Antibiotik
Tetrasiklin Sulfonamida
lainnya
Antibiotik β-laktam
ada 4 sub-golongan
Golongan Penisilin Monobaktam
•Penisiln V, Penisilin G •Aztreonam
•Amoksisilin, Ampisilin
Sefalosporin Karbapenem
•Gen I : sefadroksil, sefalotin •Meropenem,
•Gen II : sefurotim, sefaklor •imipenem (+silastatin)
•Gen III : sefiksim, seftazidim,
seftriakson
•Gen IV : sefepim, sefpirom
Aminoglikosida Makrolida Kuinolon
Mekanisme resistensi :
terjadinya mutasi pada mikroba yang menurunkan afinitas PBP
terhadap antibiotik
Terjadinya ketidakmampuan obat berpenentrasi ke tempat
kerjanya
Penisilin (lanjutan)
Absorpsi : sekitar 1/3 dari dosis oral diabsorbsi pada saluran
cerna
Distribusi : sekitar 60% terikat pada protein plasma
Ekskresi : urin, t ½ : ~30 menit
Penggunaan Klinis :
Infeksi Pneumokokus (pneumonia dll)
Infeksi Streptokokus (faringitis, endokarditis, meningitis, dll)
Infeksi bakteri anaerob (pulmoner, periodontal dll)
Infeksi Stafilokokus
Infeksi G. sifilis
Dll
Penisilin (lanjutan)
Reaksi overdosis : bingung, perubahan prilaku, kerusakan kulit parah,
urinasi lebih sedikit dari biasanya, kejang
Efek samping :
Diare
Sakit kepala
Mulut dan kerongkongan kering
Gatal pada vagina dan bercak putih pada mulut / lidah
Depresi sumsum tulang belakang
Granulositopenia
Hepatitis
Aminopenisilin
(Ampisilin, Amoksisilin)
Bersifat bakterisidal terhadap bakteri-bakteri gram positif dan
gram negatif (E. coli, H. influenza, dll)
Mekanisme kerja sama dengan penisilin tapi spektrum kerja
lebih luas
Tidak di deaktivasi oleh hidrolisis asam, sehingga dapat
diberikan per oral
Dapat di metabolisme oleh enzim β-laktamase, sehingga
kadang diberikan bersama inhibitor β-laktamase (asam
klavulanat, sulbaktam)
Penggunaan klinis : ISPA, ISK, endokarditis, infeksi kulit,
meningitis, dll
Ampisilin
Ampisilin diabsorpsi baik setelah pemberian oral, asupan
makanan sebelum mengkonsumsi obat ini mengurangi
absorpsinya
Ekskresi sebagian besar pada feses
Dikombinasi dengan sulbaktam sebagai inhibitor β-laktamase
Amoksisilin
dibanding ampisilin
Absorpsi lebih baik walau t ½ nya sama, kadar dalam plasma jadi
lebih baik
Spektrum kerja sama
Kadar puncak dalam plasma dua kali lebih besar
Ekskresi pada urin
Dikombinasi dengan asam klavulanat sebagai inhibitor β-laktamase
SEFALOSPORIN
Mekanisme kerja : menghambat sintesis dinding sel bakteri
Mekanisme resistensi
Mutasi PBP
Berkurangnya kemampuan mencapai tempat kerja
KARBAPENEM
Karbapenem mempunyai spektrum yang lebih luas dibanding
antibiotik β-laktam lainnya
Imipenem
Sangat baik untuk mikroba aerob dan anaerob
Untuk memperpanjang aktivitas obat imipenem dikombinasi
dengan Silastatin ( suatu inhibitor dihidropeptidase)
Meropenem
Efikasi dan toksisitas mirip dengan imipenem tapi tidak
memerlukan kombinasi dengan silastatin
Ertapenem
T ½ lebih panjang , sehingga diberikan 1 kali sehari
AMINOGLIKOSIDA
Streptomisin, Gentamisin, Amikasin, Tobramisin, Kanamisin
Mekanisme Kerja
Bakteriostatik, spektrum cukup luas tapi lebih kuat terhadap
bakteri gram positif
Menghambat sistesis protein dengan berikatan secara reversibel
pada subunit 50S mikroba.
Penggunaan Klinis
Infeksi mikoplasma pneumonia, infeksi klamidia, difteri, pertusis,
infesi H. pylori, infeksi stafilokokus, tetanus, dll
Efek Samping :
Eritromisin : demam, ruam namun jarang serius dan sifatnya
reversibel
LINKOMISIN
Vankomisin
Bekerja dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri
Aktif terhadap bakteri gram positif S. aureus, S. epidermidis, S.
pyogenes, Bacillus anthracis (gram -).
Absorpsi oral rendah. Pemberian secara parenteral : iv. T ½ iv : ~6
jam.
Penggunaan: infeksi nosokomial oleh E. faecium dan E. faecalis.
ES : hipersensitivitas (ruam dan anafilaksis), menggigil, demam,
kemerahan pada leher.
Klindamisin
Lebih efektif dibanding eritromisin untuk bakteri anaerob.
Merupakan obat pilihan untuk abses paru, infeksi paru dan rongga
pleural anaerob.
KUINOLON
Asam nalidiksat (gen I), Ciprofloksasin (gen II), Levofloksasin (gen
III), Trovafloksasin (gen IV)
Merupakan antibiotik spektrum luas, terutama efektif terhadap
P. aeruginosa.
Mekanisme kerja: menghambat replikasi DNA dengan
menghambat enzim girase
Penggunaan : pneumonia, ISK, infeksi saluran napas, prostatitis,
dll
ES : nausea, vomiting, diare
Mekanisme resistensi :
Perubahan pada enzim target (DNA girase)
Berkurangnya permeabilitas membran
Mekanisme pompa eflux
TETRASIKLIN
Merupakan antibiotik spektrum luas
Mekanisme kerja : menghambat sintesis protein dengan
berikatan pada subunit 30S pada ribosom bakteri
Farmakokinetik : 80-90% terabsorpsi baik setelah pemberian
oral. Absorpsi diturunkan pada pemberian bersama logam Mg,
Fe, Al (antasid, vitamin2). Dapat mmelewati sawar plasenta,
dan terakumulasi pada tulang dan gigi fetus (pewarnaan gigi
seumur hidup)
Penggunaan : ulkus peptikum (H. pylori), malaria (P. falsiparum
dan P. vivax),
Efek Samping :
Gangguan saluran cerna, diare, fotosensitivitas, fatty liver, dll
Mekanisme resistensi
SULFONAMIDA
Sulfisoksazol, Sulfadiazin, Sulfametoksazol
Bersifat bakteriostatik
Mekanisme kerja : menghambat sistesis asam folat mikroba
Kombinasi dengan Trimetoprim memberikan efek sinergisme.