Bursa efek (pasar modal) yang terbesar di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang dikenal sebagai Jakarta Stock Exchange (JSX). Sekuritas yang diperdagangkan di BEJ adalah saham preferen, saham biasa, dan obligasi konvertibel. •Periode Pertama (1912-1942): Periode Jaman Belanda •Periode Kedua (1952-1960): Periode Orde Lama •Periode Ketiga (1977-1988): Periode Orde Baru •Periode Keempat (1988-1995): Periode bangun dari tidur yang panjang •Peride Kelima (Mulai 1995): Periode Otomisasi •Periode Keenam (Mulai Agustus 1997): Krisis Moneter. Pada tahun 1990 melalui Keputusan Presiden No. 53 tahun 1990 merubah BAPEPAM sebagai Badan Pengawas Pasar Modal yang fungsinya hanya sebagai pembuat regulasi, pengorodinasi semua bursa-bursa pasar modal yang ada di Indonesia dan pengawas jalannya pasar modal. 1. Persiapan untuk Going Public 2. Registrasi di BAPEPAM 3. Pencatatan di Bursa 4. Pelaporan yang Diwajibkan Transaksi perdagangan di BEJ menggunakan order driven market system dan sistem lelang kontinyu. Dengan order driven market system berarti pembeli dan penjual sekuritas yang ingin melakukan traansaksi harus melalui broker. Dengan sistem lelang kontinyu maksudnya harga transaksi ditentukan oleh penawaran dan permintaan dari investor. Diperlukan untuk mengamati pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas.
IHSGt = Nilai Pasar / Nilai Dasar x 100%
Rumus untuk menyesuaikan nilai dasar adalah sebagai berikut.
NDB = NPL + NPTS / NPL x NDL
NDB : nilai dasar baru yang
disesuaikan. NPL : nilai pasar lama. NPTS : nilai pasar tambahan saham. NDL : nilai dasar lama. Setelah transaksi perdagangan terjadi di lantai bursa, pekerjaan selanjutnya pekerjaan administrasi, pembayaran dan penerbitan sertifikat kepemilikan. Proses penyelesaian pekerjaan ini disebut dengan kliring dan perusahaan yang dipercaya untuk menanganinya adalah PT Kliring Pinjaman Efek Indonesia (KPEI).