Anda di halaman 1dari 20

Skenario 8

Samuel Pangestu
102017024
Skenario

Laki-laki, 25 tahun. Timbul lenting


lenting di leher belakang tersusun
seperti garis yang terasa perih
dan gatal, sejak 2 hari yang lalu.
Disadari saat bangun pagi. Belum
diobati
Rumusan Masalah

Laki laki 25 tahun, dengan keluhan lenting di


leher belakang yang tersusun seperti garis serrta
terasa perih dan gatal
Identifikasi Istilah

 -
Analisis Maslah Anamnesis

Pemeriksaan Fisk

Rumusan Masalah
WD

DD
Anamnesis

Pasien berusia 25 tahun


Menegeluh timbul lenting – lenting di leher
belakang tersusun seperti garis
Terasa gatal dan perih
Sejak 2 hari yang lalu
Belom pernah diobati
Pemeriksaan Fisik

Efloresensi : Regio tengkuk vesikel


linear, plak eritematosa, berisi cairan
serosa, multiple, diskret, ada erosi
Working Diagnosis

Dermatitis venenata
Merupakan dermatitis iritan tipe akut lambat yang
disebabkan oleh toksin dari gigitan, liur ataupun
bulu serangga yang terbang pada malam hari.
Epidemiologi

 Semua orang bisa terkena dari berbagai golongan


umur, ras, jenis kelamin
 Biasanya berhubungan dengan pekerjaan
Etiologi

Penyebeab munculnya dikarenakan toksin


yang terdapat pada gigitan, liur, dan bulu
serangga.
Pajanan dengan bahan yang bersifat iritan
Patogenesis

 Dipengaruhi oleh 4 Mekanisme :


1. Hilangnya lipid permukaan kulit dan substansi penhan air
2. Kerusakan membrane sel
3. Denaturasi keratin epidermal
4. Efek sitotoksik langsung
Menginduksi
AA diubah menjadi
vasodilatasi dan
PG dal leukotrien
premeabilitas vaskular

DAG dan 2nd messenger


Bertindak sebagai menstimulasi IL-1, GMCSF, IL-2
kemotraktan kuat
untuk limfosit,
neutrophil, aktivasi
Keratinosit melepaskan TNFα,
sel mast ( histamin )
sitokin, aktifasi sel T, makrofag,
granulosit, adesi sel

Menimbulkan ;
1. Iritan Kuat : eritema, edema, panas, nyeri
2. Iritan Lemah : Deskikasi, kehilangan fungsi sawar,
merusak stratum korneum kebawah
Gejala Klinis

 Gejala muncul 8 – 24 jam atau lebih setelah kontak


 Merasa pedih pada keesokan harinya
 Awalnya terlihat eritema dan sore hari menjadi vesikel
atau bahkan nekrosis
Diagnosis
 DKI akut lebih mudah diketahui karena berlangsung lebih cepat
dan pasien masih mengingat penyebab yang dialami.,pada
umumnya

Prognosis
 Prognosis baik jika penyebabnya cepat dikenali
Differential Diagnosis

DKA
Herpes Zoster 1. Reaksi kulit yang didasari oleh reaksi
1. Penyakit neurodermal yang ditandai dengan
hipersensivitas yang diperantai oleh sel T
nyeri radicular unilateral.
2. Juga erupsi vesikuler berklompok dengan yang terjadi secara lambat.
dasar eritematosa pada daerah kulit yang 2. Penyebab bahan kimia sederhana
dipersarafi saraf kranialis atau spinalis 3. Akut dimulai dengan bercak
3. reaktivasi dan multiplikasi dari varicella zoster eritematosa bebatas tegas kemudian
virus (VZV). diikuti edema, papulovesikel, vesikel
4. Gejala prodromal biasanya nyeri, disestesia, atau bula.
parestesia, nyeri tekan interminten (terus 4. Kronis terlihat kulit kering, berskuama,
menerus), terlokalisir, beberapa dermatom papul, likenifikasi, dan mungkin juga
atau difus.
fisur, berbatas tidak tegas. DKA dapat
5. Lesi yang paling serimg berupa vesikel
hipertiformis bergrombol dengan dasar meluas ke tempat lain, misalnya
eritem, dan distribusi segmental unilateral dengan cara autosensitisasi
Pemeriksaan Penunjang

 Tes tempel (patch test) merupakan teknik pemeriksaan


utama. Sejumlah allergen dioleskan pada punggung
yang tidak sedang mengalami inflamasi. Tempelan-
tempelan dibuka setelah 48 jam reaksinya dibaca.
Pasien dilihat kembali setelah 72 jam dan reaksi lambat
dicatat. Hasil tes tempel yang negative dapat
membantu menyingkirkan kemungkinan DKA.
Penatalaksanaan
 Pengobatan medikamentosa
Pengobatan sistemik :
Kortikosteroid, hanya untuk kasus yang berat dan digunakan dalam waktu singkat.
 Prednisone
Dewasa : 5-10 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
Anak : 1 mg/KgBB/hari
 Dexamethasone Antihistamin
Dewasa : 0,5-1 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o  Chlorpheniramine maleat
Anak : 0,1 mg/KgBB/hari Dewasa : 3-4 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
 Triamcinolone
Anak : 0,09 mg/KgBB/dosis, sehari 3 kali
Dewasa : 4-8 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
 Diphenhydramine HCl
Anak : 1 mg/KgBB/hari
Dewasa : 10-20 mg/dosis i.m. sehari 1-2 kali
Anak : 0,5 mg/KgBB/dosis, sehari 1-2 kali
 Loratadine
Dewasa : 1 tablet sehari 1 kali
Pengobatan topikal :
Bentuk akut dan eksudatif diberi kompres larutan garam faali
(NaCl 0,9%)
Bentuk kronis dan kering diberi krim hydrocortisone 1%
atau diflucortolone valerat 0,1% atau krim betamethasone
valerat 0,005-0,1%
Kesimpulan

 Dermatitis kontak iritan merupakan penyakit yang


disebabkan oleh bahan iritan ataupun juga bisa
disebabkan oleh serangga yang disebut dermatitis
venenata. Penegakan diagnosis dapat dilakukan
dengan melakukan tes tempel. Penatalaksanaan dapat
dilakukan dengan menghindari bahan penyebab
irritant dan dapat diberikan obat sistemik dan topikal.

Anda mungkin juga menyukai