3 Sinusitis Amad, Beni, Oci
3 Sinusitis Amad, Beni, Oci
Definisi Sinusitis
Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal.
Umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis (radang selaput hidung) sehingga
sering disebut rinosinusitis. Yang paling sering terkena adalah sinus etmoid
dan maksila, sedangkan sinus frontal lenih jarang dan sinus sfenoid lebih
jarang lagi.
Epidemiologi Sinusitis
Sinusitis banyak ditemukan di tempat dengan polusi udara tinggi.
Iklim yamh lembab, dingin. Sinusitis maksilaris adalah sinusitis dengan insiden
yang terbesar.
1. Di Indonesia menurut data dari DEPKES RI tahun 2015 terdapat penyakit
hidung dan sinus berada pada urutan ke-25 dari 50 pola penyakit
peringkat utama atau sekitar 102.817 penderita rawat jalan di rumah
sakit
2. Di Amerika Serikat terdapat leih dari 30 juta orang yang menderita
sinusitis.
Etiologi Sinusitis
Beberapa etiologi dan faktor predisposisi antara lain:
1. ISPA
2. Polip
3. Deviasi Septum
4. Hipertrofi Konka
5. Infeksi Tonsil
6. Infeksi Gigi
7. Hipertrofi Adenoid
Menurut berbagai penelitian bakteri utama yang sering ditemukan pada
sinusitis akut adalah:
1. Streptococcus pneumonia (30-40%)
2. Hemophylus influenzae (20-40%)
3. Moraxella catarrhalis (20%)
Patofisiologi Sinusitis
Oedeme
SINUSITIS AKUT
Sinusitis maksillaris
•Demam, malaise
•Nyeri kepala yang tak jelas yang biasanya reda dengan pemberian aspirin.
Sakit dirasa mulai dari pipi ( di bawah kelopak mata ) dan menjalar ke dahi atau
gigi. Sakit bertambah saat menunduk.
•Wajah terasa bengkak dan penuh
•Nyeri pipi yang khas : tumpul dan menusuk, serta sakit pada palpasi dan
perkusi.
•Kadang ada batuk iritatif non-produktif
•Sekret mukopurulen yang dapat keluar dari hidung dan kadang berbau busuk
•Adanya pus atau sekret mukopurulen di dalam hidung, yang berasal dari
metus media, dan nasofaring.
Sinusitis ethmoidalis
•Sering bersama dengan sinusitis maksillaris dan sinusitis frontalis
•Nyeri dan nyeri tekan di antara kedua mata dan di atas jembatan hidung
menjalar ke arah temporal
•Nyeri sering dirasakan di belakang bola mata dan bertambah apabila mata
digerakkan
•Sumbatan pada hidung
•Pada anak sering bermanifestasi sebagai selulitis orbita karena lamina
papiracea anak seringkali merekah
•Mukosa hidung hiperemis dan udem
•Adanya pus dalam rongga hidung yang berasal dari meatus media
Sinusitis frontalis
•Hampir selalu bersamaan dengan sinusitis ethmoidalis anterior
•Nyeri kepala yang khas di atas alis mata. Nyeri biasanya pada pagi hari,
memburuk pada tengah hari dan berangsur angsur hilang pada malam hari.
•Pembengkakan derah supraorbita
•Nyeri hebat pada palpasi atau perkusi daerah sinus yang terinfeksi
Sinusitis sphenoidalis
•Nyeri kepala dan retro orbita yang menjalar ke verteks atau oksipital
SINUSITIS KRONIK
•Postnasal drip
•Rasa tidak nyaman dan gatal di tenggorok
•Pendengaran terganggu karena oklusi tuba eustachii
•Nyeri atau sakit kepala
•Infeksi pada mata yang menjalar dari duktus nasolakrimalis
•Gastroenteritis ringan pada anak akibat mukopus yang tertelan
Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan pada anamnese didapati
keluhan pasien Kongesti hidung/sumbatan hidung,
sekret hidung purulen, sakit kepala, nyeri atau rasa
tertekan pada wajah, ganguan penghidu, sedangkan
untuk anak: batuk dan iritabilitas. Kriteria minor
antara lain : demam dan halitosis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan rinoskopi anterior dan rinoskopi
posterior serta palpasi turut membantu menemukan
nyeri tekan pada daerah sinus yang terkena.
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen
Sinusitis akan menunjukkan gambaran berupa
•Penebalan mukosa,
•Opasifikasi sinus ( berkurangnya pneumatisasi)
•Gambaran air fluid level yang khas akibat akumulasi
pus yang dapat dilihat pada foto waters.
CT Scan
CT Scan adalah pemeriksaan yang dapat memberikan
gambaran yang paling baik akan adanya kelainan pada mukosa dan
variasi antominya yang relevan untuk mendiagnosis sinusitis kronis
maupun akut.
Walaupun demikian, harus diingat bahwa CT Scan
menggunakan dosis radiasi yang sangat besar yang berbahaya bagi
mata.
Pemeriksaan mikrobiologi
Biakan yang berasal fari hidung bagian posterior dan
nasofaring biasanya lebih akurat dibandingkan dengan biakan
yang berasal dari hidung bagian anterior. Namun demikian,
pengambilan biakan hidung posterior juga lebih sulit. Biakan
bakteri spesifik pada sinusitis dilakukan dengan menagspirasi pus
dari inus yang terkena. Seringkali diberikan suatu antibiotik yang
sesuai untuk membasmi mikroorganisme yang lebih umum untuk
penyakit ini.
Diagnosi Banding
kOMPLIKASI
• Komplikasi biasanya terjadi pada sinusitis akut atau pada sinusitis kronis dengan
eksaserbasi akut. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain:1.
1. Kelainan orbita : Disebabkan oleh sinus paranasal yang berdekatan dengan mata
(orbita). Penyebaraninfeksi terjadi melalui trombollebitis dan perkontinuitatum.
Kelainan yang dapat ditimbulkan adalah edem palpebra, selulitis orbita, abses
subperiortal, abses orbita, dan trombosis sinus kavernosus.2.
2. Osteomielitis dan abses subperiostal : Biasanya ditemukan pada anak dan sering
timbul akibat sinusitis frontal. Pada osteomielitis sinus maksila dapat timbul
fistula oroantral.3.