BERAT
PEMBIMBING: dr. DEVIE KRISTIANI, Sp.A
ICHA CLOUDIA C
112018247
IDENTITAS
Nama lengkap : An. K Jenis kelamin : Perempuan
Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit anak mencret. Mencret lebih dari 10x sehari, kurang
lebih setengah gelas belimbing setiap mencret, konsistensi cair dan terdapat ampas berwarna
Keluhan utama : kekuningan, terdapat darah dan lendir di sangkal. Sebelum mencret penderita juga mengalami
Mencret disertai muntah
muntah 4x sebanyak kurang lebih setengah gelas belimbing tiap muntah. muntah terutama
setelah makan minum dan muntah berisikan makanan dan cairan.
Pada awalnya anak rewel dan terus menangis disertai tambah sering menetek dengan minum
RPD sangat bernafsu (seperti kehausan) namun sejak 2 hari terakhir anak mulai malas untuk
menetek dan tampak amat lemas. Menurut Ibu OS, anaknya juga mengalami demam sejak
mencret muncul. Demam dirasakan terus menerus,. Riwayat kejang disangkal. Penderita masih
-
bisa BAK sehari 1-2 kali BAK warna kuning pekat. Gejala mimisan atau gusi berdarah disangkal.
Dirumah tidak ada yang menderita demam berdarah dan tidak ada penyemprotan pada hari –
hari terakhir. Keluhan nyeri telinga disangkal. Nyeri saat buang air kecil disangkal, nyeri saat
RPK
menelan disangkal, nyeri perut disangkal.
Sehari-hari menurut ibu OS satu keluarga biasa meminum air yang berasal dari air
sumur yang telah dimasak. Seluruh alat makan dicuci menggunakan air sumur yang sama.
- Botol susu biasanya hanya dicuci dengan menggunakan air biasa bukan air mendidih.
• Riwayat Memeriksakan kehamilan ke bidan 1 bulan sekali. Ibu hamil An. K pada usia 20 tahun. Ini
adalah kehamilan pertama kalinya. Selama hamil ibu tidak menderita hipertensi, diabetes melitus,
Kehamilan eklampsia atau penyakit berat lainnya. Ibu makan dan minum sesuai anjuran bidan.
By.K lahir cukup bulan ( 9 bulan) dirumah ditolong oleh bidan di rumah.
Pasien merupakan anak pertama dari ibu G1P1A0. Pasien lahir spontan dan
langsung menangis. Berat lahir 2900 gr, panjang badan 47 cm dan lingkar
• Riwayat persalinan kepala ibu tidak tahu. Warna air ketuban ibu juga tidak tahu. Diakui ibu tidak
terdapat penyulit saat persalinan.
RIWAYAT IMUNISASI
Waktu pemberian
bulan Booster (tahun)
imunisasi
0 1 2 3 4 5 6 9 15 18 2 6 12
Hepatitis B I II III IV
Polio I II III IV
BCG I
DTP I II III
Hib
PCV
Rotavirus
Influenza
Campak I
MMR
Tifoid
Hepatitis A
Japanese encephalitis
• Riwayat Nutrisi
– Usia 0 sampai 6 bulan : ASI eksklusif
– Usia 6 sampai sekarang. : ASI + bubur spring
normotia +/+, secret -/-, serumen -/-, cekung +/+, konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-
membran timpani utuh +/+ Bentuk normal, sianosis (-), sariawan (-),
septum deviasi (-), sekret (-), concha mukosa merah muda
hiperemis (-) Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Inspeksi : bentuk dada normal, simetris kanan dan
kiri, retraksi sela iga (-) Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : pergerakan dada simetris kanan dan kiri, Palpasi : ictus cordis teraba pada linea
vocal fremitus simetris kanan dan kiri, massa (-) midclavicularis kiri ICS 4
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru Auskultasi : Bunyi jantung I & II murni
Auskultasi : suara nafas bronkovesikular, rhonki -/-, reguler, murmur (-), gallop (-).
wheezing -/-
normotonus, tidak ada deformitas, capillary Inspeksi : datar, lesi (-), massa (-)
refill time < 2 detik Auskultasi : bising usus (+) normoperistaltik
Palpasi : hepar dan lien tidak membesar,
turgor kulit kembali lambat
Perkusi : Timpani di seluruh lapang
abdomen
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin
17-03-2019
Hematologi
Leukosit : 8,1 . 103 µ/L
Hemoglobin : 11,5 gr/dl
Hematokrit : 24,7 gr%
MCV : 72,7 fl
MCH : 24,1 pg
MCHC : 33.1 g/dl
Trombosit : 266 ribu
RESUME
An.K usia 11 bulan, mencret sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Mencret >10x/hari,
Sebanyak ± setengah gelas belimbing tiap mencret, konsistensi cair, Ampas (+) kuning, Lendir
(-), Darah (-). Muntah(+) 4x SMRS, muntah makanan dan cairan. Demam (+) sejak mencret
muncul,terus menerus, muncul mendadak, langsung tinggi. Anak tampak lemah dan malas
menetek.
DIAGNOSIS
• Ad
fungsion
• Ad am
vitam
• Ad
sanation
am
• BONAM
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
ETIOLOGI
• Virus
• Parasit
• Infeksi
• Cacing
• Jamur
• Infeksi ekstra usus
• Karbohidrat
• Malabso
• Lemak
rpsi
• Protein
• Keracun
an
• Makanan kaleng
makana
n
• Malnutri
si
EPIDEMIOLOGI
• Di dunia sebanyak
6 juta meninggal
setiap tahunnya,
sebagian besar di
negara
• Salah satu berkembang • 17% kematian anak di
penyebab kematian dunia
dan kesakitan • 42% kematian bayi
tertinggi pada anak, (riskesdas, 2007)
terutama usia < 5 • 25,2% kematian usia 1-4
tahun tahun
•Diar
e
CARA PENULARAN
Finger
Food
Flies
Faeces
Fluid
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS
• Ganggu
an
osmoti
k Mekanisme dasar
• Gangg
uan
sekres
i
• Gangguan
motilitas
usus
MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinik Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera
Masa tunas 17-72 jam 24-48 jam 6-72 jam 6-72 jam 6-72 jam 48-72 jam
Panas + ++ ++ - ++ -
Nyeri kepala - + + - - -
Lamanya sakit 5-7 hari > 7 hari 3-7 hari 2-3 hari variasi 3 hari
MANIFESTASI KLINIS
Sifat tinja Rotavirus Shigella Salmonella ETEC EIEC Kolera
Frekuensi 5-10 x/hr > 10 x/hr sering sering sering terus menerus
Darah - ± kadang - + -
Leukosit - + + - - -
• Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang mendukung, dan terapi antimikrobial
jika diindikasikan sangat baik dengan
• apabila ibu sudah dapat/sanggup membuat/memberikan oralit kepada anak dengan cukup
walaupun diare masih berlangsung dan diare bermasalah atau dengan penyakit penyerta sudah
diketahui dan diobati pulang
KESIMPULAN
Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak di negara
yangsedang berkembang termasuk di Indonesia. Diare didefinisikan sebagai peningkatan dari
frekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya.
Secara garis besar, diare dibagi menjadi diare akut dan diare kronis atau persisten.
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju. Sebagian besar disebabkan oleh rotavirus sehingga bersifat self-limiting dan hanya perlu
diperhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit. Bila ada tanda dan gejala diare akut karena infeksi
bakteri dapat diberikan terapi antimikrobial secara empirik, yang kemudian dapat dilanjutkan dengan
terapi spesifik sesuai dengan hasil kultur. Pengobatan simtomatik dapat diberikan karena efektif dan
cukup aman bila diberikan sesuai dengan aturan. Prognosis diare akut infeksi bakteri baik, dengan
morbiditas dan mortalitas yang minimal. Pencegahannya dapat dilakukan dengan higiene dan sanitasi
yang baik.