavikularis sinistra
• Perkusi : Batas jantung dalam keadaan normal
FOLLOW UP

04 Januari 2018
Saat pasien pulang diberikan :

Boleh pulang
Elkana syr 1x1 cth
Captropril 12,5mg 3 dd 1 tab
Dalam kasus ini kami dapat menegakkan diagnosis
dengan :

Diagnosis

Pemeriksaan
Anamnesis penunjang
Pemeriksaan fisik
Pada anamnesis didapatkan laki-laki berumur 9
tahun, sebelum dirawat, Pasien juga merasakan nyeri
tenggorokan tapi nyerinya hilang timbul dan pada
Anamnesis kulit tidak didapatkan infeksi. Nyeri tenggorokan
dirasakan pasien sejak 1 minggu yang lalu. Bengkak
dikeluhkan pasien sejak 5 hari yang lalu SMRS.
Bengkak pertama kali di kelopak mata,lalu keesokan
harinya bengkak pada wajah. Nafsu makan
berkurang. lemas (+), BAK kuning keruh seperti teh
(+)
Kepala/leher : Edem palpebra (+)
Abdomen :
Pemeriksaan fisik Inspeksi : cembung (+)
Perkusi : Redup (+), Shifting dullness (+)
Palpasi : Nyeri tekan regio lumbal kanan (+)
Ekstremitas :
Atas : akral hangat (+), edema (-), sianosis (-)
Bawah : akral hangat (+), edema (+/+), sianosis (-)

Hasil pemeriksaan laboratorium darah lengkap didapatkan


Pemeriksaan fisik didapatkan edem pada palpebra (+),
abdomen (+), scrotum (+), pretibial (+), nyeri tekan abdomen
Pemeriksaan (+) pada lumbar kanan. TD 130/100 mmhg. Hasil
penunjang pemeriksaan laboratorium darah lengkap didapatkan
leukositosis (HGB: 9,2 x 103 /uL) dan pemeriksaan urin
didapatkan Protein +2, leukosit +, vit C +3, dan sedimen
urinalisis didapatakan Leukosit 5-10/LPB, eritrosit tidak
terhitung, epitel sel (+).
Faktor predisposisi

Laki - Laki
Selain itu pada Laki-laki lebih sering
dibandingan perempuan.

Usia 9 tahun
secara teori glomerulonefritis akut post
streptococcus sering dijumpai pada usia 2 –
15 tahun dan jarang dijumpai pada usia < 2
tahun. Hal ini sesuai dengan teori karena
pasien berusia 9 tahun.

Novita L. Glomerulonefritis Akut (GNA) dan gagal Ginjal Akut (GGA). Pekanbaru, Riau: Faculty of Medicine-
University of Riau. 2012
Teori Temuan klinis
(pada kasus)
Anamnesis:

1. Hematuria 1. Hematuria (-)


2. urin tampak coklat kemerah-merahan 2. urin kuning keruh, tampak seperti
atau seperti teh pekat, air cucian teh (+)
daging atau berwarna seperti cola. 3. Edema (+)
3. Edema 4. Hipertensi (+)
4. Hipertensi 5. Oliguria (-)
5. Oliguria 6. gejala umum :
6. gejala umum : pucat (-) , malaise (-), letargi (-)
pucat, malaise, letargi dan anoreksia dan anoreksia (+)
Teori Temuan klinis (pada kasus)

Pemeriksaan fisik :

1. Edem periorbital (edema 1. Edem periorbital (edema


palpebra). palpebra) (+)
2. Edem pada tungkai 2. Edem pada tungkai (+)
3. Edem pada perut (ascites) 3. Edem pada perut (ascites)
4. Genitalia eksterna edem (+)
skrotum/vulva) 4. Genitalia eksterna edem
skrotum (+)

Alatas H., TNetter, interactive atlas of human anatomy, kidney In situ and vascularization, 2012, hal 350-57
Sherwood L, Fisiologi manusia dari sel ke sistem, sistem kemih 2012, hal 533
ambunan T., Trihono P.P., dan Paroede S.O., Buku Ajar Nefrologi Anak, Edisi 2, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta, 2002
Teori Temuan lab (pada kasus)
1. biakan tenggorok dan kulit. 1. Pada pasien ini tidak
2. Uji serologi dilakukan biakan tenggorok
3. Pada urinalisis menggambarkan dan kulit.
abnormalitas, hematuria dan 2. Uji serologi : >200 (Positif)
proteinuria. 3. Urinalisis : urin kuning keruh
4. Pada sedimen urin terdapat (+), Protein (+2), Leukosit
eritrosit, leukosit, granular. +1, Sedimen Leukosit 5-
10/LPB.

Purnomo, Basuki B. 2011. Dasar-dasar Urologi, edisi ketiga. Sagung Seto : Jakarta.
Perbandingan teori dengan kasus :

Riwayat infeksi streptokokus Faringitis


sebelumnya. contoh: faringitis dan
pioderma

Hipertensi, nteri kepala, edem Tekanan darah pasien 150/100


mmHg, nyeri kepala, edem
kelopak mata.

Oliguria, urin warna gelap Urin warna kuning keruh

Urinalisis : hematuria dan proteinuria Proteinuria +2, ASTO > 200


Serologi : ASTO (POSITIF)
• Diagnosis GNAPS didasarkan atas anamnesis,
pemeriksaan fisis, serta pemeriksaan penunjang.
• Pada GNAPS yang khas harus ada periode laten yaitu
periode antara infeksi streptokokus dan timbulnya
gejala klinik.
• Periode ini berkisar 1-3 minggu; periode 1-2 minggu
umumnya terjadi pada GNAPS yang didahului oleh
ISPA, sedangkan periode 3 minggu didahului oleh
infeksi kulit/piodermi.
• Periode ini jarang terjadi di bawah 1 minggu. Bila
periode laten ini berlangsung kurang dari 1 minggu,
maka harus dipikirkan kemungkinan penyakit lain.
• Pasien ini anak berumur 9 tahun, sebelum dirawat, pasien mengeluh
bengkak, keluhan ini diraakan sejak 5 hari yang lalu SMRS.
Bengkak pertama kali di kelopak mata, lalu keesokan harinya
bengkak pada wajah. Nafsu makan berkurang. lemas (+), Pasien
juga merasakan nyeri tenggorokan tapi nyerinya hilang timbul dan
pada kulit tidak didapatkan infeksi. Nyeri tenggorokan dirasakan
pasien sejak 1 minggu yang lalu. BAK kuning keruh seperti teh (+).
• Hal ini sesuai dengan teori:
secara teori glomerulonefritis akut post streptococcus sering
dijumpai pada usia 2 – 15 tahun dan jarang dijumpai pada usia < 2
tahun. Hal ini sesuai dengan teori karena pasien berusia 9 tahun.
glomerulonefritis akut didahului oleh infeksi group A β-hemolytic
streptococci melalui infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atau
infeksi kulit (piodermi) dengan periode laten 1-2 minggu pada ISPA
atau 3 minggu pada pioderma. Edema periorbital, gejala
nonspesifik, dan Urin yang bewarna gelap.10
• Pada kasus ini, pasien juga mengalami hipertensi dimana tekanan darah
An.A adalah 150/100 mmHg, dan pasien juga mengeluh adanya sakit
kepala.
• Hal ini sesuai dengan teori:
• Hipertensi merupakan gejala yang terdapat pada 60-70% kasus GNAPS.
• mendapati hipertensi berkisar 32-70%. Umumnya terjadi dalam minggu
pertama dan menghilang bersamaan dengan menghilangnya gejala klinik
yang lain.
• Pada kebanyakan kasus dijumpai hipertensi ringan (tekanan diastolik 80-
90 mmHg). Hipertensi ringan tidak perlu diobati sebab dengan istirahat
yang cukup dan diet yang teratur, tekanan darah akan normal kembali.
Adakalanya hipertensi berat menyebabkan ensefalopati hipertensi yaitu
hipertensi yang disertai gejala serebral, seperti sakit kepala, muntah-
muntah, kesadaran menurun dan kejang-kejang.
klasifikasi hipertensi
Istilah Batasan
Normal TD sistolik dan diastolik <90
persentil menurut umur dan jenis
kelamin
Normal-tinggi* Rata-rata TD sistolik dan disatolik
diantara 90 dan 95 persentil
menurut umur dan jenis kelamin
Hipertensi Rata-rata TD sistolik dan diastolik
>95 persentil menurut umur dan
jenis kelamin pada pengukuran tiga
kali berturut-turut

Menurut The Second Task Force on Blood Pressure Control in Children


*Jika tekanan darah yang terbaca normal-tinggi untuk umur, tetapi anak lebih tinggi atau massa
otot berlebih untuk umurnya, maka anak ini dianggap mempunyai nilai tekanan darah yang
normal.
• Pada kasus ini dapatkan urin tampak berwarna kuning
keruh seperti teh.
• Hal ini sesuai dengan teori:
• Hematuria makroskopik terdapat pada 30-70% kasus
GNAPS sedangkan hematuria mikroskopik dijumpai
hampir pada semua kasus. Suatu penelitian
multisenter di Indonesia mendapatkan hematuria
makroskopik berkisar 46-100%, sedangkan hematuria
mikroskopik berkisar 84-100%.
• Selain fungsi tersebut, ginjal berfungsi antara lain mempertahankan kadar
cairan tubuh dan elektrolit (ion-ion), mengatur produksi sel-darah merah
(eritrosit). Beberapa ahli mengajukan hipotesis sebagai berikut:
– Terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang melekat pada membran
basalis glomerulus dan kemudian merusaknya.
– Adanya proses autoimun oleh streptococcus yang nefritogen dalam
tubuh menimbulkan badan auto-imun yang merusak glomerulus.
– Streptococcus nefritogen dengan membran basalis glomerulus
mempunyai antigen yang sama sehingga dibentuk zat anti yang
langsung merusak membran basalis ginjal.
Pada pasien ini di dapatkan edema pada hari pertama, tetapi hanya
pada daerah mata dan berlangsung hanya pagi hari. Secara teori edema
merupakan gejala yang paling sering, umumnya pertama kali timbul, dan
menghilang pada akhir minggu pertama. Edema paling sering terjadi di
daerah periorbital (edema palpebra), disusul daerah tungkai. Jika terjadi
retensi cairan hebat, maka edema timbul di daerah perut (asites), dan
genitalia eksterna (edema skrotum/vulva) menyerupai sindrom nefrotik.

Salah satu gejala klinis GNAPS adalah edema. edema adalah penimbunan cairan yang
berlebihan di antara sel-sel tubuh atau dalam berbagai rongga tubuh yang disebabkan oleh
perpindahan cairan ekstrasel ke kompartemen cairan interstitial.
• Distribusi edema bergantung pada 2 faktor, yaitu gaya gravitasi dan tahanan jaringan lokal.
Oleh sebab itu, edema pada palpebra sangat menonjol waktu bangun pagi, karena adanya
jaringan longgar pada daerah tersebut dan menghilang atau berkurang pada siang dan sore
hari atau setelah melakukan kegitan fisik. Hal ini terjadi karena gaya gravitasi. Kadang-
kadang terjadi edema laten, yaitu edema yang tidak tampak dari luar dan baru diketahui
setelah terjadi diuresis dan penurunan berat badan.1
• Edema bersifat pitting sebagai akibat cairan jaringan yang tertekan masuk ke jaringan
interstisial yang dalam waktu singkat akan kembali ke kedudukan semula.
• Jumlah garam yang diberikan perlu diperhatikan. Bila
edema berat, diberikan makanan tanpa garam,
sedangkan bila edema ringan, pemberian garam
dibatasi sebanyak 0,5-1 g/hari. Protein dibatasi bila
kadar ureum meninggi, yaitu sebanyak 0,5-1
g/kgbb/hari.
• Pemberian antibiotik pada GNAPS sampai sekarang masih sering
dipertentangkan. Pihak satu hanya memberi antibiotik bila biakan
hapusan tenggorok atau kulit positif untuk streptokokus, sedangkan
pihak lain memberikannya secara rutin dengan alasan biakan
negatif belum dapat menyingkirkan infeksi streptokokus. Biakan
negatif dapat terjadi oleh karena telah mendapat antibiotik
sebelum masuk rumah sakit atau akibat periode laten yang terlalu
lama (> 3 minggu).
• Terapi medikamentosa golongan penisilin diberikan untuk eradikasi
kuman, yaitu Amoksisilin 50 mg/kgbb dibagi dalam 3 dosis selama
10 hari. Jika terdapat alergi terhadap golongan penisilin, dapat
diberi eritromisin dosis 30 mg/kgbb/hari. Pada kasus Antibiotik
yang diberikan adalah cefixime, antibiotik spektrum luas beta-
laktam atau sefalosporin generasi ketiga dengan aktivitas yang
luas terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif. 6
• Pada kasus :
• Dosis cefotaxim yaitu 50-100mg/kgBB/hari. Pada pasien ini
dengan berat badan 29 kg maka dosis yang diberikan
adalah 1450 mg, pada pasien diberikan 500 mg/8 jam.5
• furomesid dengan dosis 20-30 mg, secara teori hal paling
penting dalam menangani sirkulasi adalah pembatasan cairan,
dengan kata lain asupan harus sesuai dengan keluaran. Bila
terjadi edema berat atau tanda-tanda edema paru akut, harus
diberi diuretik, misalnya furosemid
• Pada hipertensi sedang atau berat tanpa tanda-tanda serebral
dapat diberi Captopril (0,3-2 mg/kgbb/hari) atau furosemid
atau kombinasi keduanya.
prognosis
• Penyakit ini dapat sembuh sempurna dalam waktu 1-
2 minggu bila tidak ada komplikasi, sehingga sering
digolongkan ke dalam self limiting disease. Walaupun
sangat jarang, GNAPS dapat kambuh kembali.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai