Anda di halaman 1dari 20

GEJALA MEDAN TINGGI INDRA

10582151515
TEGANGAN TINGGI
Tegangan tinggi dalam dunia teknik tenaga listrik (electric power engineering)
adalah semua tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh para teknisi listrik
sehingga diperlukan pengujian dan pengukuran dengan tegangan tinggi yang
semuannya bersifat khusus dan memerlukan teknik-teknik tertentu (subyektif), atau
dimana gejala-gejala tegangan tinggi mulai terjadi (obyektif).
Namun sebenarnya, transmisi adalah proses penyaluran energy listrik dari satu
tempat ketempat lainnya, yang besaran tegangannya adalah Tegangan Ultra Tinggi
(UHV), Tegangan Ekstra Tinggi (EHV), Tegangan Tinggi (HV), Tegangan Menengah
(MHV), dan Tegangan Rendah (LV)
ISOLASI
Isolasi memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem tenaga listrik. Isolasi diperlukan
untuk memisahkan bagian yang bertegangan dengan yang tidak bertegangan sehingga
tidak terjadi lompatan listrik atau percikan diantaranya. Bahan isolasi akan menunjukkan
sifatnya bila dipengaruhi medan
Listrik. Minyak merupakan salah satu bahan isolasi yang termasuk dalam bahan dielektrik.
Tegangan tembus isolasi merupakan tegangan yang mampu merusak ketahanan isolasi dari
suatu bahan isolasi. Begitu juga dengan peristiwa korona yang merupakan salah satu
fenomena dari tegangan tinggi. Selain itu juga, untuk mengetahui karakteristik dari kedua
permasalahan tersebut yaitu peristiwa tegangan tembus dan korona maka dilakukan
pengujian dengan menggunakan elektroda jarum-plat. Dengan sumber tegangan tinggi AC
( Alternating Current ) dan tegangan tinggi DC ( Direct Current ).
FENOMENA BREAK-DOWN
. Isolasi Cair Isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai pemisah antara bagian
yang bertegangan dan juga sebagai pendingin sehingga banyak digunakan pada
peralatan seperti transformator, pemutus tenaga, switch gear
FENOMENA BREAK-DOWN
Karakteristik Isolasi Cair Pada dasarnya dielektrik cair harus memiliki sifat dielektrik yang baik,
mempunyai karakteristik perpindahan panas yang bagus dan memiliki struktur kimia yang stabil saat
pengoperasian.
a. Sifat Listrik Sifat-sifat listrik yang sangat penting dalam menentukan kinerja dielektrik dari dielektrik
cair adalah : i. W ithstand Breakdown kemampuan untuk tidak mengalami ketembusan dalam kondisi
tekanan listrik (electric stress) yang tinggi. ii. R esistivitas : suatu cairan dapat digolongkan sebagai
isolasi cair bila resistivitasnya lebih besar dari 109 ohm-meter. R esistivitas yang diperlukan pada
sistem tegangan tinggi untuk material isolasi adalah 1016 ohm-meter atau lebih.
b. Karakteristik Perpindahan Panas Pada peralatan yang terisi oleh isolasi cair (transformer, kabel,
circuit breaker , dll) perpindahan panas biasanya dipengaruhi oleh konveksi. faktor utama yang
mengontrol perpindahan panas adalah konduktivitas termal dan viskositas. Semakin tinggi nilai dari
konduktivitas termal maka semakin dapat digunakan pada peralatan sebagaimana dapat dioperasikan
secara berkelanjutan pada temperatur yang tinggi. Pada penggunaan yang lain, nilai konduktivitas
termal yang rendah dan nilai viskositas yang tinggi dapat menjadi penyebab terjadinya pemanasan
berlebihan pada area tertentu.
c. Kestabilan Kimiawi Pada penggunaannya, isolasi cair yang terkena tekanan termal dan listrik karena
adanya material seperti O2, air, serat dan hasil-hasil dari pemisahan bahan isolasi padat. Hal tersebut
bisa mempengaruhi kestabilan dari rantai kimia dari isolasi cair.
MEKANISME KEGAGALAN
ISOLASI CAIR
Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair digunakan antara lain yang pertama
adalah isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan
isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum
Paschen. Kedua isolasi cair akan mengis celah atau ruang yang akan diisolasi dan
secara serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat
rugi energi. Ketiga isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri ( self
healing ) jika terjadi pelepasan muatan (discharge). Namun kekurangan utama
isolasi cair adalah mudah terkontaminasi
MEKANISME KEGAGALAN
ISOLASI CAIR
Kegagalan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan karena
beberapa hal antara lain isolasi tersebut sudah lama dipakai, berkurangnya
kekuatan dielektrik dan karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih. Pada
prinsipnya tegangan pada isolator merupakan suatu tarikan atau tekanan ( stress)
yang harus dilawan oleh gaya dalam isolator itu sendiri agar supaya isolator
tidak tembus
Ciri utama teori kegagalan streamer adalah postulasi sejumlah besar fotoionisasi
molekul dalam ruang di depan streamer dan pembesaran medan listrik setempat
oleh muatan ruang ion pada ujun
FENOMENA KORONA
Korona merupakan proses dimana arus, mungkin diteruskan, muncul dari sebuah
elektroda berpotensial tinggi di dalam sebuah fluida yang netral, dengan
mengionisasi fluida hingga menciptakan plasma di sekitar elektroda. Bila dua kawat
sejajar yang penampangnya kecil dibandingkan dengan jarak antar kawat tersebut
diberi tegangan, maka akan terjadi korona. Pada tegangan yang cukup rendah
tidak terlihat apa-apa, bila tegangan dinaikkan maka akan tejadikorona secara
bertahap. Pertama kali, kawat kelihatan bercahaya yang berwarna ungu muda,
mengeluarkan suara berdesis (hissing ) dan berbau ozon.
Jika tegangan dinaikkan terus, maka karakteristik diatas akan terlihat semakin jelas,
terutama pada bagian yang kasar, runcing atau kotor serta cahaya bertambah
besar dan terang. Bila tegangan masih terus dinaikkan akan terjadi busur api
FENOMENA KORONA
. Korona bisa bermuatan positif atau negatif. Hal ini ditentukan oleh polaritas
tegangan di elektroda yang kelengkungannya tinggi. Jika elektroda bemuatan
positif berkenaan dengan elektoda rata terciptalah korona positif, tapi jika negatif
yang tercipta adalah korona negatif.
Inception Voltage korona atau tegangan awal korona didefinisikan sebagai
tegangan yang terukur pada saat terjadi lucutan pertama kali saat pengujian
dilakukan. Definisi ini sebagai acuan untuk mendapatkan nilai inception voltage
secara langsung, dikarenakan pada pengujiannya tidak digunakan oscilloscope untuk
mendapatkan sinyal yang menunjukkan awal terjadi korona.
ELEKTRODA
Elektroda Elektroda yang digunakan dalam pengujian ini adalah elektroda jarum-
plat. Elektroda ini terbuat dari bahan stainless steel. Elektroda jarum di manfaatkan
sebagai anoda sedangkan elektroda plat
sebagai katodanya. Diameter dari elektroda jarum yang digunakan yaitu 1.0, 1.5
dan 2.0 mm.
MEKANISME STREAMER
BREAKDOWN VOLTAGE
Saat elektroda diberikan tegangan maka akan terjadi medan disekitar elektroda,
semakin besar tegangan yang di berikan maka medan akan semakin kuat. Bila
tegangan yang diberikan sudah melampaui batas kekuatan isolasi minyak, maka
akan muncul lucutan korona yang pertama kali ( Inception Voltage)seperti dalam
gambar 17. Setelah terjadi Inception Voltage, maka akan terbentuk gelembung-
gelembung gas di sekitar elektroda. Gelembung ini tercipta akibat dari reaksi
kimia yang terjadi didalam minyak. Karena pengaruh tegangan yang kuat
maka beberapa molekul minyak akan terionisasi, dan melepas gas. Ternyata
gelembung gas tersebut tidak menghilang dengan cepat, tetapi masih terpencar di
kedua ujung elektroda. Dan gelembung-gelembung tersebut pecah menjadi
gelembung yang lebih kecil lagi (micro-bubles). Hal ini akan menyebabkan semakin
cepatnya timbul Steamer Breakdown Voltage.
MEKANISME STREAMER
BREAKDOWN VOLTAGE
Karena pengaruh medan yang kuat diantara elekroda maka gelembung-gelembung
gas dalam cairan tersebut akan berubah menjadi memanjang searah dengan
medan. Gelembung-gelembung tersebut akan saling sambung menyambung dan
membentuk jembatan yang akhirnya akan mengawali terjadinya kegagalan
Jika sudah terbentuk jembatan gelembung tersebut, maka untuk lucutan korona
berikutnya akan menjadi lebih cepat lagi sehingga terjadilah Streamer Breakdown
Voltage . Jadi gelembung gelembung tersebut sangat mempengaruhi Streamer
Breakdown menjadi lebih cepat disamping faktor-faktor yang mempengaruhi
tegangan tembus seperti tipe minyak isolasi, temperatur dan tekanan, dan butiran ±
butiran padat akibat ketidakmurnian dari isolasi cair
KORONA
Korona adalah pelepasan efek ionisasi di udara. Korona menyebabkan rugi-rugi
daya dan dampak negatif terhadap lingkungan berupa Audible noise (AN). Korona
terjadi secara bertahap. Pertama, saat tegangan dinaikkan, kawat akan terlihat
bercahaya. Lalu akan dihasilkan derau atau suara mendesis dan mengerluarkan bau
ozon. Semakin tinggi tegangan korona yang dihasilkan, dapat menimbulkan
pancaran cahaya yang merepresentasikan banyaknya rugi daya yang terjadi.
Karena kerugian ini maka lucutan korona pada umumnya tidak diinginkan dalam
suatu jaringan sistem tenaga listrik. Oleh karena itu pengamatan terjadinya korona
penting untuk mengurangi kerugian pada suatu sistem tenaga listrik.
EFEK MEKANIK KORONA
Selain menimbulkan gelembung-gelembung gas, korona juga menghasilkan beberapa
efek mekanik, yaitu terjadinya lubang pada elektroda datar
Rugi rugi korona semakin besar jika tegangan saluran terus dinaikkan melebihi
tegangan kritis dispulsif.
Efek Korona Pada Saluran Transmisi ,Ketika arus bolak balik (AC) mengaliri
konduktor dari sebuah saluran transmisi dengan jarak antara konduktor ke konduktor
yang lain lebih besar dibandingkan dengan diameter konduktor itu sendiri, maka
udara disekitar konduktor yang terdiri dari ion-ion mengalami stres dielektrik.
EFEK KORONA
Ketika tegangan pada saluran transmisi tersebut masih rendah, stres dielektrik yang dialami
oleh udara disekeliling konduktor tersebut tidak cukup untuk mengionisasi udara disekitar
konduktor. Tapi ketika tegangan pada saluran transmisi ditingkatkan melebihi nilai ambang
batas sekitar 30 kV yang dikenal sebagai titik critical disruptive voltage, maka udara
disekitar konduktor mengalami stres cukup tinggi sehingga terjadi ionisasi terhadap ion-ion
yang dikandung didalam udara tersebut.
Terjadinya ionisasi pada ion-ion diudara disekitar konduktor akan menimbulkan cahaya redup
bersamaan dengan suara mendesis disertai dengan pembebasan ozon, yan gmudah
diidentifikasi karena baunya yang khas.
Fenomena yang terjadi pada saluran transmisi tersebut dikenal sebagai efek corona dalam
sistem tenaga listrik. Jika tegangan pada saluran transmisi terus dinaikkan, intensitas cahaya
akibat timbulnya corona menjadi lebih tinggi dan suara mendesisi semakin jelas terdengar.
Efek coran ini dapat mengurangi effisiensi pada saluran transmisi terutama pada saluran EHV
(Extra High Voltage).
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
TERJADINYA KORONA
Peristiwa korona berdasarkan ANSI adalah peluahan sebagian (partial discharge) ditandai dengan
timbulnya cahaya violet karena terjadi ionisasi udara di sekitar permukaan konduktor ketika gradien
tegangan permukaan konduktor melebihi nilai kuat medan listrik disruptifnya. Terjadinya korona juga
ditandai dengan suara mendesis (hissing) dan bau ozone (). Korona makin nyata kelihatan pada bagian
yang kasar,runcing dan kotor.Peristiwa korona semakin sering terjadi jika pada saluran transmisi
diterapkan tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan kritis dan ketika udara yang lembab serta
cuaca buruk. Peristiwa korona menimbulkan rugi-rugi penyaluran, merusak bahan isolasi serta gejala
tegangan tinggi berupa gangguan berisik dan interferensi radio.Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya korona adalah :
1. Kondisi Atmosfer
2. Diameter Konduktor
3. Kondisi Permukaan Konduktor
4. Jarak Konduktor antar fasa
5. Tegangan
DAMPAK YANG
DIAKIBATKAN
Dari paparan yang sudah ditulis diatas, maka ada beberapa dampak yang
diakibatkan terjadinya effect korona pada transmisi tegangan tinggi, yaitu :
a) Hilangnya daya karena efek korona Pada tempat-tempat tertentu pada
jaring transmisi hilang korona dapat mencapai harga tertinggi sekali dalam
keadaan hujan. Tetapi keadaan ini tidak mungkin terjadi secara simultan
pada seluruh bagian jaringan tersebut. Untuk cuaca baik, tegangan hampir
sama dengan tegangan kritis . Oleh sebab itu jaring transmisi harus diberi
tegangan kurang dari tegangan kritis ini.
DAMPAK YANG
DIAKIBATKAN
b) Gangguan radio Gangguan radio (Radio interference, disingkat RI ) adalah
faktor yang membatasi pilihan penghantar untuk suatu tegangan tertentu. Gangguan
radio sebagai fungsi dari tegangan mempunyai karakteristik yang naik secara
lambat sampai tegangan sedikit kurang dari tegangan minimum di mana hilang
korona dipengaruhi oleh permukaan dan jari-jari. Diatas suatu tegangan tertentu,
besarnya RI menjadi konstan ini terlalu tinggi, sehingga bilamana RI adalah faktor
yang menentukan, jaring harus direncanakan sehingga ia beroperasi pada tegangan
lebih rendah daripada tegangan di mana Ri mulai naik dengan cepat.
DAMPAK YANG
DIAKIBATKAN
c) Noise Noise adalah bunyi yang kontinu baik yang merata,tak teratur serta tidak
nyaman didengar oleh rasa pendengaran manusia normal. Tingkat Noise diukur
dalam satuan dB yang sesuai dengan satuan pendengaran manusia.Besar Noise
sebanding dengan peningkatan tegangan saluran. Noise cenderung besar ketika
cuaca buruk. Pada musim hujan, tetes air yang jatuh di permukaan konduktor
menghasilkan korona yang lebih besar sehingga terjadi noise. Beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya noise yaitu gradien tegangan.
DAMPAK TERHADAP
KESEHATAN MANUSIA
Frekuensi gelombang magnetic yang kompleks, tingkat paparan gelombang
elektromagnetik dari berbagai frekuensi berubah secara signifikan sejalan dengan
perkembangan teknologi yang menimbulkan kekhawatiran bahwa paparan dari
gelombang elektromagnetik ini dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan fisik
manusia. Ada kemungkinan gangguan tersebut adalah electrical sensitivity . Electrical
sensitivity adalah gangguan fisiologis dengan tanda dan gejala neurologis maupun
kepekaan, berupa berbagai gejala dan keluhan

Anda mungkin juga menyukai