OLEH : KELOMPOK 4
masing jarang dan tidak terlalu sakit. Pasien juga mengeluh keluar cairan merembes sedikit – sedikit sejak 2 hari ini. Pasien merasa khawatir dengan kondisi bayi dan
Hari pertama haid terakhir pasien adalah 34 minggu yang lalu. Merupakan kehamilan pertama, tidak ada riwayat keguguran. Riwayat pijat disangkal. Riwayat kencing dan buang
air besar dBN. Riwayat keputihan dirasakan pasien sejak 1 minggu ini, tetapi pasien tidak memeriksakan dirinya. Riwayat antenatal care di bidan 6x.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, GCS 456. Tinggi badan 140 cm, berat badan 72 kg. Tensi 110/70, Nadi 98x/menit, RR 20x/menit, tax 36,7°C, trect
37,0°C. Kepala/Leher conjunctiva anemia -/-, icterus -/-,Thorax cor dan pulmo dbn,Abdomen supel. Ekstrimitas superior dan inferior hangat kering merah.
Pemeriksaan Obstetri, palpasi abdomen fundus uteri 25 cm, kontraksi (+) jarang, doppler djj 175x/menit. Leopold 1 teraba bulat lunak, Leopold II teraba punggung kiri dan
bagian kecil janin kanan, Leopold III teraba bulat keras, Leopold IV merapat di pintu atas panggul. Pemeriksaan Vaginal Toucher, aliran ketuban (+) merembes, dilatasi (-),
Pemeriksaan laboratorium Darah lengkap. Hb : 11,2 gr%, Leukosit : 10..400/μL, trombosit : 204.000/ μL, PCV : 30%, LED : 1 mm/jam. Pemeriksaan USG didapatkan janin
intrauterine tunggal hidup, letak kepala, taksiran berat janin 2015 gram, plasenta di fundus, amniotic fluid index 10.
Pasien disarankan untuk bed rest dan rawat inap oleh dokter. Pasien diberikan obat injeksi gentamycin 2 x 80 mg iv, induksi maturasi paru dengan dexamethason 4 x 6 mg iv.
Amnion Fluid Index : Metode semi kuantitatif untuk memperkirakan volume cairan amnion
Kenceng-kenceng : Rasa kencang atau kontraksi di fundus uteri sebagai tanda persalinan
Isoksuprin : Derivat fenil tilamin dari adrenalin
Ketuban : Cairan bening kekuningan yang terdapat dalam ruangan diliputi selaput janin
Keputihan : Disebut juga fluor albus, merupakan gejala fisiologis atau gangguan alat
kelamin berupa cairan putih kekuningan atau putih kelabu dari vagina
Gentamycin : Antibiotik golongan aminoglikosida yang dapat digunakan untuk
. mengobati infeksi gram negatif
RUMUSAN MASALAH + JAWABAN
1. Mengapa pasien mengeluh kenceng kenceng tapi masih jarang dan tidak terasa sakit?
- Peningkatan tekanan intrauterine
- Ketegangan Rahim karena adanya kehamilan ganda
- Adanya pergerakan bayi di dalam perut, gas berlebih di dalam lambung
- Merupakan keadaan umum, saat kehamilan tua biasanya menjelang kelahiran (true labor atau kontraksi persalinan dimana bersifat nyeri
dan menetap dengan jeda yang teratur, makin lama makin kuat karena myometrium meningkatkan produksi oksitosin menjelang
persalinan serta didapatkan cairan). Saat kehamilan muda, merupakan tanda pertumbuhan rahim.
- Bisa karena kontrasi palsu (Braxton hicks) yang merupakan persiapan persalinan tapi tidak lebih dari 30 detik dan tidak lebih dari
2x/jam. Kekuatannya tidak meningkat.Tidak menimbulkan rasa sakit saat berjalan.
- Adanya infeksi dari vagina atau selaput ketuban
- Bisa karena adanya MMP yang merupakan junctional zone (Zams) yang meningkatkan MMP sehingga menyebabkan pengurangan volume
ketuban sebagai akibat lesi yang menyebabkan bocornya ketuban. MMP ini menginduksi dari reseptor oksitosin like substance yang
mengiduksi kontraksi otot halus pada myometrium dalam laju rendah.
2. Mengapa Ny. A mengeluh keluar cairan merembes?
Kemungkinan adanya kebocoran cairan ketuban. Bisa disebabkan karena degradasi dari matriks ekstrasel selaput
ketuban yang disebabkan peningkatan MMP dan penurunan TIMP sehingga cairan merembes.
Amnion memiliki lapisan epitel amnion yang dikelilingi lapisan spongiosa dan korion. Pada korion ada bagian
sitotrofoblas yang memproduksi cairan amnion. Di bagian proksimal desidua, trofoblas bersama lapisan spongiosa
dan epitel membentuk struktur yang disebut Zone of Altered Morphology (ZAM). ZAM ini mengalam defek sehingga
terdapat penurunan kolagen I, III, dan V serta peningkatan Tenascin-c dan osteonektin yang menyebabkan compact
layer di basement membrane epithelium melemah sehingga menyebabkan penurunan resistensi atau tahanan untuk
melawan tekanan hidrostatik dari amnion yang menyebabkan pengeluaran amnion menuju genital tract sehingga
menurunkan volume amnion intrauterine.
3. Apa hubungan HPHT, primigravida, tidak ada riwayat keguguran dengan keluhan?
HPHT: menunjukkan usia kehamilan trimester ke tiga berarti meningkatkan risiko pecahnya ketuban. HPHT masih
belum cukup bulan (<37 minggu) yang merupakan Premature Preterm Rupture of Membrane
Primigravida : mungkin ibunya stress sehingga memicu pecahnya ketuban
Riwayat keguguran : berarti tidak ada kelainan pada rahimnya dan tidak menunjukkan adanya inkompetensi serviks
yang merupakan salah satu etiologi dari pecahnya selaput ketuban.
4. Mengapa dokter menanyakan riwayat pijat kepada pasien?
Menyingkirkan penyebab pecahnya ketuban karena trauma
5. Apa hubungan tidak adanya keluhan BAK dan BAB dengan keluhan pasien?
Riwayat BAK : Keluhan tidak berhubungan dengan kelainan pada saluran kencing atau ISK yang menjadi faktor
predisposisi. Untuk membedakan juga cairan yang merembesnya berasal dari urin atau ketuban.
Riwayat BAB : Rembesnya amnion bisa menunjukkan adanya defek pada endometrium yang bisa masuk ke rongga
intraperitoneum sehingga menimbulkan gejala seperti perut kembung dan mulas secara terus menerus. Bisa juga
untuk menyingkirkan infeksi Ascending GI Tract.
6. Apa hubungan keputihan pasien selama satu minggu dengan keluhan pasien?
Keputihan dapat menandakan adanya infeksi seperti bakteri vaginosis yang menuju rongga korio desidua sehingga
bakteri melepaskan endotoksin dan eksotoksin. Bakteri ini juga bisa menyebabkan degradasi pada lapisan ketuban
sehingga terjadi sintesis prostaglandin dan kontraksi uterus. Keputihan yang disebabkan infeksi biasanya berbau
tidak enak dan gatal.
Keputihan bisa merupakan hal yang normal di kehamilan karena adanya peningkatan hormon kehamilan yang dapat
meningkatkan produksi cairan di vagina sehingga menurunkan keasaman vagina.
Keputihan lebih kental daripada cairan ketuban.
7. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik?
BMI : 36.73. Jika pada wanita yang sebelum hamil BMI nya normal, kenaikan berat badan ketika hamil biasanya yaitu
11 kg -16 kg.
TTV normal
8. Bagaimana interpretasi pemeriksaan obstetrik dan VT?
Pemx. Obstetri :
- Normalnya ketika kehamilan 34 minggu, ukuran fundus uteri yaitu 31-33 cm. Nilai ini tidak sesuai mungkin karena t inggi ibu yang pendek.
Bisa disebabkan ukuran janin yang kecil.
- DJJ tinggi
- Leopold I-IV normal
VT :
- Aliran ketuban (+) -> merembes
- dilatasi vagina –
- effacement 0% berarti belum ada pembukaan
- hodge 1 : di bagian simfisis pubis dan promontorium
9. Pem. Darah Lengkap :
Hb : Normal
Leukosit : Normal
Trombosit : Normal
PCV : Normal
LED : Normal
Pemx. USG :
Kehamilan intrauterine tunggal : menyingkirkan penyebab ketuban pecah karena gemeli dan menyingkirkan adanya kehamilan ektopik, letak
kepala normal, berat janin kecil (normalnya 2100-2200 gram), plasenta di fundus normal,AFI normal.
Berat janin dapat dihitung berdasarkan = (tinggi fundus uteri-n) x 155
Hasil n = 12. Berarti kepala masih berada di atas spina ischiadika
10. Apa kemungkinan diagnosis dari pasien?
Dx : PPROM (Preterm Premature Rupture of Membrane)
DD : Partus premature (preterm delivery)
Kandidiasis
11. Mengapa pasien disarankan bed rest dan rawat inap?
Trauma berkepanjangan uterin bisa meningkatkan resiko ekstravasasi cairan amnion. Rawat inap bertujuan agar bisa
dilakukan tindakan segera jika diperlukan persalinan.
Observasi (agar cairan ketuban tidak semakin merembes), evaluasi (tanda infeksi) dan tatalaksana lebih lanjut
(antibiotik, induksi pematangan paru).
12. Mengapa pasien diberi terapi medikamentosa seperti skenario?
Gentamycin untuk profilaksis infeksi, karena efektif untuk mencegah kandidiasis dan infeksi ascending tapi bersifat
nefrotoksik dan ototoksik.
Induksi maturasi paru untuk jaga jaga jika surfaktan bayi belum cukup
Isoksuprin untuk meningkatkan suplai nutrisi dan darah sehingga menurunkan kemungkinan risiko plasental defect
PROBLEM TREE
LEARNING OUTCOME
DEFINISI DAN KLASIFIKASI
Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya
selaput ketuban sebelum terjadinya persalinan.
Ketuban pecah pada saat usia kehamilan ≥ 37 Ketuban pecah dini premature (PPROM)
minggu. Pada PROM penyebabnya mungkin karena merupakan pecahnya ketuban sebelum mencapai
melemahnya membran amnion secara fisiologis. umur kehamilan 37 minggu dan sebelum onset
Kondisi klinis seperti inkompetensi serviks dan persalinan
polihidramnion
EPIDEMIOLOGI
KPD Aterm
PPROM
Kelemahan selaput ketuban dapat disebabkan oleh adanya infeksi bakteri yang terjadi melalui beberapa mekanisme
yaitu infeksi asenderen oleh bakteri, aktifitas enzim phospolipase A2 yang merangsang pelepasan prostaglandin,
interleukin maternal, endotoksin bakteri, dan produksi enzim proteolitik yang menyebabkan lemahnya selaput
ketuban. Sedangkan dilepaskannya radikal bebas dan reaksi peroksidase dapat merusak selaput ketuban
Kehamilan kembar dan polihidramnion dapat meningkatkan tekanan intrauterin. Ketika terdapat juga kelainan selaput
ketuban, seperti kehilangan elastisitas dan pengurangan kolagen, peningkatan tekanan tersebut jugs akan
memperlemah kondisi selaput ketuban janin dan dapat menyebabkan KPD
Kondisi posisi janin yang abnormal dan Cephalo Pelvic Disproportion (CPD) dapat menyebabkan kegagalan kepala janin
memasuki pintu masuk panggul. Panggul yang kosong dapat mengakibatkan tekanan intrauterin yang tidak merata
disebabkan oleh cairan ketuban yang memasuki rongga kosong tersebut sehingga dapat menyebabkan KPD
Faktor rendahnya vitamin C dan ion Cu dalam serum juga berpengaruh terhadap produksi struktur kolagen yang
menurun pada kulit ketuban.
Faktor-faktor seperti trauma kelahiran dan kelainan kongenital pada struktur serviks yang rentan dapat merusak
fungsi otot pada serviks. Konsekuensinya adalah serviks akan melonggar sehingga membuat bagian depan kulit
cairan ketuban dapat dengan mudah mendesak ke dalam, menyebabkan tekanan yang tidak merata pada kapsul
cairan ketuban
PATOFISIOLOGI
KRITERIA DIAGNOSIS
PADA ANAMNESIS HAL-HAL YANG PERLU DIGALI ADALAH MENENTUKAN USIA KEHAMILAN,
ADANYA CAIRAN YANG KELUAR DARI VAGINA, WARNA CAIRAN YANG KELUAR DARI VAGINA,
ADANYA DEMAM DAN FAKTOR RESIKONYA.
2. BIASANYA TANPA DISERTAI DENGAN KONTRAKSI ATAU TANDA INPARTU . ADANYA RIWAYAT
KELUARNYA AIR KETUBAN BERUPA CAIRAN JERNIH KELUAR DARI VAGINA YANG KADANG-
KADANG DISERTAI TANDA-TANDA LAIN DARI PERSALINAN.
PADA PEMERIKSAAN FISIK
2. APAKAH MEMANG AIR KETUBAN KELUAR DARI KANALIS SERVIKALIS PADA BAGIAN YANG SUDAH PECAH, LIHAT DAN
PERHATIKAN ATAU TERDAPAT CAIRAN KETUBAN PADA FORNIKS POSTERIOR.
3. MENENTUKAN PECAHNYA SELAPUT KETUBAN DENGAN ADANYA CAIRAN KETUBAN DI VAGINA. PASTIKAN BAHWA CAIRAN
TERSEBUT ADALAH CAIRAN AMNION DENGAN MEMPERHATIKAN BAU CAIRAN KETUBAN YANG KHAS.
4. JIKA TIDAK ADA CAIRAN AMNION, DAPAT DICOBA DENGAN MENGGERAKKAN SEDIKIT BAGIAN TERBAWAH JANIN ATAU
MEMINTA PASIEN BATUK ATAU MENGEJAN
6. PEMERIKSAAN FISIK DILAKUKAN UNTUK MENILAI ADANYA TANDA-TANDA INFEKSI PADA IBU
DENGAN MENGUKUR SUHU TUBUH (SUHU ≥ 38°C).
Diagnosis Banding Ketuban Pecah DIni
Keluar cairan ketuban -Ketuban pecah tiba-tiba Hind water dan fore water rupture of the
membarane
Darah lengkap
Untuk mengetahui ada tidaknya infeksi
tes fern
Memastikan bahwa cairan itu cairan ketuban,
gambaran fern leaf pada mikroskop
TATALAKSANA
(POGI, 2016)
Prinsip utama penatalaksanaan KPD adalah untuk mencegah mortalitas dan morbiditas
perinatal pada ibu dan bayi yang dapat meningkat karena infeksi atau akibat kelahiran
preterm pada kehamilan dibawah 37 minggu.
Pada usia kehamilan kurang dari 24 minggu dengan KPD preterm didapatkan
bahwa morbiditas minor neonatus seperti hiperbilirubinemia dan takipnea
transien lebih besar apabila ibu melahirkan pada usia tersebut dibanding pada
kelompok usia lahir 36 minggu. Morbiditas mayor seperti sindroma distress
pernapasan dan perdarahan intraventrikular tidak secara signifikan berbeda (level
of evidence III). Pada saat ini, penelitian menunjukkan bahwa mempertahankan
kehamilan adalah pilihan yang lebih baik.
B. Ketuban Pecah Dini usia kehamilan 34-38 minggu
c. Dalam observasi selama 1 minggu, dilakukan pemeriksaan USG untuk menilai air ketuban:
Bila air ketuban cukup, kehamilan diteruskan.
Bila air ketuban kurang (oligohidramnion), dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan.
d. Pada perawatan konservatif, pasen dipulangkan pada hari ke-7 dengan saran sebagai berikut :
tidak boleh koitus.
tidak boleh melakukan manipulasi vagina.
segera kembali ke RS bila ada keluar air ketuban lagi
e. Bila masih keluar air, perawatan konservatif dipertimbangkan dengan melihat pemeriksaan
laboratorium. Bila terdapat leukositosis atau peningkatan LED, lakukan terminasi.
Pemberian kortikosteroid antenatal pada wanita dengan KPD preterm telah dibuktikan
manfaatnya dari 15 RCT yang meliputi 1400 wanita dengan KPD dan telah disertakan
dalam suatu metaanalisis. Kortikosteroid antenatal dapat menurunkan risiko respiratory
distress syndrome dan enterokolitis nekrotikan, dan mungkin dapat menurunkan kematian
neonatus (Harding, 2001).
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
KOMPLIKASI
Komplikasi Neonatal
Komplikasi Maternal
Penatalaksanaan
Komplikasi
Umur kehamilan
Konseling dan Edukasi
Mercer BM. Preterm premature rupture of the membranes: diagnosis and management. Clin Perinatol. 2014;4:765-82