Anda di halaman 1dari 30

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

TERKAIT PENGELOLAAN BANGUNAN, PRASARANA


DAN PERALATAN KESEHATAN

dr. Mujaddid, MMR 1

Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Ditjen Pelayanan Kesehatan
KEBIJAKAN TERKAIT BANGUNAN, PRASARANA DAN PERALATAN KESEHATAN
1. UU nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. UU nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. UU nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
4. UU nomor 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan
5. UU nomor 10 Tahun 1997 Tentang Ketenaganukliran
6. UU nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

7. Permenkes nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit
8. Permenkes nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana RS
9. Permenkes nomor 4 Tahun 2016 Tentang Penggunaan Gas Medik dan Vakum Medik Pada
Fasyankes
10. Permenkes nomor 2306 Tahun 2011 Tentang Persyaratan Teknis Prasarana Instalasi Elektrikal RS
11. PermenPU nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara
12. Permenkes No. 54 Tahun 2015 Tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan
4
HUBUNGAN PEMENUHAN STANDAR SPA DAN AKREDITASI DENGAN KESIAPAN FASYANKES
DALAM PELAKSANAAN JKN

Pemenu Memenuhi
han Fasyankes Persyaratan JKN&
SPA, Terakreditasi Mendukung
SDM&
Fasyankes Sesuai PIS PK
StandarManaj
Sesuai
1.Permenkes 56 /2014
(RS) Standar Standar Akreditasi Standar Pelayanan
2.Permenkes 75 /2014 1. Permenkes No. 12 Kesehatan JKN
(PKM) Tahun 2012
3.Permenkes No 9 2. Pedoman 1.PMK No.71 Tahun
/2014 (Klinik) Akreditasi 2013 juncto PMK
4.Permenkes 44 / 2016 Puskesmas No.99 Tahun 2015
(Manajemen 3. Pedoman 2.Permenkes No 28
Puskesmas) Akreditasi Tahun 2014
5.Permenkes 24 / 2016 Fasyankes lainnya
(Sarana-prasarana RS)
6.Permenkes 54 / 2015
(Pengujian & Kalibrasi)
Perizinan, Registrasi Akreditasi Kredensialing

Pemda (Kab/Kota/Prov) Kemenkes


BPJS
Kemenkes Pemerintah Daerah
Asosiasi Fasilitas
Komisi Akreditasi
KEBIJAKAN TERKAIT BANGUNAN DAN PRASARANA RS
UU No.44
tentang
Rumah Sakit

Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9-10 Pasal 11

Rumah Sakit harus


memenuhi persyaratan Lokasi Bangunan Prasarana
lokasi,bangunan,
prasarana, sumber
daya manusia,
kefarmasian, dan 1. FS
peralatan 2. Masterplan

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 24 Tahun 2016


Tentang Persyaratan Teknis
Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit
UU nomor 28 th. 2002
tentang Bangunan Gedung

PERSYARATAN TEKNIS
BANGUNAN

PERSYARATAN PERSYARATAN
TATA BANGUNAN & LINGKUNGAN KEANDALAN

1. Persyaratan peruntukan lokasi & intensitas 1. Keselamatan;


bangunan; 2. Kesehatan;
2. Desain bangunan Rumah Sakit; & 3. Kenyamanan; dan
3. Pengendalian dampak lingkungan. 4. Kemudahan.
PERSYARATAN TATA BANGUNAN
& LINGKUNGAN RS

PERUNTUKAN LOKASI & PENGENDALIAN


DESAIN DAMPAK LINGK.
INTENSITAS

KETENTUAN TATA RUANG BENTUK BANGUNAN AMDAL, UKL/UPL


KOTA
LAPORAN
KESERASIAN TAPAK BANGUNAN
IMPLEMENTASI
SIRKULASI & FAS.
INTENSITAS BANGUNAN PARKIR

PERSYARATAN RUANG

TATA RUANG DALAM


UU nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

PERSYARATAN KEANDALAN
BANGUNAN RS

KESELAMATAN KESEHATAN KENYAMANAN KEMUDAHAN

PROTEKSI SISTEM
RUANG GERAK HUBUNGAN
KEBAKARAN VENTILASI
ANTAR RUANG
PROTEKSI PETIR KONDISI
SISTEM
TERMAL
PENCAHAYAAN KELENGKAPAN
PROTEKSI
PRASARANA DAN
KELISTRIKAN PANDANGAN SARANA
SISTEM SANITASI
PROTEKSI
STRUKTUR GETARAN DAN
BAHAN
SISTEM GAS BANGUNAN KEBISINGAN
MEDIK

INSTALASI UAP
Permenkes RI No 24 Tahun 2016
tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana RS

BANGUNAN DAN PRASARANA RS


harus memenuhi

PERSYARATAN PERSYARATAN
TATA BANGUNAN & LINGKUNGAN RS KEANDALAN BANGUNAN & PRASARANA RS

1. Persyaratan peruntukan lokasi & intensitas 1. Keselamatan;


Persyaratan keselamatan struktur bangunan,
bangunan; penanggulangan bahaya kebakaran, bahaya petir,
2. Desain bangunan Rumah Sakit; bahaya kelistrikan, gas medik, instalasi uap & BBG

1) Bentuk denah bangunan  mengantisipasi gempa. 2. Kesehatan;


2) Massa bangunan  sirkulasi udara & pencahayaan. Persyaratan sistem ventilasi, pencahayaan, instalasi
3) Tata letak bangunan dan ruang  zonasi air, instalasi pengolahan limbah, dan bahan
4) Tinggi rendah bangunan  keserasian lingk. & peil banjir. bangunan.
5) Aksesibilitas bangunan bagi semua orang termasuk 3. Kenyamanan;
penyandang cacat dan lansia. Persyaratan kenyamanan ruang gerak dan hubungan
6) Area parkir kendaraan  proporsional. antar ruang, kenyamanan termal, kenyamanan
7) Pemanfaatan tata ruang  harus efektif terhadap tingkat getaran dan kebisingan.
3. Pengendalian dampak lingkungan. 4. Kemudahan.
Persyaratan tanda arah (signage), koridor, tangga,
ram, lift, toilet dan sarana evakuasi
Permenkes RI No 4 Tahun 2016
tentang Penggunaan Gas Medik dan Vakum Medik Pada
Fasyankes

Penggunaan dan penyaluran gas medik dan vakum medik pada fasilitas
pelayanan kesehatan harus memenuhi persyaratan teknis kesehatan agar
dapat menjamin keamanan dan keselamatan dalam pemberian pelayanan
kesehatan

Penggunaan Gas Medik dan Vakum Penggunaan Gas Medik dan Vakum
Medik pada RS di ruang operasi, Medik wajib dioperasikan oleh
ruang intensif, dan ruang gawat petugas fasilitas pelayanan
darurat harus dilakukan melalui kesehatan yang memiliki kompetensi
penyaluran pada Sistem Instalasi Gas di bidang Gas Medik dan Vakum
Medik dan Vakum Medik. Medik atau menunjuk pihak yang
berkompeten, dst
KEBIJAKAN TERKAIT PERALATAN KESEHATAN DI RS
UU nomor 44 tahun 2009
Pasal 16, Peralatan

PERSYARATAN PERALATAN KESEHATAN DI RS

1. Peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar pelayanan,


persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai.
2. Peralatan medis harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh BPFK dan/atau
institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.
3. Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan dan
harus diawasi oleh lembaga yang berwenang.
4. Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di RS harus dilakukan sesuai
dengan indikasi medis pasien.
5. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan RS harus dilakukan oleh petugas
yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
6. Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan dievaluasi secara berkala
dan berkesinambungan
7. Ketentuan mengenai pengujian dan/atau kalibrasi peralatan medis, standar
yang berkaitan dengan keamanan, mutu, dan manfaat dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. UU No. 44 thn 2009 tentang Rumah Sakit

Pasal 7
(1) Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.

Pasal 16
(1) Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
meliputi peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar
pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, dan laik pakai.
(2) Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diuji dan
dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan
dan/atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang
keselamatan.
(3) Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan
dan harus diawasi oleh lembaga yang berwenang.
(4) ....................................
Lanjutan......

Pasal 16

(4) Penggunaan peralatan medis dan nonmedis di Rumah Sakit


harus dilakukan sesuai dengan indikasi medis pasien.
(5) Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit
harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai
kompetensi di bidangnya.
(6) Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan
dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.
(7) Ketentuan mengenai pengujian dan/atau kalibrasi peralatan
medis, standar yang berkaitan dengan keamanan, mutu, dan
manfaat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Lanjutan......

Pasal 17
Rumah Sakit yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 8,
Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13,
Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 16 tidak diberikan
izin mendirikan, dicabut atau tidak diperpanjang
izin operasional Rumah Sakit.
Permenkes No. 54 Tahun 2015
Tentang Pengujian & Kalibrasi Alat Kesehatan

bahwa untuk menjamin tersedianya alat kesehatan sesuai standar


pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, manfaat, keselamatan, dan laik
pakai, perlu dilakukan pengujian dan/atau kalibrasi;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pengujian dan
Kalibrasi Alat Kesehatan;
Permenkes No. 54 Tahun 2015
Tentang Pengujian & Kalibrasi Alat Kesehatan

Pasal 8

1) (Pengujian dan atau kalibrasi alat kesehatan dilakukan


secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun
4) Dalam kondisi tertentu alat kesehatan wajib diuji atau
dikalirasi sebelum jangka waktu 1 (satu) tahun, ketika dalam
kondisi:
a) mengikuti petunjuk pemakaian alat kesehatan
b) diketahui penunjukan atau keluarannya atau kinerjanya atau
keamanannya tidak sesuai lagi
c) telah mengalami perbaikan
d) telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi
e) Belum memiliki sertifikat pengujian dan atau kalibrasi
LINGKUP PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
GOAL

1. MEMPERTAHANKAN USIA
PAKAI PERALATAN PENINGKATAN
2. MEMPERTAHANKAN MUTU MUTU
PERALATAN
3. MEMPERKECIL TINGKAT
PELAYANAN
RISIKO BAHAYA PERALATAN KESEHATAN
(KESELAMATAN)
ASPAK
 Perlu Komitmen untuk mengisi secara lengkap 23
JUMLAH & PERSENTASE RS PEMERINTAH BERDASARKAN KATEGORI
PEMENUHAN SARANA PRASARANA & ALAT DI REGIONALWILAYAH
BARAT,TIMUR
TENGAH
WILAYAH BARAT
DAN TIMUR 35
180
158 31
160
N: 478
< 30
140 60%,
33.1 25 <60
120 %,
Stand 92 20 47.7
100
ar, Stand
7866.9 74 14 N: 65
80 72 15 ar,
52.3
60
10 9
40
6 5
5
20
4 0
0
0
Sub-Std Bintang Bintang Bintang Bintang Bintang WILAYAH TENGAH Sub-Std Bintang Bintang Bintang Bintang Bintang
1 2 3 4 5 Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua 1 2 3 4 5
NAD, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Bengkulu, 100
Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI 89 NTB, NTT, Kalsel, Kaltim,
90 <60
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Kalut, Sulut, Sulteng,
Timur, Banten, Kalbar, Kalteng %,
80 34.9
Sulsel, Sultra, Gorontalo,
70 Sulbar
Legend
60 Stand
PERINGKAT NILAI
50
ar, 46
100 41 65.1 38 N: 255
40 36
90-99
30
80-89
20
70-79 5
10
60-69
0
Tdk lengkap / Sumber : ASPAK, Des 2016
<60 Sub-Std Bintang Bintang Bintang Bintang Bintang
under stadr
1 2 3 4 5
ASPAK
(APLIKASI SARANA PRASARANA DAN ALAT KESEHATAN)

DEFINISI TUJUAN JENIS DATA

• Suatu sistem • Inventarisasi dan • Data identitas


elektronik berbasis pemetaan SPA di fasyankes
web yang Fasyankes • Data sarana
menghimpun data • Pedoman bimwas • Data Prasarana
dan menyajikan terhadap • Data alkes
informasi mengenai pemenuhan SPA
Sarana, Prasarana • Data lain terkait
• Mendukung yankes
akreditasi fasyankes
PENYELENGGARAAN ASPAK

• penyiapan hardware dan jaringan internet


Fasilitas Pelayanan ASPAK • penyiapan petugas pengelola ASPAK
Kesehatan, dinas FASYANK • pelaksanaan input/update data mengenai Sarana,
ES Prasarana, dan Alat Kesehatan yang ada
kesehatan daerah • pengelolaan data
kabupaten/kota,
dan dinas
kesehatan daerah ASPAK • penyiapan hardware dan jaringan internet
provinsi harus DINKES • pelaksanaan validasi data dari Fasilitas Pelayanan
menyelenggarakan /KAB & Kesehatan
ASPAK DINKES • pengelolaan data dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan
• penyajian informasi
PROP
DUKUNGAN ASPAK

APLIKASI SARANA PRASARANA DAN ALAT (ASPAK)

DATA
DATA SARANA
ALAT
• PENGISIAN
TEPAT DATA
WAKTU PRAASARANA

• DILAKUKAN
VALIDASI
• DILAKUKAN AKREDITASI
EVALUASI DATA AKUNTABEL PERIZINAN
PERENCANAAN
Kerangka Konsep  DAK

Manajemen  APBD
Data ASPAK E-Planning
E-Rengar
 APBN
• Membandingkan/
menyesuaikan dg  Sumbe
data inventaris SAMPLI r lain
• Membandingkan
dg kondisi real
NG

Validasi &
Input data Kondisi Gap Konsep Pikir
Verifikasi Pemenuhan Perencanaan
SPA SPA
data

Pengelola Pengelola ASPAK Penguatan


ASPAK Dinkes Kab/ Kota/ Kapasitas
Fasyankes Prop Dinkes Prov/
Pusat (untuk RS Kab/ Kota
Vertikal) Perluasan/
Setiap kali Expand ke RS
ada Minimal tiap Swasta
perubahan 6 bl
Urgensi Validasi Data ASPAK
• Validasi harus dilaksanakan secara reguler atau teratur (minimal setiap 6 bulan)
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota / rumah sakit yang disupervisi secara
berjenjang oleh Dinas Kesehatan Provinsi & Pusat (Direktorat Fasyankes)
• Data ASPAK akan menunjukan kondisi sarana, prasarana & alkes di suatu
Fasyankes/ daerah. Oleh karenanya data ASPAK harus mempunyai konektivitas/
konsep pikir dengan sistem perencanaan yang ada  DAK/ APBD/ APBN.
• Untuk menjaga mutu/ validitas data ASPAK, Direktorat Fasyankes akan
melakukan sampling pada Fasyankes di setiap provinsi/ kabupaten/ kota,
dimana hasilnya akan di-feedback kepada daerah  daerah dengan deviasi yang
besar/ lebar akan direkomendasikan untuk tidak mendapatkan akses terhadap
sistem perencanaan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai