Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
25%
Biaya (Rp)
50%
30% Total Biaya Penyimpanan
25%
Jumlah Persediaan (unit)
20%
15% 10%
Biaya-biaya pemesanan (ordering costs)
Biaya (Rp)
50%
30%
Total Biaya Penyimpanan
25%
Jumlah Persediaan (unit)
20%
25%
15% 10%
Biaya-biaya Kekurangan Persediaan (costs of running short)
25%
Biaya-biaya kekurangan persediaan (costs of running short), seperti
(1) Kehilangan penjualan,
(2) Kehilangan
50% nama baik dari pelanggan
30%
(3) Mengganggu jadwal produksi.
25%
20%
25%
15% 10%
Model Manajemen Persediaan
Model-model yang digunakan dalam manajemen p
ersediaan dimaksudkan untuk menentukan jumlah
persediaan secara optimal. Model-model yang bias
a digunakan dalam02 mengendalikan persediaan anta
ra lain:
(1)Economical Order Quantity (EOQ)
(2)ABC System (Pareto Analysis)
(3)Just-in-Time (JIT), dan
(4) Out-Sourcing.
Model Manajemen Persediaan
25%
Keterangan: 20%
ROP = Reorder
25%Point
15% LT = Jangka waktu pemesanan (lead time)
10%
DU = Kebutuhan persediaan per hari (daily usage)
SS = Persediaan pengaman (safety stock)
Model Manajemen Persediaan
Analisis Pareto (Metode ABC)
• Model ini dapat digunakan pada perusahaan yang mempunyai jumlah item persediaan yang sanga
t besar, misalnya 100 jenis persediaan.
• Pada metode ini, seluruh item persediaan diklasifikasi menjadi tiga kelompok sebagai berikut:
Kelompok A adalah kelompok persediaan yang jumlah sekitar 15% dari seluruh jenis persedi
aan tetapi nilai investasinya mencapai 70% dari seluruh persediaan.
Kelompok B adalah kelompok persediaan yang jumlah sekitar 30% dari seluruh jenis persedi
aan tetapi nilai investasinya mencapai 20% dari seluruh persediaan.
Kelompok C adalah kelompok persediaan yang jumlahnya sangat besar yaitu sekitar 55% da
ri seluruh jenis persediaan tetapi nilai investasinya mencapai 10% dari seluruh persediaan
.
Model Manajemen Persediaan
Just In Time (JIT )
Just In Time yaitu pendekatan manajemen dan
pengendalian persediaan di mana persediaan di
peroleh dan dimaksukkan ke bagian produksi
tepat saat persediaan dibutuhkan . Hal ini
membutuhkan sistem informasi produksi dan
persediaan yang sangat akurat, pembelian yang
sangat efisien, pemasok yang sangat dapat
diandalkan, dan sistem penanganan persediaan
yang efisien. Tujuan dari sistem Just In Time
bukan hanya mengurangi persediaan tetapi juga
memperbaiki produktivitas, kualitas produk, dan
fleksibilitas produksi secara berkelanjutan
Model Manajemen Persediaan
Model Outsourcing
2(O)(S)
Q*
C
2(6000)(3000)
Q= 100
Q = 600 unit
Jadi, pesanan paling ekonomis adalah 600 unit . Ini berarti bahwa jumlah bahan
baku yang dipesan untuk setiap kali pemesanan sebanyak 600 unit dengan
frekuensi pemesanan sebanyak 5 kali dalam sebulan atau setiap 6 hari dilakukan
pemesanan
Contoh Soal
2. Jumlah biaya yang dikeluarkan
Q S
TIC
C O
2 Q
600 3000
TIC = 100 + 6000
2 600
Jadi jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pesanan 600 unit adalah Rp 60.000
Contoh Soal
3. Menentukan ReOrder Point
700
400
100
0 3 6 Waktu (hari)
CONTOH SOAL
No Kode barang volume penjualan(unit/bulan) harga /unit
1 AA 53 Rp 12.000
2 AB 52 Rp 12.000
3 BB 50 Rp 12.000
4 BC 49 Rp 12.000
5 CC 45 Rp 12.000
6 CD 43 Rp 12.000
7 DD 38 Rp 9.000
8 DE 34 Rp 9.000
9 EE 31 Rp 9.000
10 EF 27 Rp 9.000
11 FF 24 Rp 9.000
12 GH 20 Rp 5.000
13 HH 19 Rp 5.000
14 HI 18 Rp 5.000
15 II 15 Rp 5.000
16 JK 12 Rp 5.000
17 KK 9 Rp 5.000
18 LM 7 Rp 5.000
19 MM 6 Rp 5.000
20 NO 3 Rp 5.000
1. Hitung nilai investasi
No Kode barang volume penjualan(unit/bulan) harga /unit Nilai Investasi
1 AA 53 Rp 12.000 Rp 636.000
2 AB 52 Rp 12.000 Rp 624.000
3 BB 50 Rp 12.000 Rp 600.000
4 BC 49 Rp 12.000 Rp 588.000
5 CC 45 Rp 12.000 Rp 540.000
6 CD 43 Rp 12.000 Rp 516.000
7 DD 38 Rp 9.000 Rp 342.000
8 DE 34 Rp 9.000 Rp 306.000
9 EE 31 Rp 9.000 Rp 279.000
10 EF 27 Rp 9.000 Rp 243.000
11 FF 24 Rp 9.000 Rp 216.000
12 GH 20 Rp 5.000 Rp 100.000
13 HH 19 Rp 5.000 Rp 95.000
14 HI 18 Rp 5.000 Rp 90.000
15 II 15 Rp 5.000 Rp 75.000
16 JK 12 Rp 5.000 Rp 60.000
17 KK 9 Rp 5.000 Rp 45.000
18 LM 7 Rp 5.000 Rp 35.000
19 MM 6 Rp 5.000 Rp 30.000
20 NO 3 Rp 5.000 Rp 15.000
2. Hitung nilai kumulatif
No Kode barang volume penjualan(unit/bulan) harga /unit Nilai Investasi Nilai Kumulatif
1 AA 53 Rp 12.000 Rp 636.000 Rp 636.000
2 AB 52 Rp 12.000 Rp 624.000 Rp 1.260.000
3 BB 50 Rp 12.000 Rp 600.000 Rp 1.860.000
4 BC 49 Rp 12.000 Rp 588.000 Rp 2.448.000
5 CC 45 Rp 12.000 Rp 540.000 Rp 2.988.000
6 CD 43 Rp 12.000 Rp 516.000 Rp 3.504.000
7 DD 38 Rp 9.000 Rp 342.000 Rp 3.846.000
8 DE 34 Rp 9.000 Rp 306.000 Rp 4.152.000
9 EE 31 Rp 9.000 Rp 279.000 Rp 4.431.000
10 EF 27 Rp 9.000 Rp 243.000 Rp 4.674.000
11 FF 24 Rp 9.000 Rp 216.000 Rp 4.890.000
12 GH 20 Rp 5.000 Rp 100.000 Rp 4.990.000
13 HH 19 Rp 5.000 Rp 95.000 Rp 5.085.000
14 HI 18 Rp 5.000 Rp 90.000 Rp 5.175.000
15 II 15 Rp 5.000 Rp 75.000 Rp 5.250.000
16 JK 12 Rp 5.000 Rp 60.000 Rp 5.310.000
17 KK 9 Rp 5.000 Rp 45.000 Rp 5.355.000
18 LM 7 Rp 5.000 Rp 35.000 Rp 5.390.000
19 MM 6 Rp 5.000 Rp 30.000 Rp 5.420.000
20 NO 3 Rp 5.000 Rp 15.000 Rp 5.435.000
3. Hitung presentasi nilai kumulatif dari investasi
volume penjualan(unit/bulan Nilai Investa Presentasi Nilai kumulatif dari investasi (
No Kode barang harga /unit Nilai Kumulatif
) si %)
2(60.000)(1200)
Q= 1
Q = 12.000 unit
Jadi, pesanan paling ekonomis adalah 12.000 unit . Ini berarti bahwa jumlah
bahan baku yang dipesan untuk setiap kali pemesanan sebanyak 12.000 unit
dengan frekuensi pemesanan sebanyak 0.1 kali dalam sebulan atau setiap 300
hari dilakukan pemesanan
2. Jumlah biaya yang dikeluarkan
12.000 1.200
TIC = 1 + 60.000
2 12.000