Anda di halaman 1dari 23

KONSTRUKSI KAYU

Pertemuan ke-8
Ellysa, ST, MT
Sambungan Kayu
B. Analisis Sambungan Paku
a) Pendahuluan
 Tahanan lateral sambungan dengan alat
sambung baut atau paku ditentukan oleh
beberapa faktor seperti kuat lentur alat
sambung, kuat tumpu kayu, dan geometri
sambungan yang meliputi: diameter baut atau
paku, ketebalan kayu, serta sudut sambungan
 Persamaan untuk menghitung tahanan lateral
dapat diperoleh dengan teori Yield Model yang
diusulkan oleh Johansen (1949), yang lebih
dikenal sebagai EYM (European Yield Model)
Sambungan Kayu
B. Analisis Sambungan Paku
a) Pendahuluan
 Pada teori EYM, tahanan lateral sambungan
yang dapat dihitung hanyalah nilai ultimitnya
saja, sehingga kurva tahanan lateral versus
sesaran tidak dapat diperoleh.
 Dalam teori EYM, kayu dan alat sambung
diasumsikan berperilaku rigid-plastic.
 Tahanan lateral sambungan diperoleh apabila:
kekuatan tumpu ultimit kayu di bawah alat
sambung tercapai, atau terbentuknya satu atau
lebih sendi plastis (plastic hinge) pada alat
sambung disertai tegangan plastis pada kayu.
Sambungan Kayu
B. Analisis Sambungan Paku
b) Perencanaan Sambungan Terhadap Tahanan
Lateral
 Sambungan harus direncanakan sedemikian
sehingga :

Z u  . z .Z '
Dimana:
Zu = Tahanan perlu sambungan
λ = Faktor waktu
Φz = Faktor tahanan sambungan = 0,65
Z’ = Tahanan terkoreksi sambungan.
Sambungan Kayu
B. Analisis Sambungan Paku
b) Perencanaan Sambungan Terhadap Tahanan
Lateral
 Tahanan terkoreksi untuk sambungan paku/pasak :

Z ' Z .Cd .Ceg .Ctn


Dimana:
Z = Tahanan lateral acuan diambil dari nilai terkecil
Cd = Faktor koreksi kedalaman penetrasi
(Memperhitungkan reduksi penetrasi paku/pasak)
Ceg = Faktor koreksi serat ujung
(memperhitungkan reduksi tahanan paku/pasak yang dipasang
pada serat ujung)
Ctn = Faktor koreksi paku miring, khusus untuk sambungan paku.
Sambungan Kayu
B. Analisis Sambungan Paku
c) Tahanan Lateral Acuan
 Sambungan satu irisan dan dibebani tegak lurus sumbu
alat pengencang dan dipasang tegak lurus sumbu
komponen struktur diambil sebagai nilai terkecil dari
persamaan yang dihitung sesuai Tabel 1 dan dikalikan
dengan jumlah alat pengencang (nf)
 Sambungan dua irisan, diambil sebesar dua kali tahanan
lateral acuan satu irisan terkecil
 Nilai kuat tumpu kayu untuk beberapa nilai berat jenis
dapat dilihat pada Tabel 2
 Kuat lentur paku bulat dapat dilihat pada Tabel 3 (ASCE,
1997)
 Dimensi paku yang meliputi diameter, panjang, dan
angka kelangsingan, dapat dilihat pada Tabel 4
Sambungan Kayu
Tabel 1. Tahanan lateral acuan satu paku (Z)
pada sambungan dengan satu irisan yang
menyambung dua komponen
Moda Persamaan yang berlaku Catatan:
Kelelehan
Re = Fem/Fes
Is 3,3Dt s Fes p = kedalaman penetrasi efektif batang alat
Z
KD pengencang pada komponen
pemegang (lihat Gambar 22),
IIIm
KD = 2,2 untuk D  4,3 mm,
3,3k1 DpFem
Z dengan: = 0,38 D + 0,56 untuk 4,3 mm < D < 6,4
K D (1  2 Re )
mm,
2 Fyb 1  2 Re D 2 = 3,0 untuk D  6,4 mm.
k1   1  21  Re  
3Fem p 2 Fe = kuat tumpu kayu
= 114,45G1,84 (N/mm2) dimana G
IIIs 3,3k 2 Dt s Fem dengan: adalah berat jenis kayu kering oven
Z
K D (2  Re ) Fyb = kuat lentur paku (lihat Tabel 3)
21  Re  2 Fyb 1  2 Re D
2

k 2   1  
Re 3Fem t s2

IV
3,3D 2 2 Fem F yb
Z
KD 3(1  Re )
Sambungan Kayu
Tabel 2. Kuat tumpu paku untuk berbagai berat jenis kayu

Berat jenis kayu (G)


0,40 0,45 0,50 0,55 0,60 0,65 0,70
Nilai Fe (N/mm2) 21,21 26,35 31,98 38,11 44,73 51,83 59,40

Tabel 3. Kuat lentur paku untuk berbagai


diameter paku bulat Tabel 4. Berbagai ukuran diameter
dan panjang paku
Kuat lentur paku
Diameter paku Fyb
(N/mm2) Nama paku Diameter Panjang λ
≤ 3,6 mm 689 (mm) (mm)
2"BWG12 2,8 51 18
3,6 mm < D ≤ 4,7 mm 620
2,5"BWG11 3,1 63 20
4,7 mm < D ≤ 5,9 mm 552 3"BWG10 3,4 76 22

5,9 mm < D ≤ 7,1 mm 483 3,5"BWG9 3,8 89 23


4"BWG8 4,2 102 24
7,1 mm < D ≤ 8,3 mm 414
4,5"BWG6 5,2 114 22
D > 8,3 mm 310
Sambungan Kayu
B. Analisis Sambungan Paku
d) Geometrik Sambungan Paku
 Spasi dalam satu baris (a)
Pada semua arah garis kerja gaya terhadap arah
serat kayu: spasi minimum antar alat pengencang
dalam satu baris diambil sebesar 10D bila
digunakan pelat sisi dari kayu dan minimal 7D
untuk pelat sisi dari baja.
 Spasi antar baris (b)
Pada semua arah garis kerja gaya terhadap arah
serat kayu, spasi minimum antar baris adalah 5D.
Sambungan Kayu
B. Analisis Sambungan Paku
d) Geometrik Sambungan Paku
 Jarak ujung (c)
Jarak minimum dari ujung komponen struktur ke
pusat alat pengencang terdekat diambil sbb:
a. untuk beban tarik lateral:
• 15 D : pelat sisi dari kayu
• 10 D : pelat sisi dari baja
b. untuk beban tekan lateral:
• 10 D : pelat sisi dari kayu
• 5 D : pelat sisi dari baja
Sambungan Kayu
B. Analisis Sambungan Paku
d) Geometrik Sambungan Paku
 Jarak tepi (jarak tepi dengan beban d, dan jarak
tepi tanpa beban e)

Jarak minimum dari tepi komponen struktur ke


pusat alat pengencang terdekat diambil sbb:
• 5D pada tepi yang tidak dibebani
• 10D pada tepi yang dibebani
Sambungan Kayu
B. Analisis Sambungan Paku
d) Geometrik Sambungan Paku
Sambungan Kayu
B. Analisis Sambungan Paku
e) Faktor Koreksi Sambungan Paku
 Kedalaman penetrasi (Cd)

Tahanan lateral acuan dikali-


kan dengan faktor kedalaman
penetrasi (p), sbb:
- p ≥ 12D, Cd = 1,00
- 6D ≤ p ≤ 12D , Cd = p/12D
- p ≤ 6D, Cd = 0,00

- v = 2(p-0,5.tm)
Sambungan Kayu
B. Analisis Sambungan Paku
e) Faktor Koreksi Sambungan Paku
 Serat ujung (Ceg)

Tahanan lateral acuan


harus dikalikan dengan
faktor serat ujung Ceg =
0,67, untuk alat
pengencang yang ditanam
ke dalam serat ujung kayu
Sambungan Kayu
B. Analisis Sambungan Paku
e) Faktor Koreksi Sambungan Paku
 Sambungan paku miring (Ctn)

Pada sambungan seperti


ini, tahanan lateral acuan
harus dikalikan dengan
faktor paku miring Ctn =
0,83
Sambungan Kayu
B. Analisis Sambungan Paku
e) Faktor Koreksi Sambungan Paku
 Sambungan diafragma (Cdi)
Faktor koreksi ini hanya berlaku untuk sambungan
rangka kayu dengan plywood seperti pada struktur
diafragma atau shear wall. Nilai faktor koreksi ini
umumnya lebih besar dari 1,00.
Sambungan Kayu
CONTOH SOAL :
Rencanakan sambungan perpanjangan (lihat
Gambar) dengan menggunakan alat sambung
paku. Kayu penyusun sambungan memiliki
berat jenis 0,5. Asumsikan nilai (λ) = 0,8.
PENYELESAIAN :
Dicoba paku 4’’BWG8 (diameter 4,2 mm dan panjang 102 mm).

Menghitung tahanan lateral acuan satu paku (Z).


 Diameter paku (D) = 4,2 mm
 Kuat lentur paku (Fyb) = 620 N/mm2
 Kuat kayu samping dan utama dianggap memiliki berat jenis
yang sama, maka Fes = Fem = 31,98 N/mm2 dan Re = 1,00.
 Tebal kayu samping (ts) = 25 mm
 Penetrasi pada komponen pemegang (p) = 102 – 25 – 50
= 27 mm
 KD = 2,2 (untuk paku dengan diameter < 4,3 mm)

Moda kelelehan Is .
3,3Dt s Fes 3,3 x 4,2 x 25 x31,98
Z    10074 N
KD 2,2
Moda kelelehan IIIm

2 Fyb (1  2 Re ) D 2
k1   1  21  Re  
3Fem p 2

2 x620 x1  2 x14,2 


2
  1  21  1  2
 1,22
3x31,98 x 27
3,3k1DpFem 3,3 x1,22 x 4,2 x 27 x31,98
Z    4432 N
K D 1  2 Re  2,21  2 x1

Moda kelelehan IIIs

21  Re  2 Fyb (1  2 Re ) D
2

k2   1  
Re 3Femt s2

21  1 2 x620 x1  2 x14,2


2
  1    1,26
1 3 x31,98 x 252
3,3k2 Dt s Fem 3,3 x1,26 x 4,2 x 25 x31,98
Z    4221 N
K D 2  Re  2,22  1
Moda kelelehan IV
3,3D 2 2 Fem Fyb 3,3 x(4,2) 2 2 x31,98 x620
Z    4302 N
KD 31  Re  2,2 31  1

Jadi tahanan lateral acuan terkecil : IIIs = 4221 N

Tahanan lateral acuan terkoreksi (Z’).


Nilai koreksi penetrasi (Cd)
p = 27 mm > 6D (6 x 4,2 = 25,2 mm)
< 12D (12 x 4,2 = 50,4 mm), maka:
Cd = p/12D = 27/50,4 = 0,54

Z’ = Cd . Ceg . Ctn . Z
= 0,54 x 0,67 x 1,00 x 4221
= 1527 N
Tahanan lateral ijin satu paku (Zu).
Zu = λ.Фz.Z’ = 0,8 x 0,65 x 1527 = 794 N

Menghit jumlah paku (nf).

P 20000
nf    25,2  28 buah paku
Zu 794

Ketentuan penempatan paku:


 spasi dlm 1 baris (a) : 10D = 42 mm ~ 50 mm
 jarak antar baris (b) : 5D = 21 mm ~ 24 mm
 jarak ujung (c) : 15D = 63 mm ~ 75 mm
 jarak tepi tdk dibebani (e) : 5D = 21 mm ~ 24 mm
Gambar penempatan paku : (satuan cm)

Anda mungkin juga menyukai