1
TUJUAN
2
Pembuatan media
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran unsur zat hara
(nutrien) yang berguna untuk membiakkan dan pertumbuhan mikroba.
Media digolongkan menjadi:
1. Berdasarkan bentuknya, terdiri dari media padat, mediasemi padat,
dan media cair.
2. Berdasarkan susunan kimia, terdiri dari:
a. Media sintetik/media siap saji, adalah media yang dibuatdari bahan-
bahan yang diketahui dengan pasti yang biasanya banyak diproduksi
oleh pabrik-pabrik.
b. Media non sintetik/media alami, adalah media yangdibuat dari bahan-
bahan alami yang susunan kimianyatidak diketahui dengan pasti.c
c. Media semi-sintetik adalah media yang tersusun olehcampuran bahan-
bahan alami dan bahan-bahan sintetis.
3
3. Berdasarkan fungsi, terdiri dari media penguji, mediadiperkaya, media
selektif, media diferensial, media untuk menghitung mikroba dan
media khusus.
4
Adapula persyaratan tertentu bagi media, agar
mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang biak di
dalam media tersebut,yaitu
5
Agar
Agar merupakan ekstrak dari rumput laut yang merupakan karbohidrat
kompleks yang penyusun utamanya yaitu galaktosa dan tidak
mengandung nutrisi.Medium solid membutuhkan agar sekitar 1,5 hingga
1.8%. Sedangkan konsentrasi kurang 1% dari tersebut akan menjadi
menjadi semisolid.
Agar bertindak sebagai agen pemadat yang sangat baik karena pada suhu
1000C berupa larutan sedangkan pada suhu 40o C memadat. Oleh karena
itu organisme terutama yang patogen dapat dikultivasi pada temperatur
37,5 C, atau sedikit lebih tinggi tanpa rasa kuatir medium akan meleleh.
Medium solid mempunyai keuntungan karena dapat memadat sehingga
dapat ditumbuhi mikroorganisme dengan menggunakan teknik khusus
untuk mengisolasi koloni yang berlainan.
6
Pada saat masih cair, medium solid dalam tabung reaksi
diletakkan miring dengan sudut ±15 derajat, sehingga saat
medium mendingin dan memadat akan membentuk agar
miring (slant agar), yang berguna untuk menyimpan
kultur murni untuk keperluan sub kultur. Ketika medium
dalam tabung tidak dimiringkan, saat memadat akan menjadi
agar tegak (agar deep tube), yang berfungsi untuk keperluan
mempelajari kebutuhan gas mikroorganisme. Sedangkan
medium yang diletakkan dalam labu Erlenmeyer, dapat
dicairkan dalam waterbath kemudian dituang dalam cawan
petri menjadi agar cawan datar (agar plate).
7
Teknik pemindahan secara aseptic.
8
Sehingga untuk mencegah mikroorganisme lain yang
tidak dikehendaki perlu digunakan teknik aseptik,
dimana semua peralatan maupun media pertumbuhan
yang akan digunakan pada teknik ini harus dalam keadaan
steril/aseptik. Beberapa metode untuk memindahkan
biakan murni dari satu wadah ke wadah yang lain secara
aseptik:
9
Metode pemindahan mo
Metode streak/gores adalah metode memindahkan
mikroorganisme dengan cara menggoreskan ujung jarum ose
loop pada permukaan media.
Metode spread/sebar adalah metode memindahkan
mikroorganisme dengan cara meneteskan biakan bakteri lalu
disebarkan dengan alat spread dari gelas bentuk L secara
merata.
Metode pour plate/cawan tuang adalah metode
memindahkan mikroorganisme dengan cara meneteskan
biakan bakteri kemudian menuangkan larutan nutrient
10
ALAT DAN BAHAN
11
PROSEDUR KERJA
12
Pembuatan Media sintetis
a)Menimbang berat media SDA dengan menggunakan timbangan
analitik. Media SD A yang diperlukan untuk 1 liter air adalah
65 gram, sehingga untuk 125 ml air digunakan 8,125 gram
media SDA
b)Memasukkan media SDA. pada labu Erlenmeyer,
kemudianditambahkan 125 ml air.
c)Memanaskan bahan di atas kompor listrik sambil
mengaduk sehingga semua bahan terlarut sempurna.
13
Menutup rapat labu Erlenmeyer dengan menggunakankapas,
kemudian melapisinya dengan aluminium foil.
Mensterilkan media dengan autoklaf pada tekanan 1
atm,temperature 121ºC selama 15 20 menit.
Memanaskan media kembali, lalu menuangkannya padacawan petri
secara aseptik hingga merata.
14
3)Membuka tutup cawan petri dengan mulutnya di dekat api
Bunsen.
4) Memijarkan ujung loop, lalu mendinginkannya .
5). Mengambil bakteri dengan cara memasukkan loop pada
tabungyang berisi bakteri.
6). Menggoreskan ujung loop yang berisi bakteri di atas cawan petri
dimulai dari bagian 1, dilanjutkan ke bagian 2, kemudian bagian 3
dan yang terakhir bagian 4. Selama menggoreskanharus hati-hati
agar ujung luoop tidak keluar dari cawan petriataupun merusak
media agar.
7) Menutup cawan petri, kemudian mengisolasi sekeliling
cawan,sehingga cawan tertutup rapat.
15
Media biakan padat
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Media biakan
Media biakan adalah media yang mengandung
nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme
untuk tumbuh dan berkembang biak.
Sel mikrorganisme mengandung unsur C, N, H,
O, P sehingga nutrisi nya juga harus menyediakan
unsur unsur yang akan digunakan oleh mo untuk
membentuk bagian bagian sel. Karbon diperlukan
untuk membentuk protoplasma, N diperlukan
untuk menyusun DNA,
28
Nutrisi mikroorganisme
29
Sumber nitrogen
Nitrogen diperlukan oleh sel untuk membangun
protein dan asam nukleat sel.
Beberapa mikroorganisme memperoleh nitrogen
dari: Udara bebas, nitrogen anorganik seperti garam-
garam amonium, beberapa mo memerlukan nitrogen
organik seperti : glutamin, asparagin atau cernan
peptida.
30
Ion anorganik
Semua mo memerlukan fosfat baik sebagai komponen sel
mahupun sebagai simpanan energi.
Belerang diperlukan oleh kebanyakan mo (bakteri) untuk
mensintesisi asam amino yang mengandung belerang (sistein
dan metionin).
Beberapa kation seperti K+, Ca+2, Mg+2 diperlukan untuk
kofaktor untuk enzim tertentu dan harus ditambahkan ke
dalam media biakan. Namum kation-kation diperlukan
dalam jumlah sangat kecil, sehingga kation-kation yang
berasal dari air alam dapat mencukupi kebutuhan kation mo.
31
Kondisi pertumbuhan mo
Di samping nutrisi yang harus dipenuhi, kondisi lain harus
dipenuhi untuk menumbuhkan mo.
Medium yang sesuai untuk menumbuhkan mo tidak boleh terlalu
asam atau basa : setiap mo mempunyai pH optimum untuk
tumbuh.
Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi terlalu basa
keculai basil kolera.
Pada dasarnya semua mo tidak dapat tumbuh pada pH >8.
Sangat jarang mo dapat tumbuh pada pH<4.
Mo yang dapat menghasilkan asam menyebabkan media lama-
kelamaan menjadi asam sehingga di dalam media tumbuhnya arus
diberikan buffer (penyangga) misalnya KH2PO4 Kalium fosfat
dibasa.
32
Fungsi buffer (penyangga)
HPO4-2 + H+ -----------H2PO4-1
Kelebihan asam
H2PO4-1 +OH - ------------HPO4-2 + H2O
Kelebihan basa.
33
Contoh media biakan bakteri
(Clostridium butyricum)
• Konsentrasi dalam g/l: peptone, 4.0; L-cysteine, 0.5;
NaCl, 3.0; MgCl2, 0.1; FeCl2, 0.1; K2HPO4, 2.5; vitamin
cair 10 ml; trace element liquid, 10 ml. Vitamin cair terdiri
dari (g/l): glutamic acid, 0.01; ascorbic acid, 0.025; riboflavin,
0.025; citric acid monohydrate, 0.02; folic acid, 0.01; p-
aminobenzoic acid, 0.01; creatine, 0.025. The trace element
liquid terdiri dari (g/l): MnCl2, 0.01; ZnCl2, 0.05; H3BO3,
0.01; CaCl2, 0.01; Na2MoO4, 0.01; CoCl2 6H2O, 0.2; AlK
(SO4)2, 0.01; NiCl2 6H2O, 0.01.
34
Suhu biakan
Mo dapat digolongkan berdasarkan suhu pertumbuhan optimalnya:
Psikrofil, Mesofil,Termofil (ekstrem termofil dan hipertermofil).
Mo psikrofil (0-25).
Mo mesofil (20-40)C. Kedua jenis mo psikrofil dan mesofil
merupakan ancaman bagi kesehatan manusia karena pertumbuhan
masih bisa berlangsung sampai pada suhu 0 C, sehingga
penyimpanan di dalam kulkas tidak menjamin semua mo akan mati.
Mo termofil (50-100) C bukan ancaman kesehatan.
35
Bakteri yang mampu hidup dengan sumber kabon
anorganik (tanpa karbon organik)
Nitrobacter, Nitrosomonas dan Thiobacillus.
Ada mo yang tidak dapat mensintesisi enzim yang dapat
mengkatalisi pembentukan senyarwa protein tertentu.
Mo ini harus disediakan protein yang tidak dapat
disintesisi oleh mo tersebut dari luar nisalnya darah
sebagai metabolit penting. Metabolit penting lainnya
adalah jenis protein: nikotin (niasin), tiamin, riboflavin,
asam pantoten dll. Metabolit penting diperlukan untuk
ko-enzim pada henis enzim tertentu.
36
Vitamin
Masa bakterit total
Ug asam folat
37
Kesimpulan
Bakteri memerlukan nutrien baik untuk mensintesisi
protoplasma mahupun untuk penyediaan sumber energi.
Namun kemampuan untuk menggunakan berbagai-bagai
substansi yang kompleks sebagai sumber nutrien sangat
beraneka ragam.
Apabila mo ditempatkan pada medium pertumbuhan
segar, ada satu fase di mana mo tidak berkembang disebut
fase lag (tenggang) atau periode penyesuaian pada
lingkungan baru.
38
Kemudian diiukuti dengan pembelahan sel dengan
kecepatan konstan (fase eksponensial).
Jumlah bakteri yang tumbuh dapat dihitung dengan
teknik pengenceran, pengukuran kekeruhan, pengukuran
oksigen yang dikonsumsi atau mengukur asam (metabolit
sekunder).
Mo yang tidak dapat mensintesis salah satu komponen
yang diperlukan, harus disediakan dari luar.
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
Isolasi Mikroorganisme
53
• Memisahkan bakteri dari campuran mikroba
• Kultur (spesies) tunggal untuk dipelajari lebih
lanjut
• Dua metode konvensional isolasi bakteri:
–Metode cawan gores
–Metode cawan tuang
54
55
Isolasi mikroorganisme
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat
di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium
buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari
mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua
pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi
mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya
terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip
dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis
mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari
campuran bermacam-macam mikroba.
56
Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam
media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu
koloni sel yang tetap pada tempatnya. Jika sel-sel
tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa
tempat yang terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel
yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni
yang terpisah, sehingga memudahkan pemisahan
selanjutnya (Sutedjo, 1996).
57
Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara
individu karena terlalu kecil dan tidak tetap tinggal di tempatnya.
Akan tetapi bila sel-sel itu dipisahkan dengan cara pengenceran,
kemudian ditumbuhkan dalam media padat dan dibiarkan
membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya dapat
diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau cawan petri-cawan petri
yang terpisah (Sutedjo, 1996).
58
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam
mengisolasi mikroorganisme adalah
59
60
b. Isolasi
mikroba dengan cara penaburan
Cara penaburan (pour plate) merupakan cara yang kedua di
samping penggoresan untuk memperoleh biakan murni dari
biakan campuran mikroba. Cara ini berbeda dari cara
penggoresan dimana media agar diinokulasi dalam keadaan
tetap cair yaitu pada suhu 450C, dan demikian pula koloni-
koloni akan berkembang di seluruh media, tidak hanya pada
permukaan. Untuk beberapa tujuan hal ini menguntungkan,
contohnya dalam mempelajari pertumbuhan koloni streptococcal
pada sel-sel darah merah. Supaya koloni yang tumbuh dalam
cawan tidak terlalu banyak ataupun sedikit maka contoh
diencerkan hingga beberapa kali pengenceran dan ditaburkan
pada beberapa cawan (Nuniek, 2001).
61
Khusus ntuk isolasi khamir dan jamur dikenal
beberapa teknik inokulasi yaitu :
1. Teknik pengenceran
2. Teknik Hansen
3. Teknik Lindner
4. Mikromanipulator
62