Anda di halaman 1dari 26

Glaukoma

Glaukoma adalah suatu neuropati optik


kronik didapat yang ditandai oleh
pencekungan (cupping) diskus optikus
dan pengecilan lapang pandang,
biasanya disertai peningkatan tekanan
intraokular.
Epidemiologi
• Merupakan penyebab kebutaan terbesar kedua setelah
katarak.
• Umumnya terjadi pada usia lanjut.
• Di Indonesia prevalensi glaukoma sekitar 3% dari total
populasi penduduk.
• Pada usia diatas 50 th, tingkat risiko penderita meningkat 10%
• Glaukoma sudut terbuka primer merupakan bentuk tersering,
menyebabkan penyempitan lapang pandang asimtomatik yang
timbul perlahan dan sering tidak terdeteksi sampai terjadi
penyempitan lapang pandang yang luas.
Etiologi
Secara umum, etiologi glaukoma adalah :

♥ Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan


siliaris.
♥ Hambatan pengeluaran cairan mata.
♥ Genetik
♥ Akibat dari kelainan lain dalam mata.
♥ Akibat dari penyakit lain dalam tubuh.
Klasifikasi
(Berdasarkan Etiologi)
1. GLAUKOMA PRIMER
♥ Glaukoma sudut terbuka
♥ Glaukoma sudut tertutup

2. GLAUKOMA KONGENITAL
♥ Glaukoma kongenital primer
♥ Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan mata lain
♥ Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan ekstraokular

3. GLAUKOMA SEKUNDER
♥ Glaukoma pigmentasi
♥ Sindrom eksfoliasi
Klasifikasi
(Berdasarkan Mekanisme Peningkatan TIO)

1. Glaukoma 2. Glaukoma
Sudut Terbuka Sudut Tertutup
Glaukoma
Primer
1. Glaukoma Sudut
Terbuka Primer
Gambaran patologik utama pada glaukoma sudut
terbuka primer adalah adanya proses degeneratif
anyaman trabekular, termasuk pengendapan
materi ekstrasel di dalam anyaman dan di bawah
lapisan endotel kanal Schlemm. Akibatnya adalah
penurunan drainase aqueous humor yang
menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.
Gejala

 Berkurangnya penglihatan secara perlahan, biasanya di


kedua mata.
 Jika sudah berada di tahap lanjut, maka penglihatan akan
seperti memiliki frame hitam (tunnel vision).
 Seringkali tidak bergejala kecuali pada tahap lanjut.
Diagnosis
 Diagnosis glaukoma sudut terbuka primer ditegakkan
apabila ditemukan kelainan glaukomatosa pada diskus
optikus dan lapang pandang yang disertai dengan
peningkatan TIO.
 Sedikitnya sepertiga pasien glaukoma sudut terbuka
primer memiliki TIO yang normal sewaktu pertama
kali diperiksa, sehingga untuk menegakkan diagnosis
mungkin diperlukan pemeriksaan tonometri berulang.
Prognosis
 Tanpa pengobatan, glaukoma sudut terbuka dapat
berkembang secara perlahan hingga akhirnya menimbulkan
kebutaan total.

 Apabila obat tetes antiglaukoma dapat mengontrol TIO mata


yang belum mengalami kerusakan glaukomatosa luas,
prognosisnya akan baik.

 Apabila proses penyakit terdeteksi secara dini, sebagian


besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik secara
medis. Trabekulektomi merupakan pilihan yang baik bagi
pasien yang mengalami perburukan meskipun telah
2. Glaukoma Sudut
Tertutup Primer
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada
mata dengan predisposisi anatomis tanpa disertai
kelainan lain. Peningkatan TIO karena sumbatan
aliran keluar aqueous humor akibat oklusi
anyaman trabekular oleh iris perifer.
 Pada glaukoma primer sudut tertutup, hambatan aliran keluar
aqueous humor disebabkan sempitnya sudut bilik mata depan.
Sudut bilik mata depan yang sempit memiliki risiko serangan
akut glaukoma.
 Serangan akut glaukoma adalah suatu kondisi dimana terjadi
peningkatan mendadak tekanan bola mata akibat sudut bilik
mata depan yang sempit menjadi tertutup secara mendadak.
Pasien biasanya akan mengeluh mata menjadi nyeri, buram,
merah, dan nyeri tersebut bahkan dapat menyebabkan
seseorang mengalami rasa mual disertai dengan muntah-
muntah.
Faktor Risiko
 Bertambahnya usia
 Jenis kelamin perempuan
 Riwayat keluarga glaukoma
 Etnis Asia Tenggara, China, dan Inuit

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan
melakukan pemeriksaan segmen
anterior dan gonioskopi yang
cermat.
Glaukoma
Kongenital
Glaukoma kongenital biasanya sudah ada sejak
lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan
pada saluran humor aqueous. Glaukoma
kongenital seringkali diturunkan. Pada glaukoma
kongenital sering dijumpai adanya epifora dapat
juga berupa fotofobia serta peningkatan TIO.
Epidemiologi
♥ 50% kasus glaukoma kongenital bermanifestasi
sejak lahir.

♥ 70% kasus didiagnosis dalam 6 bulan pertama, dan


80% kasus terdiagnosis di akhir tahun pertama.

♥ Gejala paling dini dan paling sering adalah epifora.

♥ Dapat dijumpai fotofobia dan berkurangnya kilau


kornea.

♥ Tanda utamanya adalah peningkatan TIO.


Klasifikasi
 Glaukoma kongenital primer, menunjukkan
kelainan perkembangan yang terbatas pada
sudut bilik mata depan,
 Anomali perkembangan segmen anterior, dan
 Berbagai kelainan lain (termasuk aniridia,
sindrom Sturge-Weber, Sindrom Lowe, dll)
a. Anomali Perkembangan Segmen Anterior
 Kelompok penyakit yang jarang ini membentuk suatu spectrum
gangguan perkembangan segmen anterior, yang mengenai
sudut, iris, kornea, dan kadang-kadang lensa.

 Glaukoma terjadi pada sekitar 50% mata dengan kelainan


tersebut dan sering belum muncul sampai masa kanak-kanak
akhir atau dewasa muda.

 Angka keberhasilan goniotomi jauh lebih rendah pada kasus-


kasus ini, dan mungkin dianjurkan trabekulotomi atau
trabekulektomi.
b. Aniridia
 Gambaran khas aniridia adalah iris tidak berkembang
(vestigial). Pada banyak kasus, hanya ditemukan tidak lebih
dari akar iris atau suatu batas iris yang tipis. Dapat dijumpai
deformitas mata yang lain, misalnya katarak kongenital,
distrofi kongenital, distrofi kornea, dan hipoplasia fovea.
Penglihatan biasanya buruk.

 Sindrom yang jarang ini diwariskan secara genetis. Apabila


terapi medis tidak efektif, dilakukan tindakan bedah drainase
glaukoma.
Glaukoma
Absolut
Glaukoma absolut adalah suatu keadaan akhir
semua jenis glaukoma dimana tajam penglihatan
sudah menjadi nol atau sudah terjadi kebutaan
total akibat tekanan bola mata memberikan
gangguan fungsi lanjut. Pada glaukoma absolut,
kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, mata
keras seperti batu dan disertai dengan rasa sakit.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai