Anda di halaman 1dari 19

AKUNTANSI UNTUK PAJAK

PENGHASILAN “PT XL AXIATA”

Kelompok 4
Disusun oleh:
1. Amilia Winda P (F0316011)
2. Krisna Luhur P (F0316051)
3. Raisya Nurul J (F0316083)
Gambaran Umum Perusahaan

PT XL Axiata Tbk (dahulu PT Excelcomindo Pratama


Tbk) adalah sebuah perusahaan operator
telekomunikasi seluler di Indonesia. XL mulai beroperasi
secara komersial pada tanggal 8 Oktober 1996, dan
merupakan perusahaan swasta pertama yang
menyediakan layanan telepon seluler di Indonesia. XL
memiliki dua lini produk GSM, yaitu XL Prabayar dan XL
Pascabayar. Selain itu XL juga menyediakan layanan
korporasi yang termasuk Internet Service Provider (ISP)
dan VoIP.
Kebijakan Akuntansi dan Kebijakan
Perusahaan yang Terkait

 Perpajakan
Beban pajak penghasilan terdiri dari pajak penghasilan kini dan
pajak penghasilan tangguhan. Pajak penghasilan kini dihitung
dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku pada tanggal
laporan posisi keuangan. Pajak penghasilan tangguhan diakui
dengan menggunakan balance sheet liability method, untuk semua
perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak atas aset dan
liabilitas dengan nilai tercatatnya untuk masing-masing entitas.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang
berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal
laporan posisi keuangan dan yang akan digunakan pada saat aset
pajak tangguhan dipulihkan atau liabilitas pajak tangguhan
dilunasi.
PSAK YANG TERKAIT
1. Definisi PSAK 46 no 5 :
Aset pajak tangguhan : jumlah pajak penghasilan yang dapat dipulihkan pada
periode masa depan akibat adanya :
Perubahan temporer dapat dikurangkan
Akumulasi rugi pajak belum dikompensasi
Akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan
Beban pajak (penghasilan pajak) : jumlah gabungan pajak kini dengan pajak
tangguhan yang diperhitungkan dalam menghitung laba rugi pada suatu periode.
Laba kena pajak ( laba fiscal) : laba (rugi) yang selama satu periode yang
dihitung berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh otoritas perpajakan ataas Pph
terutang (dipulihkan)
Liabilitas pajak tangguhan : jumlah Pph terutang pada periode masa depan akibat
adanya perbedaan temporer.
Pajak kini : jumlah Pph terutang atau laba kena pajak satu periode.
2. Pengakuan :
No 12 : Jumlah pajak kini untuk periode berjalan atau periode
sebelumnya yang belum dibayar diakui sebagai liabilitas. Jika
jumlah pajak yang telah dibayar melebihi jumlah pajak yang
terutang untuk periode tersebut, maka kelebihannya diakui sebagai
asset.
No 13 : Manfaat terkait rugi pajak yang dapat ditarik untuk
memulihkan pajak kini diakui sebagai asset.
No 15 : seluruh perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai
liabilitas pajak.
No 58 : pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai penghasilan
atau beban dalam laba rugi periode.
3. Pengukuran :
No 46 : liabilitas(asset) pajak kini untuk periode berjalan atau periode
sebelumnya diukur sebesar jumlah yang diharapkan akan dibayar kepada
otoritas perpajakan, yang dihitung menggunakan tariff pajak yang telah
berlaku atau secara substantive berlaku pada akhir periode pelaporan.
No47:asset dan liabilitas pajak tangguhandiukur dengan menggunakan tariff
pajak yang diharapkan berlaku ketika asset dipulihkan liabilitas diselesaikan
berdasarkan tariff pajak yang telah berlaku atau secara substantive berlaku
pada akhir periode pelaporan.
No 51: pengukuran asset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan
kensekuensi pajak yang sesuai dengan cara entitas memperkirakan, pada akhir
periode pelaporan untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat
asset atau liabilitasnya.
4. Penyajian :
Saling hapus
No 71 : entitas melakukan saling hapus asset pajak kini dan liabilitas
pajak kini jika dan hanya jika :
a. Memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk
melakukan saling hapus atas jumlah yang diakui.
b. Memiliki intensi untuk menyelesaikan atas dasar neto atau
merealisasikan asset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

Beban pajak:
No 77 : beban (penghasilan) pajak terkait laba rugi dari aktivitas
normal disajikan sebagai bagian dari laba rugi dalam laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain.
5. Pengungkapan
No 79 : komponen utama beban (penghasilan) pajak
diungkapkan secara terpisah.
No 81 : berikut yang diungkapkan secara terpisah
a. Gabungan pajak kini dan pajak tangguhan terkait dengan
transaksi yang dibebankanatau dikreditkan langsung ke
ekuitas.
b. Jumlah pajak penghasilan terkait dengan komponen
penghasilan komprehensif lainnya.
c. Penjelasan mengenai perubahan tariff pajak yang berlaku
dan perbandingan dengan periode sebelumnya.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
LAPORAN LABA RUGI

Anda mungkin juga menyukai