1. DAHLIA HABIBAH
2. FISKA
3. INDAH HAVIZAH ILMI
4. OKTA FITRIYANI
5. RUTH KRISTIANI DOLOKSARIBU
INFARK MIOKARD
Aliran darah ke
jantung menurun
Oksigen dan
nutrisi menurun
Jaringan
miokard iskemik
nekrosis
Suplai kebutuhan
oksigen ke jantung
menurun
Suplai oksigen ke
miokard menurun
MK : intoleransi
aktivitas
Mk :
pertukaran gas
Pengkajian
• Riwayat Keperawatan
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan diagnostic
Analisa Data
• Data objektif
Pasien Infark Miokard Akut mengeluh nyeri pada
dada substernal, yang rasanya tajam dan
menekan sangat nyeri, terus menerus dan
dangkal.
• Data subjektif
Didapatkan tanda-tanda vital, suhu tubuh
meningkat dan menurun, nadi meningkat lebih
dari 20 x/menit, bunyi jantung irama tidak
teratur, bunyi ekstra, denyut menurun dan bunyi
napas tambahan (krekels, ronki, mengi
Diagnosa
• Nyeri akut berbuhungan dengan iskemia
miokard
• Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan
utama paru, perubahan membran alveolar-
kapiler (atelektasis, kolaps jalan napas/alveolara
edema paru/efusi, sekresi
berlebihan/perdarahan aktif)
• Risiko penurunan perfusi jaringan jantung
berhubungan dengan spasme arteri koroner
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
iskemia/nekrotik jaringan miokard
Diagnosa Perencanaan
Tujuan, Kriteria Hasil, Intervensi, dan Rasional
No. Keperawa Rasional
tan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Pengendalian Nyeri: Manajemen Nyeri 1. Mengetahui perkembangan
1. Nyeri akut Memperlihatkan pengendalian nyeri, yang 1. Lakukan pengkajian nyeri nyeri dan tanda-tanda nyeri
berbuhun dibuktikan dengan indikator: secara komprehensif termasuk sehingga dapat menentukan
gan 1. Mengenali faktor penyebab dan lokasi, karakteristik, durasi, intervensi yang akan
menggunakan tindakan untuk frekuensi, kualitas dan faktor diberikan
dengan memodifikasi faktor tesebut presipitasi 2. Membantu dalam membuat
iskemia 2. Menggunakan tindakan pencegahan. 2. Observasi reaksi nonverbal dari diagnosa dan kebutuhan
miokard 3. Melaporkan nyeri dapat dikendalikan. ketidaknyamanan terapi
Dengan level: 3. Evaluasi pengalaman nyeri 3. Mengetahui cara penangan
1. Tidak pernah masa lampau nyeri yang biasa dilakukan
2. Jarang 4. Kolaborasikan dengan dokter oleh pasien.
3. Kadang-kadang jika ada keluhan dan tindakan 4. Menentukan tindakan yang
4. Sering nyeri tidak berhasil akan diberikan selanjutnya
5. Selalu Pemberian Analgesik 5. Mengetahui perkembangan
Nilai yang di harapkan 4 sampai 5 1. Tentukan lokasi, karakteristik, nyeri dan tanda-tanda nyeri
Tingkat Nyeri: kualitas, dan derajat sehingga dapat menentukan
Menunjukkan tingkat nyeri, yang nyerisebelum pemberian obat intervensi selanjutnya
dibuktikan oleh indikator: 2. Cek riwayat alergi 6. Menenukan obat yang benar
1. Ekspresi nyeri pada wajah. 3. Tentukan analgesik pilihan, rute 7. Memaksimalkan fungsi obat
2. Gelisah atau ketegangan otot. pemberian, dan dosis optimal yang diberikan kepada
3. Durasi episode nyeri. 4. Monitor vital sign sebelum dan pasien
4. Merintih dan menangis. sesudah pemberian 8. Melihat efek dari obat yang
5. Gelisah. analgesikpertama kali diberikan
Dengan level: 5. Berikan analgesik tepat waktu 9. Memberikan kenyaman
1. Sangan berat terutama saat nyeri hebat pada pasien, dan
2. Berat 6. Evaluasi efektivitas analgesik, menghindari komplikasi
3. Sedang tanda dan gejala (efek samping) yang lebih parah akibat
4. Ringan nyeri
5. Tidak ada 10. Melihat kefektifan, apkah
Nilai yang di harapkan 4 sampai 5 obat bereaksi dengan baik
atau menambah parah
keadaan pasien
Perencanaan
Diagnosa
No Tujuan dan Rasional
Keperawatan Intervensi
Kriteria Hasil
2. Kerusakan Status pernafasan: Manajemen asam basa 1. Pasien dapat
1. pertahankan
pertukaran gas pertukaran gas mempertahankan kepatenan
kepatenan jalan
berhubungan • sianosis (5) jalan nafas
nafas
dengan • gangguan 2. posisikan klien
2. Posisi pasien semifowler
gangguan kesadaran (5) untuk mendapatkan atau fowler
aliran darah ke Skala: ventilasi yang 3. Pola pernafasan pasien cepat
alveoli 1. Sangat berat adekuat dan dangkal
2. Berat 3. monitor pola 4. Pasien tidak menunjukkan
3. Cukup pernafasan gejala gagal nafas
4. monitor adanya
4. Ringan 5. Pasien mendapatkan terapi
gejala kegagalan
5. Tidak ada pernafasan
oksigen sesuai dengan
Terapi oksigen kebutuhan
1. monitor aliran 6. Tanda-tanda hipoventilasi
oksigen menurun seiring dengan
2. amati tanda-tanda pemberian terapi oksigen
hipoventilasi induksi 7. Kecemasan pasien berkurang
oksigen
setelah mendapatkan terapi
3. monitor kecemasan
pasien yang
oksigen
berkaitan dengan
kebutuhan
mendapatkan terapi
oksigen
Perencanaan
Diagnosa
No Rasional
Keperawatan Tujuan dan
Intervensi
Kriteria Hasil