Anda di halaman 1dari 16

RHEUMATOID ARTHRITIS

(RA)
NAMA KELOMPOK :

• Alda Araminta A.
• Esty Fibri S
• Lia Fadlillah
• Moch. Nur Kholis M.
• Restanti Indy.
• Sofia Fachroziah
• M. Badroni
DEFINISI
Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit
autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang
oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang
mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi.
Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai
banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada
membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot
dan penipisan tulang.
ETIOLOGI
Penyebab artritis reumatoid masih belum diketahui, tetapi terdapat hipotesis
yang dapatdijadikan sebagai petunjuk terjadinya artritis reumatoid, yaitu:
• Genetik
• Kompleks imun (autoimun)
• Antibodi yang tidak biasa dg tipe IgM dan atau IgG terbentuk di sinosium
dan jaringan konektif lainnya sehingga berakibat inflamasi lokal dan sistemik.
• Pengaruh hormonal
• Perkembangan virus
Setelah terjangkit virus, misalnya virus Epstein Barr yang menyebabkan terjadi
autoimun.
FAKTOR RISIKO
• Jenis Kelamin.
Perempuan lebih mudah terkena AR daripada laki-laki. Perbandingannya adalah 2-
3:1.
• Umur.
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun penyakit
ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis reumatoid juvenil)
• Riwayat Keluarga.
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis Reumatoid
maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.
• Merokok.
Merokok dapat meningkatkan risiko terkena artritis rheumatoid.
MANIFESTASI KLINIS
• Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai
adanya hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat maupun
saat bergerak, bengkak, dan kekakuan.

• Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi juga
pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon. Selain
tanda dan gejala tersebut diatasterjadi pula perubahan bentuk pada tangan
yaitu bentuk jari swan-neck.
• Stadium deformitas
pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang
kali, deformitas dan ganggguan fungsi secara menetap.
Perubahan pada sendi diawali adanya sinovitis, berlanjut pada
pembentukan pannus, ankilosis fibrosa, dan terakhir ankilosis
tulang
KOMPLIKASI
• Peradangan menyebar luas
• Cervical myelopathy : Saraf tulang belakang tertekan akibat dislokasi
persendian tulang belakang bagian atas.
• Sindroma lorong karpal : Kondisi ini terjadi karena saraf median, yaitu
saraf yang mengendalikan gerakan dan sensasi di pergelangan
tangan tertekan dan menimbulkan gejala kesemutan, nyeri, dan mati
rasa.
• Sindrom Sjogren : Penderita rheumatoid arthritis rentan mengalami
sindrom Sjogren, yakni kondisi dimana kelembapan pada mata dan
mulut berkurang.
• Penyakit kardiovaskular :Penyakit seperti stroke dan
serangan jantung bisa terjadi akibat dampak
rheumatoid arthritis yang memengaruhi pembuluh
darah atau jantung.
• Kerusakan sendi : Kerusakan sendi akibat radang
bisa menjadi permanen jika tidak ditangani dengan
baik.
PATOGENESIS
• Patogenesis penyakit ini tejadi akibat rantai peristiwa
imunologi yang menyebabkan proses destruksi sendi.
Berhubungan dengan faktor genetik, hormonal, infeksi, heat
shock protein.Penyakit ini lebih banyak mengenai wanita
daripada pria, terutama pada usia subur karena wanita
mempunyai hormon estrogen. Semakin tinggi kandungan
estrogen , semakin tinggi pula terkena AR.
. PATOFISIOLOGI

• Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti


edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi
selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi
menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.
Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang
sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang
menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer.
Kartilago menjadi nekrosis.
• Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.
Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).
Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi
lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.
Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
• Secara singkat dapat dikatakan Reaksi autoimun dalam jaringan sinovial
yang melakukan proses fagositosis yang menghasilkan enzim – enzim
dalam sendi untuk memecah kolagen sehingga terjadi edema proliferasi
membran sinovial dan akhirnya membentuk pannus. Pannus tersebut akan
menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang sehingga
akan berakibat menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu
gerak sendi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Beberapa hasil uji laboratorium dipakai untuk membantu menegakkan
diagnosis artritis reumatoid. Sekitar 85% penderita artritis reumatoid
mempunyai autoantibodi di dalam serumnya yang dikenal sebagai faktor
reumatoid. Autoantibodi ini adalah suatu faktor anti-gama globulin (IgM)
yang bereaksi terhadap perubahan IgG.
2. Pemeriksaan Radiologi
Pada awal penyakit tidak ditemukan, tetapi setelah sendi mengalami
kerusakan yang berat dapat terlihat penyempitan ruang sendi karena
hilangnya rawan sendi.
PENTALAKSANAAN

Terapi RA harus dimulai sedini mungkin agar


menurunkan angka perburukan penyakit.
Tujuan terapi :
• Meringankan rasa nyeri dan peradangan
• Memperatahankan fungsi sendi dan kapasitas
fungsional maksimal penderita.
• Mencegah atau memperbaiki deformitas
Program terapi dasar terdiri dari lima komponen dibawah ini yang merupakan sarana
pembantu untuk mecapai tujuan-tujuan tersebut yaitu:
1. Istirahat
2. Latihan fisik
3. Panas
4. Pengobatan
• Aspirin (anti nyeri)dosis antara 8 s.d 25 tablet perhari, kadar salisilat serum yang diharapakan
adalah 20-25 mg per 100 ml
• Natrium kolin dan asetamenofen à meningkatkan toleransi saluran cerna terhadap terapi
obat
• Obat anti malaria (hidroksiklorokuin, klorokuin) dosis 200 – 600 mg/hari à mengatasi keluhan
sendi, memiliki efek steroid sparing sehingga menurunkan kebutuhan steroid yang
diperlukan.
• Garam emas
• Kortikosteroid

Anda mungkin juga menyukai