Anda di halaman 1dari 38

ALIRAN DALAM SISTEM PIPA

Sistem jaringan pipa berfungsi untuk mengalirkan zat c


air dari satu tempat ke tempat lain. Aliran terjadi karen
a adanya perbedaan tinggi tekanan di kedua tempat, ya
ng bisa terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka
air atau karena adanya tambahan energi dari pompa.

Sistem jaringan pipa yang sederhana, yang dapat dibag


i menjadi empat, yaitu :

•Aliran dalam pipa seri


•Aliran dalam pipa paralel

•Aliran dalam pipa bercabang


•Aliran dalam jaringan pipa
Aliran Dalam Pipa Seri
Bila dua buah pipa atau lebih yang mempunyai diameter atau
kekasaran berbeda dihubungkan sehingga zat cair dapat
mengalir dalam pipa yang satu ke pipa lainnya, maka pipa-
pipa tersebut dikatakan dihubungkan secara seri.

Persoalan pada pipa seri pada umumnya adalah menentukan


besarnya debit aliran Q bila karakteristik masing-masing pipa,
yaitu : panjang : L1, L2; diameter : D1, D2; koefisien gesekan
f1, f2 dan beda tinggi elevasi muka air pada kedua reservoir
diketahui atau menentukan perbedaan elevasi muka air H bila
debit dan karakteristik pipa diketahui.
Persamaan yang digunakan untuk menyelesaikan aliran
dalam pipa seri adalah :
Persamaan Kontinuitas :
Q  Q1  Q2
Persamaan Bernoulli di titik (1) dan titik (2) :
H  hc  h f 1  h f 2  he  hd
Dengan menggunakan persamaan Darcy-Weisbach dan persam
aan kehilangan energi sekunder, maka persamaan menjadi :

v12 L1  v12 L2  v22 ( v1  v2 ) 2 v22


H  0,5  f1  f2  
2g D1  2  g D2  2  g 2g 2g
Kecepatan dalam masing-masing pipa adalah :
Q Q
v1  v2 
1
4
   D12 1
   D22
4
Contoh soal :
Dua buah reservoir dengan beda elevasi muka air 10 m dihubun
gkan menggunakan dua buah pipa seri. Pipa pertama panjang 1
0 m, diameter 15 cm, pipa kedua panjang 20 m, diameter 20 cm.
Koefisien kekasaran kedua pipa sama, f = 0,04. Koefisien
kehilangan tenaga sekunder di C, D, dan E adalah 0,5; 0,78; dan
1. Hitung debit aliran dalam pipa

Penyelesaian :
Dari persamaan kontinuitas, Q = Q1 = Q2
 
 15  v1   202  v2
2

4 4
v1  1,78v2
(1,78v2 ) 2 10  (1,78v2 ) 2 20  v22 0,78v22 v22
H  0,5  0,04  0,04  
2 g 0,15  2  g 0,20  2  g 2 g 2 g
v22
10  15,642  0,798v22
2g

v2  3,54 m/detik; 
Q  0,202  3,54  0,111 m3/detik.
4
Panjang Pipa Ekuivalen
Pipa seri seperti diuraikan di atas, dapat diselesaikan de
ngan metode panjang pipa ekuivalen. Dua sistem pipa di
katakan ekuivalen bila pada kehilangan energi yang sam
a akan menghasilkan debit yang sama pada kedua siste
m tersebut.

Bila kehilangan energi pada sistem pipa 1 dan 2 masing-masing


adalah hf1 dan hf2 :
L1 v12 8  f 1  L1  Q12
hf 1  f1 
D1 2  g  2  g  D15

L2 v22 8  f 2  L2  Q22
hf 2  f2 
D2 2  g  2  g  D25

Agar kedua pipa ekuivalen maka hf1 = hf2 dan Q1 = Q2


Dengan mempersamakan hf1 = hf2 serta
menyederhanakan, maka
f 1 L1 f 2 L2
5

D1 D25
Penyelesaian panjang pipa kedua L2 agar ekuivalen
dengan pipa pertama menghasilkan :
5
f 1  D1 
Le  L2  L1  
f 2  D2 

Untuk kehilangan energi sekunder yang rumus


umumnya v 2
hk
2g
menghitung panjang ekuivalennya k  D1
Le 
dapat dilakukan sebagai berikut : f1
Contoh soal :
Bila susunan pipa contoh sebelumnya akan digantikan dengan
satu buah pipa diameter 15 cm,
f = 0,04, hitunglah panjang ekuivalen pipa tersebut.
Penyelesaian :
Dengan menggunakan metoda pipa ekuivalen, kehilangan
energi sekunder dapat diekuivalenkan dengan panjang pipa 1
dan pipa 2 sebagai berikut :
Pada pipa 1 k1 D1 0,5  0,15 m
Le1    1,875
f1 0,04
k 2 D2 (0,78  1)  0,20
Pada pipa 2 Le 2    8,04 m
f2 0,04
5 5
Dengan demikian dapat di f 1  D1  0,04  0,15 
Le  L2    28,04     6,654 m
cari panjang ekuivalen dari f 2  D2  0,04  0,20 
pipa 2 :
Jadi panjang pipa ekuivalen dengan diameter 15 cm, f = 0,04 adalah :

Le total = 11,875 m + 6,654 m = 18,529 m.


Aliran Dalam Pipa Paralel

Kombinasi dari dua atau lebih pipa seperti


ditunjukkan pada gambar sehingga aliran terbagi
ke masing-masing pipa dan kemudian bergabung
kembali, disebut sebagai susunan pipa paralel.
Pada susunan pipa seri, debit aliran pada semua
pipa adalah sama dan kehilangan enersi
merupakan penjumlahan dari kehilangan energi
pada semua pipa.

Sedangkan dalam pipa paralel, kehilangan energi


pada setiap pipa adalah sama dan debit aliran
merupakan penjumlahan dari debit pada setiap
pipa.
Dalam analisis pipa paralel, kehilangan energi
sekunder ditambahkan pada panjang tiap pipa
sebagai panjang ekuivalen.
Dalam perhitungan tinggi kecepatan biasanya
diabaikan, sehingga garis energi berimpit dengan
garis tekan.

Dari Gambar di atas, persamaan untuk


menyelesaikan pipa paralel adalah :

pA  pB 
hf 1  hf 2  hf 3  hfAB   zA    zB 
   
Q  Q1  Q2  Q3

dimana zA, zB adalah elevasi titik A dan B, dan Q


adalah debit pada pipa utama
Terdapat dua persoalan pada pipa paralel, yaitu :

1. Diketahui tinggi energi di A dan B, dicari besarnya


debit Q
2. Diketahui Q, dicari distribusi debit pada setiap pipa
dan besarnya kehilangan energi
Pada kedua persoalan di atas, diameter pipa, sifat
zat cair dan kekasaran pipa diketahui.

Persoalan pertama, sesungguhnya merupakan


persoalan pipa sederhana untuk menentukan debit,
karena kehilangan energi sama dengan penurunan
garis gradien hidrolik. Debit pada setiap pipa
dijumlahkan untuk mendapatkan debit total.
Persoalan kedua lebih rumit, karena baik
kehilangan energi maupun besarnya debit untuk
pipa yang manapun tidak diketahui.

Untuk itu bisa digunakan langkah berikut untuk


menyelesaikan masalah yang kedua.
1.Misalnya debit pada pipa 1 adalah Q1

2. hf 1  hf 2 1/ 2
h
f1 h 1/ 2
f2

8  f 1  L1 8  f 2  L2
2
Q
1  2
Q
2
 gD
2 5
1  gD
2 5
2

atau
1/ 2 1/ 2 5/ 2
 f1   L1   D2 
Q2        Q1
 f2   L2   D1 
1/ 2 1/ 2 5/ 2
 f1   L1   D3 
Q3        Q1
 f3   L3   D1 
3. Q  Q1  Q2  Q3 sehingga Q1 , Q2 , Q3
dapat dihitung
4. Hitung kehilangan energi
Contoh :
Diketahui susunan pipa paralel seperti gambar di
atas. Karakteristik masing-masing pipa sebagai
berikut : L1 = 300 m, D1 = 0,3 m dan f1 = 0,014;
L2 = 200 m, D2 = 0,4 m dan
f2 = 0,0145; L3 = 500 m, D3 = 0,25 m dan
f3 = 0,017.
Debit pada pipa utama = 450 l/detik.
Ditanya : Q1, Q2 dan Q3
Penyelesaian :

Q  Q1  Q2  Q3
1/ 2 1/ 2 5/ 2 1/ 2 1/ 2 5/ 2
 f   L1   D2   0,014   300   0,3 
Q2   1      Q1        Q1  2,385Q1
 f2   L2   1
D  0,0145  200   0,4 

1/ 2 1/ 2 5/ 2 1/ 2 1/ 2 5/ 2
 f   L1   D3   0,014   300   0,25
Q3   1      Q1        Q1  0,445Q1
 f3   L3   1
D  0,017   500   0,4 

Q = 450 l/det = 0,45 m3/det


total
0,45 = Q1 + 2,385 Q1 + 0,445 Q1
Q1 = 0,12 m3/det
Sehingga didapat :

Q2 = 0,28 m3/det
Aliran dalam jaringan Pipa
Suatu jaringan pipa terbentuk dari pipa-pipa yang
dihubungkan sedemikian rupa sehingga aliran
keluar pada suatu titik bisa berasal dari beberapa
jalur pipa.
Sistem jaringan pipa banyak dijumpai pada
jaringan suplai air bersih kota.

Suatu jaringan kota sering rumit dan diperlukan


suatu desain sistem distribusi yang efisien dan
efektif sehingga kriteria besarnya tekanan dan
debit pada setiap titik dalam jaringan dapat
dipenuhi.
Analisis jaringan suatu kota cukup rumit dan
memerlukan perhitungan yang besar, dalam
banyak hal perhitungan dengan bantuan
kalkulator tidak mampu, sehingga diperlukan
bantuan komputer.

Perangkat lunak untuk membantu kecepatan dan


ketelitian perhitungan banyak tersedia di pasar
dari yang sederhana sampai yang sangat rumit
dan berharga mahal.

Ada beberapa metoda untuk menyelesaikan


perhitungan sistem jaringan pipa, diantaranya
adalah metoda Hardy Cross.
Tinjau suatu jaringan pipa seperti ditunjukkan
pada Gambar berikut :

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam analisis jar


ingan pipa adalah :
1. Pada setiap titik pertemuan, jumlah debit yang
masuk harus sama dengan jumlah debit yang kelu
ar (Qmasuk =  Qkeluar)
2. Jumlah aljabar kehilangan energi tiap-tiap pipa
dalam jaring tertutup = 0 ( hf = 0)

3. Untuk setiap pipa, kehilangan energi dapat dihit


ung menggunakan persamaan umum :
hf = K Qn. Bila digunakan hukum Darcy-Weisbach,
maka :

8 fL
K 2 dan nilai n = 2
 g D5

Prosedur penyelesaian persoalan aliran dalam


jaringan pipa dengan Metoda Hardy-Cross (1936)
sebagai berikut :
1. Tentukan debit pada setiap pipa sehingga syarat
(1) terpenuhi.

2. Pada setiap pipa dihitung kehilangan energi hf =


K Qn, kemudian pada tiap jaring dihitung
 hf =  K Qn. Bila pengaliran seimbang maka  hf
=0

3. Bila  hf  0, maka pada jaringan tersebut


besarnya debit perlu dikoreksi sebesar Q sehingga
:
Q = Qo + Q
dimana :
Q = debit terkoreksi
Qo = debit yang dimisalkan
Q = koreksi debit
maka  f 
h  KQ n
  o
K ( Q  Q ) 2

untuk n = 2
 hf   o
K ( Q 2
 2 Qo Q  Q 2
)
Karena Q kecil terhadap Qo, maka (Q)2 dapat
diabaikan sehingga

 f  o  Q 2 KQo  0
h  KQ 2

atau
Q  
 o
KQ 2

 2 KQ
o

4. Ulangi langkah (1) sampai dengan (4) sampai Q


 0.
Contoh
Diketahui suatu jaringan pipa seperti pada gambar
di bawah, dengan :
Q1 = 100 lt/det , n = 2

Hitunglah besar dan arah aliran pada tiap-tiap pip


a.
Penyelesaian :

1. Tentukan debit pemisalan pada masing-masing


pipa

2. Hitung  k Qn dan k n Qn-1 dari masing-masing ru


as.
disini terlihat jika arahnya searah jarum jam maka hasil baginya
menjadi berlawanan jarum jam, demikian sebaliknya.
3. Ulangi lagi debit pemisalan dengan mengkoreksi
dari debit yang telah didapat :
Langkah Ruas I Ruas II
2 x 572 = 6498 5 x202 = 2000
k.Qn 4 x 432 = 7396 1 x 172 = 289
1 x 172 = 289 1 x 302 = 900
 k Qn  k Qn = 811
= 609
k n Q n-1 2 x 2 x 57 = 228 5 x 2 x 20 = 200
4 x 2 x 43 = 344 1 x 2 x 17 = 34
1 x 2 x 17 = 34 1 x 2 x 30 = 60
  k n Qn - 1  = 606   k n Qn - 1  = 294

Q QI = 609 / 606 = 1 QII = 811 / 294 = 3

4. Ulangi lagi hingga menghasilkan


debit koreksi = 0
Analisis selesai dan debit aliran yang terhitung
adalah pada pemisalan terakhir
( pengulangan ke-3 )
Hidrostatika
Batas kedalaman yang boleh di tempuh dengan
aman oleh seorang penyelam adalah sekitar 45 m.
Berapakah intensitas tekanan (mutlak) pada
kedalaman itu dalam :
Air tawar (  = 1000 kg/m3 ), Air laut (  = 1025
kg/m3 )
Gunakan tekanan atmosfer standar, Pa = 101,325
kPa.

Dengan menganggap kerapatan udara tetap,


hitunglah tekanan atmosfer pada ketinggian 280 m
dari permukaan laut. Note :  udara = 11,8 N/m3
Statika Fluida
Sebuah pipa U berisi dua cairan
dalam keadaan keseimbangan.
Pipa sebelah kiri berisi minyak
yang tidak diketahui rapat
massanya sedangkan pada pipa
kanan berisi air dengan panjang
kolom sebesar 155 mm. Bila
perbedaan tinggi kedua cairan
adalah 14,3 mm, hitung rapat
massa dari minyak.
Hukum Paskal dalam Fluida
Sebuah pompa hidrolik
digunakan mengangkat benda
berat. Diameter piston masing-
masing adalah 2,5 in. dan 33 in.
a). Agar dapat mengangkat
benda seberat 3.2 ton pada
piston yang besar, berapa gaya
yang harus diberikan pada
piston yang lebih kecil ?
b). Bila piston yang lebih kecil
digerakkan sejauh 5,5 ft, berapa
jauh benda berat akan dapat
dinaikkan ke atas ?
Kontinuitas equation

Berapakah garis tengah dari pipa yang


diperlukan untuk membawa 0,35 Kg/dt udara
dengan suatu kecepatan maksimum sebesar 8
m/dt. Udara tersebut pada temperatur 270 C
dan tekanannya 3,3 bar.
Persamaan Kontinuitas dan Bernoulli
Sebuah bendungan berisi air sampai kedalaman 25
m. Pada kedalaman 8 m terdapat suatu pipa
horisontal berdiameter 6 cm yang menembus
dinding bendungan. Mula-mula pipa ini disumbat
sehingga air tidak keluar dari bendungan.
a). Hitung gaya gesekan antara sumbat dan dinding
pipa
b). Bila sumbatnya dibuka, berapa air yang tumpah
selama 4 jam
Bernoulli Equation
Sebuah pesawat terbang horisontal
sedemikian rupa sehingga kecepatan udara di
atas sayapya adalah 58 m/s sedangkan
kecepatan udara di bawah sayapnya adalah 45
m/s. Luas setiap permukaan sayapnya adalah
12 m2. Bila rapat massa udara adalah 1,4
kg/m3, hitung massa pesawat terbang
tersebut.
Aplikasi Bernouli equation
Sebuah venturimeter memiliki luas penampang
besar 12 cm2 dan luas penampang kecil 7 cm2
digunakan untuk mengukur kecepatan aliran air.
Jika perbedaan ketinggian permukaan air 15 cm.
Hitunglah aliran air dipenampang besar dan
penampang kecil (g = 9,81 m/s2)?
Bernoulli equation on real fluid
Air mengalir dari kolam A menuju kolam B melalui
pipa 1 dan 2.
Elevasi muka air kolam A dan B adalah +40 m dan
+25 m. Data pipa 1 dan 2 adalah L1 = 60 m, D1=25cm,
f1=0,02 dan L2=45m, D2=25cm, f2=0,015.
Koefisien kehilangan tenaga sekunder di C, D, dan E
adalah 0,5; 0,7; dan 1. hitung debit aliran !

Anda mungkin juga menyukai