Anda di halaman 1dari 20

BENJAMIN CHRISTOPHER 041711333145

REYNARD MICHAEL 041711333146


INDRAWAN WIJAYA 041711333229
BONIFASIUS RICARDO 041711333241
 Etika adalah perangkat prinsip moral atau nilai.
Perangkat nilai tersebut antara lain: kejujuran,
integritas, loyalitas, keadilan, dll

 Alasan yang mendasari diperlukannya perilaku


profesional yang tinggi pada setiap profesi adalah
kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas
jasa yang diberikan profesi.

 Cara akuntan publik mewujudkan perilaku profesional


antara lain dengan adanya pernyataan standar
auditing yang berlaku umum, pengendalian mutu,
Kode Etik Akuntan Indonesia yang ditetapkan oleh
IAI,dll.
 Cara untuk mendorong para akuntan publik agar
berperilaku benar untuk melaksanakan profesinya
dengan standar mutu yang tinggi

 Kode perilaku profesional terdiri dari:


 1. Prinsip-prinsip, yaitu standar ideal dari perilaku etis
 2. Peraturan perilaku, standar minimum perilaku etis
yang ditetapkan dan merupakan keharusan.
 3. Interpretasi, bukan merupakan keharusan, namun
harus dipahami.
 4. Ketetapan etika, penjelasan dan jawaban yang
diterbitkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
peraturan mengenai perilaku
 Cara pandang yang tidak memihak dalam
pelaksanaan pengujian, evaluasi hasil
pemeriksaan, dan penyusunan laporan audit.

 Macam independensi:
 1. independensi dalam kenyataan (independence
in fact), bila dalam kenyataannya auditor mampu
mempertahankan sikap yang tidak memihak
sepanjang pelaksanaan auditnya.
 2. independensi dalam penampilan (independence
in appearence), adalah hasil interpretasi pihak lain
mengenai independensi ini.
 Integritas: auditor akan bertindak jujur, tegas,
dan sesuai dengan pedoman aturan serta
mentaati hukum yang berlaku

 Objektivitas, auditor akan bertindak adil, tanpa


dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak
tertentu atau kepentingan pribadi.
 Anggota dalam praktek publik tidak
dibenarkan mengungkapkan semua informasi
rahasia klien tanpa ijin khusus dari klien.
Terdapat empat pengecualian yang berkaitan
dengan tanggung jawab yang lebih penting
dari sekedar mempertahankan hubungan
rahasia dengan klien yaitu :
 Kewajiban sehubungan dengan standar teknis
 Dakwaan pengadilan
 Penelaahan sejawat
 Tanggapan kepada divisi etik
 Anggota tidak boleh membuat imbal jasa
bersyarat untuk setiap jasa profesional atau
menerima ongkos dari klien yang anggota atau
perusahaannya juga melakukan:
 1. audit atau review laporan keuangan.
 2. kompilasi laporan keuangan.
 3. pemeriksaan atas laporan keuangan
prospektif.
 Anggota tidak akan melakukan tindakan yang
mendatangkan aib bagi profesinya Interpretasi
dari tindakan yang mendatangkan aib diatas
adalah sebagai berikut :
 Menahan catatan klien setelah mereka meminta
 Melakukan diskriminasi berdasarkan ras, warna
kulit, agama, jenis kelamin dan lainnya
 Jika melakukan audit atas badan pemerintah yang
prosedurnya lain dari GAAS , auditor tidak
mengikuti keduanya kecuali dinyatakan dan
beserta alasannya pada laporan
 Anggota tidak dibenarkan untuk mencari klien
dengan memasang iklan atau mengajukan
penawaran lainnya yang bersifat mendustai,
menyesatkan, atau menipu. Penawaran yang
menggunakan pemaksaan, desakan yang
berlebihan, atau hasutan dilarang oleh etika
perilaku.
 Anggota dalam praktik publik tidak
diperkenankan merekomendasikan atau
mereferensi produk jasa pihak lain bagi klien
demi untuk memperoleh komisi, atau
merekomendasikan produk atau jasa yang
disediakan oleh klien demi memperoleh
komisi.
 Anggota dapat membuka praktik akuntansi
publik hanya dalam bentuk perusahaan
perorangan, persekutuan, atau perseroan
profesional yang ciri-cirinya sesuai dengan
ketentuan dewan. Anggota tiak diperkenankan
membuka praktik akuntan publik dengan
nama yang menyesatkan.
 Kewajiban hukum auditor kepada klien adalah
mencegah penipuan dan/atau pelanggaran
kontrak yang bisa mempengaruhi hasil-hasil
pekerjaan.

 Auditor hanya menjamin itikad baik dan


integritas dan bertanggung jawab atas
kecerobohan , itikad buruk atau ketidak jujuran
dan auditor terbebas dari kerugian akibat
kekeliruan dalam pertimbangan. ( Prudent
Person Concept)
 Kewajiban terhadap klien timbul karena
kegagalan untuk melaksanakan tugas audit
sesuai waktu yang disepakati, pelaksanaan
audit yang tidak memadai, gagal menemukan
kesalahan, dan pelanggaran kerahasiaan oleh
akuntan publik.
 Tidak adanya kewajiban melaksanakan pelayanan,
dalam hal ini tidak dinyatakan dalam surat
penugasan/kontrak.

 Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan kerja ,


mengklaim bahwa auditor telah mengikuti GAAS .

 Kelalaian kontribusi, dalam hal ini menjamin jika


klien melakukan kewajiban/tindakan tertentu
,tidak akan terjadi kerugian

 Ketiadaan hubungan timbal balik, antara


pelanggaran auditor terhadap standar
kesungguhan dengan kerugian yang dialami klien
 A. Doktrin ultramares, Kewajiban dapat timbul
jika pihak ketiga primary beneficiary atau orang
yang harus diberikan informasi audit

 B. Pemakai yang dapat diketahui sebelumnya,


orang yang mengandalkan keputusannya pada
laporan keuangan .

 C. Foreseeable user’s, pemakai yang dapat


diketahui lebih dahulu mempunyai hak yang sama
dengan pemakai laporan keuangan yang
mepunyai hubungan kontrak .
 A. Securities Act tahun 1933, Peraturan
membolehkan pihak ketiga menggugat auditor
jika laporannya menyesatakan dan tidak
mempunyai beban pembuktian hal tersebut,
sementara auditor dapat membela jika audit telah
memadai dan pemakai laporan tidak menderita
kerugian .

 B. Securities Exchange Act tahun 1934, persyaratan


penyampaian laporan tahunan setiap perusahaan
yang sahamnya diperdagangkan di bursa. Akibat
tuntutan ini SEC dapat mencabut ijin praktek dari
KAP yang yang melakukan kesalahan.
 C. Racketeer Influenced and Corrupt
Organization Act 1970, peraturan ini ditujukan
untuk kriminalitas tetapi auditor sering
dituntut berdasarkan peraturan ini .

 D. Foreign Corrupt Practice Act tahun 1977,


larangan pemberian uang suap kepada pejabat
di luar negeri untuk mendapatkan pengaruh
dan mempertahankan hubungan usaha
 AICPA dan profesi mengurangi resiko terkena
sanksi hukum dengan langkah-langkah
berikut:
 Penetapan standar dan aturan.
 Melawan tuntutan hukum
 Pendidikan bagi pemakai laporan
 Memberi sanksi kepada anggota karena hasil
kerja yang tak pantas
 Perundingan untuk perubahan hukum .
 Dalam meringankan kewajibannya auditor
dapat melakukan langkah-langkah berikut :
 Hanya berurusan dengan klien yang memiliki
integritas
 Mempertahankan independensi
 Memahami usaha klien
 Melaksanakan audit yang bermutu
 Mendokumentasika pekerjaan secara memadai
 Bersikap skeptis dan profesional untuk
mencegah kelalaian

Anda mungkin juga menyukai