Wholesaler
Aggregate
Planning
Retailer
Factory
End consumer
2
Jadwal Produksi
Induk
Manajemen
demand
Factory Market
3
Master Production Schedule, MPS
• Jadwal Produksi Induk (Master Production
Schedule, MPS) atau JPI merupakan output
disagregasi pada Rencana Agregat
• JPI berada pada tingkatan item
• JPI bertujuan untuk melihat dampak demand
pada perencanaan material dan kapasitas
• JPI bertujuan untuk menjamin bahwa produk
tersedia untuk memenuhi demand tetapi ongkos
dan inventory yang tidak perlu dapat dihindarkan
• Teknik disagregasi: persentase dan metoda Bitran
and Hax
4
Prosedur Teknik Persentase
• Hitung persentase kuantitas item masing-masing
terhadap kuantitas famili pada data masa lalu
(semua dalam unit agregat)
• Gunakan persentase ini untuk menentukan
kuantitas item masing-masing dari Rencana
Agregat. Output adalah MPS dalam satuan
agregat
• Lakukan pembagian MPS (yang masih dalam
satuan agregat) dengan nilai konversi sehingga
dihasilkan MPS dalam satuan individu item
5
Contoh(1)
Data item (unit)
Perioda 1 2 3 4 5 6 Harga per unit
Produk A 200 220 240 230 250 260 Rp. 3000
Produk B 600 650 700 690 720 770 Rp. 2000
Produk C 50 55 60 58 60 60 Rp. 5000
6
Contoh(2)
n n
t At tAt t2 A b t t
1 2050 2050 1 a t 1 t 1
n
2 2235 4470 4
n n n
3 2420 7260 9 n tAt At t
4 2360 9440 16 b t 1
n
i 1
n
t 1
5 2490 12450 25 n t 2 ( t ) 2
t 1 t 1
6 2620 15720 36
21 14175 51390 91
b = 101,6 a = 2006,9
Ft = 2006,9 + 101,6 t
7
Contoh(3)
• Berdasarkan model ramalan tersebut, dapat
dihitung permintaan agregat pada perioda ke 7,
yaitu:
F7 = 2.006.900 + 101.600 x 7 = 2.718.100
F8 = 2.006.900 + 101.600 x 8 = 2.819.700
F9 = 2.006.900 + 101.600 x 9
Jumlah unit
Produk Nilai Penjualan Harga jual (pembulatan)
A Rp. 804.557,6 Rp. 3000 269
B Rp. 1.584.652,3 Rp. 2000 793
C Rp. 328.890,1 Rp. 5000 66
10
Perhitungan Persentase
(dengan nilai penjualan)
Periode Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Family X
(hasil Aggregat 200 250 400 210 450 255
Planning)
Perhitungan Persentase
Waktu Conversi
Produk Periode Jul Agu Sept Okt Nov Dec Total %
Proses on
A 74.34 0.61 Produk A
61.25 49.00 39.81 110.24 55.12 91.87 407.28 0.32
Demand
B 62.32 0.51 Produk B
Records 41.07 33.37 25.67 51.34 25.67 41.07 218.21 0.17
C 121.38 1.00 Produk C
120.00 115.00 85.00 120.00 100.00 110.00 650.00 0.51
Family X
222.32 197.37 150.48 281.59 180.79 242.94 1,275.49
Disagregasi Menggunakan Teknik Persentase
(dengan pertimbangan nilai conversion)
Disagregasi (Persentase dari nilai penjualan)
Periode Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Family X 200 250 400 210 450 255
Produk A 63.86 79.83 127.73 67.06 143.69 81.43
Demand
Produk B 34.22 42.77 68.43 35.93 76.98 43.62
Forecast
Produk C 101.92 127.40 203.84 107.02 229.32 129.95
Cij =
=
BOLA - Data MPS
400,000.00
300,000.00
200,000.00
100,000.00
-
Jan Capacity Available
Feb
Mar Capacity Needed
Apr
Mei
Jun
Analisa: diketahui dari grafik bahwa bulan Maret dan Mei kapasitas tersedia tidak
mencukupi untuk produksi.
Namun karena ini masih merupakan RCCP, maka keputusan validitas MPS hanya
didasarkan pada rata-rata nilai kapasitas tersedia harus lebih besar sama dengan
(>=) rata-rata nilai kapasitas dibutuhkan.
30,000.00
20,000.00
10,000.00
-
Kapasitas Tersedia
Drilling
Cutting
Milling Kapasitas Dibutuhkan
Assembly
Finishing
Packaging
Misal: bulan Januari, konsumsi waktu setiap mesin berbeda. Terlihat dari grafik
bahwa Cutting Machine melampaui kapasitas tersedia 44,328.03 > 37.440.
Dalam konteks RCCP hal detail per bulan maupun per mesin tidak diperhatikan,
sehingga keputusan MPS valid, hanya didasarkan pada nilai rata-rata kapasitas
dibutuhkan seluruh periode perencanaan harus lebih kecil dari rata-rata kapasitas
tersedia.
Bill Of Material (BOM)
• Istilah lain dari Bill Of Material (BOM) adalah Struktur Produk.
• Struktur produk berisi informasi tentang hubungan antara
komponen- komponen dalam suatu perakitan.
Bill Of Material (BOM)
Dependensi Vertical dan Horizontal
Struktur Produk
Clipboard Level 0
• LLC
– low-level-code; level paling rendah suatu item ditemukan dalam
struktur produk
• Item
– nama atau nomor yang mengidentifikasakan item terjadwal
• Lot size
– Ukuran lot
• LT (lead time)
– Waktu sejak order dipesan sampai order diterima
Matriks
• PD (past-due)
– orders behind schedule
• Gross requirements
– Permintaan akan item pada perioda tertentu
• Scheduled receipts
– Jumlah dalam on order & receipt date
– Order yang telah dirilis menjadi scheduled
receipt
Parts Of MRP Matrix
• Projected on hand
– inventory pada akhir perioda
• Net requirements
– jumlah bersih yang diperlukan
• Planned order receipts
– net requirements yang diubah menjadi ukuran
lot
• Planned order releases
– planned order receipts yang dioffset dengan lead
time
The Alpha Beta Company
A B
LT=2 LT=1