Anda di halaman 1dari 40

SKENARIO 2

BLOK MUSKULOSKELETAL
‘’SULIT BERJALAN”
SULIT BERJALAN
Seorang laki-laki atlet sprinter berusia 35 tahun datang ke UGD Rumah Sakit
dengan keluhan sulit berjalan dan nyeri sekali di pergelangan kaki kanannya
sejak 1 jam yang lalu. Keluhan ini dirasakan saat berlari cepat pada latihan,
ketika berlari tiba-tiba kaki kanannya berbunyi krek dan langsung berhenti
berlari. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum baik. Tekanan darah 120/70
mmHg dan suhu tubuh 36,7 oC. Pergelangan kaki kanan nyeri bila ditekan. Pada
test Simmonds tidak didapatkan plantar fleksi di kaki kanan.
KATA-KATA SULIT

Test Simmonds : Tes yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
ruptur pada tendo Achilles.
Plantar fleksi : Gerakan telapak kaki yang mendekatkan bagian dari tulang
yang membentuk sendi (seperti menginjak rem).
Ruptur : Robek atau koyaknya jaringan secara paksa.
BRAINSTORMING

Pertanyaan
1. Apa diagnosis dari kasus di atas?
2. Apa saja faktor resiko terjadinya ruptur?
3. Apa penanganan pertama yang harus diberikan pada kasus ini?
4. Dari mana bunyi krek berasal?
5. Terapi apa yang harus dilakukan?
6. Apakah penyakit ini bisa sembuh?
7. Otot apa yang terkena dalam kasus ini?
8. Pemeriksaan apa saja selain test Simmonds?
9. Mengapa terasa nyeri saat ditekan?
10. Bagaimana pencegahan pada kasus ini?
11. Bagaimana bisa terjadi ruptur tendo Achilles?
12. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi?
Jawaban

1.Ruptur tendo Achilles.


2. Aktivitas yang berlebihan seperti olahraga berat, kurangnya pemanasan, faktor usia, riwayat cedera, terkena
benda tajam.
3. Diberikan etil, meminimalisir pergerakan dengan balut bidai, diberi obat analgesik (pereda nyeri).
4. Perubahan posisi sendi Achilles.
5. - Terapi konservatif (pakai gips)
- Pembedahan dengan teknik penjahitan.
6. Bisa, jika dioperasi.
7. M. gastrocnemius, M. soleus, Os. calcaneus, M. plantaris.
8. Rontgen, CT Scan, MRI.
9. Karena ada reaksi inflamasi.
10. Pemanasan yang cukup, jangan over exercise, teknik olahraga yang benar.
11.Karena kontraksi yang berlebihan, tendo Achilles tidak bisa menopang beban kontraksi.
12. Lumpuh, inflamasi berkelanjutan
HIPOTESIS

Ruptur tendo Achilles dapat disebabkan oleh aktivitas yang berlebihan seperti
olahraga berat, kurangnya pemanasan, faktor usia, riwayat cedera, dan terkena
benda tajam. Karena kontraksi yang berlebihan, tendo Achilles tidak bisa
menopang beban kontraksi. Penanganan pertama pada ruptur tendo Achilles
yaitu dengan pemberian etil, meminimalisir pergerakan dengan balut bidai, dan
diberi obat analgesik (pereda nyeri), lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan
melalui rontgen, CT Scan, atau MRI. Jika tidak ditangani dengan baik akan terjadi
komplikasi seperti lumpuh ataupun inflamasi berkelanjutan. Pencegahan yang
dapat dilakukan yaitu dengan pemanasan yang cukup, menghindari over exercise,
teknik olahraga yang benar.
SASARAN BELAJAR
1. Mempelajari dan Memahami Anatomi Tendo Achilles
1.1 Menjelaskan anatomi makroskopis tendo Achilles
1.2 Menjelaskan anatomi mikroskopik tendo Achilles
1.3 Menjelaskan kinesiologi tendo Achilles
2. Mempelajari dan Memahami Ruptur Tendo Achilles
2.1 Menjelaskan definisi ruptur tendo Achilles
2.2 Menjelaskan etiologi ruptur tendo Achilles
2.3 Menjelaskan patofisiologi ruptur tendo Achilles
2.4 Menjelaskan manifestasi klinis tendo Achilles
2.5 Menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding ruptur tendo Achilles
2.6 Menjelaskan tatalaksana ruptur tendo Achilles
2.7 Menjelaskan pencegahan ruptur tendo Achilles
2.8 Menjelaskan komplikasi ruptur tendo Achilles
2.9 Menjelaskan prognosis ruptur tendon achilles
Definisi

Tendon Achilles adalah tendon yang paling tebal di dalam tubuh manusia. Ini
berada di betis, sekitar dua inci di atas tulang tumit. Ia menghubungkan tumit
dengan otot-otot besar betis, serta mengendalikan gerakan kaki. Tendon akan
mengencang saat otot-otot betis berkontraksi. Inilah yang membuat seseorang
dapat berjinjit pada ujung kaki. Ini juga yang membantu seseorang berlari saat
memulai balap lari. Jika direntangkan terlalu lebar, tendon Achilles dapat terluka
dan terputus. Kondisi in imenyebabkan nyeri yang terasa tajam dan berat yang
menjadikan penderita tak mampu berjalan dengan baik. (Sirucek, Cole, dkk,
2016).
Definisi

Tendon Achilles (disebut juga tendon calcaneus) adalah serabut otot betis (calf)
yang melekat pada tulang tumit (calcaneus) yang berfungsi sebagai penggerak
sendi pergelangan kaki. Tendon Achilles berasal gabungan dari tiga otot yaitu
gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris kaki. Tendon Achilles adalah tendon
tertebal dan terkuat pada tubuh manusia. Panjangnya 15cm di sepanjang
proximal sampai ke insersi calcaneus posterior. Tendon ini memiliki kekuatan
tarik yang tinggi. Pasokan darah untuk tendon Achilles berasal dari arteri tibialis
posterior. (Ratih, 2011)
1.2 Menjelaskan anatomi mikroskopis
tendo Achilles
Tendon Achilles tersusun atas > 95% serat kolagen dan < 5% serat elastin yang merupakan jaringan ikat
padat. Tendon terdiri dari struktur yang berlapis, bersifat lentur dan kuat. Komponen terkecil di dalam
struktur tendon adalah kolagen fibril atau tenosite. Tenosite akan dilapisi oleh serat kolagen. Beberapa
serat kolagen terikat bersama dan membentuk lapisan berikutnya dalam tendon yaitu fasikel.

Endotenon melingkari fasikel untuk menstabilkan dan mengikat mereka bersama-sama dalam tendon
Achilles. Endotenon tersebut kemudian diikat bersama oleh lapisan akhir dari tendon, yang disebut
peritenon. Epitenon adalah lapisan interior, paling dekat dengan endotenon yang berisi pembuluh darah,
limfatik, dan suplai saraf. Selanjutnya adalah mesotenon yang diisi dengan cairan pelumas yang
memungkinkan Achilles tendon untuk bergerak ketika gastrocenemius dan otot soleus di betis kontraksi.

Fibroblast dari tendo achilles dikelilingi oleh matriks ekstraselular dari kolagen, mukopolisakarida,
elastin, dan glikoprotein. Setiap urat saraf dikelilingi oleh endotenon, dan unit ini dikelilingi oleh
epitenon sangat vaskular. Dalam keadaan normal struktur tendo Achilles berubah saat mengalami
penuaan. Perubahan ini termasuk kepadatan sel menurun, penurunan kolagen urat saraf, dan hilangnya
kelenturan serat, yang dapat menjelaskan insiden yang lebih tinggi dari cedera tendo di atlet tua.
1.3 Menjelaskan kinesiologi tendo Achilles

1.Gerak sendi
a.Fleksi Dorsalis
M. tibialis anterior, M. extensor digitorum longus, M.proneus tertius dan M.
extensor hallucis longus.
b.Fleksi Plantar : M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris, M. flexor
hallucislongus, M. peroneus longus dan brevis M. tibialis posterior
Articulatio
a. Articularis Subtalaris (Talocalcanea)
Tulang : Os. Talus & os. Calcaneus
Jenis sendi : Gliding (sendi luncur)
Gerak sendi : Geser
Sumbu gerak : Mempunyai sumbu gerak yang berjalan dari
posterior inferior menuju anterosuperior os. \
Calcaneus.
Penguant sendi :Ligamentum talocalcaneum laterale, ligamentum talocacaneum mediale,
anterior, posterior dan ligamentum talocalcaneuminteroseum. Pada articulatio subtalaris dapat
dilihat gerak eversi dimana telapakkaki bergerak ke lateral, sedangkan gerak inversi bergerak ke
medial. Sering kali istilah inversi & eversi digantikan dengan istilah pronasi dan supinasi. Eversi 5
derajat terjadi akibat dorsofleksi dan abduksi. Sedangkan inversi 20 derajat akibat plantarfleksi
dan adduksi
b. Articularis Talocalcaneonavicularis
Tulang : Os. Talus, Os. Calcaneus, Os. Cuboideum
Jenis sendi : Gliding (sendi luncur)
Gerak sendi : Geser & Rotasi
Penguat sendi : Ligamentum talonaviculare & ligamentum calcaneonaviculare
c. Articularis Calcaneocuboidea
Tulang : Os. Calcaneus & Os. Cuboideum
Jenis sendi : Pelana
Gerak sendi : Geser & sedikit rotasi
Penguat sendi : Ligamentum calcaneocuboideum dorsale at
plantareligamentum plantar longum &articulationes tarsometatarsales.
d. Articularis Tarsometatarsales
Tulang : Os. Tarsi da Os. Metatarsi
Jenis sendi : Pelana
Penguat sendi : Ligamentum tarsometatarsalua dorsalia,
Ligamentum tarsometatarsalis plantaris, dan
Ligamenta cunemetatarsalis interossea.
e. Articularis Metatarsophalangeales
Tulang : Os. Metatarsi dan Os. Phalangeales
Jenis sendi : Condyloidea/ ellipsoidea (sendi putar)
Gerak sendi : Fleksi,ekstensi, abduksi,dan adduksi
Penguat sendi : Ligamenta collateralis, Ligamenta plantaria dan
Ligamentum metatarsale transversum profundum
f. Articularis interphalangeales pedis
Tulang : antara phalangeales
Jenis sendi : Ginglymus (sendi engsel)
Gerak sendi : fleksi dan ekstensi
Penguat sendi: Ligamenta collaterale dan Ligamenta plantaria
3. Otot-otot plantar pedis terdiri dari 4 lapisan :
Lapisan
1. M.abductor digiti V
M. abductor hallucis digiti V
M. flexor digitorum brevis
2. M. flexor digitorum longus
M. Lumbricales
M. Quadratus plantaris
3. M. flexor digiti V
M. adductor hallucis
M. hallucis transversus
4. M. adductor hallucis obliqus
2. Mempelajari dan Memahami Ruptur
Tendo Achilles
2. 1 Menjelaskan definisi ruptur tendo Achilles

Ruptur tendon Achilles adalah roben atau putusnya hubungan tendon (jaringan
penyambung) yang disebabkan oleh cidera dari perubahan posisi kaki secara tiba-tiba
atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal. (Muttaqin, 2011)

Ada 4 klasifikasi ruptur tendon Achilles, yaitu:


Tipe I: pecah parsial, yaitu sobek yang kurang dari 50%, biasanya diobati dengan
manajemen konservatif. (ruptur sebagian)
Tipe II: sobekan yang penuh dengan kesenjangan tendon kurang dari sama dengan 3
cm, biasanya diobati dengan akhir - akhir anastomosis,
Tipe III: sobek yang penuh dengan jarak tendon 3 sampai 6 cm
Tipe IV: ruptur dengan celah > 6 cm
2.2 Menjelaskan etiologi ruptur tendo Achilles

Ruptur tendo Achilles dapat terjadi saat dorsofleksi pasif secara tiba tiba saat
kontraksi maksimal pada otot betis. Ruptur tendo dapat terjadi saat berlari,
melompat, bermain bulu tangkis, basket, tersandung dan jatuh dari ketinggian. Dalam
beberapa kasus putusnya tendo Achilles terjadi pada tendo yang kurang menerima
aliran darah. Tendo juga dapat melemah bergantung pada bertambahnya usia.
Putusnya tendo Achilles juga bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak jumlah
tekanan pada tendo Achilles. Biasanya ruptur tendo Achilles lebih sering terjadi pada
laki-laki dibandingkan pada wanita. Penyebab lainnya juga bisa karena:
Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes,
Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan
risiko pecah,
Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton,
tenis, basket dan sepak bola ataupun olahraga berat lainnya,
Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis,
Obesitas
2.3 Menjelaskan patofisiologi ruptur tendo Achilles

Pecahnya tendo Achilles dapat terjadi tiba-tiba, tanpa peringatan, atau akibat
tendinitis Achilles. Tampaknya otot betis yang lemah dapat menyebabkan
masalah. Jika otot-otot menjadi lemah dan lelah, mereka dapat mengencangkan
dan mempersingkat kontraksi. Kontraksi berlebihan juga dapat menjadi masalah
dengan mengarah pada kelelahan otot. Semakin lelah otot betis, maka semakin
pendek dan akan menjadi lebih ketat. Keadaan sesak seperti ini dapat
meningkatkan tekanan pada tendon Achilles dan mengakibatkan kerobekan.
Selain itu, ketidakseimbangan kekuatan otot-otot kaki anterior bawah dan otot-
otot kaki belakang yang lebih rendah juga dapat mengakibatkan cedera pada
tendon Achilles. Achilles tendon robek lebih mungkin ketika gaya pada tendon
lebih besar dari kekuatan tendon. Jika kaki yang dorsofleksi sedangkan kaki
bagian bawah bergerak maju dan betis kontrak otot, kerobekan dapat terjadi.
Kerobekan banyak terjadi selama peregangan kuat dari tendon sementara otot
betis berkontraksi.
2.4 Menjelaskan manifestasi klinis tendo Achilles

 Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau betis seperti adanya
rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit. daerah ini paling sedikit menerima
supplai darah dan mudah sekali mengalami cedera meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh
sepatu yang menyebabkan iritasi.
 Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya tendo yang melemah yang luas pada
serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian serat atau seluruh serat tendon.
 Terlihat gap di tendon sekitar 3-5 cm diatas tulang tumit
 Tumit tidak bisa digerakan turun naik
 Biasanya dirasakan terdapat bunyi seperti meletus atau menggeretak di bagian belakang pergelangan kaki.
 Dirasakan sensasi seperti ditendang di bagian belakang kaki.
 Nyeri bisa terasa berat. Nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan, khususnya saat
mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin merasakan adanya bagian yang lunak bila
meraba daerah sekitar tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul dibawah
selaput peritenon.
 Nyeri lokal, bengkak dengan gap sepanjang Achilles tendon dekat lokasi penyisipan, dan kekuatan
plantarfleksi lemah.

2.5 Menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding ruptur tendo Achilles

 Diagnosis
 Anamnesis
Dalam mendiagnosis ruptur tendo Achilles, ahli bedah kaki dan pergelangan
kaki akan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana dan kapan cedera terjadi
dan apakah pasien sebelumnya cedera tendo atau gejala serupa juga dialami
 Pemeriksaan
Dokter bedah akan memeriksa kaki dan pergelangan kaki, perasaan cacat pada
tendon yang menunjukkan air mata. Rentang gerak dan kekuatan otot akan
dievaluasi dan dibandingkan dengan kaki terluka dan pergelangan kaki. Jika
tendo Achilles pecah, pasien akan memiliki kekuatan yang kurang dalam
mendorong ke bawah (seperti pada pedal gas) dan akan mengalami kesulitan naik
pada jari kaki. Diagnosis ruptur tendo Achilles biasanya langsung dan dapat
dilakukan melalui pemeriksaan jenis ini. Dalam beberapa kasus, ahli bedah dapat
memesan tes pencitraan MRI atau lainnya
Pemeriksaan fisik
Lakukan pemeriksaan umum kaki dan pergelangan kaki, berkonsentrasi pada area
tertentu sebagai berikut:
Periksa untuk kelembutan pergelangan kaki posterior, bengkak, atau jeda yang
teraba di tendon.
Periksa kekuatan otot. Pasien masih mungkin dapat plantarflex pergelangan kaki
dengan kompensasi dengan otot lain, tetapi kekuatan akan lemah. Single-
ekstremitas meningkat tumit tidak akan mungkin.
Thompson test (Simmonds)

 Lutut fleksi test:


Periksa posisi istirahat pergelangan kaki dengan lutut tertekuk rawan dan pasien
90 °. Kehilangan tegangan normal soleus istirahat gastrocnemius akan
memungkinkan pergelangan kaki untuk menganggap posisi yang lebih dorsiflexed
dari itu di sisi terluka.
Thompson test (Simmonds)
Posisi pasien rawan dengan jelas kaki meja. Meremas betis biasanya
menghasilkan plantarfleksi pasif pergelangan kaki. jika Achilles tendon tidak
dalam kontinuitas, pergelangan kaki tidak akan pasif flex dengan kompresi otot
betis. uji Simmonds ' (alias uji Thompson ) akan positif, meremas otot betis dari
sisi yang terkena sementara pasien berbaring rawan, menghadap ke bawah,
dengan nya kaki menggantung hasil longgar tidak ada gerakan (tidak ada
plantarfleksi pasif) kaki, sementara gerakan diharapkan dengan tendon Achilles
utuh dan harus diamati pada manipulasi betis terlibat. Berjalan biasanya akan
sangat terganggu, karena pasien akan mampu melangkah dari tanah
menggunakan kaki terluka. Pasien juga akan dapat berdiri di ujung kaki itu, dan
menunjuk kaki ke bawah ( plantarflexion ) akan terganggu. Nyeri bisa menjadi
berat dan pembengkakan adalah umum.
 Tes O'Brien - Musculoskeletal ultrasonografi
 Radiografi
- Foto Rontgem
 USG
 Magnetic Resonance Imaging (MRI)
2.5 Diagnosis Banding

 Calcaneal bursitis
 Achilles tendoncitis
 Achilles tendinopathy atau tendonosis
2.6 Menjelaskan tatalaksana ruptur tendo Achilles

a. Stabilisasi awal
Setelah diagnosis dibuat, pergelangan kaki harus splinted dalam equinus dengan
baik empuk untuk membantu elevasi mengendalikan pembengkakan
b. Nonoperative
- Orthosis pergelangan kaki
Indikasi treatment harus individual kepada pasien Selama 10 minggu berikutnya,
pergelangan kaki secara bertahap dibawa ke posisi plantigrade dengan perubahan
cor kira-kira setiap 2 minggu. Berat tubuh diperbolehkan setelah 6
minggu.Setelah casting, angkat tumit biasanya dipakai selama beberapa bulan
c. Operative
Perbaikan langsung. indikasi lebih sering terjadi pada cedera akut (<6 minggu)
rekonstruksi dengan interposisi EDL atau plantaris
d. Terapi Fisik
e) Operasi
Ada dua jenis operasi, operasi terbuka dan operasi perkutan :
NSAIDs
 Ibuprofen
DOC bagi pasien menghilangkan nyeri ringan sampai sedang, menghambatt reaksi
inflamasi dan menurunkan nyeri dengan menghambat sintesis prostaglandin

Analgesik
 Asetaminofen
DOC pada pasien HPS terhadap aspirin atau NSAIDs, org dengan gangguan GI tract
bagian atas dan bagi pengkonsumsi antikoagulan. Kontrol nyeri,memiliki efek
sedatif
2.7 Menjelaskan pencegahan ruptur tendo Achilles

 Meregangkan dan menguatkan otot betis.


 Diregangkan hingga tidak terasa nyeri, tidak dihentakkan atau melompat
 Variasikan jenis olahraga dan dipadukan yang ringan dan berat.
 Hindari aktivitas yang dapat meregangkan otot/tendon berlebihan: mendaki, lari turun bukit, melompat
 Perhatikan permukaan tempat berlari, jangan yang licin atau terlalu keras.
 Meningkatkan intensitas latihan secara perlahan (jika secara mendadak bisa mengakibatkan ruptur)
 Untuk olahraga, mulailah dengan latihan pemanasan.
 Penggunaan sepatu sesuai standar. Pakailah alas kaki yang layak untuk olahraga. Gunakan sepatu yang ada
bantalan pada tumit.
 Mempertahankan tingkat aktivitas yang berkesinambungan dalam olahraga atau bekerja
secara bertahap untuk partisipasi penuh jika Anda telah keluar dari olahraga ini untuk
jangka waktu tertentu.
 Kortikosteroid (steroid) obat seperti prednisolon, harus digunakan hati-hati dan dosis harus dikurangi jika
mungkin. Tetapi perhatikan bahwa ada banyak kondisi di mana obat-obatan kortikosteroid penting atau
menyelamatkan nyawa.
 Antibiotik kuinolon harus digunakan dengan hati-hati pada orang berusia di atas 60 atau yang memakai
steroid.
 Pemasangan support, dalam hal ini ankle support, digunakan sebagai suatu metode preventif,
support dalam hal ini membatasi gerakan tumit, sehingga meminimalisir resiko terjadinya cidera akibat
gerakan yang diluar batas.
 Menjaga berat badan, ini akan mengurangi beban tendon dan otot
 Latihan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan
2.8 Menjelaskan komplikasi ruptur tendo Achilles

Komplikasi ruptur tendon Achilles yaitu infeksi. infeksi adalah adanya suatu organisme
pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai dengan gejala klinis, masuk dan
berkembang biaknya bibit penyakit atau parasit, mikroorganisme kedalam tubuh
manusia. Penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit penyakit seperti bakteri, virus,
jamur dan lain-lainnya. Berbagai komplikasi antara lain:
 Infeksi kulit di tempat sayatan
 Komplikasi normal pembedahan atau anestesi, seperti pendarahan dan efek
 sampingobat-obatan
 Kerusakan saraf.
Walaupun risiko kembalinya ruptur Achilles melalui pembedahan lebih kecil
dibandingkan pengobatan nonsurgical, kemungkinan tendon yang sembuh setelah
operasi tidak akan sekuat seperti sebelum cedera dan adanya penurunan ruang gerak.
2.9 Menjelaskan prognosis ruptur tendo Achilles

Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembali
normal. Jika operasi dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil
kemungkinannya untuk ruptur lagi. Biasanya, kegiatan berat, seperti berjalan
baru bisa dilakukan kembali setelah 6 minggu. Atlet biasanya kembali
berolahraga, setelah 4 sampai 6 minggu setelah cedera terjadi.

Trauma tendon Achilles memiliki prognosis yang baik, ada sedikit kemungkinan
akan terjadinya pengurangan Range of Motion (ROM). Dengan terapi yang baik
(konservatif atau operatif) dan rehabilitasi, kebanyakan atlet dengan ruptur
tendon Achilles bisa kembali ke tingkat aktivitas sebelumnya. Bagaimanapun
juga, individu yang menjalani penanganan bedah memiliki kemungkinan reruptur
sekitar 0-5%, dibandingkan dengan 40% pada pasien yang menjalani penanganan
konservatif.
DAFTAR PUSTAKA
Almekinders L, Maffuli N. 2001. The Achilles Tendon, Greenberg’s Text-Atlas of Medicine. Philadelphia:
Lippincott Williams and Wilkins.
Anthony J, et al (2014) Achilles Tendon Injuries, Medscape.
http://www.emedicine.medscape.com/article/309393-overview#aw2aab6b2b3 [diakses tanggal 22 September
2018]
Mayo Clinic Staff (2014) Achilles Tendon Rupture. Mayo Clinic. http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/achilles-tendon-rupture/basics/treatment/con-20020370 [diakses tanggal 22 September 2018]

Muttaqin, A. 2011. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: EGC.


Price SA, Wilson LM. 2013. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC.
Sudoyo AW, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV, Jilid III. Jakarta: FKUI.

Tambajong J, Wonodirekso S. 1996. Buku Teks Histologi. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai