Anda di halaman 1dari 21

By:

Eko Budi Sulistio, M.AP


 Penelitian Kualitatif diartikan:
◦ Jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-
penemuan yang tidak dapat dicapai dengan
menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan
cara kuantifikasi lainnya (Strauss dan Corbin, 1997).
◦ Penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai
kata-kata lisan maupun tertulis dan tingkah laku yang
dapat diamati dari orang-orang yang diteliti (Taylor dan
Bogdan, 1984).
◦ Sehingga data yang dikumpulkan adalah data yang
berupa kata/ kalimat maupun gambar (bukan angka-
angka). Data-data ini bisa berupa naskah wawancara,
catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, memo
ataupun dokumen resmi lainnya (Maleong, 1994:3).
 Menurut Hendrarso (2007):
◦ Penelitian Kuantitatif sering mengadopsi model
penelitian ilmu alam untuk penelitian sosial sehingga
tidak dapat memahami kondisi kehidupan manusia yang
sesungguhnya
◦ Metode Kuantitatif tidak sepenuhnya dapat
mengungkap kehidupan sosial secara rinci, mendalam
dan utuh.
◦ Kehidupan sosial yang sangat kompleks tidak dapat
diungkap lebih jelas oleh metode kuantitatif yang telah
ditentukan variabel-variabelnya terlebih dahulu secara
tegas (kaku).
◦ Hasil penelitian kuantitatif sering bersifat makro dan
kurang terperinci.
 Adanya Aliran studi dari Chicago School
1910-1940
◦ Para Ilmuwan melakukan pengamatan terlibat
(participatory observation)
◦ Berdasarkan catatan pribadi (personal document)
◦ Melakukan in-depth interview (wawancara
mendalam)
◦ Berakar dari paradigma interpretatif
 Fenomenologi
 Interaksi Simbolik
 etnometodologi
 Tokohnya:
◦ Edmund Husserl, Alfred Schutz, Max Weber (metode
verstehen)
 Dilakukan untuk melihat dan mempelajari
kehidupan sosial ini berlangsung dan
mencermati tingkahlaku manusia (apa yang
dikatakan dan apa yang dilakukan)
 Untuk mengerti sepenuhnya tentang
kehidupan sosial berlangsung harus
memahaminya dari sudut pandang pelaku itu
sendiri
 Semua perilaku manusia pada dasarnya
mempunyai social meanings (makna sosial)
 Premis yang dikembangkan:
◦ Manusia bertindak atas sesuatu berdasarkan
bagaimana mereka memberi arti terhadap sesuatu
itu
◦ Meanings (makna) merupakan produk sosial yang
muncul dari suatu interaksi sosial
◦ Social actor memberikan makna melalui proses
interpretasi
 Jadi, untuk mempelajari tingkah laku manusia
kita harus memahami sistem makna yang
diacu oleh manusia yang dipelajari.
 Tokoh IS:
◦ Charles Horton Coley
◦ George Herbert Mead
◦ Herbert Blumer
 Mengkaji tentang bagaimana individu
menciptakan dan memahami kehidupannya
sehari-hari
 Fokus penelitiannya adalah realitas sosial dari
kehidupan manusia sehari-hari yang bersifat
mikro
 Yang ditekankan adalah hal-hal nyata dan
apa adanya menurut yang dilihat dan
diketahui.
 Tokohnya:
◦ Garfinkel (1967), d. Lawrence Wieder (1974),
 Peneliti Kualitatif menangkap proses
interpretatif dan melihat segala sesuatu dari
sudut pandang orang yang diteliti.
 Diasumsikan peneliti tidak memahami arti
segala sesuatu dari orang-orang yang diteliti
 Karena itu peneliti harus menterjemahkan
sesuatu sesuai dengan apa yang dipahami
oleh orang yang diteliti
No. Jenis Perbedaan Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif
1. Kerangka Teori Menolak sepenuhnya penggu- Menuntut penyusunan ke-rangka
naan kerangka teori sebagai teori
persiapan penelitian. 1)

2. Hipotesis Tidak terikat oleh Hipotesis. Hipotesis sangat diperlukan untuk


Berang-kat dari pikiran kosong pembuktian.
dalam rangka membangun suatu
konsep atau preposisi.

3. Ubahan Tidak menentukan ubahan2) Mengukur ubahan


4. Hubungan Peneliti Berfungsi sebagai instrumen dan Ada jarak antara Peneliti dengan
dengan menyatu dengan subjek Responden
Responden penelitian3)

5. Metode Analisis Dilakukan dengan analisis Dilakukan dengan analisis Linear


Data 4)
Interaktif ataupun analisis alur
tahapan5)
6. Proses dan Hasil Lebih mementingka Proses 6) Lebih mementingkan Hasil

7. Responden dan Informan dan Snowbolling Random Sampling, Ukuran


Sampel sampling Sampel, luas sampel, dan metode
sampling7)
 Metode Kuantitatif banyak membelenggu empirisme
dan rasionalisme subjek kajian
 Dianggap gagal dalam mengungkap realitas sosial
yang unik dan beragam, yang hanya bisa didekati
dengan pendekatan kualitatif
 Kajian Kuantitatif terbatas pada desain ekslusifisme,
terbatas pada kajian variabel tertentu dan
menghilangnya (makna) generalisasi.
 Kajian atas manusia tidak sama dengan kajian atas
kebendaan yang bersifat statis dan linear.
 Dianggap tidak mampu mempertemukan teori yang
bersifat umum dengan konteks lokal
 Kabur dalam mengungkap kasus atau keunikan
individu.
 Hasil penelitiannya tidak representatif
 Terlalu bersifat Subjektif
 Tidak dapat digunakan untuk
menggeneralisir suatu fakta sosial secara
universal dan hanya dapat digunakan pada
“wilayah” kontekstual
 Cenderung melebih-lebihkan pada
penghargaan terhadap subjektifitas individu,
kelompok, masyarakat dan atau suatu
organisasi tertentu (Fatchan, 2001).
 Penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan
masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi,
pergerakan-pergerakan sosial atau hubungan-hubungan
kekerabatan (Strauss and Corbin, 1997).
 Peneliti dapat mengenali subjek dan merasakan apa yang mereka
alami dalam kehidupan sehari-hari (Furchan, 1992).
 Dalam penelitian kualitatif, peneliti terlibat dalam situasi dan
setting fenomena yang diteliti. Peneliti diharapkan selalu
memusatkan perhatian kepada kenyataan atau kejadian dalam
konteks yang diteliti. Setiap kejadian merupakan sesuatu yang
unik dan berbeda dengan yang lain karena ada perbedaan
konteks (Sukidin, 2002).
 Dengan pendekatan ini peneliti dapat memperoleh gambaran
yang lengkap dari permasalahan yang dirumuskan dengan
memfokuskan pada proses dan pencarian makna dibalik
fenomena yang muncul dalam penelitian, dengan harapan agar
informasi yang dikaji lebih bersifat komprehensif, mendalam,
alamiah dan apa adanya.
 Pendekatan kualitatif ini bermaksud memperoleh
pemahaman yang mendalam (insight) dan
menyeluruh (whole) terhadap fenomena yang
terjadi melalui proses wawancara mendalam dan
observasi partisipasi dalam memahami makna
fenomena yang ada tersebut serta makna
simbolis dibalik realita yang ada. Oleh karena itu
penelitian ini akan menitik beratkan pada upaya
untuk memberikan deskripsi (gambaran) umum
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat fenomena yang diselidiki
dari suatu objek penelitian serta dipaparkan
dengan apa adanya.
 Minimal ada dua alasan:
◦ Karena masalah itu sendiri yang mengharuskan
menggunakan penelitian kualitatif. Misalnya, penelitian
yang bertujuan untuk menemukan sifat suatu pengalaman
seseorang dengan suatu fenomena, seperti gejala
kesakitan, konversi agama atau gejala ketagihan dan
sebagainya.
◦ Penelitian bertujuan untuk memahami apa yang
tersembunyi dibalik fenomena yang kadang kala
merupakan sesuatu yang sulit untuk digunakan untuk
mencapai dan memperoleh suatu cerita, pandangan yang
segar, dan cerita mengenai segala sesuatu yang sebagian
besar udah dan dapat diketahui.
 Dengan metode kualitatif ini diharapkan mampu memberikan
suatu penjelasan secara terperinci tentang fenomena yang
sulit disampaikan dengan metode kuantitatif (Fatchan, 2001).
 Latar Alamiah  kenyataan dipahami dalam konteks
keutuhan (entity).
 Manusia sebagai Alat (instrumen)  Peneliti sendiri
atau dengan bantuan orang lain merupakan alat
pengumpul data yang utama. Hal ini dimaksudkan
untuk mempermudah melakukan adaptasi/ penyesuai
terhadap subjek penelitian (participant-observation)
 Metode Kualitatif  hal ini dilakukan dalam rangka:
(a) menyesuaikan metode kualitatif dengan kenyataan
lebih mudah, (b) metode ini menyajikan secara
langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan
informan/ responden, (c) Mudah menyesuaikan diri
dengan pengaruh bersama dan nilai-nilai yang
dihadapi.
 Analisa Data secara Induktif  dilakukan karena
beberapa alasan: (a) mudah menemukan kenyataan-
kenyataan ganda dalam data, (b) menjadikan
hubungan peneliti-responden lebih eksplisit, dapat
dikenal dan akuntabel, (c) lebih mampu menguraikan
latar secara penuh, (d) mampu menemukan pengaruh
bersama yang mempertajam hubungan-hubungan,
(e) memperhitungkan nilai secara eksplisit sebagai
bagian dari struktur analitik.
 Teori dari Dasar  (a) tidak ada teori a priori yang
dapat mencakup kenyataan-kenyataan ganda yang
mungkin ditemui, (b) lebih mempercayai dengan apa
yang dilihat sehingga berusaha untuk netral, (c) teori
dasar dianggap lebih responsif terhadap nilai-nilai
kontekstual;
 Deskriptif  data yang dikumpulkan adalah
kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.
 Lebih mementingkan Proses daripada hasil 
tidak tergesa-gesa mengambil keputusan-
kesimpulan
 Adanya “batas” yang ditentukan oleh “Fokus” 
penelitian kualitatif menghendaki ditetapkannya
batas dalam penelitian atas dasar fokus yang
timbul sebagai masalah dalam penelitian.
 Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data 
penelitian tidak menggunakan konsep validitas,
reliabilitas dan objektifitas sebagaimana
penelitian klasik (kuantitatif)
 Desain bersifat sementara  desain
penelitian disusun secara terus menerus,
sehingga ada kemungkinan untuk selalu
berubah menyesuaikan dengan kenyataan di
lapangan
 Hasil Penelitian dirundingkan dan disepakati
bersama  hal ini dilakukan untuk
menyamakan persepsi antara peneliti dengan
sumber data, sebab susunan kenyataan yang
diperoleh dari sumber data-lah yang akan
diangkat dalam laporan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai