Anda di halaman 1dari 31

ANTELMINTIK

Kelompok 3

Nia Malawinati
Dewi Lisnawati
Yusi Munawaroh
Rani marlina
Betty Osnawari Purba
Tanti cahyani Syamsiah
Masni Simarmata
Fiftin meilin Break
Fadilah Ramdni
Yulius Aristo
Pengertian

 Antelmintika atau obat cacing berasal dari


bahasa yunani yaitu anti = lawan, helmintes
= cacing
 Antelmatik adalah obat yang dapat
memusnahkan cacing dalam tubuh manusia
dan hewan.
 Dalam istilah ini termasuk semua zat yang
bekerja lokal menghalau cacing dari saluran
cerna maupun obat-obat sistemik yang
membasmi cacing serta larvanya, yang
menghinggapi organ dan jaringan tubuh
(Tjay, 2007)
Sebagaimana penggunaan antibiotika,
antelmintik ditujukan pada target
metabolic yang terdapat dalam parasite
tetapi tidak mempengaruhi atau berfungsi
lain untuk pejamu. (Mycek,2001)
Next….

Terdapat tiga golongan cacing yang


menyerang manusia yaitu
1. Nematoda
2. Trematoda, dan
3. cestoda.
A. Obat-Obat Untuk
Pengobatan Nematoda
1. Mebendazol
a. Nama Obat
Mebendazol
Sifat fisik :
- Paling luas spektrumnya
- Tidak larut dalam air
- Tidak bersifat higroskopis
Sifat Kimia
- Senyawa yang merupakan turunan benzimidazol
Nama Kimia:
methyl [(5-benzoyl-3H-benzoimidazol-2-yl)amino]formate
Rumus Kimia :
C16H13N3O3
b. Golongan kelas terapi
 Obat Anti helmintes
c. Khasiat obat dan Mekanisme Kerjanya
Khasiat obat
1. Efektif terhadap cacing Toxocara canis,
Toxocara cati, Toxascaris leonina, Trichuris vulpis,
Uncinaria stenocephala, Ancylostoma caninum,
Taenia pisiformis, Taenia hydatigena,
Echinococcus granulosus dan aeniaformis
hydatigena
2. Berefek menghambat pemasukan glukosa ke
dalam cacing secara irreversibel sehingga
terjadi pengosongan glikogen dalam cacing
3. Menyebabkan kerusakan struktur subseluler
4. Menghambat sekresi asetilkolinesterase cacing
d. Kontra Indikasi
Studi toksikologi obat ini memiliki batas keamanan
yang lebar. Tetapi pemberian dosis tunggal sebesar
10 mg/kg BB pada tikus hamil memperlihatkan efek
embriotoksik dan teratogenik
e. Efek samping
 Diare dan sakit perut ringan yang bersifat
sementara.
f. Informasi obat
 Mebendazol tidak menyebabkan efek toksik
sistemik mungkin karena absorbsinya yang buruk
sehingga aman diberikan pada penderita dengan
anemia maupun malnutrisi.
Informasi Farmakokinetik
 Mebendazol tidak larut dalam iar dan
rasanya enak. Pada pemberian oral
absorbsinya buruk. Obat ini memiliki
bioavailabilitas sistemik yang rendah yang
disebabkan oleh absorbsinya yang rendah
dan mengalami first pass hepatic
metabolisme yang cepat. Diekskresikan lewat
urin dalam bentuk yang utuh dan metabolit
sebagai hasil dekarboksilasi dalam waktu 48
jam. Absorbsi mebendazol akan lebih cepat
jika diberikan bersama lemak (Ganirwarna,
1995).
2. Pirantel Pamoat
a) Nama Obat
 Pirantel Pamoat
 Nama dagang pirantel pamoat
yang beredar di Indonesia
bermacam-macam, ada
Combantrin, Pantrin, Omegpantrin,
dan lain-lain.
b) Golongan kelas terapi
 Obat Anti helmintes
c). Khasiat obat dan mekanisme kerjanya

 Khasiat obat
Pirantel pamoat dapat membasmi berbagai jenis cacing di usus.
Beberapa diantaranya adalah cacing tambang (Necator
americanus dan Ancylostoma duodenale), cacing gelang (Ascaris
lumbrocoides), dan cacing kremi (Enterobius vermicularis)
 Mekanisme kerja nitrogliserin
Cara kerja pirantel pamoat adalah dengan melumpuhkan cacing.
Cacing yang lumpuh akan mudah terbawa keluar bersama tinja.
Setelah keluar dari tubuh, cacing akan segera mati.Pirantel
pamoat dapat diminum dengan keadaan perut kosong, atau
diminum bersama makanan, susu atau jus.

d) Regimen dosis pemberian untuk pasien (dalam mg, mg/kg berat


badan, mg/luas permukaan tubuh atau satuan lainnya )
 Obat mudah diabsorbsi pada pemberian per oral.
d) Regimen dosis pemberian untuk pasien (dalam
mg, mg/kg berat badan, mg/luas permukaan
tubuh atau satuan lainnya )
1. Pemberian dengan Dosis tunggal
2. Pemakaiannya berupa dosis tunggal, yaitu hanya
satu kali diminum.Dosis biasanya dihitung per
berat badan (BB), yaitu 10 mg / kgBB. Walaupun
demikian, dosis tidak boleh melebihi 1 gr. Sediaan
biasanya berupa sirup (250 mg/ml) atau tablet
(125 mg /tablet). Bagi orang yang mempunyai
berat badan 50 kg misalnya, membutuhkan 500
mg pirantel. Jadi jangan heran jika orang tersebut
diresepkan 4 tablet pirantel (125 mg) sekali minum.
3. Tiabendazol
a) Nama Obat
 Tiabendazol
 Sifat fisika : tidak larut dalam air
b) Golongan kelas terapi
 Obat Anti Helmintes
c) Khasiat obat dan mekanisme kerjanya
- Khasiat obat
Menganggu agregasi mikrotubular
- Mekanisme kerja
Oba dihidroksilasi dalam hati dan dikeluarkan dalam urine
d) Regimen dosis pemberian untuk pasien (dalam mg, mg/kg berat
badan, mg/luas permukaan tubuh atau satuan lainnya )
 Obat mudah diabsorbsi pada pemberian per oral.
e). Efek Samping
 pusing, tidak mau makan, mual dan muntah.
f). Informasi obat
 Benzimidazol sintetik yang berbeda, efektif
terhadap strongilodiasis yang disebabkan
Strongyloides stercoralis (cacing benang), larva
migrans pada kuliat (atau erupsi menjalar) dan
tahap awal trikinosis (disebabkan Trichinella
spinalis).
4. Invermektin
a) Nama Obat
 Invermektin
b) Golongan kelas terapi
Obat Anti Helmintes
c) Khasiat obat dan mekanisme kerjanya
- Khasiat obat
Efektif untuk scabies
- Mekanisme kerja nitrogliserin
Ivermektin bekerja pada reseptor GABA (asam ɣ-
amionobutirat) parasite. Aliran klorida dipacu keluar dan terjadi
hiperpolarisasi, menyebabkan paralisis cacing.
d) Regimen dosis pemberian untuk pasien (dalam mg, mg/kg berat
badan, mg/luas permukaan tubuh atau satuan lainnya )
Obat diberikan oral. Tidak menembus sawar darah otak dan tidak
memberikan efek farmakologik.
e). Kontra Indikasi
 Tidak boleh diberikan pada pasien meningitis karena
sawar tak darah lebih permiabel dan terjadi pengaruh
SSP. Ivermektin juga tidak boleh untuk orang hamil.
f). Efek samping
 “Mozatti” yaitu berupa demam, sakit kepala, pusing,
somnolen, hipotensi dan sebagainya
g). Informasi obat
 Oobat pilihan untuk pengobatan onkoserkiasis (buta
sungai) disebabkan Onchocerca volvulus
h). Jenis obat atau bahan lain yang dapat menimbulkan
inkompabilitas dengan obat tersebut (jika ada)
 Tidak boleh untuk pasien yangmenggunakan
benzodiasepin atau barbiturate – obat bekerja pada
reseptor GABA
5. Piperazin
- Efektif terhadap A.lumbricoides dan
E.vermicularis.
- Kerjanya menyebabkan blokade
respon otot cacing terhadap
asetilkolin paralisis dan cacing mudah
dikeluarkan oleh peristaltik usus.
- Absorpsi melalui saluran cerna,
ekskresi melalui urine.
6. Albendazol
Adalah antelminitik oral yang berspektrum luas,
yang merupakan obat pilihan dan telah diakui di
maerika serikat untuk pengobatan penyakit
hydatid dan cystecerceosis.
Obat ini juga merupakan obat untuk pengobatan
infeksi pinworm, aksariasis, trichuriasin,
strongyloidiasis dan infeksi yang disebabkan oleh
kedua spesies cacing tambang
a. Efek farmakologi
albendazol dan metabolik nya diperkiraikan
bekerja dengan jalan menghambat sisntesis
mikrotubulus dalam nematoda, dan demikian
mengurangi ambilan glukosa secara irrevensible.
b. Efek farmakokinetik
absorsi albendazol kurang baik pada saluran
pencernaan naumn, asorbsi dapat meningkat
dengan adnya makana berlemak. Albendazol secara
cepat dapat mengalami first past metabolisme.
c. Interaksi
1. Albendazol – anthelmintik
konsentrasi plasma albendazol sulfoksida dapa
meningkat apabila erinteraksi dengan
praziquntel
2. Albendazol – kortikosteroid
konsentrasi plasma metabolik aktif albendazol
yaitu albendazol sulfoksida dapat meningkat
sebanyak 50% apabila berinteraksi dengan
deksametason
3. Histamin H2-Antagonis
konsentrasi albendazol sulfoksida ditemukan
meningkat didalam empedu dan caira mista
hydatid ( pada penyakit hidatid)
7. Tiabendazol
 Efektif terhadap strongyloidiasis, askariasis, oksiuriasis
dan larva migrans kulit.
 Kerjanya menghambat enzim fumarat reduktase
cacing dan enzim asetilkolinesterase cacing cacing
mati. Absorpsi lewat usus, 90% obat diekskresi
bersama urine.
8. Dietilkarbamazin
 Menyebabkan paralisis dan
perubahan pada permukaan
membran mikrofilaria hancur.
 Cepat diabsorpsi diusus, ekskresi lewat
urin, 70% bentuk metabolitnya.
B. Obat Untuk Pengobatan
Trematoda

 Trematoda merupakan cacing pipih


berdaun, digolongkan sesuai jaringan
yang diinfeksi. Misalnya sebagai cacing
isap hati, paru, usus atau darah.
1. Prazikuantel
a) Nama Obat
Prazikuantel
b) Golongan kelas terapi
Obat Anti Helmintes
c) Khasiat obat dan mekanisme kerjanya
- Khasiat obat
Obat pilihan untuk pengobatan semua bentuk
skistosomiasis dan infeksi cestoda seperti sistisercosis
- Mekanisme kerja
Permeabilitas membrane sel terhadap kalsium
meningkat menyebabkan parasite mengalami kontraktur
dan paralisis. Prazikuantel mudah diabsorbsi pada
pemberian oral dan tersebar sampai ke cairan
serebrospinal. Kadar yang tinggi dapat dijumpai dalam
empedu. Obat dimetabolisme secara oksidatif dengan
sempurna, meyebabkan waktu paruh menjadi pendek.
Metabolit tidak aktif dan dikeluarkan melalui urin dan
empedu
d). Kontra Indikasi
 Obat ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau
menyusui.
 Prazikuantel tidak boleh diberikan untuk mengobati sistiserkosis
mata karena penghancuran organisme dalam mata dapat
merusak mata
e). Efek samping
 Mengantuk, pusing, lesu, tidak mau makan dan gangguan
pencernaan
f). Informasi obat
 Infeksi trematoda umumnya diobati dengan prazikuantel
g). Jenis obat atau bahan lain yang dapat menimbulkan
inkompabilitas dengan obat tersebut (jika ada)
 Interaksi obat yangterjadi akibat peningkatan metabolisme
telah dilaporkan jika diberikan bersamaan deksametason,
fenitoin, dan karbamazepin, simetidin yang dikenal
menghambat isozim sitokrom P-450, menyebabkan
peningkatan kadar prazikuantel.
2. Metrikonat
 Merupakan inhibitor kolinesterase dari kelompok
organopospat hanya berkhasiat terhadap
schistomoa haematobium.
 Dosis nya adalah pemberian tunggal 7,5 – 10
mg/kgbb oral dengan 3 kali pengulangan dalam
jarak 2-4 minggu
 Efek samping jarang terjadi. Apabila timbulnya
keracuanan dapat diberikan atropin sebagai
anti dotum
3. Oksamnikuin
 cara kerja nya belum diketahui tetapi pada
pengobatan dengan oksamnikuin akan
berpindah dari pembuluh mensenterika ke
hati dalam beberapa hari.
 Dosis tunggal 12.5-15 mg/kgBB
 Efeksamping biasanya pusing dan ngantuk
paling sering dilaporkan, kejang akan terjadi
pada beberapa penderita terutama yang
mempunya epilepsi karena obat ini di
kontraindikasikan pada penderita epilepsi,
gagal jantung, gagl ginjal dan wanita hamil
C. Obat Untuk Pengobatan
Cestoda
Cestoda atau cacing pita, bertubuh pipih,
bersegmen dan melekat pada usus
pejamu. Sama dengan trematoda, cacing
pita tidak mempunyai mulut dan usus
selama siklusnya.
1. Niklosamid
a) Nama Obat
Niklosamid
b) Golongan kelas terapi
Obat Anti Helmintes
c) Khasiat obat dan mekanisme kerjanya
- Khasiat obat
Membersihkan usus dari segmen-segmen cacing yang
mati agar tidak terjadi digesti dan pelepasan telur yang
dapat menjadi sistiserkosisi.
- Mekanisme kerja nitrogliserin
Kerjanya menghambat fosforilasi anaerob mitokondria
parasite terhadap ADP yang menghasilkan energy untuk
pembentukan ATP. Obat membunuh skoleks dan
segmen cestoda tetapi tidak telur-telurnya.
d) Regimen dosis pemberian untuk pasien (dalam mg,
mg/kg berat badan, mg/luas permukaan tubuh atau
satuan lainnya )
Laksan diberikan sebelum pemberian niklosamid oral.
e). Informasi obat
 obat pilihan untuk infeksi cestoda (cacing pita)
pada umumnya
f) Jenis obat atau bahan lain yang dapat
menimbulkan inkompabilitas dengan obat
tersebut (jika ada)
 Alcohol harus dilarang selama satu hari ketika
niklosamid diberikan
2. Levamisol
- Dosis tunggal digunakan untuk Ascaris
dan Trichostrongylus, efektifitas sedang
untuk A.duodenale dan rendah untuk
N.americanus.
- Cara kerja : meningkatkan aksi potensial
dan menghambat transmisi neuromukular
cacing paralisis.
- Absorpsi oral cepat dan lengkap. 60%
obat diekskresi bersama ureum.
DAFTAR PUSTAKA

 Ganiswara, S.G., Setiabudi, R., Suyatna, F.D., Purwantyastuti,


Nafrialdi (Editor).1995.
 Farmakologi dan Terapi. Edisi 4.. Bagian Farmakologi FK UI:
Jakarta
 Hoan Tan Tjay,drs & Kirana Rahardja. 2003. Obat-obat penting,
Khasiat,
 penggunaan dan efek sampingnya : Elexmedia
Computindo
 Katzung.1989.Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 3.EGC: Jakarta
 Mycek.2001.Farmakologi Ulasan Bergambar.Widya Medika :
Jakarta
 MIMS Annual (1998) : Combantrin. Edisi 8. Singapore.
 Drugs.Com (2007). Pyrantel PamoatE diakses 26 Januari 2016.
 http://biologi-news.blogspot.com/2011/02/mebendazole-
hexamine-adidryl.html diakses pada tanggal 27 Januari 2016

Anda mungkin juga menyukai