Anda di halaman 1dari 9

PENGUKURAN

DAN PENILAIAN
AKUN-AKUN
NERACA
MADE VEDHI SUPRAYANA BASKARA (1633122019)
KETUT ARDANA (1633122020)
M. BIMAA GHOFAROLII ROBBII (1733122052)
TUJUAN PENILAIAN
Penilaian merupakan penentuan jumlah rupiah
yang harus dilekatkan pada suatu pos aset pada
saat akan dilaporkan ayau disajikan dalam
statemen keuangan pada tanggal tertentu.
 Tujuan penilaian aset adalah mempresentasikan
atribut pos-pos aset yang berpaut dengan tujuan
pelaporan keuangan dengan menggunakan basis
penilaian yang sesuai.
 Tujuan penilaian kewajiban adalah menentukan
jumlah rupiah pengorbanan sumber ekonomik (kas)
pada saat tertentu seandainya pada saat tersebut
kewajiban harus dilunasi.
MAKNA DAN DASAR PENILAIAN
Hendriksen dan Van breda membahas konsep dasar
penilaian aset untuk tujuan pelaporan keuangan dari
dua dimensi yaitu arah aliran aset dan waktu. Basis
pengukuran untuk menilai aset yang paling valid adalah
harga atau nilai pertukaran. Nilai pertukaran dijadikan
basis karena dianggap objektif sehingga memenuhi
kualitas keterandalan informasi. Nilai pertukaran itu
sendiri dapat dipandang dari dua sisi yaitu:
 Pertukaran dalam pemerolehan aset (nilai masukan),
terdiri atas kos historis, kos pengganti dan kos harapan.
 Pertukaran dalam pemanfaatan aset (nilai keluaran),
terdiri atas harga jual masa lalu, harga jual sekarang,
dan nilai terealisasi harapan.
PENILAIAN DAN KRITERIA HUTANG
Jika pengukuran mengacu pada penentuan nilai
keharusan sekarang pada saat terjadinya, penilaian
mengacu pada penentuan nilai keharusan sekarang
pada setiap saat terjadinya kewajiban sampai
dilunasinya kewajiban. Makin mendekati saat jatuh
tempo, nilai kewajiban akan makin mendekati nilai
nominal. Kohler menyatakan bahwa hutang adalah
suatu jumlah yang harus dibayar dalam bentuk uang,
barang atau jasa khususnya hutang yang memiliki
kriteria sebagai berikut:
 Terjadi atau telah terjadi.
 Terjadi pada suatu saat tertentu di masa mendatang.
 Terjadi karena tidak dilaksanakannya suatu tindakan di
masa yang akan datang.
Secara umum interpretasi terhadap terjadinya utang
cenderung pada konsep ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan. Namun menurut Kohler, utang dapat terjadi
karena beberapa faktor antara lain:
 Kewajiban legal atau kontrak (contractual liabilities),
hutang yang timbul karena adanya ketentuan formal
berupa peraturan hukum untuk membayar kas atau
menyerahkan barang (jasa) kepada entitas tertentu.
 Kewajiban konstruktif (constructive liabilities), kewajiban
konstruktif timbul karena kewajiban tersebut sengaja
diciptakan untuk tujuan atau kondisi tertentu, meskipun
secara formal tidak dilakukan melalui perjanjian tertulis
untuk membayar sejumlah tertentu di masa yang akan
datang.
 Kewajiban ekuitabel (equitable liabilities), kewajiban
ekuitabel adalah hutang yang timbul karena adanya
kebijakan yang diambil oleh perusahaan karena alasan
moral atau etika dan perlakuannya diterima oleh praktik
secara umum.
PENGUKURAN HUTANG
Pengukuran merupakan proses pemberian atribut nilai
pada hutang. Secara umum hutang akan diukur sebesar
nilai sekarang dari hutang tersebut yang merupakan
jumlah uang yang harus dibayarkan untuk melunasinya
sekarang. Untuk tujuan pengukuran, baik hutang lancar
maupun tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi tiga
jenis, yaitu:
 Hutang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh, hutang
wesel atau obligasi.
 Hutang yang jumlahnya harus diestimasi. Dilihat dari
kepastiannya, hutang ini pasti terjadi namun jumlahnya
belum diketahui secara pasti. Contoh, hutang garansi.
 Hutang bersyarat yaitu suatu hutang yang akan muncul
jika terjadi kejadian lain. Contohnya perusahaan dituntut
dipengadilan oleh perusahaan lain.
Perusahaan akan berkewajiban membayar uang jika
pengadilan memenangkan perusahaan yang menuntut
tersebut. Tingkat kemungkinan timbulnya hutang
bersyarat dapat dibagi menjadi:
 Probable, Tingkat kemungkinannya sangat tinggi
dan bahkan dapat dikatakan hampir pasti.
Jika jumlah hutangnya dapat di estimasi dengan handal
maka hutang ini dicatat, jika jumlahnya sulit di estimasi
maka, keberadaan hutang ini di ungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
 Reasonable possible, Kemungkinan terjadinya hutang
ini adalah 50% atau dapat terjadi dapat pula tidak. Jika
kondisinya demikian, cukup diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan.
 Remote, Kemungkinan terjadinya sangat kecil sehingga
tidak perlu dicatat dan dilaporkan, kecuali untuk hutang
jaminan pembayaran hutang walaupun tingkat
kemungkinan terjadinya kewajiban kecil tetapi harus
diungkap dalam catatan atas laporan keuangan.
KENDALA PENGUKURAN
Kendala pengukuran Hutang dapat dilihat dari konsep
konservatisme. Konsep konservatisme sebagai
preferensi terhadap metode-metode akuntansi yang
menghasilkan nilai paling rendah untuk aset dan
pendapatan di satu sisi, dan menghasilkan nilai
paling tinggi untuk utang dan biaya, di sisi lain. Atau
dengan kata lain, konservatisme menghasilkan nilai
buku ekuitas yang paling rendah. Berdasarkan
definisi tersebut, maka praktik konservatisme
akuntansi sering memperlambat atau menunda
pengakuan pendapatan yang mungkin terjadi, tapi
mempercepat pengakuan biaya yang mungkin terjadi.
Sementara itu, dalam penilaian aset dan utang, aset
dinilai pada nilai yang paling rendah dan sebaliknya,
utang dinilai pada nilai yang paling tinggi. Hal inilah
yang menjadi dasar mengapa konservatisme
merupakan salah satu kendala pengukuran.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai