Anda di halaman 1dari 12

SISTEM PETROLEUM

Petroleum adalah campuran dari hidrokarbon (gas, cair, dan padat)


& non hidrokarbon yg terjadi secara alamiah di alam (Magoon & Dow,
1994).
Sistem menggambarkan unsur- unsur dan proses yg menghasilkan
akumulasi hidrokarbon.

Menurut Magoon dan Dow (1994), sistem petroleum adalah terdiri dari
batuan induk yg matang dan semua yg berhubungan dgn minyak dan
gas yg meliputi semua unsur unsur penting serta proses yg diperlukan
utk adanya akumulasi minyak dan gas.

Unsur Sistem Petroleum


Unsur penting dari sistem petroleum Proses dalam Sistem Petroleum
meliputi: Sistem Petroleum memiliki dua
• Batuan Induk proses:
• Batuan Reservoir • Pembentukan perangkap
• Batuan Penutup • Generasi-migrasi-akumulasi
• Overburden rocks hidrokarbon
2. Penamaan Sistem Petroleum
Bagian dari nama sistem petroleum
Nama sistem petroleum terdiri dari:
• Batuan induk di pod batuan induk yang aktif
• Nama batuan reservoir yang berisi volume terbesar minyak bumi
• Simbol mengekspresikan tingkat kepastian

Tingkat kepastian
Sebuah sistem petroleum dapat diidentifikasi pada tiga tingkat kepastian:
diketahui, hipotetikal, dan spekulatif. Tingkat kepastian menunjukkan
kepercayaan batuan induk yang sudah matang yang menghasilkan hidrokarbon
di akumulasi. Pada akhir
nama sistem, tingkat kepastian ditunjukkan dengan:
(!) diketahui (known)
(.) hipotetikal (hypothetical)
(?) spekulatif (speculative)
Penamaan sistem petroleum (Magoon dan Beaumont,
1999)
Pengantar
Sebelum sistem petroleum di suatu daerah diselidiki, harus diidentifikasi
adanya sistem petroleum di daerah tersebut.

Identifikasi sistem petroleum


Untuk mengidentifikasi sistem petroleum, explorationist harus
menemukan adanya kehadiran minyak bumi di daerah tersebut.
Kuantitas minyak bumi, tidak peduli seberapa kecil, adalah bukti dari
adanya sistem petroleum.
Adanya rembesan minyak atau gas, adanya show dari minyak dan gas di
sumur pemboran, atau adanya akumulasi minyak atau gas, menunjukkan
kehadiran sistem petroleum di daerah tersebut.
Investigasi Sistem Petroleum (Magoon dan Beaumont, 1999)

Penyelidikan sistem petroleum meliputi:


1. Mengidentifikasi sistem petroleum
2. Memberi nama sistem petroleum dan menentukan tingkat
kepastian.
3. Memetakan unsur spatial (geografis, stratigrafi), dan temporal dari
suatu sistem petroleum

Penyelidikan meliputi komponen-komponen tertentu:


• Korelasi geokimia antara minyak dengan minyak bumi
• Korelasi geokimia antara batuan induk dengan minyak
• Grafik sejarah penimbunan
• Peta sistem petroleum
• Penampang sistem petroleum
• Grafik sistem petroleum
• Tabel akumulasi hidrokarbon
• Penentuan efisiensi generasi-akumulasi
1. Mengidentifikasi Sistem Petroleum

Prosedur mengidentifikasi sistem petroleum


1. Menemukan beberapa indikasi adanya minyak bumi.
2. Menentukan sistem petroleum dengan langkah-langkah sebagai berikut:
 Mengelompokkan petroleum secara genetik dengan menggunakan
karakteristik geokimia
 Mengidentifikasi sumber batuan induk dengan menggunakan
korelasi antara batuan induk dengan petroleum.
 Menemukan daerah pod batuan induk aktif yang menghasilkan
minyak bumi secara genetik.
 Membuat tabel akumulasi untuk menentukan jumlah hidrokarbon
dalam sistem petroleum dan batuan reservoir yang mengandung
paling banyak minyak bumi.
 Memberi nama sistem petroleum.
Stages of tectonostratigraphic evolution

1.Early Synrift (typically Eocene to Oligocene)—corresponds


with the period of rift graben formation and the following
period of maximum subsidence. Often deposition is limited to
early-formed half-grabens.
2.Late Synrift (Late Oligocene to Early Miocene)— corresponds
with the period of waning subsidence in the graben, when
individual rift elements amalgamated to form extensive
lowlands that filled with paralic sediments.
3.Early Postrift (typically Early to Middle Miocene)—
corresponds with a period of tectonic quiescence following
marine transgression that covered the existing graben–horst
topography.
4.Late Postrift (typically Middle Miocene to Pliocene)—
corresponding to periods of inversion and folding, during which
regressive deltas were formed.
empat fase utama evolusi tektonik stratigrafi oleh Doust dan Noble 2008 yaitu :
1.Synrift awal (biasanya Eosen sampai Oligosen) berhubungan dengan periode bentukan
rift graben dan diikuti periode penurunan yang maksimum. Seringkali pengendapan dibatasi
awal pembentukan half graben
2. Synrift akhir (Oligisen akhir sampai Miosen Awal) pada periode ini penurunan dalam
graben semakin berkurang, saat beberapa individu rift bergabung menjadi satu membentuk
lowland yang luas yang terisi oleh endapan paralic.
3. Postrift awal (biasanya Awal sampai Miosen Tengah) merupakan periode tektonik yang stabil
(tenang) diikuti oleh endapan-endapan transgresi yang menutup topografi grabeny ang
horst yang ada.
4.Postrift akhir (biasanya Miosen Tengah sampai Pliosen) berhubungan dengan periode inversi
dan perlipatan, sepanjang periode ini terbentuk endapan regressi delta
Four basic petroleum system types

The four basic petroleum system types (or PSTs) correlate well with the four basin
stages described in the previous section, and have the following characteristics:
1.Early Synrift Lacustrine PST: This is strongly oil prone due to the widespread
development of organic-rich lacustrine type I/II source rocks, and is common in
western Indonesian basins. Reservoirs comprise fluvio-lacustrine clastics and
volcaniclastics of limited quality, intimately interbedded with non-marine shales.
2.Late Synrift Transgressive Deltaic PST: Deltaic or paralic sequences with an
overall backstepping development typify this PST. Source rocks comprise type II/III
coals and coaly shales that produce both oil and gas, interbedded with fluvio-
deltaic sand reservoirs and seals, often of excellent quality.
3.Early Postrift Marine PST: Source rocks in this principally marine shale sequence
are mainly lean and/or gas-prone. The main reservoirs comprise open marine
carbonates, including reefal buildups. This PST contains the only widespread
regional seal in many Indonesian basins.
4.Late Postrift Regressive Deltaic PST: This PST has similar environments and
characteristics as the Late synrift PST except that the overall deltaic development is
typically progradational rather than retrogradational. In most cases, it lies at depths
too shallow for hydrocarbon generation, but where major deltas are developed on
continent margins, it represents the dominant system.

Anda mungkin juga menyukai