Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

• Ekstraksi cair-cair atau yang dikenal dengan ekstraksi solvent


merupakan proses pemisahan fasa cair yang memanfaatkan
perbedaan kelarutan zat terlarut yang akan dipisahkan antara larutan
asal dan pelarut pengekstrak (solvent) (Mirwan, 2013).
• Ekstraksi cair-cair/LiquidLiquid Extraction (LLE), adalah merupakan
sistem pemisahan secara kimia-fisika dimana zat yang akan
diekstraksi, dalam hal ini asam-asam karboksilat atau asam-asam
lemak bebas yang larut dalam fasa air, dipisahkan dari fasa airnya
dengan menggunakan pelarut organik, yang tidak larut dalam fasa air,
secara kontak langsung baik kontinyu maupun diskontinyu (Putranto,
2019).
PENGERTIAN
• proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran
homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating
agent.
• pemisahan berdasarkan prinsip beda kelarutan.
• Ekstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction): solute
dipisahkan dari cairan pembawa (diluen) menggunakan solven cair.
Campuran diluen dan solven ini adalah heterogen ( immiscible, tidak
saling campur), jika dipisahkan terdapat 2 fase, yaitu fase diluen
(rafinat) dan fase solven (ekstrak) (Distantina, 2014).
• Fase rafinat = fase residu, berisi diluen dan sisa solut. Fase ekstrak =
fase yang berisi solut dan solven (Distantina, 2014).
• ekstraksi cair-cair menjadi operasi pemisahan yang unggul ketika larutan-
larutan yang akan dipisahkan mempunyai kemiripan sifat-sifat fisikanya
yaitu titik didih yang perbedaannya relatif kecil.
• Keunggulan lain dari ekstraksi caircair ini adalah dapat beroperasi pada
kondisi ruang, dapat memisahkan sistem yang memiliki sensitivitas
terhadap temperatur, dan kebutuhan energinya relatif kecil
• Prinsip dasar ekstraksi cair-cair ini melibatkan pengontakan suatu larutan
dengan pelarut (solvent) lain yang tidak saling melarut (immisible) dengan
pelarut asal yang mempunyai densitas yang berbeda sehingga akan
terbentuk dua fasa beberapa saat setelah penambahan solvent (Mirwan,
2013).
• Hal ini menyebabkan terjadinya perpindahan massa dari pelarut asal
ke pelarut pengekstrak (solvent). Perpindahan zat terlarut ke dalam
pelarut baru yang diberikan, disebabkan oleh adanya daya dorong
(dirving force) yang muncul akibat adanya beda potensial kimia antara
kedua pelarut. Sehingga proses ektraksi cair-cair merupakan proses
perpindahan massa yang berlangsung secara diffusional.
• Proses ekstraksi cair-cair berlangsung pada suatu alat yang dirancang
sedemikian rupa sehingga mempunyai luas permukaan yang
mencukupi untuk terjadinya kontak antar fasa-fasa yang terlibat (fasa
kontinyu yang berisi zat terlarut dan fasa dispersi) sehingga distribusi
komposisi dalam kedua fasa menjadi lebih sempurna dan berhasil
dengan baik (Mirwan, 2013).
• Dinamika tetesan yang terjadi disepanjang kolom isian (packing column)
akan mengalami perpecahan dan/atau penggabungan antar tetesan
sebagai akibat tetesan menabrak isian yang ada didalam kolom.
• Pada prosesnya, tetesan bergerak mendekati isian, menabrak isian dan
pecah menjadi tetesan dengan diameter yang lebih kecil kemudian
bergerak disela-sela unggun isian, ada yang terperangkap disela-sela isian,
terakumulasi sesaat selanjutnya meninggalkan unggun isian dengan
diameter yang lebih besar. Peristiwa terperangkapnya tetesan ini
disebabkan oleh laju alir dari tetesan yang tidak cukup kuat mendorong
tetesan keluar dari unggun isian.
• Proses terjadinya kontak ini menyebabkan luas permukaan kontak semakin
besar dan waktu kontaknya semakin lama sehingga proses perpindahan
massanya menjadi lebih baik (Mirwan, 2013).
• Koefisien perpindahan massa keseluruhan dapat ditentukan dengan
dua cara, yaitu dari perhitungan dan percobaan ekstraksi cair-cair.
Cara perhitungan berdasarkan pada pendekatan model estimasi yang
banyak ditemukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya (Mirwan, 2013).
• Operasinya berlangsung pada temperatur dan tekanan ruangan,
sedangkan arah alirannya berlawanan dimana fasa dispersi dialirkan
dari bawah dan fasa kontinyu dialirkan dari atas kolom (Mirwan,
2013).
HUKUM EKSTRAKSI CAIR-CAIR
• Ekstraksi cair-cair ditentukan oleh distribusi Nernst yang menyatakan
bahwa pada suhu dan tekanan yang konstan, senyawa-senyawa akan
terdistribusi dalam proporsi yang selalu sama diantara dua pelarut
yang tidak saling campur. Perbandingan konsentrasi pada keadaan
setimbang di dalam dua fasa disebut koefisien distribusi (Kd) atau
juga disebut koefisien partisi (Leba, 2017).
PEMILIHAN SOLVENT
• Pemilihan solven menjadi sangat penting, dipilih solven yang memiliki
sifat antara lain: a. Solut mempunyai kelarutan yang besar dalam
solven, tetapi solven sedikit atau tidak melarutkan diluen, b. Tidak
mudah menguap pada saat ekstraksi, c. Mudah dipisahkan dari solut,
sehingga dapat dipergunakan kembali, d. Tersedia dan tidak mahal.
• Leaching = ekstraksi padat-cair; solut dipisahkan dari padatan
pembawanya menggunakan solven cair (Distantina, 2014).
PENGGUNAAN METODE EKSTRAKSI
SISTEM EKSTRAKSI
• Berdasarkan sifat diluen dan solven, sistem ekstraksi dibagi menjadi 2
sistem :
1. immiscible extraction, solven (S) dan diluen (D) tidak saling larut.
2. partially miscible, solven (S) sedikit larut dalam diluen (D) dan
sebaliknya , meskipun demikian, campuran ini heterogen, jika
dipisahkan akan terdapat fase diluen dan fase solven (Distantina,
2014).
• Suatu unit ekstraksi, selalu diikuti unit pemungutan solven agar dapat
digunakan kembali ( solvent recovery unit) (Distantina, 2014).
• Ditinjau dari cara kontak kedua fase, maka ekstraktor dibagi menjadi 2
yaitu:
1. kontak kontinyu ( continuous contactor) seperti Rotary Disc
Contactor, Packed bed extractor, spray tower.
2. Kontak bertingkat ( stage wise contactor) seperti menara plat/tray,
mixer-settler.
Menara kontak kontinyu sering disebut menara transfer massa,
sedangkan menara plat sering disebut menara stage keseimbangan.
Oleh karena itu, pada menara kontak kontinyu harus diperhatikan
kecepatan perpindahan massa solut dari fase pembawa ke fase pelarut
(Distantina, 2014).
• Tujuan perancangan alat ekstraksi dengan kontak bertingkat adalah
menentukan jumlah stage seimbang/ideal/teoritis yang dibutuhkan.
Jumlah stage sesungguhnya merupakan rasio stage ideal dengan
efisiensi alatnya (Distantina, 2014).
VARIABEL PERANCANGAN
• Di dalam merancang alat ekstraksi, seseorang harus mengetahui dan menentukan
:
1. kondisi bahan yang akan dipisahkan (umpan), yaitu kecepatan arus fluida
umpan, komposisi.
2. banyak solut yang harus dipisahkan
3. jenis solven yang akan digunakan
4. suhu dan tekanan alat
5. kecepatan arus solven minimum dan kecepatan arus solven operasi
6. Diameter Menara
7. Jenis alat kontak
8. Jumlah stage ideal, aktual, dan tinggi Menara
9. Pengaruh panas (Distantina, 2014).

Anda mungkin juga menyukai