Obat Antipsikotik
pembimbing:
dr. Victor Elizer Sp.KJ
Disusun oleh :
Nur azizah el aminy, S.ked, Siska Meilisa,S.ked, Desi Dwi Putri, S.ked
Latar Belakang
Farmakodinamik: efek pada susunan saraf pusat, sistem otonom dan sistem
endokrin. antipsikotik menghambat berbagai reseptor diantaranya dopamine,
reseptor α-adrenergik, muskarinik, histamine H1 dan reseptor serotonin 5HT2
dengan afinitas yang berbeda.
Farmakokinetik: kebanyakan antipsikotik diabsorbsi sempurna,
sebagian diantaranya mengalami metabolisme lintas pertama.
Bioavailabilitas CPZ dan tioridazin berkisar antara 25-35%, sedangkan
haloperidol mencapai 65%. Kebanyakan antipsikotik bersifat larut
dalam lemak dan terikat kuat dengan protein plasma (92-99%), serta
memiliki volume distribusi besar (lebih dari 7 L/kg). Metabolit CPZ
ditemukan di urin sampai beberapa minggu setelah pemberian obat
terakhir.
Efek samping: batas keamanan CPZ cukup lebar, sehingga obat ini
cukup aman. Efek samping umumnya merupakan perluasan efek
farmakodinamiknya. Gejala idiosinkrasi mungkin timbul, berupa ikterus,
dermatitis dan leukopenia. Reaksi ini disertai eosinofilia dalam darah
perifer.
Sediaan :
• tablet 25 mg dan 100 mg. larutan suntik 25 mg/ml. Larutan CPZ dapat
berubah warna menjadi merah jambu oleh pengaruh cahaya.
• Perfenazin
Tersedia sebagai obat suntik dan tablet 2, 4 dan 8 mg.
• Tioridazin
Tersedia dalam bentuk tablet 50 dan 100 mg
• Flufenazin
Tersedia dalam bentuk tablet HCL 0,5 mg. Masa kerja flufenazin cukup
lama sampai 24 jam.
HALOPERIDOL
Haloperidol berguna untuk menenangkan keadaan mania pasien
psikosis. Reaksi ekstrapiramidal timbul pada 80% pasien yang diobati
haloperidol.
Sediaan: tersedia dalam bentuk tablet 0,5 mg dan 1,5 mg. Selain itu
juga tersedia dalam bentuk sirup 5 mg/100 ml dan ampul 5 mg/ml.2
DIBENZOKSAZEPIN
Loksapin memiliki efek antiemetik, sedatif, antikolinergik dan
antiadrenergik.
Farmakodinamik: obat ini mewakili golongan antipsikotik yang baru
dengan rumus kimia yang berbeda dengan fenotiazin, butirofenon,
tioksanten dan dihidroiodolon. Namun sebagian besar efek
farmakologisnya sama.
• Efek Samping:
• Granulositopeni, agranulositosis, trombositopeni, eosinofilia, leukositosis,
leukemia.
• Ngantuk, lesu, lemah, tidur, sakit kepala, binggung, gelisah, agitasi,
delirium.
• Mulut kering atau hipersalivasi, penglihatan kabur, takikardi, postural
hipotensi, hipertensi, dsb.
Kontra Indikasi :
• Adanya riwayat toksik/hipersensitif
• Gangguan fungsi sumsum tulang
• Epilepsi yang tidak terkontrol
• Psikosis alkoholik dan psikosis toksis lainnya
• Intoksikasi obat
• Koma
• Kollaps SSP
• Gangguan jantung dan jiwa berat
• Gangguan liver2
RISPERIDON
Farmakodinamik : risperidon yang merupakan derivat dari
benzisoksazol mempunyai afinitas yang tinggi terhadap reseptor
serotonin (5HT2), dan aktifitas menengah terhadap reseptor dopamin
(D2) alfa 1 dan alfa 2 adrenergik dan reseptor histamin. Aktifitas
antipsikotik diperkirakan melalui hambatan terhadap reseptor
serotonin dan dopamin.
Farmakokinetik : Boiavaibilitas oral sekitar 70%, volume distribusi 1-2
l/kg. Di plasma risperidon terikat dengan albumin dan alfa 1
glikoprotein plasma sekitar 90%. Risperidon secara intensif di
metabolisme di hati oleh enzim CYP 2D6 menjadi metabolitnya 9-
hidroksirisperidon dan metabolitnya di eliminasi lewat urin dan
sebagian kecil lewat feses.
Indikasi : Indikasi risperidon adalah untuk terapi skizofrenia baik untuk
gejala negatif maupun positif . Disamping itu di indikasikan pula untuk
gangguan bipolar,depresi dengan ciri psikosis dan tourette syndrome.
Sediaan : Risperidon tersedia dalam bentuk tablet 1mg 2mg dan 3 mg,
sirup dan injeksi (long-lasting-injection) 50mg/ml.
OLANZAPIN
Farmakodinamik : Olanzapin merupakan derivat tienobenzodiazepin,
struktur kimianya mirip dengan klozapin. Olanzapin memiliki afinitas
terhadap resptor dopamin (D2,D3,D4 dan D5), reseptor
serotonin(5HT2), Muskarinik, histamin (H1) dan reseptor alfa1.
Sediaan : Olanzapin tersedia dalam bentuk tablet 5mg, 10mg dan vial
10mg.
QUETIAPIN
Farmakodinamik : Obat ini memiliki afinitas terhadap reseptor
dopamin (D2), serotonin (5HT2), dan bersifat agonis parsial terhadap
reseptor serotonin 5HT1A yang diperkirakan mendasari efektifitas obat
ini untuk gejala postif maupun negatif skizofrenia.