Anda di halaman 1dari 62

SOSIALISASI TB MDR

( MULTI DRUG RESISTANCE )

UPTD PUSKESMAS
JALAKSANA
2018
Oleh : Eva Rosliana, Amd.Kep
Milestone menuju Eliminasi TB
Visi: Indonesia bebas TB
Tujuan: Eliminasi TB di Indonesia tahun 2035

Peluncuran Strategi TOSS-TB :


2016 • Peta jalan Eliminasi TB
• Penemuan Intensif, Aktif, Massif
• Kemitraan dan mobilisasi sosial
2020
Target dampak pada 2020: Target dampak pada 2025:
• 20% penurunan insiden TB • 50% penurunan insiden TB
• 40% penurunan kematian 2025• 70% penurunan kematian TB
TB dibandingkan tahun dibandingkan tahun 2014
2014

Target dampak pada 2030: Target dampak pada 2035:


2030• 80% penurunan insiden TB 2035 • 90% penurunan insiden TB
• 90% penurunan kematian TB • 95% penurunan kematian TB
dibandingkan tahun 2014 dibandingkan tahun 2014
INDONESIA
 Peringkat 8 dari 27 Negara
 Tahun 2013 (WHO) terdapat 6800 Kasus
Baru/Tahun :
 2% Baru
 12% TB Pengobatan Ulang
 Tahun 2009 mulai MTPTRO
(Managemen Terpadu Pengendalian
Tuberkulosis Resistance Obat)
SPEKTRUM RESISTANSI TB
 MONO DRUG RESISTANT
 POLI DRUG RESISTANT
 MULTI DRUG RESISTANT
 EXTENSIVE DRUG RESISTANT
 RESISTEN RIFAMPISIN (RR)
Definisi TB Resistan Obat

 Resistensi Primer: “Kasus Baru”


resistensi obat pada pasien yang belum pernah
mendapat OAT atau pernah mendapatkan OAT
kurang dari satu bulan

 Resistensi Sekunder/diperoleh (acquired):


“Kasus yang Pernah Diobati”
resistensi obat pada pasien yang sudah pernah
menjalani pengobatan OAT selama paling sedikit satu
bulan
Kebijakan
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI No. 13 TAHUN 2013,
Tanggal 1 Februari 2013 Tentang : PEDOMAN MANAJEMEN
TERPADU PENGENDALIAN TB RESISTAN OBAT
(MTPTRO)
 Tatalaksana sesuai International Standard for TB Care (ISTC)
 Pelayanan MTPTRO pada fasyankes yang ditunjuk oleh
Kementerian Kesehatan / Dinas Kesehatan Propinsi setempat
dengan titik berat pada fungsi jejaring rujukan
 Pengobatan rawat jalan (ambulatory) dengan paduan obat
terstandar (standardized regiment)
 Petunjuk Teknis PMDT yang meliputi 9 kriteria kelompok
risiko untuk uji kepekaan Obat TB dan protokol tatalaksana
pengobatan.
U..HUK…U…HUK…

suspek TB-MDR adalah orang dengan gejala TB ( batuk


berdahak > 2 minggu ) dan memenuhi kriteria

10
1. kasus kronik / gagal kat-2
2. tidak konversi kat-2
3. th/ non DOTS atau pernah th/ OAT lini-2
4. gagal kat-1
5. tetap positif setelah sisipan kat-1
6. kasus kambuh ( kat-1 maupun kat-2 )
7. setelah default ( kat-1 maupun kat-2 )
8. kontak erat pasien konfirm TB MDR
9. kasus TB-HIV

sejak awal, apabila menemukan suspek TB-MDR -- > rujuk


KRITERIA LAIN SELAIN 9 KRITERIA
 Pasien TB BTA (+) baru
 Pasien TB BTA negatif dengan riwayat pengobatan TB
sebelumnya
 TB Ekstraparu dengan riwayat pengobatan TB sebelumnya
 Pasien TB pada ODHA (termasuk pada populasi kunci HIV)
 TB pada ibu hamil,
 TB Anak
 TB DM
 TB pada kasus malnutrisi atau gangguan sistem kekebalan
tubuh)

 masih selektif di Faskes Rujukan dan Sub Rujukan


RUJUKAN TERDUGA TB
RESISTAN OBAT
1. RUJUKAN PASIEN
2. RUJUKAN CONTOH UJI DAHAK
ALGORITMA DIAGNOSTIK
PASIEN TERDUGA TB RESISTAN
TB
Strategi Diagnosis TB Resistan
Obat
Pemeriksaan laboratorium untuk uji kepekaan M.tuberculosis :

1. Metode konvensional
 Media padat (Lowenstein Jensen/LJ) atau media cair (MGIT).
 Digunakan untuk uji kepekaan terhadap OAT lini pertama dan OAT lini
kedua

2. Tes Cepat (Rapid Test).


 Xpert MTB/RIF atau lebih dikenal dengan GeneXpert.
◦ tes amplifikasi asam nukleat secara otomatis sebagai sarana deteksi TB
dan uji kepekaan untuk rifampisin.
◦ Hasil pemeriksaan ± 2 jam.
◦ Digunakan untuk uji kepekaan terhadap Rifampisin
 Line probe assay (LPA):
◦ Dikenal sebagai Hain test/Genotype MTB DR plus
◦ Hasil pemeriksaan ± 24 - 48 jam
◦ Digunakan untuk uji kepekaan terhadap Rifampisin dan Isoniasid
DIAGNOSA TB RESISTAN OBAT
HASIL PEMERIKSAAN TES CEPAT
 Pasien dengan hasil GeneXpert M.tb Sensitif
Rifampisin, mulai atau lanjutkan tatalaksana
pengobatan TB kategori-1 atau kategori-2, sesuai
dengan riwayat pengobatan sebelumnya.
 Pasien dengan hasil GeneXpert Mtb Resistan
Rifampisin, mulai pengobatan standar TB MDR.
Pasien akan dicatat sebagai pasien TB RR.
Lanjutkan dengan pemeriksaan biakan dan
identifikasi kuman Mtb.
 Pasien dengan hasil GeneXpert Mtb negatif,
lakukan investigasi terhadap kemungkinan lain.
PENGOBATAN TB
RESISTAN OBAT
STRATEGI PENGOBATAN
 Semua pasien TB MDR atau Resistan Rifampisin
berdasarkan pemeriksaan uji kepekaan M.
tuberculosis baik dengan tes cepat maupun metode
konvensional dapat mengakses pengobatan TB
MDR yang baku dan bermutu.
 Paduan OAT adalah paduan standar yang
mengandung OAT lini kedua dan lini pertama.
 Paduan OAT dapat disesuaikan bila terjadi
perubahan hasil uji kepekaan M. tuberculosis
dengan paduan baru yang ditetapkan oleh TAK.
KRITERIA PASIEN YANG DI OBATI
PENGELOMPOKAN OAT
TATA LAKSANA PENGOBATAN TB
RESISTAN OBAT
 2 tahap Pengobatan: Tahap Awal dan Lanjutan
 Minimal 4 macam obat SLD dengan efektifitas sudah pasti
, salah satunya obat suntik
 Lama pengobatan minimal 18 bulan setelah konversi biakan
 Paduan OAT TB MDR standar yang dipakai:

Km – Eto – Lfx – Cs - Z (E)/ Eto – Lfx – Cs - Z(E)

 Suntikan minimal 6 bulan pada tahap awal


 Dosis berdasarkan berat badan
 Vit B6 ditambahkan pada pasien yang mendapat Cs
 Minum obat depan PMO, Dosis Tunggal
 Penetapan dan perubahan regimen oleh TAK Fasyankes
Rujukan
OBAT YG TERJAMIN MUTU DAN
KETERSEDIAANNYA

• PENGOBATAN HARUS TUNTAS

• TIDAK BOLEH TERPUTUS

• OBAT HARUS SESUAI HASIL DST


Chemotherapy in Tuberculosis:
Activity of the different anti-TB drugs

Guidelines for Clinical and Operational Management of Drug-Resistant Tuberculosis, IUATLD, 2013
TATA LAKSANA PENGOBATAN TB
RESISTAN OBAT
 Pengobatan dengan rawat jalan (Fully
ambulatoir) setiap hari
 Status HIV tidak mempengaruhi pengobatan
TB Resistan Obatnya.
 Inisiasi pengobatan pasien sejak awal di faskes
satelit jika faskes satelit yang ditunjuk sudah
pernah melakukan tatalaksana pengobatan TB
resistan obat sebelumnya dan mendapat
persetujuan dari TAK.
Sistem Rujukan Pasien TB RESISTAN OBAT

1. Rujukan Lanjutan Pengobatan ke


Faskes Satelit
 Inisiasi Pengobatan
 Lanjutan pengobatan (desentralisasi)
2. Rujukan Medis dari Faskes Satelit ke
Faskes rujukan /Sub rujukan jika ada
efek samping yang tidak bisa ditangani
3. Rujukan rutin : Klinis dan
Laboratorium TB MDR
PEMANTAUAN PENGOBATAN
EFEK SAMPING PENGOBATAN
1. Sering timbul :
• Gastrointestinal : Mual dan Muntah, diare
• Muskuloskletal : Nyeri persendian
• Sakit kepala
• Vertigo
2. Jarang tapi berbahaya :
• Gangguan pendengaran
• Gangguan kejiwaan
• Gangguan ginjal
PENANGANAN EFEK SAMPING
 Deteksi rutin ESO semakin cepat
ditemukan dan ditangani, prognosa baik
 ESO harus tercatat
 ESO ringan dan sedang di Fasyankes
Satelit
 ESO berat dan tidak ada perbaikan setelah
tatalaksana ESO ringan dan sedang 
rujuk RS rujukan
Pengelolaan pasien yang menolak
memulai pengobatan TB Resistan
Obat
 Bila seorang pasien TB RR/TB MDR menolak untuk
memulai pengobatan, semua upaya harus dilakukan
untuk meyakinkan pasien, termasuk melibatkan
keluarga pasien.
 Jika pasien terus menolak memulai pengobatan,
konseling tentang pengendalian infeksi bagi keluarga dan
pemantauan secara berkala perlu dilakukan.
 Jika pasien datang kembali dan bersedia untuk memulai
pengobatan, pasien dapat segera diregister dan dimulai
pengobatannya. Pemeriksaan baseline mikroskopis
dahak dan biakan perlu diulang kembali jika
pemeriksaan baseline sebelumnya sudah dilakukan lebih
dari 30 hari.
Manajemen Kontak Erat
Pasien TB Resistan Obat
 Definisi kontak erat adalah orang yang tinggal dalam
satu ruangan selama beberapa jam sehari dengan
pasien TB Resistan obat, misalnya anggota keluarga,
teman kerja seruangan dll.
 Kontak erat pasien TB Resistan Obat yang kemudian
sakit TB sebagian besar juga sebagai pasien TB
Resistan Obat.
 Kontak erat dengan gejala TB merupakan kriteria
terduga TB Resistan obat nomor 8.
 Kontak erat yang mempunyai gejala TB usia < 15
tahun, segera konsultasi ke Spesialis Anak.
 Kontak erat TB Resistan Obat yang tidak
menunjukkan gejala TB, tetap tetap diawasi sampai
dengan dua tahun.
Manajemen Kontak Erat
Pasien TB Resistan Obat (2)
 Bila hasil menunjukkan TB RR/TB MDR maka segera mulai
pengobatan TB Resistan Obat.
 Bila hasil tidak menunjukkan TB RR/TB MDR maka dilakukan
hal di bawah ini:
Pemberian antibiotika non OAT, misalnya trimetropin
atau sulfametoksasol.
Bila gejala TB masih tetap ada meskipun telah diberikan
antibiotika non OAT maka pemeriksaan fisik dan
laboratorium perlu diulang dengan menggunan spesimen
yang berkualitas. Pengambilan spesimen melalui
pemeriksaan bronkoskopi dapat dilakukan jika diperlukan.
Bila hasil masih tetap negatif dan kontak kasus indeks
tetap bergejala TB maka dilakukan pemeriksaan apusan
BTA dan biakan setiap bulan selama minimal 3 (tiga) bulan
ditambah evaluasi pemeriksaan foto toraks jika dianggap
perlu.
34
Penularan Tuberkulosis

 Penularan MTB terjadi melalui udara (airborne) yang


menyebar melalui partikel percik renik (droplet nuclei) saat
seseorang batuk, bersin, berbicara, berteriak atau bernyanyi.

 Percik renik ini berukuran 1-


5 mikron dan dapat bertahan
di udara selama beberapa
jam sampai beberapa hari
sampai akhirnya ditiup angin.
Droplet Nuclei
Sekali batuk akan
menghasilkan 500 droplets

Rata rata pasien TB


memproduksi 75,000
droplets
per hari sebelum
pengobatan

 Dalam 2 minggu pengobatan yang efektif , terjadi


penurunan sampai 25 droplet

ISTC Training Modules 2009


Risiko Penularan Hospital-Care Associated
Infections (HAIs) TB pada petugas kesehatan
Faktor yang mempengaruhi:
 Frekuensi kontak langsung
 Masa kerja
 Kontak dengan pasien yang belum terdiagnosis dan
belum diobati
 Risiko penularan nosokomial dapat dikurangi dengan
pengendalian infeksi, diagnosis dini, dan pengobatan
secepatnya pada pasien TB.

Survei pada tenaga kesehatan mendapatkan bahwa sebagian besar tidak


mengetahui adanya panduan pencegahan dan pengendalian infeksi di tempat
kerja.
TUJUAN PPI TB :
MENGURANGI PENULARAN TB DAN
MELINDUNGI PETUGAS,
PENGUNJUNG DAN PASIEN LAIN
DARI PENULARAN TB MDR
 PPI DI LINGKUNGAN PASIEN –
KONTAK ERAT
PILAR PPI TB
1. Manajerial : Kebijakan, perencanaan, SOP dan Monev
2. Pengendalian Administratif: skrining, deteksi dini, edukasi
3. Pengendalian lingkungan
4. Pengendalian dengan alat pelindung diri

39
Identifikasi dini dan Pengobatan

contoh: ada kebijakan


untuk deteksi dini dan
pengobatan
 Kebijakan untuk

pemeriksaan cepat
◦ Proses pemeriksaan
◦ Pengiriman hasil yang cepat
 Pemberian Obat segera
 Ketersediaan Obat

ISTC Training Modules 2009


Langkah Pencegahan Penularan TB
di Rumah sakit atau Faskes Satelit
1.Triase – Pasien dengan gejala batuk kronik (> 2 minggu) yang
belum jelas penyebabnya dan atau dengan gejala lainnya curiga
TB segera diperiksa
2.Edukasi – Pasien yang teridentifikasi saat proses penyaringan
diberikan edukasi tentang etika batuk.
3.Pisahkan – suspek atau pasien TB sebaiknya mempunyai ruang
tunggu terpisah dengan pasien lainnya, ruang tunggu memiliki
ventilasi yang baik, pasien diberikan masker atau tisu untuk
menutup mulut dan hidung
4. Pasien yang memiliki gejala harus dilayani segera untuk
mengurangi waktu pajanan kepada pasien lain/pengunjung lain
5 Pemeriksaan untuk diagnosis TB harus segera dikerjakan

Sumber: CDC, WHO, & The Union, 2006


43
Penderita TB
Penderita TB- MDR

Penderita TB
Penderita H1N1

44
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

Tujuan : mengurangi konsentrasi droplet nuclei di udara.


LOKASI :
 Rawat Jalan
 Kamar pasien TB/ TB MDR
 Laboratorium
Langkah pengendalian lingkungan :
1. ruangan dengan ventilasi alami atau mekanis dengan
pergantian udara minimal 12 ACH. (ada cross ventilasi,
sirkulasi udara lancar/Jendela terbuka maksimal)
2. Sinar ultra violet (Cahaya matahari)
3. Kebersihan dan desinfektasi
BELI OBAT GRATIS KUMAN TB
Contoh Ruang
Tunggu Pasien
RUANG TUNGGU PASIEN
VENTILASI MEKANIK
CONTOH LAYANAN RAWAT JALAN DI FASYANKES SATELIT
ALAT PELINDUNG DIRI

RESPIRATOR MASKER

• punya pori kecil utk • pori lebih besar


menghalangi droplet
nuklei

•dapat menutup wajah • kurang ketat


dengan ketat
MASKER BEDAH UNTUK PASIEN
Masker N 95 UNTUK PETUGAS
PENYIMPANAN RESPIRATOR

55
56
Expensive and
toxic drugs are
necessary

57
RAPAT TIM AHLI KLINIS
POLI TB-MD
PMO TB MDR DI PUSKESMAS
Konsep Penanggulangan TB

Memutus Mata Rantai Penularan TB

Temukan Pasien TB

Obati dengan Strategi


DOTS

Sembuhkan

“ Kepedulian semua pihak “


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai