Anda di halaman 1dari 7

ASSALAMU’ALAIKUM Wr. Wb.

Ilmu Tauhid
Perkembangan dan pengaruh aliran asy-ariyah

Nama Kelompok:
1. Qory Setyaningrum
2. Tazkiyatul Wavirah
3. Wardathus sholihah
A. Sejarah singkat muncul aliran
Asy’ariyah
• Asy’ariyah adalah kelompok terbesar ilmu kalam yang dinisbatkan pada pendirinya yaitu abu
Hasan Ali bin ismail bin Abi Basyar al’ asy’ari, yang nasabnya berakhir sampai pada Abu musa
al’ asy’ari salah seorang sahabat Rasulullah.
• Al’asy’ari di lahirkan di Basrah pada tahun 260 atau 270 H. Beliau hidup dikeluarga yang
berilmu dan beragama. Ayahnya seorang sunni dan ahli hadits, sebagaimana telah disebutkan
ibnu asakir. Menjelang meninggal ayahnya menitipkannya pada ulam’ ahli hadits dan ulama’
ahli fiqih yang bermazdhab syafi’i diantaranya zakariya bin yahya as-saji, abu abbas ahmad bin
umar bin suraji seorang ulama’ besar ahli fikih dan ilmu kalam yang bermazdhab syafi’iyah.
Disifati demikian karena beliau yang pertama kali mengenalkan sistem perdebatan dikalangan
ulama’ syafi’i, sedangkan abu abbas adalah orang yang paling pandai dalam ilmu kalam dan
ilomu fikih dimasanya. Dialah yang membawa al- asy’ari ke baghdad. Saat itu ibu al- asy’ari
dinikahi oleh salah seorang pembesar mu’tazilah yakni abu ali al-jubbi tahun 303 H. Alasan
inilah yang memberikan peran besar dalam perkembangan pemikiran dan ilmu pengetahuan
al-asy’ari hingga beliau menjadi salah seorang pembesar ulam’ baghdad.
• Pada waktu kecil al-asy’ari berguru pada abu al-jubbi untuk mempelajari dan memahami
ajaran – ajaran mu’tazilah. Aliran itu dianutnya sampai usia 40 tahun. Suatu ketika ia
berdebat dengan gurunya al- jubbi mengenai masalah “keharusan mengerjakan yang terbaik
bagi tuhan”(al-ishlah), tetapi ia tidak puas dengan jawaban gurunya lalu ia meninggalkan
aliran mu’tazilah dan berpindah ke ahlu sunnah waljamaah pada tahun 300 H.
B. Pemikiran aliran asy’ariyah
• Sebagai orang yang pernah menganut faham
mu’tazilah, abu hasan al-asy’ari tidak dapat
meninggalkan sepenuhnya dari pemakaian akal atau
argumentasi rasional dalam sistem berfikirnya. Abu
hasan al-asy’ari menentang keras orang – orang yang
mengatakan bahwa pemakaian akal pikiran dalam soal
agama umumnya dan akidah islam khususnya dianggap
suatu kesalahan, dan sebaliknya, dia juga menetang
keras sikap orang-orang yang berlebihan dalam
mengapresiasi akal pikiran semata sebagaimana
dilakukan oleh para tokoh aliran mu’tazilah.
Beberapa pemikiran dari aliran
asy’ariyah, sebagai berikut:
• 1. Sifat Tuhan
• 2. Kekuasaan Tuhan dan Perbuatan Manusia
• 3. Tentang kalam Tuhan
• 4. Tentang Ru’yah Kepada Tuhan
• 5. Tentang Pelaku Dosa Besar
C. Perkembangan Aliran Asy’ariyah
• Faktor perkembangan aliran Asy’ariyah
1. Kepercayaan – kepercayaan kaum muslim
terhadap imam Asy’ari, pendiri mazdhab dan
kemantapan hati untuk mengikuti mazdhab
asy’ariyah.
2. Aliran asy’ariyah berhasil menarik ulama’ besar
dan terkemuka dalam setiap masa sebagai
pengikutnya, yang secara kreatif dan intens
mereka bekerja keras dalam menyebarkan
mazdhabnya.
Pengikut asy’ariyah yang duduk
sebagai politisi, antara lain:
1. Muhammad Ibnu Tumart
Beliau menyebarkan aliran asy’ariyah dimaroko, seorang
murid al-ghozali yang kemudian mendirikan kerajaan
Muwahid di Afrika Utara dan Spanyol.
2. Salah al- Din al –ayubi
Tokoh ini menyebarkan aliran asy’ariyah di mesir sebagai
pengganti aliran syi’ah yang dibawa oleh kerajaan fatimi.
3. Mahmud al-Gaznawi
Beliau berhasil menyebarkan aliran asy’ariyah ke timur
sampai ke india.
D. Pengaruh asy’ariyah dalam dunia
islam
• A. Kepintaran imam al-asy’ari sebagai tokoh sentralnya
dan keahliannya dalam perdebatan dengan basis
keilmuan yang mendalam
• B. Aliran asy’ariyah memiliki tokoh – tokoh dari
kalangan intelektual dan penguasa yang sangat
mempengaruhi dalam hal penyebaran aliran ini.
• C. Para tokoh asy’ariyah tidak hanya ahli dalam
memberikan argumen – argumen yang meyakinkan
dalam mengembangkan ajarannya melalui perdebatan.
• D. Asy’ariyah memiliki lebih dari seratus karya, dan
hanya sebagian yang masih ada hingga saat ini.

Anda mungkin juga menyukai